TOPIK 1:
Keselamatan Kerja
PENGANTAR
Kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga. Kecelakaan
kerja terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja. Oleh karena itu,
lahirlah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang menyatakan bahwa cara
menanggulangi kecelakaan kerja dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau
mengadakan pengawasan yang tepat. Dengan alasan tersebut, maka penting sekali bagi
peserta didik untuk mempelajri materi terkait dengan keselamtan dan kesehatan kerja ini,
karena pada dasarnya, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mencari dan mengungkapkan
kelemahan serta kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan kerja.
A. KOMPETENSI DASAR
1
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Memahami pengertian keselamatan dan kesehatan kerja serta pentingnya penerapan K3
pada kehidupan sehari-hari di dunia industri
2. Menemukan jenis-jenis kecelakaan kerja serta akibat dari kecelakaan kerja tersebut.
3. Menyimpulkan langkah-langkah dalam pencegahan kecelakaan kerja dan pemberian
tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
4. Mendemontrasikan salah satu tindakan pemberian pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K).
E. URAIAN MATERI
2
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
2. Pentingnya Penerapan K3
Beberapa hal yang mendasari pentingnya implementasi K3 pada saat sedang
melakukan pekerjaan di bidang perhotelan atau jasa pariwisata, antara lain sebagai
berikut.
a. Banyaknya angka kecelakaan kerja yang terjadi di dunia kerja.
b. Kurangnya standar kerja yang terdapat di suatu perusahaan.
c. Kerugian yang dapat ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan kerja.
d. Daya saing pasar global suatu negara ditentukan oleh tingkat kecelakaan kerja yang
terjadi dinegara tersebut. Semakin tinggi tingkat kecelakaan kerja yang terjadi di
suatu negara, semakin rendah daya saing negara tersebut di pasar global.
e. Masih kurangnya kesadaran sebagian masyarakat termasuk kalangan dunia usaha
tentang pentingnya aspek K3.
f. K3 menjadi isu global yang memengaruhi perdagangan dan arus barang
antarnegara.
3
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
4
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
terjatuh, tertimpa benda jatuh, tertumbuk, terjepit, terkilir, terbakar, tersengat arus
listrik, terpapar radiasi/panas, dan terman makanan tercemar.
Kecelakaan kerja terjadi pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, leher,
badan, anggota gerak atas, dan anggota gerak bawah. Kecelakaan keria dapat
mengakibatkan seperti patah tulang, keseleo, memar dan luka dalam, luka bakar (arus
listrik, terbakar), luka buka, keracunan akut, dapat akibat makanan atau akibat racun
kimia, mati lemas, cacat fisik, terkena paparan radiasi, dan kekurangpekaan pancaindra
terhadap sesuatu.
9) Kurang terampil.
10) Menjalankan pekerjaan tanpa kewenangan.
Adapun kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Mesin/peralatan yang digunakan pada saat melakukan pekerjaan, antara lain:
a. Peralatan tidak layak pakai, rusak atau tidak aman
b. Pisau tumpul/ tidak tajam
c. Peralatan tidak bersih saat digunakan, dan
d. Penggunaan alat yang sama untuk proses yang berbeda
2. Bahan-bahan yang digunakan saat melakukan pekerjaan, antara lain:
a. Tertukar antara bahan makan dengan bahan lain (additive), dan
b. Jumlah bahan additive yang digunakan berlebihan.
3. Lingkungan yyang tidak aman, baik berasal dari fasilitas fisik, kimia, biologis, atau
mikrobiologis, antara lain:
a. Ada api di tempat penyimpanan bahan yang mudah terbakar
b. Lantai licin atau terpapar minyak
c. Air dan aliran listrik berdekatan
6
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
Menurut H.W.Heinrich penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui adalah 88%
dari perilaku yang tidak aman dana 10% dari kondisi lingkungan yang tidak aman atau
kedua hal tersebut terjadi secara bersamaan. Oeh karena itu, untuk mencegah perilaku
yang tidak aman dan memeperbaiki kondisi lingkungan yang tidak maan, diperlukan
pelaksanaan pelatihan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
d. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan yang lebih baik diberikan
(misalnya, dari dokter atau rumah sakit).
e. Membantu mencarikan pertolongan lebih lanjut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2008 dinyatakan bahwa pengusaha wajib menyediakan petugas P3K
dan fasilitas P3K di tempat kerja. Petugas P3K yang dimiliki harus memiliki kriteria
berikut:
a. Bekerja di perusahaan bersangkutan.
b. Sehat jasmani dan rohani.
c. Bersedia ditunjuk sebagai petugas P3K.
d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar P3K yang dibuktikan melalui
sertifikat.
Fasilitas P3K yang harus dimiliki, antara lain sebagai berikut:
a. Ruang P3K.
b. Kotak P3K.
c. Alat evakuasi dan alat transportasi.
d. Fasilitas tambahan seperti alat pelindung diri dan alat pelindung khusus lainnya.
8
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
kering, rasa sakit yang amat, atau tidak terasa sakit samas terjadi kerusakan
saraf yang berat.
9
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
3) Jangan letakkan bantal di bawah kepala, tetapi letakkan di kiri kanan kepala
untuk menjaga agar leher tidak bergerak.
F. LATIHAN/TUGAS/KASUS
1. Latihan
a. Di hotel, memasak merupakan bagian atau divisi yang penting. Dapur yang ada di
hotel merupakan dapur khusus dengan peralatan yang telah memenuhi standar.
Namun demikian, kecelakaan di dapur hotel bisa saja terjadi. Menurut Anda, apa
yang harus dilakukan agar tidak terjadi kecelakaan saat memasak? Lalu,
perlengkapan apa yang harus dipakai? Tulislah pendapat Anda.
2. Tugas
a. Carilah artikel/ berita di media massa/ elektronik atau internet tentang kecelakaan
kerja di suatu hotel atau jasa pariwisata!
b. Kemudian, cari tahu beberapa hal berikut:
1) jenis kecelakaan apa saja yang dialami oleh tempat kerja tersebut
2) apa penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut
3) kerugian apa saja yang ditimbulkan dari kecelakaan kerja tersebut
4) apa yang harus dlakukan oleh perusahaan agar tidak terjadi kecelakaan kerja
tersebut? jelaskan pendapatmu!
c. Tuliskan jawabanya dengan cara di ketik rapi, serta lampirkan artikel/berita yang
ditemukan!
3. Kasus
Pada suatu hari, di tempat kerja ada temanmu yang pingsan. Cobalah berikan tindakan
pertolongan pertama pada orang tersebut!
10
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
TOPIK 2:
PENGANTAR
Kebakaran di suatu perusahaan pasti tidak diinginkan, baik itu oleh pengusaha
maupun pihak tenaga kerja. Bagi tenaga kerja, kebakaran yang terjadi di tempat mereka
bekerja dapat menjadi penderitaan dan malapetaka, khususnya bagi mereka yang
mengalami kecelakaan. Dan kebakaran akan mengakibatkan mereka kehilangan nafkah
pencarian sekalipun mereka tidak mengalami cendera. Selain itu kebakaran juga berakibat
hilangnya segala hasil usaha dengan susah payah dengan relative singkat. Berdasarkan hal
tersebut, Penting sekali bagi peserta didik untuk mempelajari bagaimana cara pencegahan
dan penanggulangan jika kebakaran terjadi di tempat kerja.
A. KOMPETENSI DASAR
11
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Memahami bagaimana proses terjadinya kebakaran, jenis-jenis kebakaran, serta faktor
penyebab terjadinya kebakaran.
2. Merinci langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terjadinay kebakaran
3. Menyimpulkan tahapan penanganan bila terjadi kebakaran serta mengenali jenis-jenis
alat pemadam api ringan
4. Menganalisis langkah-langkah penyelamatan jika kebakaran terjadi.
E. URAIAN MATERI
3. Jenis-Jenis Kebakaran
Berdasarkan jenis bahan yang terbakar, kebakaran dibedakan sebagai berikut:
a. Kebakaran Golongan A adalah kebakaran yang disebabkan oleh bahan padat yang
mudah terbakar, misalnya kayu, kain, karet, kertas, dan plastik.
b. Kebakaran Golongan B adalah kebakaran yang disebabkan oleh bahan mudah terbakar
berwujud cair dan gas, misalnya bensin, oli, cat lilin, dan plastik cair.
c. Kebakaran Golongan C adalah kebakaran yang disebabkan oleh Natural Gas/PG,
propane, hidrogen, butane, dan sumber listrik,
d. Kebakaran Golongan D adalah kebakaran yang disebabkan oleh kelompok logam yang
mudah terbakar seperti sodium, magnesium, dan potassium.
e. Kebakaran yang disebabkan oleh faktor lainnya seperti minyak goreng, lemak, dan
kelompok minyak yang digunakan untuk pengolahan makanan lainnya.
4. Penyebab Kebakaran
Faktor penyebab kebakaran dapat disebabkan oleh dua hal pokok, yaitu manusia dan
alam.
a. Faktor Manusia
1) Terbatasnya pengetahuan tentang kebakaran.
2) Kelalaian manusia, misalnya membuang sumber api (bahan yang dapat menyulut
terjadinya api) sembarangan atau membakar limbah yang mengandung bahan
mudah meledak tabung bekas hair spray, dan tabung bekas lainnya yang
mengandung gas).
3) Kesengajaan.
b. Faktor Alam atau Lingkungan
1) Tersambar halilintar atau petir.
2) Reaksi antara bahan kimia sehingga menimbulkan api.
3) Akumulasi listrik statis pada material, telepon selular.
5. Penanganan Kebakaran
Kecelakaan kebakaran di hotel dapat terjadi di berbagai tempat di hotel, seperti di
dapur ataupun di kamar-kamar hotel. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
pencegahan dan penanganan kebakaran di hotel, antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi faktor potensi bahaya kebakaran secara berkala. B
13
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
b. Analisis tingkat akibat yang ditimbulkan oleh faktor potensi bahaya (ringan, sedang,
berat, atau sangat serius) jika terjadi kebakaran, berdasarkan pembobotannya.
c. Pemberian informasi tentang seluk-beluk kebakaran, akibat dan cara penanganannya.
d. Penerapan peraturan/disiplin saat bekerja di area pengolahan makanan.
e. Latihan cara penanggulangan kebakaran melalui beberapa pelatihan berikut:
1) Pelatihan penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
2) Pelatihan cara pemadaman api dengan APAR
3) Pelatihan cara evakuasi karyawan.
4) Pelatihan cara penanganan korban.
5) Pelatihan cara penyelamatan aset penting perusahaan
14
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
Tindakan pencegahan/preventif
1. Memberikan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan
2. Menempatkan barang-barang yang mudah terbakar di tempat yang aman dan jauh dari
api
3. Tidak merokok dan melakukan pekerjaan panas di tempat barang-barang yang mudah
terbakar
4. Tidak membuat sambungan listrik sembarangan
5. Tidak memasang steker listrik bertumpuk-tumpuk
6. Memasang tanda-tanda peringatan pada tempat yang mempunyai resiko bahaya
kebakaran tinggi
7. Menyediakan apar ditempat yang strategis
8. Matikan aliran listrik bila tidak digunakan
9. Buang puntung rokok di asbak dan matikan apinya
10. Bila akan menutup tempat kerja, periksa dahulu hal-hal yang dapat menyebabkan
kebakaran
15
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
5. Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan identitas yang jelas
6. Amankan lokasi dan bantu kelancaran evakuasi (pengosongan gedung) dan bantu
kelancaran petugas pemadam
7. Beritahu penolong atau petugas pemadam tempat alat pemadam dan sumber air
8. Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda
Penyelamatan diri
1. Buat rencana penyelamatan diri, dengan menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari
setiap ruangan. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan
2. apakah pembatas ruangan akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan
diri.
3. Persiapkan petunjuk arah di pintu darurat.
4. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat
bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan
hidung dengan kain yang dibasahi.
5. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman. Pastikan
bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus
melalui jendela.
Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini
hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos
kobaran api.
16
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
c. APAR jenis C: digunakan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh bahan
terbaka berbentuk gas seperti Natural Gas/LPG, propana, hidrogen, butana, dan sumber
listrik.
d. APAR jenis D: digunakan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh bahan
terbaka dari berupa logam yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium, dan
potassium.
e. APAR jenis E: digunakan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh bahan
lainny D seperti minyak goreng, lemak, dan kelompok minyak lainnya.
F. LATIHAN/TUGAS/KASUS
1. Perhatikan gambar yang ada dalam tabel, kemudian isilah kolom yang kosong
dengan mengisi nama alat, dan kegunaannya!
No Gambar Kegunaan
17
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
2. Menurut Anda, apa yang harus Anda lakukan saat mengalami kecelakaan
kebakaran tersebut? Tuliskan pencegahan untuk menghindari kebakaran
tersebut agar tidak terjadi kembali!
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
18
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
Topik 3
Alat Pelindung Diri
PENGANTAR
Peserta didik akan mempelajari materi terkait pentingnya penerapan Alat Pelindung
Diri (APD) dalam melakukan pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk memberikan wawawasan
dalam mengurangi resiko kecelakaan dalam pekerjaan terutama di industry, karena alat
pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
A. KOMPETENSI DASAR
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Memahami definisi alat pelindung diri
2. merinci jenis-jenis alat pelindung diri.
3. Menyimpulkan fungsi dan kegunaan alat pelindung diri
4. Menerapkan penggunaan alat pelindung diri pada saat bekerja
19
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
E. URAIAN MATERI
21
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
22
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
Secara umum, alat pelindung telinga ada dua jenis, yaitu sumbat telinga dan penutup
telinga:
a. Sumbat Telinga (Ear Plug)
Sumbat telinga atau ear plug adalah alat pelindung telinga yang cara penggunaannya
dimasukkan pada liang telinga.
1) Spesifikasi Sumbat Telinga
a) Sumbat telinga yang baik adalah yang dapat menahan atau mengabsorpsi
bunyi atau suara dengan frekuensi tertentu saja, sedangkan bunyi atau
suara dengan frekuensi untuk pembicaraan (komunikasi) tetap tidak
terganggu.
b) Biasanya terbuat dari karet, plastik, lilin, atau kapas.
c) Harus mampu mereduksi suara frekuensi tinggi (4.000 dba) yang masuk
lubang telinga, minimal sebesar x-85 dba (x adalah intensitas suara atau
kebisingan di tempat kerja yang diterima olen tenaga kerha).
2) Cara Pemakaian Sumbat Telinga
a) Pilih ear plug yang terbuat dari bahan yang bisa menyesuaikan dengan
bentuk telinga. Biasanya terbuat dari karet atau plastik lunak.
b) Pilih bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bentuk dan ukuran dari seluruh
telinga pemakai.
c) Cek sumbat telinga, apakah secara fisik dalam keadaan baik (tidak rusak)
dan bersih.
d) Tarik daun telinga ke belakang, kemudian masukkan sumbat telinga ke
dalam lubang telinga hingga benar-benar menutup semua lubang telinga.
e) Gerak-gerakkan kepala ke atas, ke bawah, ke samping, ke kiri dan ke
samping kanan, buka dan mulut untuk memastikan bahwa sumbat telinga
terpakai secara sempurna
b. Penutup Telinga (Ear Muff)
Tutup telinga (ear muff) adalah alat pelindung telinga yang penggunaannya ditutupkan
pada seluruh daun telinga.
1) Spesifikasi Penutup Telinga
a) Penutup telinga terdiri atas sepasang (kiri dan kanan) cawan atau cup dan
sebuah sabuk kepala (head band).
b) Cawan atau cup berisi cairan atau busa (foam) yang berfungsi untuk
menyerap suara yang frekuensinya tinggi.
c) Pada umumnya, tutup telinga mampu mereduksi suara frekuensi 2.800-
4.000 hz sebesar 35-45 dba.
23
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
d) Tutup teling harus mereduksi suara yang masuk ke lubang telinga minimal
sebesar x-85 dba.
2) Cara Pemakaian Penutup Telinga
a) Pilih penutup telinga yang ukurannya sesuai dengan diameter atau lebar
daun telinga.
b) Pastikan bahwa posisi cawan atau mangkuk penutup benar-benar
melingkupi daun telinga, baik kiri maupun kanan. Bola belum pas (masih ada
bagian yang terbuka), sesuaikan dengan pengatur panjang dan pendeknya
pengikat kepala (head band).
c) Gerak-gerakkan kepala, ke atas, ke bawah, ke samping kiri dan ke samping
kanan, buka dan tutup mulut untuk memastikan bahwa sumbat telinga
terpakai secara sempurna.
3. Alat Pelindung Pernapasan (Respirator)
Alat pelindung pernapasan berfungsi memberikan perlindungan organ pernapasan
akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap, gas, fume, asap, mist,
kabut, kekurangan oksigen, dan sebagainya.
Berdasarkan fugsinya, alat pelindung pernapasan dibedakan atas respirator yang
berfungsi memurnikan udara (air purifiying respirator) dan respirator yang berfungsi
memasok oksigen atau udara (air suppliying respirator).
a. Respirator yang Memurnikan Udara
Respirator jenis ini dipakai bila pekerja terpajan bahan pencemar di udara (debu, gas,
uap, fume, mist, asap, fog) yang kadar toksisitasnya rendah. Prinsip kerja respirator ini
adalah membersihkan udara terkontaminasi dengan cara filtrasi, adsorpsi, dan absorpsi.
b. Respirator dengan Pemasok Udara atau Oksigen
1) Alat pelindung pernafasan ini tidak dlengkapi dengan filter, ataupun katrid dan
kanister yang mengandung bahan kimia.
2) Pasokan udara bersih atau oksigen, melindungi pekerja dari pemajanan bahan bahan
kimia yang sangat toksik. Konsentrasinya tinggi, mampu melindungi pekerja dari
kekurangan oksigen.
3) Pasokan udara ataupun oksigen dapat melalui silinder, tangki, atau kompresor yang
dilengkapi dengan regulator (pengukur tekanan).
4) Respirator dengan pasokan udara atau oksigen dibedakan menjadi:
a) Airline respirator
b) Air hose mask respirator, dan
c) Self-contained breathing appartus.
d)
24
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
5. Pakaian Pelindung
Fungsi pakaian pelindung untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuh dari kotoran,
debu, bahaya percikan bahan kimia, radiasi, panas, bunga api, ataupun api.
Ada dua jenis pakaian pelindung, yaitu sebagai berikut:
a. Apron, yang menutupi hanya sebagian tubuh pemakainya, mulai dari dada sampai lutut.
b. Overalls, yang menutupi seluruh bagian tubuh.
Spesifikasi dari macam-macam pakaian pelindung adalah sebagai berikut:
a. Pakaian pelindung dari kulit untuk tenaga kerja yang mengerjakan pengelasan
b. Pakaian pelindung untuk pemadam kebakaran.
c. Pakaian pelindung untuk pekerja yang terpajan radiasi tidak mengion.
25
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
F. LATIHAN/TUGAS/KASUS
Latihan
Jika kamu sebagai seorang koki, alat pelindung apa yang harus kamu pakai saat memasak di
dapur hotel atau restoran? Tuliskan juga fungsi dari masing-masing alat pelindung tersebut!
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
Tugas (Kelompok)
a. Carilah gambar berbagai bentuk dan fungsi Alat Pelindung Diri/ APD pada bidang
pekerjan di Industri Pariwisata dan Perhotelan dari berbagai media.
b. Semua gambar disusun dalam lembar kerja untuk didiskusikan
26
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
Topik 4
Kesehatan Kerja
Penting sekali bagi peserta didik untuk mempelajari materi terkait Kesahatan kerja,
karena Kesehatan kerja merupakan suatu aspek atau unsur kesehatan yang erat berkaiatan
dengan lingkungan kerja dan pekerjaan secara langsung ataupun tidak langsung dapat
mempengaruhi efisiensi produktivitas kerja para pegawai hotel. Kesehatan kerja dalah
bagian adri ilmu kesehatan/kedokteran yang mempelajari tentang usaha preventif dan
kuratif serta rehabilitatif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
faktor-faktor pekerjaan dan derajat kesehatan kerja ataupun penyakit umum.
A. KOMPETENSI DASAR
27
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Memahami definisi dan tujuan dari kesehatan kerja
2. mengidentifikasi persayaratan kesehatan kerja terutama di ruang hotel
3. menganalisis serta menyusun Program rencana penerapan kesehatan kerja
E. URAIAN MATERI
28
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
a) Untuk ruangan yang ber-AC harus memiliki lubang ventilasi minimal 15% dari luas
lantai.
b) Ruang ber-AC secara periodik harus dimatikan dan diupayakan mendapat
pergantian udara secara alamiah dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela
atau dengan kipas angin.
c) Membersihkan saringan atau filter udara AC secara periodik sesuai ketentuan
pabrik AC.
d. Gas Pencemar
Agar kandungan gas pencemar dalam ruangan tidak melebihi konsentrasi
maksimal, maka perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:
a) Pertukaran udara ruang diupayakan dapat berjalan dengan baik.
b) Ruang penting tidak berhubungan langsung dengan dapur.
c) Dilarang merokok di ruang manapun
d) Tidak menggunakan bahan bangunan yang mengeluarkan bau menyengat.
e. Mikroorganisme
Agar angka kuman atau mikroorganisme di dalam ruang tidak melebihi batas
persyaratan, per dilakukan beberapa tindakan sebagai berikut:
a) Karyawan yang menderita penyakit karena ditularkan melalui udara untuk
sementara waktu tidak boleh bekerja.
b) Lantai dibersihkan dengan antiseptik.
c) Memelihara sistem ventilasi agar berfungsi dengan baik.
d) Memelihara sistem AC sentral.
30
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
31
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
3) Dinding bersih dan berwarna terang, permukaan dinding yang selalu terkena
percikan air terbuat dari bahan yang kedap air.
4) Langit-langit kuat, bersih, berwarna terang, dan ketinggian minimal 2,50 m dari
lantai.
5) Atap kuat dan tidak bocor.
6) Luas jendela, kisi-kisi, atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6
kali luas lantai.
g. Adanya Toilet
Toilet wanita dan pria pada hotel terpisah. Setiap hotel harus memiliki toilet dengan
jumlah wastafel, jamban, dan peraturan yang sesuai dengan jumlah kamar hotel dan
ruangan lainnya.
h. Pengaturan Instalasi
Instalasi adalah penjaringan pipa atau kabel untuk fasilitas listrik, air limbah, air
bersih, telepon, dan lainlain yang diperlukan untukmenunjang kegiatan rutin di hotel.
Persyaratan instalasi adalah sebagai berikut:
1) Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah, dan air hujan
harus dapat menjamin keamanan sesuai dengan ketentuan teknis berlaku.
2) Bangunan yang lebih tinggi dari 10 m atau lebih tinggi dari bangunan lain di sekitar
harus dilengkapi dengan penangkal petir.
Tata cara pelaksanaan instalasi adalahsebagai berikut:
1) instalasi untuk masingmasing peruntukan sebaiknya menggunakan kode warna dan
label.
2) Diupayakan agar tidak terjadi hubungan silang dan aliran balik antara jaringan
distribusi air limbah dengan menggunakan air bersih sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Jaringan instalasi ditata sedemikian rupa agar memenuhi syarat estetika.
32
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan Perliggunaannya oleh tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya.
Adapun beberapa contoh penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut.:
a. Penyakit alergi atau hipersensitif, penyakit ini berupa rinitis, rinosinusitis, asma,
pneumonitis, uspergilosis akut bronchopulmoner, hipersensitivitas lateks, penyakit
jamur, dermatitis kontak, anafilaksis. Penyakit ini biasanya terjadi pada saluran
pernapasan dan kulit. Penyebabnya adalah bahan kimia, mikroorganisme, atau fisis
dapat merangsang interaksi nonspesifik atau spesifik.
b. Dermatitis kontak, ada dua jenis penyakit yang ditimbulkan, yaitu iritan dan alergi.
Penyakit ini terjadi pada daerah kulit.
c. Penyakit paru, penyakit ini berupa bronchitis kronis, emfisema, karsinoma bronkus,
fibrosie TBC, mesetelioma, pneumonia, sarkoidosis. Penyakit ini disebabkan oleh
bahan kimia, fisis, dan mikroorganisme.
d. Penyakit hati dan gastro-intestinal. Penyakit ini berupa kanker lambung dan kanker
oesofagus (karena berada di tambang batu bara dan vulkanisir karet), dan sirosis hati
(karena alkohol, karbon tetraklorida, trichloroethylene, dan kloroform).
e. Penyakit saluran urogenital, penyakit ini berupa gagal ginjal (karena uap logam
kadmium dan merkuri, pelarut organik, pestisida, carbon tetrachlorid), kanker vesica
urinaria (karena karet, manufaktur/bahan pewarna organik, benzidin, 2-
naphthylamin).
f. Penyakit hematologi, penyakit ini berupa anemia (karena Pb) dan leukemia (karena
benzena).
g. Penyakit kardiovaskular, penyakit ini berupa penyakit jantung koroner (penyebabnya
karena bahan kimia karbon disulfida, viscon rayon, gliceril trinitrat, ethylene glicol
dinitrat) dan febrilasi ventricel (karena bahan kimia trichlorethylene).
h. Gangguan alat reproduksi, penyakit ini berupa infertilitas (karena bahan kimia
ethylene bromida, benzena, anasthetic gas, timbal, pelarut organik, karbon disulfida,
vinyl klorida, chlorophene), kerusakan janin (karena bahan kimia aneteses gas,
merkuri, pelarut organik), dan keguguran (karena kerja fisik).
i. Penyakit muskuloskeletal, penyakit ini berupa sindroma raynaud (karena getaran 20-
400 Hz), carpal turnel syndroma (karena tekanan yang berulang pada lengan), dan
HNP/ sakit punggung (karena pekerjaan fisik berat, tidak ergonomis).
j. Gangguan telinga, penyakit ini berupa penurunan pendengaran (karena bising di atas
NAB).
k. Gangguan mata, penyakit ini berupa rasa sakit (karena penataan pencahayaan),
conjungtivitis (karena sinar UV), katarak (karena infra merah), gatal (karena bahan
organik hewan, debu padi), dan iritasi nonalergi (karena bahan kimia chlor,
formaldehid).
l. Gangguan susunan saraf, penyakit ini berupa pusing, tidak konsentrasi, sering lupa,
depresi, neuropati perifer, ataksia serebeler, dan penyakit neuron motoris (karena
bahan kimia cat, carpettile lining, petrolium, oli).
33
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
m. Stress, penyakit ini berupa neuropsikiatrik, ansietas, dan depresi (karena hubungan
kerja kurang baik, monoton, upah kurang, dan suasana kerja tidak nyaman).
n. Infeksi, penyakit ini berupa pneumonia (karena legionella pada AC), leptospirosis
(karena leptospira pada petani), brucellosis, dan antrakosis (karena brucella, antrak
pada peternak hewan).
o. Keracunan, penyakit ini berupa keracunan akut (karena Co, hidrogen sulfida,
hidrogen sianida) dan kronis (karena bahan kimia timah hitam, merkuri, pestisida).
12. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada perusahaan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja ini dipimpin dan dijalankan oleh seorang
dokter yang disetujui oleh Direktur. Dokter yang melakukan pemeriksaan kesehatan ini
adalah dokter ditunjuk oleh perusahaan dan telah memenuhi syarat sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga k Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per 10/Men/1976 dan
syarat-syarat lain yang dibenarkan oleh Direktu. Jenderal pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja (Per 02/Men/1980).
36
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
F. LATIHAN/TUGAS/KASUS
Tugas (Kelompok)
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil (3-4 orang). tentukan ruang kelas/ruang
praktek yang akan di observasi.
2. Setiap kelompok mengobservasi fasilitas ruang praktek di sekolah, kemudian
gambarkan kondisinya.
3. Apakah ruang tersebut sudah memenuhi persyaratan di bawah ini? Temuan tersebut
dicatat dalam kolom di bawah ini.
4. Buat laporan singkat bagaimana solusi/menanggapi permasalahan yang ada? anda
memberi
5. Beri waktu untuk kelompok mempresentasikan temuannya dan kelompok lain
menanggapi.
FORMAT OBSERVASI
Nama Kelompok :
Nama Ruang :
Hari/ Tanggal :
No Kriteria Kondisi yang ada Solusi/ Tanggapan
1 Penerangan/ Pencahayaan Cukup
Baik
2 Sarana listrik yang aman (Stop
Kontak)
3 Desain kelas aman bagi peserta
didik dan guru
4 Kebersihan ruang kelas, tersedia
tempat sampah (Basah dan
Kering)
5 Tersedia sarana Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan (P3K)
6 Tersedia petunjuk penggunaan
dan pemeliharaan peralatan
7 Tersedia ruang penyimpanan alat
yang baik
8 Tersedia ventilasi/ kipas angin
atau AC
37
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
38
Sanitasi, Hygine, & Keselamatan Kerja – Kelas X (Perhotelan)
Topik 5
Limbah Industri
Pariwisata
PENGANTAR
Gencarnya promosi tempat wisata yang tak diiringi dengan kesadaran pengunjung
tentang sampah di lokasi wisata akan berdampak buruk bagi pariwisata indonesia dimasa
depan. Pada pembelajaran kali ini, kita akan mempelajari mengenai limbah pariwisata serta
bagaimana cara pengolahan limbah tersebut supaya tidak berdampak buruk bagi industri
pariwisata.
A. KOMPETENSI DASAR
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Memahami karakteristik limbah pariwisata
2. Menuraikan perbedaan jenis-jenis limbah pariwisata
3. Menyimpulkan dampak buruk limbah pariwisata bagi manusia dan lingkungan
4. Menerapkan pengelolaan limbah pariwisata dengan benar
E. URAIAN MATERI
A. Karakteristik Limbah Pariwisata
Limbah industri pariwisata secara umum sama dengan limbah lain yang dihasilkan oleh
kegiatan manusia dan dibuang ke lingkungan. Pencemarannya pun sama dengan
pencemaran lingkungan pada umumnya. Berdasarkan keputusan Menperindag RI
No.231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 Tentang Prosedur Impor Limbah menyatakan bahwa
limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang
fungsinya sudah berubah dari aslinya. Pembuangan limbah oleh masyarakat dan dunia
usaha secara sembarangan sudah sering terjadi. Limbah-limbah tersebut dihasilkan dari
berbagai kegiatan yang ada di masyarakat, seperti industri, rumah tangga, pariwisata, dan
transportasi.
Limbah pariwisata yang dimaksud adalah limbah yang berasal dari kegiatan wisata
melalui sarana transportasi dan hotel yang membuang limbahnya ke udara, air, dan tanah.
Contoh limbah pariwisata adalah tumpahan oli dan minyak serta limbah cair lainnya yang
dibuang oleh perahu motor atau kapal dan kegiatan lainnya di daerah wisata laut atau
bahari. Limbah pariwisata yang termasuk ke dalam mbah hotel sudah kita bahas dalam Bab
3, bukan? Coba kamu ingat dan pelajari kembali tentang limbah hotel tersebut.
Berikut ini beberapa karakteristik limbah pariwisata yang perlu kamu ketahui yaitu
sebagai berikut:
1. Umumnya Berukuran Mikro
Partikel-partikel yang terdapat pada limbah berbahaya memiliki ukuran yang sangat
kecil ata mikro sehingga tidak bisa terlihat oleh mata dan sulit terdeteksi. Limbah ini
biasanya terlarut dalam cairan atau udara sehingga untuk mengolah atau memisahkan
bahan beracunnya memerlukan teknologi modern. Limbah yang mengandung
mikroorganisme sangat sulit untuk dilihat dengan mata telanjang. Jika ingin melihat
mikroorganisme dalam limbah itu, kita harus menggunakan mikroskop atau kaca pembesar.
2. Bersifat Dinamis
Limbah cair dan gas umumnya memiliki sifat yang dinamis. Limbah tersebut akan selalu
bergerak sesuai dengan kondisi yang di tempatinya. Pencemaran di suatu tempat dapat
menyebar ke tempat lain dalam skala luas. Limbah padat pun dapat bergerak dengan
dinamis jika mencemari perairan luas seperti laut dan sungai.
3. Berdampak Luas
Limbah dapat menyebar dan menjangkau wilayah dengan luas dengan pergerakannya
yang dinamis. Hal tersebut juga dapat disebabkan karena ukuran limbah yang kecil sehingga
dapat terbawa oleh aliran angin dan air.
4. Memiliki Dampak Jangka Panjang
Adanya limbah dapat menimbulkan dampak yang sangat panjang. Jika, suatu daerah
terkena limbah maka untuk mengatasinya diperlukan penanganan yang serius dan lama.
Kita tidak bisa menanganinya hanya dalam waktu yang singkat di satu tempat saja, tetapi
harus dilakukan bertahap dalam waktu yang lama dan dalam wilayah yang luas. Untuk
itulah, limbah yang dibuang ke lingkungan harus diolah terlebih dahulu sehingga tidak
mencemari lingkungan dan menimbulkan dampak negatif bagi makhluk hidup yang ada di
dalamnya.
a. Limbah Padat
Limbah padat atau sampah merupakan limbah yang memiliki wujud padat. Limbah
padat biasanya kering dan tidak melakukan penyebaran secara luas seperti limbah cair.
Limbah padat misalnya, sampah plastik, sampah sisa makanan, sampah sayuran,
pecahan kaca, sampah kertas, sampah kardus, sampah kayu, dan sampah logam. Limbah
padat pada daerah wisata bisa kita temukan di tepi pantai, di gunung, dan ditempat
wisata hiburan keluarga. Jika para pengunjung daerah wisata tidak membuang sampah
pada tempatnya, mereka akan menumpukkannya dipinggir pantai, di dekat pepohonan,
ataupun di jalan dan akhirnya akan mencemari tempat wisata itu.
b. Limbah Cair
Limbah cair merupakan limbah suatu kegiatan yang memiliki wujud cair. Berbagai
jenis limbah cair dapat mengandung bahan lain di dalamnya, seperti bahan padatan,
bahan buangan yang membutuhkan oksigen, mikroorganisme, komponen organik
sintetik, nutrien tanaman, minyak, senyawa organik dan mineral, bahan radioaktif, dan
panas.
Untuk mengetahui air terpolusi atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan
tingkat polusi air. Pengujian tersebut meliputi pengujian nilai pH, keasaman, dan
akalinitas, suhu, warna, bau dan rasa, jumlah padatan, nilai BODICOD, pencemaran
mikroorganisme patogen, kandungan minyak, kandungan logam berat, dan kandungan
bahan radioaktif.
Limbah cair dari industri pariwisata dapat berasal dari berbagai kegiatan pariwisata,
contohnya adalah limbah bahan bakar kapal laut, limbah bekas cucian, limbah restoran,
limbah cair hotel, dan limbah pewarna kain.
c. Limbah Gas
Limbah gas merupakan limbah yang memiliki wujud gas yang di dalamnya
mengandung berbagai macam zat kimia. Limbah gas bisanya menyebar melalui udara
dan meluas ke wilayah lainnya. Limbah gas industri pariwisata dapat berasal dari
kendaraan bermotor, asap pembuangan restoran, dan peralatan hotel seperti kulkas dan
AC. Limbah gas yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata tersebut mengandung berbagai
gas berbahaya, misalnya karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida
(SOx), dan freon.
d. Limbah Suara
Limbah suara merupakan limbah yang berasal dari bunyi yang dihasilkan dari suatu
kegiatan atau produksi yang kemudian merambat di udara dan menimbulkan gangguan
bagi lingkungan sekitar. Limbah suara pada industri pariwisata misalnya, suara kapal
laut, suara knalpot, dan suara kegiatan hiburan.
Penyakit yang ditimbulkan dapat berupa penyakit ringan bahkan sampai penyakit yang
mematikan.
Berikut ini beberapa jenis gangguan dan penyakit yang dapat menyerang manusia
akibat limbah antara lain sebagai berikut:
a. Keracunan Akibat Limbah
b. Gangguan pencernaan (diare).
c. Jamuran pada kulit.
d. Sesak napas.
e. Gangguan pada syaraf.
f. Terjangkit penyakit tifus.
2. Dampak Limbah terhadap Lingkungan
Selain berdampak negatif bagi manusia, limbah juga berdampaknegatif bagi lingkungan.
Dampak negatif limbah yang sering kita lihat adalah menurunnya kualitas lingkungan
sebagai tempat tinggal berbagai makhluk hidup. Lingkungan yang tercemar limbah akan
menjadi bau, kotor, dan tidak enak dilihat.
Apabila keadaan tersebut berlangsung terus menerus, maka akan mematikan
organisme yang di sekitarnya. Jika organisme mati dan lingkungan menjadi tercemar, maka
akan terjadi perubah al daerah tersebut bahkan tidak menutup kemungkinan dapat
mengganggu keseimbang ekosistem lainnya secara keseluruhan.
Selain pencemaran air, pencemaran limbah ke udara juga akan mengakibatkan berbagai
masalah lingk mgkungan, seperti bau tidak sedap dan penyebaran penyakit melalui udara
yang mengandung patogen berbahaya. Asap yang ditimbulkan dari kendaran bermotor,
pembakaran sampah, maupun asap industri-industri besar merupakan sumber-sumber
pencemaran udara. Pembakaran plastik tertentu bahkan dapat bersifat karsinogenik dan
menimbulkan kanker apabila terhirup oleh manusia.
Selain limbah anorganik, daur ulang juga dapat dilakukan terhadap limbah organik. Sisa-
sisa makanan maupun dedaunan kering jika ditimbun di dalam tanah atau diolah dengan
cara tertentu maka akan menghasilkan pupuk kompos untuk tanaman.
3. Melakukan Pengolahan Limbah
Limbah-limbah yang memiliki kandungan berbahaya seperti limbah industri dan
beberapa limbah hotel dapat diolah secara fisik, kimiawi, maupun biologi. Pengolahan
limbah secara fisik antara lain meliputi penyaringan, flotasi, filtrasi, dan teknologi
membran. Pengolahan limbah secara kimia dapat berupa pengolahan dengan proses
reduksi-oksidasi atau pengolahan tanpa proses reduksi-oksidasi. Pengolahan limbah ara
biologi dapat dilakukan secara anaerob.
4. Pengaturan dalam Pembuangan Limbah
Limbah yang tidak memiliki nilai guna limbah tersebut dapat dibuang. Sebelum dibuang
ke air agar bahan-bahan berbahaya yang terkandung di dalam yang dibuang tidak
berdampak negatif bagi lingkungan penimbunan limbah domestik di dalam tanah.
F. LATIHAN/TUGAS/KASUS
Latihan
Setelah kamu mengetahui jenis-jenis limbah pariwisata, amati limbah-limbah pariwisata
yang dapat di daur ulang dan proses pengolahannya. Tulislah hasil pengamatanmu dalam
bentuk laporan.