Anda di halaman 1dari 141

PENGELOLAAN LIMBAH B3

By. Ir WARQAH HASIBUAN,ST,IPM


PEMANTAUAN DAN ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH B3

No KODE UNIT UNIT KOMPETENSI


1. E.381200.001.01 Mengidentifikasi Sumber Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
2. E.381200.002.01 Menentukan Sumber dan Kategori Bahaya Timbulan Limbah B3

3. E.381200.003.01 Menilai Tingkat Pencemaran Lingkungan sebagai Dampak Dari Paparan


/Kontaminasi Limbah B3.
4. E.381200.004.01 Menganalisis Limbah B3

5. E.381200.005.01 Mengevaluasi Hasil Analisis Limbah B3

6. E.381200.006.01 Melakukan Pengawasan Analisis Limbah B3

7. E.381200.007.01 Mengidentifikasi Sistem Tanggap Darurat Dalam Pengelolaan Limbah B3

8. E.381200.008.01 Melakukan Tindakan K3 Terhadap Bahaya Dalam Pengolahan Limbah B3


PENGOPERASIAN INSTALASI
PENGELOLAAN LIMBAH B3
NO KODE UNIT UNIT KOMPETENSI
1. E.382200.005.01 Melaksanakan Pengolahan Limbah B3
2. E.382200.006.01 Melakukan Pemanfaatan Limbah B3

3. E.382200.007.01 Melaksanakan Perawatan Peralatan Pengolahan Limbah B3

4. E.382200.008.01 Melaksanakan Perawatan Peralatan Penimbunan Limbah B3

5. E.382200.009.01 Mengidentifikasi Sistem Tanggap Darurat Dalam Pengelolaan Limbah B3

6. E.382200.0010.01 Melakukan Tindakan K3 Terhadap Bahaya dalam Pengelolaan Limbah B3


HAL-HAL POKOK YANG MELATARBELAKANGI
PERATURAN PENGELOLAAN LIMBAH B3

• Meningkatnya penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada


berbagai kegiatan, misalnya kegiatan industri, pertambangan,
Kesehatan dan rumah tangga
• Dampak penting atau pencemaran akibat pembuangan limbah B3
terhadap lingkungan dan manusia.
DEFINISI
Bahan berbahaya dan beracun
yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen
lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lain.

Limbah bahan berbahaya dan beracun,


yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3.
REGULASI PENGELOLAAN LIMBAH B3
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG
UU NO.32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PP NO. 22 TAHUN 2021 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP – BAB VII (PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN
NON B3)
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN TATA CARA DAN PERSYARATAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN
KEHUTANAN RI NO. 6 TAHUN 2021 BERBAHAY DAN BERACUN
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
INDONESIA NO.14 TAHUN 2013
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN PENYIMPANAN LIMBAH B3
KEHUTANAN RI NO. 12 TAHUNN 2020
KEPDAL NO.01 TAHUN 1995 TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENYIMPANAN DAN
PENGUMPULAN LIMBAH BAHAB BERBAHAYA DAN BERACUN
KEPDAL NO.02 TAHUN 1995 DOKUMEN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
KEPDAL NO.03 TAHUN 1995 PERSYARATAN TEKNIS PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN
PERUBAHAN MENDASAR/PRINSIP ANTARA PP NO.101
Tahun 2014 dengan PP No. 22 Tahun 2021
a) Perubahan frasa Izin Pengelolaan Limbah B3 menjadi Persetujuan
Teknis Pengelolaan Limbah B3;
b) Perubahan frasa Izin Lingkungan menjadi Persetujuan Lingkungan;
c) Perubahan frasa Persetujuan Uji Coba menjadi Kewajiban Pelaporan
dan dilakukan Post Audit (setelah Persetujuan Teknis Pengelolaan
Limbah B3 terbit);
d) Izin Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 menjadi
Standar Teknis/ Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 yang
diintegrasikan ke dalam Persetujuan Lingkungan;
LANJUTAN…
e) Adanya Surat Persetujuan/ Layak Operasional (SLO) apabila hasil
verifikasi memenuhi Persetujuan Teknis;
f). Dumping hanya dapat dilakukan oleh Penghasil Limbah B3;
g). Dumping membutuhkan Persetujuan dari Pemerintah Pusat;
h). Khusus fasilitas Penimbusan Akhir (Landfill), verifikasi dilakukan
melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu : penentuan lokasi, pembangunan
fasilitas Penimbusan Akhir, dan operasional penimbunan;
i). Terdapat beberapa limbah B3 yang berubah menjadi limbah non B3 (ada 9
jenis limbah);
j). Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3 diintegrasikan ke dalam
Persetujuan Lingkungan
k). Pengawasan oleh pemerintah dapat dilakukan setelah terbitnya Surat
Kelayakan Operasional (SLO) dan Pemenuhan Komitmen Persetujuan
Teknis.
PERTANYAAN YANG TIMBUL TERKAIT
PERMENLHK NO.3 TAHUN 2021 DAN
PERMENLHK NO.6 TAHUN 2021 ??
NO PERTANYAAN JAWABAN KETENTUAN
1. Bagaimana mekanisme/cara pengintegrasian Selama Izin TPS Limbah B3 Format Standar dan
rincian teknis/Standar Penyimpanan Limbah B3 belum habis masa berlakunya, Rincian Teknis
(Penganti Izin TPS Limbah B3) kedalam maka masih dianggap memiliki Penyimpanan Limbah
persetujuan lingkungan izin, tetapi pelaku usaha B3 terdapat pada
hendaknya segera mengajukan Permen LHK No. 6
permohonan pengintegrasian Tahun 2021 pasal 52
Rincian Teknis/ Standar dan 53.
Penyimpanan Limbah B3 ke
dalam Persetujuan Lingkungan
sekaligus permohonan
perubahan Persetujuan
Lingkungan kepada instansi
terkait sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha/
NIB.
NO PERTANYAAN JAWABAN KETENTUAN
2. Siapa pihak yang berwenang mengintegrasikan Kewenangan disesuaikan Permen LHK No. 6
Rincian Teknis / Standar Penyimpanan Limbah B3 dengan pihak yang menerbitkan Tahun 2021 pasal 51
tersebut ke dalam Persetujuan Lingkungan? Perizinan Berusaha/ NIB.
Apakah Pemerintah Pusat, Provinsi atau
Kabupaten/ Kota ?
3. Jika pihak pelaku usaha bermaksud mengajukan Pelaku usaha harus mengajukan Permen LHK No. 6
pengintegrasian Rincian/ Standar Teknis permohonan perubahan Tahun 2021 pasal 51
Penyimpanan Limbah B3 ke dalam Persetujuan Persetujuan Lingkungan dengan
Lingkungan, apakah harus mengajukan memasukkan Rincian Teknis/
permohonan perubahan Persetujuan Standar Penyimpanan Limbah
Lingkungan? B3 ke dalam Persetujuan
Lingkungan.
4. Jika pihak Pengumpul Limbah B3 yang Tidak memerlukan Persetujuan Permen LHK No. 6
mengumpulkan salah satu/ beberapa jenis Teknis, pelaku usaha Tahun 2021 Bab XIII
limbah B3 yang kemudian berubah statusnya mencantumkan pengelolaan Ketentuan Peralihan
menjadi limbah non B3 berdasarkan Lampiran limbah non B3 ke dalam Pasal 235 huruf c
XIV PP Nomor 22 Tahun 2021, apakah masih Persetujuan Lingkungan/ SK
diperlukan Izin/ Persetujuan Teknis untuk Pengecualian Menteri.
kegiatan Pengumpulan Limbah tersebut? izin/ tetapi wajib standar
NO PERTANYAAN JAWABAN KETENTUAN
5. Apakah diperlukan surat keterangan dari Tidak diperlukan surat Permen LHK No. 6
pemerintah untuk menyatakan bahwa limbah keterangan, tetapi pelaku usaha Tahun 2021 Bab XIII
non B3 yang dikelola oleh pihak penghasil mengajukan perubahan Ketentuan Peralihan
maupun pengumpul/ pengolah dan pemanfaat Persetujuan Lingkungan dengan Pasal 235 huruf c
sudah bukan merupakan limbah B3? mengubah rencana pengelolaan
dan pemantauan lingkungan
hidup untuk kegiatan
pengelolaan limbah non B3.
6. Apakah limbah non B3 yang dihasilkan juga Ya, pengelolaan limbah non B3 Sebelum diterbitkan
dikelola seperti tata cara pengelolaan limbah B3? tetap dilakukan dengan Permen LHK tentang
berdasarkan Peraturan Menteri Pengelolaan Limbah
LHK tentang Pengelolaan Non B3, tetap
Limbah Non B3 yang akan dilakukan pengelolaan
segera diterbitkan. (identifikasi,
pencatatan, dll).
7. Apakah Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah Masa berlaku Persetujuan PP Nomor 5 Tahun
B3 dibatasi masa berlakunya seperti halnya Izin Teknis Pengelolaan Limbah B3 2021 Lampiran I
Pengelolaan Limbah B3 atau berlaku selamanya mengikuti masa berlaku
sepanjang kegiatan pelaku usaha pengelolaan Perizinan Berusaha ( 5 tahun).
limbah B3 masih berjalan?
NO PERTANYAAN JAWABAN KETENTUAN
8. Instansi mana yang berwenang menerbitkan Kewenangan Persetujuan PP Nomor 5 Tahun
Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dan
Pengelolaan disesuaikan dengan 2021 Lampiran I
sekaligus mengintegrasikannya ke dalam pihak yang menerbitkan
Persetujuan Lingkungan? Perizinan Berusaha/ NIB
penerbitan Teknis Limbah B3
9. Siapa yang berwenang melakukan pengawasan Kewenangan pengawasan PP Nomor 22 Tahun
terhadap pengelolaan limbah B3 di suatu dilakukan oleh instansi yang 2021 pasal 493 dan
kegiatan usaha? berwenang menerbitkan Lampiran Permen LHK
Perizinan Berusaha Nomor 3 Tahun 2021
PP 22 2021
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
PASAL 275

Penyelenggaraan Pengelolaan Limbah i. Dumping (pembuangan) Limbah B3


B3 meliputi j. Pengecualian Limbah B3
a. Penetapan Limbah B3 k. Perpindahan lintas batas Limbah B3
b. Pengurangan Limbah B3 l. Penanggulangan pencemaran
a. Penyimpanan Limbah B3 lingkungan hidup dan/atau
kerusakan lingkungan hidup dan
b. Pengumpulan Limbah B3 pemulihan fungsi lingkungan hidup
c. Pengangkutan Limbah B3 m. Sistem tanggap darurat dalam
d. Pemanfaatan Limbah B3 pengelolaan Limbah B3
n. Pembiayaan
e. Pengolahan Limbah B3
f. Penimbunan Limbah B3
PENETAPAN LB3
Limbah B3 Berdasarkan Kategori Bahayanya
LIMBAH B3

KATEGORI 1 KATEGORI 2

RISIKO LIMBAH B3 BERBEDA,


PENGELOLAANNYA BERBEDA
PENYIMPANAN PENYIMPANAN

PENGANGKUTAN PENGANGKUTAN

PEMANFAATAN PEMANFAATAN

PENGOLAHAN PENGOLAHAN

PENIMBUNAN PENIMBUNAN 18
Limbah B3 berdasarkan sumbernya :
1) Limbah B3 dari sumber tidak spesifik (Lampiran IX PP No.22
Tahun 2021)

2) Limbah B3 dari B3 kadaluwarsa, tumpahan B3, B3 yg tidak


memenuhi spesifikasi produk yang akan dibuang, dan bekas
kemasan B3 (Lampiran IX PP No.22 Tahun 2021)

3) Limbah B3 dari sumber spesifik:


a. Sumber spesifik umum (Lampiran IX PP No. 22 Tahun 2021)
b. Sumber spesifik khusus (Lampiran IX PP No.22 Tahun 2021)
 Limbah B3 dari sumber tidak spesifik :
Limbah B3 yang pada umumnya bukan berasal dari proses utamanya,
tetapi berasal dari kegiatan antara lain pemeliharaan alat, pencucian,
pencegahan korosi atau inhibitor korosi, pelarutan kerak, dan
pengemasan.
 Limbah B3 dari sumber spesifik :
Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik
dapat ditentukan.
 Limbah B3 dari sumber spesifik khusus :
Limbah B3 yang memiliki efek tunda (delayed effect), berdampak
tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan hidup, memiliki
karakteristik beracun tidak akut, dan dihasilkan dalam jumlah yang
besar per satuan waktu.
20
21

KODE
LIMBAH

A101a
KATEGOR
I BAHAYA
1
TABEL
1
URUTAN
LIMBAH
B3
PELARUT
TERHALOGENA
SI

21
22

KODE
LIMBAH

B101d
KATEGOR
I BAHAYA
2
TABEL
1
URUTAN
LIMBAH
B3
YANG
TIDAK
SPESIFIK
LAIN

22
23

KODE
LIMBAH

B301-1
KATEGOR
I BAHAYA
2
TABEL
3
KODE
INDUSTRI/
KEGIATAN
URUTAN
LIMBAH B3
23
Uji Karakteristik untuk Limbah B3 Kategori 1, Kategori 2

Untuk Uji Karaketristik Mudah Meledak, Mudah


Menyala, Reaktif, Infeksius dan Korosif menggunakan
lampiran X PP No. 22 Tahun 2021
Limbah B3 berdasarkan Karakteristiknya
1 Mudah Meledak 3 Reaktif
5 Korosif Kriteria merujuk Lampiran X
PP 22/2021
2 Mudah Menyala 4 Infeksius

Kriteria merujuk Lampiran XI PP 22/2021


Uji TCLP - TCLP-A
- TCLP-B

6 Beracun
Kriteria merujuk Lampiran X PP 22/2021
Uji - Uji toksikologi sifat akut :
Toksikologi Penentuan Nilai LD50 (hewan uji mencit, 7
hari)
- Uji toksikologi sifat sub-kronis : Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap pertumbuhan,
akumulasi atau biokonsentrasi, studi
perilaku respon antarindividu hewan uji,
25
dan/atau histopatologis (hewan uji mencit,
90 hari)
Jika terdapat limbah diluar lampiran IX namun memiliki karaketristik
seperti karakteristik Limbah B3 maka wajib melakukan uji karakteristik
limbah B3 untuk mengidentifikasi limbah sebagai :
a. Limbah B3 Kategori 1
b. Limbah B3 Kategori 2
c. Limbah Non B3
Catatan Penting !!
1. Dalam melakukan uji karaketristik Limbah B3 harus menggunakan
laboratorium yang terakreditasi atau laboratorium menerapkan
prosedur yang telah memenuhi SNI mengenai tata cara laboratorium
yang baik.
2. Menteri setelah mendapatkan hasil uji karakteristik limbah B3
menugaskan ahli limbah B3 untuk mengevaluasi hasil uji karakteristik.
3. Evaluasi dan analisis point 2 :
 Hasil Uji Karakteristik Limbah
 Proses Produksi yang menghasilkan limbah
 Bahan Baku dan Bahan Penolong yang digunakan dalam proses
produksi.
Lanjutan…
4. Evaluasi dilakukan selama 10 hari sejak Menteri menugaskan tim ahli.
5. Tim Ahli menyampaikan rekomendasi hasil evaluasi kepada Menteri 4
hari kerja sejak hasil evaluasi di ketahui.
6. Menteri melakukan rapat koordinasi untuk membahas hasil rekomendasi
Tim ahli], berdasarkan hasil rapat Menteri menetapkan limbah 3, SK
penetapan terbit selama 7 hari kerja. Limbah yang ditetapkan kategori 1
atau kategori 2.
PENGURANGAN LIMBAH B3
• Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
pengurangan limbah B3 (Pasal 283 ayat 1 PP No.22 Tahun 2021).
• Mengurangan Limbah B3 dilakukan melalui :
1. Subtitusi Bahan, dilakukan memalui pemilihan bahan baku
atau bahan penolong yang emngandung B3 digantikan
dengan bahan baku atau bahan penolong yang tidak
mengandung Limbah B3.
2. Modifikasi Proses, dilakukan dengan pemilihan dan
penerapan proses produksi yang lebih efisien.
3. Penggunaan teknologi ramah lingkungan
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Definisi dan Tujuan Penyimpanan Limbah B3
DEFINISI
Penyimpanan Limbah B3 adalah kegiatan menyimpan Limbah
B3 yang dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 dengan maksud
menyimpan sementara Limbah B3 yang dihasilkannya

TUJUAN
Menyimpan sementara limbah sampai dengan tercapai
kuantitas limbah yang memadai sehingga efisien secara
ekonomi untuk pengelolaan lebih lanjut

32
Penyimpanan Limbah B3
• Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan
Penyimpanan Limbah B3
• Dilarang melakukan pencampuran Limbah B3 yang disimpannya
• Wajib memiliki RINCIAN TEKNIS limbah B3 untuk penyimpanan
limbah B3
• Fasilitas penyimpanan : bangunan, tangki, waste pile, waste
impoundment, dan teknologi lain sesuai perkembangan IPTEK.

33

33
Mekanisme Pengelolaan Limbah B3
CRADLE TO GRAVE
PENGHASIL LIMBAH B3 PENGELOLAAN LANJUTAN
(Generator)
DIMANFAATKAN/DIOLAH/
Identifikasi LB3 yg dihasilkan DITIMBUN SENDIRI
DIDALAM PABRIK (izin)
PENYIMPANAN SEMENTARA LB3
1) Izin TPS-LB3 PENGUMPUL LIMBAH B3 yg
2) Persetujuan Penyimpanan > 90 hari telah memiliki izin
3) Pencatatan LB3 dan Pelaporan
Kegiatan penyimpanan serta
pengelolaan LB3 lebih lanjut

PEMANFAAT/PENGOLAH/
PENIMBUN LIMBAH B3 yg telah
memiliki izin

Jumlah LB3 yang Jumlah LB3 yg


dihasilkan Sistem Manifest dimanfaatkan/
34
diolah/ditimbun
Fasilitas Penyimpanan vs Jenis Limbah B3
Fasilitas Jenis LB3 yang disimpan
Penyimpanan
LB3 Kategori LB3 LB3 LB3
1 Kategori 2 dari Kategori 2 Kategori 2
sumber tidak dari sumber dari sumber
spesifik spesifik umum spesifik khusus

Bangunan √ √ √ √
Tangki √ √ √
Silo √ √ √ √

tempat tumpukan
limbah (waste pile) √

waste impoundment;
dan/atau √
bentuk lainnya sesuai
dengan √ √ √ √
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
35
PASAL 291
Peralatan penanggulangan
keadaan darurat paling sedikit
meliputi
a. Alat pemadam api
b. Alat penanggulangan keadaan
darurat lain yang sesuai
Pasal 293
Nomor Induk Berusaha atau Persetujuan Lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 285 ayat (3) wajib diubah dalam hal terjadi
perubahan terhadap persyaratan;
a. Nama Limbah B3 yang disimpan
b. Lokasi tempat penyimpanan Limbah B3; dan/atau
c. Desain dan kapasitas fasilitas Penyimpanan Limbah B3
Pasal 294
(1) Persyaratan Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal
285 ayat (4) huruf d paling sedikit meliputi;
a) Memfungsikan tempat Penyimpanan Limbah B3 sebagai tempat
Penyimpanan Limbah B3
b) Menyimpan Limbah B3 yang dihasilkan ke dalam tempat Penyimpanan LB3
c) Melakukan pengemasan Limbah B3 sesuai karakteristik Limbah B3 dan
d) Melekatkan Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3 pada kemasan Limbah
B3
(2) Persyaratan lingkungan hidup pada ayat 1 huruf c dan d dikecualikan
untuk Penyimpanan Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik
khusus
PP 22 2021 pasal 295
Kewajiban pemenuhan standar dan/atau rincian teknis
Penyimpanan LB3 dilakukan dengan cara
• melakukan identifikasi Limbah B3 yang dihasilkan;
• melakukan pencatatan nama dan jumlah Limbah B3 yang
dihasilkan;
• melakukan Penyimpanan Limbah B3
• melakukan Pemanfaatan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3,
dan/atau Penimbunan Limbah B3 yang dilakukan sendiri atau
menyerahkan kepada Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat Limbah
B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3; dan
• menyusun dan menyampaikan laporan Penyimpanan Limbah B3.
PP 22 2021 pasal 296

(1) Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 dan melakukan penyimpanan


limbah wajib
a) Memenuhi standar dan/atau rincian teknis Penyimpanan Limbah B3 dan persyaratan
lingkungan hidup
b) Melakukan penyimpanan Limbah B3 paling lama
1. 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3
yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per hari atau lebih;
2. 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk
Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per
hari untuk Limbah B3 kategori 1;
3. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk
Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per
hari untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan sumber
spesifik umum; atau
4. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk
Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus,
c) Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan Penyimpanan
Limbah B3 yang menjadi bagian dalam PELAPORAN DOKUMEN
LINGKUNGAN, dan disampaikan kepada
1. Bupati/walikota untuk penghasil limbah B3 dari usaha dan/atau kegiatan wajib SPPL
2. Pejabat penerbit PERSETUJUAN LINGKUNGAN sesuai dengan kewenangannya untuk
penghasil limbah B3 dari usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL
(2) Penyusunan laporan pelaksanaan Penyimpanan Limbah B3 memuat
a) Sumber, nama dan jumlah Limbah B3
b) Kategori dan/atau karakteristik Limbah B3
c) Pelaksanaan penyimpanan LB3
d) Pemanfaatan, pengolahan, penimbunan LB3 yang dilakukan sendiri oleh PENGHASIL
atau PENYERAHAN Limbah B3 kepada Pengumpul, pemanfaat…….. [Neraca LB3]
(3) Laporan disampaikan kepada pejabat penerbit Persetujuan Lingkungan paling sedikit 1
(satu) kali dalam 6 (enam) bulan sejak NIB atau Persetujuan Lingkungan diterbitkan
PP 22 2021 pasal 297
1. Dalam hal kegiatan Penyimpanan Limbah B3 melampaui jangka
waktu maka penghasil limbah B3 wajib;
a) Melakukan pemanfaatan, pengolahan dan/atau penimbunan Limbah B3
b) Menyerahkan Limbah B3 kepada pihak lain
2. Pihak lain yang meliputi
a) Pengumpul Limbah B3
b) Pemanfaat Limbah B3
c) Pengolah Limbah B3 dan/atau
d) Penimbun Limbah B3
3. Pihak lain tersebut wajib memiliki PERIZINAN BERUSAHA untuk
bidang usaha pengelolaan Limbah B3 [lihat lampiran 1 PP 5 2021
untuk usaha/kegiatan sektor Kehutanan dan Lingkungan Hidup]
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020 TENTANG PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Pasal 6 Pasal 7
(1) Persyaratan lokasi Penyimpanan Limbah B3
Tempat Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf
sebagaimana dimaksud dalam a meliputi:
Pasal 5 huruf a wajib memenuhi a) bebas banjir; dan
b) tidak rawan bencana alam.
persyaratan:
(2) Bencana alam sebagaimana dimaksud pada
a) lokasi Penyimpanan Limbah ayat (1) huruf b meliputi:
B3; c) longsoran;
d) bahaya gunung api;
b) peralatan penanggulangan e) gempa bumi;
keadaan darurat; dan f) sesar;
g) sink hole;
c) fasilitas Penyimpanan h) amblesan (land subsidence);
Limbah B3. i) tsunami; dan/atau
j) mud volcano.
Persyaratan Lokasi Penyimpanan LB3 (lanjutan)
(3) Dalam hal lokasi Penyimpanan Limbah B3 (5) Selain persyaratan lokasi sebagaimana
tidak bebas banjir dan rawan bencana alam dimaksud pada ayat (1), untuk fasilitas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), lokasi Penyimpanan Limbah B3 berupa waste
Penyimpanan Limbah B3 harus dapat impoundment wajib memenuhi ketentuan:
direkayasa dengan teknologi untuk a) permeabilitas tanah paling besar 10-5
perlindungan dan pengelolaan lingkungan cm/detik (sepuluh pangkat minus lima
hidup. sentimeter per detik); dan
(4) Selain persyaratan lokasi sebagaimana b) memiliki lapisan kedap di atas tanah
dimaksud pada ayat (1), untuk fasilitas dengan permeabilitas paling besar 10-7
Penyimpanan Limbah B3 berupa tempat cm/detik (sepuluh pangkat minus tujuh
tumpukan Limbah (waste pile) wajib sentimeter per detik) berupa high density
memenuhi ketentuan: polyethylene (HDPE) dan/atau lapisan
konstruksi beton.
a) permeabilitas tanah paling besar 10-5
cm/detik (sepuluh pangkat minus lima (6) Lokasi Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana
sentimeter per detik); atau dimaksud pada ayat (1) wajib berada di dalam
b) lapisan tanah yang telah direkayasa sesuai penguasaan Setiap Orang yang menghasilkan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan Limbah B3, Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat
dan teknologi. Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau
Penimbun Limbah B3.
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020 TENTANG PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN
Pasal 8 Pasal 9
Peralatan penanggulangan keadaan Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana
darurat untuk fasilitas Penyimpanan dimaksud dalam Pasal 6 huruf c berupa:
Limbah B3 sebagaimana dimaksud a) bangunan;
dalam Pasal 6 huruf b dilengkapi b) tangki dan/atau kontainer;
dengan: c) silo;
a) sistem pendeteksi dan peralatan d) tempat tumpukan Limbah (waste pile);
pemadam kebakaran; dan/atau dan/atau

b) alat penanggulangan keadaan e) waste impoundment.


darurat lain yang sesuai. Pasal 10
(1) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 wajib dilengkapi dengan:
a) fasilitas pertolongan pertama;
b) peralatan penanganan tumpahan; dan
c) bongkar muat.
Rancang Bangun Tempat Penyimpanan LB3
(1)
TEMPAT PENYIMPANAN 1. Terlindung dari hujan&sinar matahari
SEMENTARA LIMBAH B3 2. Bangunan mempunyai sistem ventilasi

CONTOH:
TAMPAK DEPAN

4. B 3. B
lua agian ag
ban ian lu
sim r dibe dib gun ar
bol ri eri a
LB 3 pap n
n a m an
a
CONTOH:
TAMPAK DALAM TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

9. Tumpukan
limbah B3
maksimal 3
lapis
6. Penyimpanan
sistem blok/sel
7. dipisahkan
8. Kemasan gang/tanggul
limbah B3 diberi
alas / pallet

5. Memiliki
saluran&bak 10 Kebersihan/housekeeping
penampungan untuk terkelola dengan baik
LB3 cair
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

11. Logbook/catatan untuk


mencatat keluar masuk LB3
12. Cek di logbook jumlah dan jenis
LB3 sesuai dengan yg tercatat
dicatatan/logbook

13. Tersedia alat tanggap darurat (APAR,


eye wash dll)
14. Tersedia P3K
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3
CONTOH:
Kemasan drum oli bekas

1. Pengemasan LB3 sesuai


dengan bentuk LB3
2. Pengemasan LB3 sesuai dng
Karakteristik LB3
4. Penempatan LB3 sesuai dengan
jenis dan karakteristik LB3

3. Pengemasan LB3
5. Kondisi
dilengkapi dengan
kemasan limbah KET. LABELING:
simbol&label LB3
B3 bebas karat,
tidak bocor dan
tidak meluber SIMBOL

LABEL
Rancang Bangun Tempat Penyimpanan LB3 (2)
Standar waste pile

Sistem pengumpulan Liner ganda


dan pengambilan Tanggul atau
lindi (leachate) ganda penghalang

Penampang Melintang
Fasilitas Penumpukan Limbah (waste pile)
TANGKI
CATATAN:
Volume dalam
tanggul minimum
harus 110% dari
volume tangki

Pelapis Eksternal Penampung


Pompa kedua untuk
& motor pemipaan
PENAMPANG
MELINTANG TANGKI
TANGGUL TANGGUL

Tanah dasar
Pondasi beton
yang diperkuat
53

53
Standar waste impoundment

Sistem pengumpulan
Tanggul atau
Sumur pantau dan pengambilan
Liner ganda penghalang
air tanah lindi (leachate)

Penampang Melintang
Impoundment di Permukaan
Lampiran III Permen LHK 12 2020 ttg Penyimpanan LB3
Fasilitas Penyimpanan Limbah B3
Pasal 11
(1) Fasilitas Penyimpanan Limbah
B3 berupa bangunan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 huruf a digunakan
untuk menyimpan Limbah B3:
a) kategori 1; dan
b) kategori 2 dari sumber tidak
spesifik, sumber
c) spesifik umum, dan sumber
spesifik khusus.
Fasilitas Penyimpanan Limbah B3;
Bangunan
(2) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa h) lantai bagian dalam dibuat melandai turun
bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat ke arah bak penampung tumpahan dengan
(1) wajib memenuhi persyaratan: kemiringan maksimum 1% (satu persen);
a) rancang bangun sesuai dengan jenis, i) lantai bagian luar bangunan dibuat agar air
karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang hujan tidak masuk kedalam bangunan
disimpan; tempat penyimpanan Limbah B3;
b) luas ruang penyimpanan sesuai dengan
jumlah Limbah B3 yang disimpan; j) memiliki saluran drainase ceceran,
c) desain dan konstruksi yang mampu tumpahan Limbah B3 dan/atau air hasil
melindungi Limbah B3 dari hujan dan sinar pembersihan ceceran atau tumpahan
matahari; Limbah B3;
d) atap dari bahan yang tidak mudah terbakar; k) memiliki bak penampung tumpahan untuk
e) memiliki sistem ventilasi untuk sirkulasi menampung ceceran, tumpahan Limbah B3
udara; dan/atau air hasil pembersihan ceceran atau
f) sistem pencahayaan disesuaikan dengan tumpahan Limbah B3; dan
rancang bangun tempat Penyimpanan
Limbah B3; l) dilengkapi dengan simbol Limbah B3 sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
g) lantai kedap air dan tidak bergelombang; undangan
Fasilitas Penyimpanan Limbah B3; Bangunan
Pasal 12 b. untuk Limbah B3 dengan karakteristik mudah
meledak, bangunan wajib memenuhi ketentuan:
Kesesuaian rancang bangun dengan konstruksi bangunan, lantai, dinding, dan atap
karakteristik Limbah B3 sebagaimana dimaksud dibuat tahan ledakan
dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a meliputi:
1) lantai dan dinding dibuat lebih kuat dari
a. untuk Limbah B3 dengan karakteristik mudah konstruksi atap; dan
menyala, bangunan wajib memenuhi
2) setiap saat memenuhi ketentuan suhu
ketentuan: ruangan;
1. memiliki tembok pemisah dengan bangunan lain
2. yang berdampingan;
3. jika bangunan Penyimpanan Limbah B3 c. untuk Limbah B3 dengan karakteristik reaktif, korosif,
dibangun terpisah dari bangunan lain, diberi dan/atau beracun, bangunan wajib memenuhi
jarak dengan bangunan lain paling sedikit 6 ketentuan:
(enam) meter; 1) konstruksi dinding dibuat mudah untuk dilepas;
4. struktur pendukung atap terdiri dari bahan yang dan
tidak mudah menyala, konstruksi atap dibuat 2) konstruksi atap, dinding, dan lantai harus tahan
ringan, dan mudah hancur bila terjadi
terhadap korosi dan api.
kebakaran;
5. dan diberikan penerangan yang tidak
menyebabkan ledakan/percikan listrik (explotion
proof).
Pasal 13 Pasal 14
(1) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa tangki dan/atau (1) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa silo
kontainer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c digunakan
digunakan untuk menyimpan Limbah B3 fase cair: untuk menyimpan Limbah B3 fase padat dengan rentang
a) kategori 1; ukuran butir 0,5-300 μm (nol koma lima sampai dengan
tiga ratus mikrometer):
b) kategori 2 dari sumber tidak spesifik; dan a) kategori 1; dan
c) kategori 2 dari sumber spesifik umum. b) kategori 2 dari sumber tidak spesifik, sumber
(2) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa tangki dan/atau c) spesifik umum, dan sumber spesifik khusus.
kontainer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib (2) Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memenuhi persyaratan: memenuhi persyaratan:
d) dibangun di atas permukaan tanah dengan lantai d) dibangun di atas permukaan tanah dengan fondasi
kedap air dan tidak bergelombang; e) yang dapat mendukung ketahanan silo terhadap tekanan
e) tangki dan/atau kontainer dan sistem penunjangnya dari atas dan bawah serta mampu mencegah kerusakan
terbuat dari bahan yang cocok dengan karakteristik yang diakibatkan karena pengisian, tekanan, atau gaya
Limbah B3 yang disimpan; angkat (up lift);
f) tidak mudah pecah atau bocor; f) dibangun tanggul dengan lantai kedap di sekitar pipa
input ke silo, untuk menampung Limbah B3 jika terjadi
g) memiliki tanggul dan saluran pembuangan di sekeliling ceceran; dan
tangki dan/atau kontainer menuju bak penampung g) dilengkapi dengan simbol Limbah B3 sesuai dengan
tumpahan; ketentuan peraturan perundang-undangan.
h) terlindung dari penyinaran matahari dan masuknya air (3) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa silo
hujan secara langsung, jika Limbah B3 yang disimpan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk silo
memiliki sifat mudah mengembang, menghasilkan gas, yang digunakan dalam 1 (satu) rangkaian proses
dan/atau bereaksi akibat temperatur dan tekanan; dan produksi.
i) dilengkapi dengan simbol Limbah B3 sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan .
Pasal 29
(1) Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3
Waktu Penyimpanan Limbah B3
wajib melakukan Penyimpanan Limbah B3 paling
lama (2) Dalam hal Penyimpanan Limbah B3
a) 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 melampaui jangka waktu sebagaimana
dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dimaksud pada ayat (1), Setiap Orang yang
dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh menghasilkan Limbah B3 wajib:
kilogram) per hari atau lebih; a) melakukan pemanfaatan Limbah B3,
b) 180 (seratus delapan puluh) hari sejak pengolahan
Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 b) Limbah B3, dan/atau penimbunan Limbah
yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima B3;
puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3 c) menyerahkan Limbah B3 kepada pihak lain;
kategori 1; dan/atau
c) 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari d) melakukan ekspor Limbah B3.
sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah (3) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat
B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima (2) huruf b meliputi:
puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3
e) Pengumpul Limbah B3;
kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan
sumber spesifik umum; atau f) Pemanfaat Limbah B3;
g) Pengolah Limbah B3; dan/atau
d) 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari
sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah h) Penimbun Limbah B3.
B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus.
Kompatibilitas Karakteristik
LB3
Cara Penyimpanan LB3 pada Bangunan, Tangki dan/atau Kontainer dan
Silo
Cara Penyimpanan LB3 pada jumbo bag dan IBC
Cara Penyimpanan LB3 pada tangki,
kontainer
Prinsip Pengemasan LB3
Prinsip Pengemasan LB3 (lanjutan)
PEMANTAUAN
Pasal 31 (3) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) pada fasilitas Penyimpanan Limbah
(1) Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3, B3 berupa tangki dan/atau kontainer, dan
Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, silo dilaksanakan melalui:
dan Penimbun Limbah B3 yang memiliki fasilitas a) pemeriksaan terhadap:
Penyimpanan Limbah B3 wajib melakukan • katup pengisian dan/atau pengeluaran; dan
• rekahan dan/atau retakan,
pemantauan kegiatan Penyimpanan Limbah B3.
b) sebelum mengoperasikan fasilitas
(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat tangki dan/atau kontainer, dan silo;
(1) pada fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa c) pengawasan pada saat pengisian
bangunan dilaksanakan melalui: dan/atau pengosongan fasilitas tangki
dan/atau kontainer, dan silo;
a) pengawasan pada saat menempatkan dan/atau
d) pemeriksaan selama fasilitas tangki
b) memindahkan Limbah B3 dari ruang Penyimpanan Limbah B3;
dan/atau kontainer, dan silo
c) pemeriksaan terhadap kemasan Limbah B3; dioperasikan;
d) pencatatan kegiatan Penyimpanan Limbah B3; dan e) pencatatan kegiatan Penyimpanan
e) pengawasan terhadap pelaksanaan tata graha (housekeeping). Limbah B3; dan
f) pengawasan terhadap pelaksanaan tata
graha (housekeeping).
Pencatatan Limbah B3
(6) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c, ayat (3) huruf d, ayat (4)
huruf g, dan ayat (5) huruf g dilakukan (7) Neraca Limbah B3 sebagaimana dimaksud
terhadap: pada ayat (6) huruf d memuat:
a) uraian sumber, jenis, dan karakteristik
a) jenis Limbah B3, karakteristik Limbah B3,
Limbah B3 yang disimpan;
dan waktu diterimanya Limbah B3 dari
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah b) jumlah atau volume Limbah B3 yang
B3; dikumpulkan setiap bulan; dan
c) jumlah atau volume Limbah B3 yang
b) jenis Limbah B3, karakteristik Limbah B3,
diserahkan kepada Pengumpul Limbah
jumlah Limbah B3, dan waktu penyerahan
B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah
Limbah B3 kepada Pemanfaat Limbah B3
Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah
dan/atau Pengolah Limbah B3
B3 setiap bulan.
c) identitas Setiap Orang yang menghasilkan
Limbah B3, Pengangkut Limbah B3,
Pemanfaat Limbah B3, dan/atau Pengolah
Limbah B3; dan
d) neraca Limbah B3.
Pencatatan Limbah
B3
(6) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c, ayat (3) huruf d, ayat (4)
huruf g, dan ayat (5) huruf g dilakukan
terhadap:
a) jenis Limbah B3, karakteristik Limbah B3,
dan waktu diterimanya Limbah B3 dari
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah
B3;
b) jenis Limbah B3, karakteristik Limbah B3,
jumlah Limbah B3, dan waktu penyerahan
Limbah B3 kepada Pemanfaat Limbah B3
dan/atau Pengolah Limbah B3
c) identitas Setiap Orang yang menghasilkan
Limbah B3, Pengangkut Limbah B3,
Pemanfaat Limbah B3, dan/atau Pengolah
Limbah B3; dan
d) neraca Limbah B3.
Format Neraca LB3
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013
TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
25 cm
A B

Ukuran simbol
(minimal):

ALAT ANGKUT
25 cm x 25 cm

WADAH/KEMASAN
10 cm X 10 cm

A
25 cm 45o

75
Jingga Hitam
(R=255, (R=0,
G=153, G=0, B=0)
B=83)

MUDAH MELEDAK

Merah Hitam
(R=255, G=0, (R=0, G=0,
B=0) B=0)
76
77
78
79
80
PENGUMPULAN LB3
1. Penghasil LB3

Pelaku Pengumpulan LB3


2. Pengumpul LB3 (Badan Usaha yg
melakukan kegiatan Pengumpulan LB3)

82
82
Definisi

Pengumpulan Limbah B3 adalah kegiatan


mengumpulkan Limbah B3 dari Penghasil
Limbah B3 sebelum diserahkan kepada
Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah
B3, dan/atau Penimbun Limbah B3

83
Ketentuan Pengumpulan Limbah B3

• Melakukan segregasi, menyimpan dan tidak melakukan pencampuran dengan


maksud pengenceran.
• Wajib memiliki izin pengelolaan limbah B3 untuk pengumpulan limbah B3
• Skala nasional, provinsi dan kabupaten/kota
• Fasilitas penyimpanan : bangunan, tangki, waste pile, waste impoundment, dan
teknologi lain sesuai perkembangan IPTEK.
• Perubahan izin dan penghentian izin
• Kewajiban pemegang izin
84

84
Larangan Pengumpul Limbah B3
Pengumpul Limbah B3 dilarang:
a. melakukan Pemanfaatan Limbah B3 dan/ atau Pengolahan Limbah B3
terhadap sebagian atau seluruh Limbah B3 yang dikumpulkan;
b. menyerahkan Limbah B3 yang dikumpulkan kepada Pengumpul Limbah
B3 yang lain; dan
c. melakukan pencampuran Limbah B3.

• Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 dilarang:


a. melakukan Pengumpulan Limbah B3 yang tidak dihasilkannya; dan
b. melakukan pencampuran Limbah B3 yang dikumpulkan.

85
Pengumpulan Limbah B3
• Dalam hal setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 tidak
mampu melakukan sendiri Pengumpulan Limbah B3 yang
dihasilkannya, Pengumpulan Limbah B3 diserahkan kepada
Pengumpul Limbah B3.
• Penyerahan Limbah B3 kepada Pengumpul Limbah B3 dengan
bukti penyerahan Limbah B3.
• Salinan bukti penyerahan Limbah B3 disampaikan oleh Setiap
Orang kepada Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai
dengan kewenangannya paling lama 7 (tujuh) hari sejak
penyerahan Limbah B3.

86
Pengumpulan Limbah B3
Dalam hal Penyimpanan Limbah B3 melampaui 90 (sembilan puluh) hari,
Pengumpul Limbah B3 wajib menyerahkan Limbah B3 yang
dikumpulkannya kepada pihak lain yang meliputi:
a. Pemanfaat Limbah B3;
b. Pengolah Limbah B3; dan/atau
c. Penimbun Limbah B3.

87
PENGANGKUTAN LB3
PENGANGKUTAN
89

Pengangkutan limbah B3 dengan kategori bahaya 1


 dilakukan dalam alat angkut yang tertutup
Pengangkutan limbah B3 dengan kategori bahaya 2
 dapat dilakukan dalam alat angkut yang tidak
tertutup.
Pengangkutan limbah nonB3 tidak terikat pada
regulasi limbah B3 (seperti menggunakan simbol
dan label, serta manifes).

89
Ketentuan Pengangkutan Limbah B3 :

1. Masa berlaku rekomendasi selama 5 (lima) tahun sepanjang tidak terjadi


perubahan jenis dan jumlah armada. Bagi yg telah memiliki rekomendasi
pengangkutan tanpa batasan waktu maka rekomendasiberlaku selama 5 (lima)
tahun
2. Pengangkutan yg dilakukan oleh penghasil dari luar wilayah kerjanya (off
site) ke lokasi penghasil (on site), wajib memiliki rekomendasi, dengan tanpa
perubahan akte, tanpa asuransi dan tetap menggunakan manifest)
3. Pengangkutan yg dilakukan oleh penghasil didalam wilayah kerjanya (on site)
dan tidak melalui jalan umum, tidak diwajibkan rekomendasi, namun wajib
membuat laporan perpindahan limbah B3

90
Persyaratan Pengangkutan Limbah B3
 Kemasan harus diberi simbol dan label limbah B3.
 Limbah B3 kategori 1 wajib diangkut dengan kendaraan tertutup
 Memiliki alat tanggap darurat.
 Memasang SOP tanggap darurat dan SOP loading & unloading.
 Alat angkut disesuaikan dengan limbah B3 yang akan diangkut.
 Limbah B3 harus diberi tutup agar terhindar dari hujan dan
atau sinar matahari langsung.
 Radio komunikasi sebagai alat komunikasi dengan pusat
pengendali operasi.

91
Format Penyampaian Data Pengangkutan Limbah B3

No Kode Uraian Karakteristik Jenis Kategori Asal LB3 Tujuan LB3


Limbah B3 Limbah B3 LB3 Kemasan Bahaya
LB3

92
PEMANFAATAN LB3
Pemanfaatan Limbah B3

1. Penghasil LB3

Pelaku Pemanfaatan LB3


2. Pemanfaat LB3 (Badan Usaha yg
melakukan kegiatan Pemanfaatan LB3)
Pemanfaatan Limbah B3
Definisi
Pemanfaatan Limbah B3 adalah kegiatan:
- penggunaan kembali,
- daur ulang, dan/ atau
- perolehan kembali
yang bertujuan untuk mengubah Limbah B3 menjadi produk yang dapat
digunakan sebagai:
- substitusi bahan baku,
- bahan penolong, dan / atau
- bahan bakar
yang aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
95
Pemanfaatan Limbah B3
• Wajib memiliki izin pengelolaan limbah B3 untuk pemanfaatan limbah B3
• Izin oleh Menteri dan dapat diperpanjang
• Pemanfaatan sebagai bahan baku, substitusi bahan baku, substitusi energi dan ara lain
sesuai perkembangan IPTEK
• Dilarang untuk pemanfaatan limbah B3 yang mengandung radioaktivitas (Tnorm
standar), kecuali tingat radioaktivitasnya telah diturunkan.
• Dilakukan oleh penghasil atau jasa pemanfaat
• Dilakukan uji coba bagi kegiatan peemanfaatan yang belum ada standar produknya.
• Kewajiban pelaporan
• Perubahan dan penghentian izin
• Kewajiban pemegang izin 96

96
Kewajiban

• Pemanfaatan Limbah B3 wajib dilaksanakan oleh


Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3.
• Dalam hal Setiap Orang tidak mampu melakukan
sendiri, Pemanfaatan Limbah B3 diserahkan
kepada Pemanfaat Limbah B3.

97
Cakupan Pemanfaatan
Pemanfaatan Limbah B3 meliputi:
• Pemanfaatan Limbah B3 sebagai substitusi bahan baku;
• Pemanfaatan Limbah B3 sebagai substitusi sumber energi;
• Pemanfaatan Limbah B3 sebagai bahan baku ; dan
• Pemanfaatan Limbah B3 sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

98
Larangan Pemanfaatan
• terhadap Limbah B3 dari sumber tidak spesifik dan sumber
spesifik yang memiliki tingkat kontaminasi radioaktif lebih besar
dari atau sama dengan 1 Bq/ cm2 (satu Becquerel per sentimeter
persegi) dan/atau konsentrasi aktivitas sebesar:
• 1 Bq/ gr (satu Becquerel per gram) untuk tiap radionuklida
anggota deret uranium dan thorium; atau
• 10 Bq/ gr (sepuluh Becquerel per gram) untuk kalium.

99
Persyaratan Memiliki Izin Pemanfaatan

• Sebelum memperoleh izin Pengelolaan Limbah B3


untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah B3,
Pemanfaat Limbah B3 wajib memiliki:
1. Izin Lingkungan; dan
2. Persetujuan pelaksanaan Uji coba Pemanfaatan
Limbah B3.

100
Uji Coba Pemanfaatan
Persetujuan pelaksanaan uji coba pemanfaatan
Limbah B3 diwajibkan untuk pemanfaatan limbah B3:
• Sebagai substitusi bahan baku yang tidak memiliki Standar
Nasional Indonesia; dan
• sebagai substitusi sumber energi

101
Kewajiban Setelah Memperoleh Persetujuan
Pelaksanaan Uji Coba
wajib:
a. memulai pelaksanaan uji coba peralatan, metode,
teknologi, dan fasilitas Pemanfaatan Limbah B3
b. memenuhi standar pelaksanaan Pemanfaatan Limbah B3;
c. menaati baku mutu air Limbah
d. menaati baku mutu emisi udara
e. menghentikan pelaksanaan uji coba Pemanfaatan Limbah B3 jika hasil uji coba
menyebabkan dilampauinya standar lingkungan hidup;
f. menyampaikan laporan hasil pelaksanaan
g. mengajukan permohonan izin Pemanfaatan Limbah B3 jika hasil uji coba memenuhi
persyaratan Pemanfaatan Limbah B3. 102
Penghentian Uji Coba
Jika:
a. uji coba gagal;
b. bermaksud menghentikan usaha dan/atau
kegiatan; atau
c. bermaksud mengubah penggunaan atau
memindahkan lokasi dan/atau fasilitas uji coba.

103
Pemanfaatan Sbg Produk Sesuai SNI

Permohonan izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan


Pemanfaatan Limbah B3 yang menghasilkan produk
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dikecualikan
dari persyaratan dokumen salinan persetujuan
pelaksanaan Ujl coba Pemanfaatan Limbah B3;

104
PENGOLAHAN LIMBAH B3
Pengolahan Limbah B3

1. Penghasil LB3

Pelaku Pengolahan LB3


2. Pengolah LB3 (Badan Usaha yg
melakukan kegiatan Pengolahan LB3)
106

106
Pengolahan Limbah B3

• Wajib memiliki izin pengelolaan limbah B3 untuk pengolahan limbah B3


• Izin oleh Menteri dan dapat diperpanjang
• Pengolahan secara termal, solidifikasi, stabilisasidan cara lain sesuai perkembangan IPTEK
• Dilakukan oleh penghasil atau jasa pengolah
• Dilakukan uji coba pengolahan.
• Kewajiban pelaporan
• Perubahan dan penghentian izin
• Kewajiban pemegang izin

107

107
Cara Pengolahan limbah B3

1) Dilakukan dengan cara:


a. termal;
b. stabilisasi dan solidifikasi; dan/atau
c. cara lain sesuai perkembangan teknologi.
(2) Pengolahan Limbah B3 dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. ketersediaan teknologi; dan
b. standar lingkungan hidup atau baku mutu lingkungan hidup.
Cara pengolahan merujuk PP lama
 Fisika dan/atau kimia;
 Fisika Note : Cara pengolahan dilakukan sesuai dengan
 Kimia perkembangan teknologi
 Stabilisasi atau solidifikasi;
 Biologi/hayati
 Thermal
108
Pengolahan Limbah B3
Persetujuan pelaksanaan uji coba pengolahan LB3
Izin Lingkungan untuk cara
- thermal
- Cara lain sesuai perkembangan teknologi yg tidak
memiliki SNI

Penghasil Wajib Izin


Limbah B3 Pengolahan
Limbah B3

Note : uji coba peralatan, metode,


teknologi, dan/atau fasilitas
Pengolahan Limbah B3

109
Kewajiban dalam Pelaksanaan Uji CobaPengolahan Limbah B3

• memenuhi standar pelaksanaan Pengolahan Limbah B3;


• menaati baku mutu air Limbah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, jika uji coba menghasilkan air Limbah;
• menghentikan pelaksanaan uji coba Pengolahan Limbah B3, jika hasil uji
coba menyebabkan dilampauinya standar lingkungan hidup dan/atau
baku mutu lingkungan hidup;
• melaporkan hasil pelaksanaan uji coba peralatan, metode, teknologi, dan
fasilitas Pengolahan Limbah B3; dan
• mengajukan permohonan izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Pengolahan Limbah B3, jika hasil uji coba memenuhi persyaratan
Pengolahan Limbah B3.
• Dalam hal uji coba Pengolahan Limbah B3 dilakukan dengan cara termal,
selain memenuhi kewajiban di atas, terhadap residu dan/atau sisa
pembakaran berupa abu dan cairan wajib dilakukan penyimpanan
110
Standar pelaksanaan Pengolahan Limbah B3 untuk Pengolahan Limbah
B3 dengan cara termal :

a. emisi udara;
b. efisiensi pembakaran dengan nilai paling sedikit mencapai 99,99%
(tidak berlaku untuk Pengolahan Limbah B3 dengan menggunakan
kiln pada industri semen );
c. efisiensi penghancuran dan penghilangan senyawa principle organic
hazardous constituents (POHCs) dengan nilai paling sedikit mencapai
99,99% (tidak berlaku untuk Pengolahan Limbah B3 dengan
karakteristik infeksius ).

111
Standar pelaksanaan Pengolahan Limbah B3 untuk
Pengolahan Limbah B3 yang dilakukan dengan cara
stabilisasi dan solidifikasi :

Baku mutu stabilisasi dan solidifikasi berdasarkan analisis


organik dan anorganik sesuai dengan baku mutu TCLP
Lampiran IV.

112
ALTERNATIF TEKNOLOGI pengolahan limbah B3
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH B3
KARAKTERISTIK LIMBAH
B3 Fisika-kimia Stabilisasi/solidifikasi Termal Biologi

Mudah meledak    
Mudah terbakar    
Bersifat reaktif    
Beracun (uji TCLP & LD50)    
Menyebabkan infeksi    
Bersifat korosif    
Limbah organik beracun    
Limbah anorganik beracun    

 Sesuai
 Tidak sesuai

113
Pengolahan Limbah B3 dengan Insinerator
Post-combustion Chamber
1200 oC for 2 seconds Fuel Burner
Double-Chamber
Pyrolytic Incinerator

Limbah B3

Heat Recovery
System Pyrolytic Chamber
800 - 900 oC

114
PENIMBUNAN LIMBAH B3
Penimbunan Limbah B3

1. Penghasil LB3

Pelaku Penimbunan LB3


2. Penimbun LB3 (Badan Usaha yg
melakukan kegiatan Penimbunan LB3)

116
Definisi Penimbunan Limbah B3
Penimbunan Limbah B3 adalah kegiatan
menempatkan Limbah B3 pada fasilitas
penimbunan dengan maksud tidak membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

117
Ketentuan umum Penimbunan Limbah B3
• Wajib memiliki izin pengelolaan limbah B3 untuk penimbunan limbah B3
• Izin oleh Menteri
• Fasilitas Penimbunan : penimbusan akhir, sumur injeksi, penempatan
kembali di area bekas tambang (back filling), dump tailing dan/atau
fasilitas penimbunan limbah B3 lain sesuai perkembangan IPTEK,
• Dilakukan oleh penghasil atau jasa penimbun
• Penimbusan akhir (landfill ) terbagi dalam kategori I, II dan III.
• Kewajiban pelaporan
• Perubahan dan penghentian izin
• Kewajiban pemegang izin 118

118
Fasilitas Penimbunan Limbah B3
a. Penimbusan akhir;
b. Sumur injeksi;
c. Penempatan kembali di area bekas tambang;
d. dam tailing; dan/ atau
e. Fasilitas Penimbunan Limbah B3 lain sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

119
Fasilitas Penimbunan Limbah B3 berupa
penimbusan akhir terdiri atas fasilitas
penimbusan akhir :
a. kelas I;
b. kelas II; dan
c. kelas III.

120
Syarat Lokasi Penimbunan Limbah B3
a. bebas banjir;
b. permeabilitas tanah;
c. merupakan daerah yang secara geologis aman, stabil,
tidak rawan bencana, dan di luar kawasan lindung;
dan
d. tidak merupakan daerah resapan air tanah, terutama
yang digunakan untuk air minum.
121
Persyaratan Permeabilitas Tanah
Tidak berlaku untuk Penimbunan Limbah B3 yang
menggunakan fasilitas berupa:
a. sumur injeksi;
b. penempatan kembali di area bekas tambang;
c. dam tailing; dan/ atau
d. fasilitas Penimbunan Limbah B3 lain sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
122
Persyaratan Permeabilitas Tanah
Tidak berlaku untuk Penimbunan Limbah B3 yang
menggunakan fasilitas berupa:
a. sumur injeksi;
b. penempatan kembali di area bekas tambang;
c. dam tailing; dan/ atau
d. fasilitas Penimbunan Limbah B3 lain sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
123
HAZARDOUS WASTE
LANDFILL EQUIPMENT
LANJUTAN…
LANJUTAN…
DUMPING LIMBAH B3
DUMPING
• Setiap orang dilarang melakukan dumping (pembuangan) limbah B3
ke media lingkungan hidup tanpa persetujuan pemerintah pusat (Ayat
1 Pasal 391 PP No.22 Tahun 2021).
• Persetujuan tersebut berupa persetujuan teknis untuk kegiatan
dumping danmenjadi dasar dalam penerbitan persetujuan
lingkungan.
• Persetujuan Teknis untuk kegiatan dumping limbah B3 kemedia
lingkungan berupa tanah dan laut.
Lanjutan…

• Limbah B3 yang dapat dilakukan dumping ke laut berupa : Tailing dari


hasil penambangan, Serbuk bor dari hasil pemboran usaha dari
kegiatan eksplorasi/ekploitasi di laut menggunakan lumpur bor
berbahan sintetis, Serbuk bor dari hasil pemboran usaha dari kegiatan
eksplorasi/ekploitasi di laut menggunakan lumpur bor berbahan dasar
air.
• Kegiatan/usaha setelah mendapatkan persetujuan teknis dumping
limbah B3, kegiatan/usaha tersebut wajib mendapatkan penghentian
kegiatan dumping jika menghentikan usaha atau memindahkan lokasi
dumping (pembuangan).
PENGECUALIAN LIMBAH B3
PENGECUALIAN LB3 PP 22 TAHUN 2021
Pasal 403
1. Limbah B3 dari sumber spesifik dapat dikecualikan dari Pengelolaan Limbah B3 berdasarkan Peraturan
Pemerintah ini.
2. Untuk dapat dikecualikan dari Pengelolaan Limbah 83 sebagaimana dirnaksud pada ayat (1), Setiap Orang yang
menghasilkan Limbah B3 dari sumber spesifik wajib melaksanakan uji karakteristik Limbah B3.
3. Uji karakteristik Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara berurutan.
4. Uji karakteristik Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi uji:
• karakteristik mudah meledak, mudah menyala, reaktif, infeksius, danf atau korosif sesuai dengan parameter uji
sebagaimana tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Pemerintah ini;
• karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi LD50 untuk menentukan Limbah B3 dari sumber spesifik yang diuji
memiliki nilai Uji Toksikologi LD50 lebih kecil dari atau sama dengan 50 mg/kg (lima puluh miligram per
kilogram) berat badan hewan uji;
• karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi LD50 untuk menentukan Limbah B3 dari sumber spesifik yang diuji
memiliki nilai Uji Toksikologi LD50 lebih besar dari 50 mg/kg (lima puluh miligram per kilogram) berat badan
hewan uji dan lebih kecil dari atau sama dengan 5000 mg/kg (lima ribu miligram per kilogram) berat badan
hewan uji;
LAN JUTAN…
• karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi LDso untuk menentukan
Limbah B3 dari sumber spesifik yang diuji memiliki nilai Uji Toksikologi
LD50 lebih besar dari 5OO0 mg/kg (lima ribu miligram per kilogram)
berat badan hewan uji;
• karakteristik beracun melalui TCLP untuk menentukan Limbah B3 dari
sumber spesifik yang diuji memiliki konsentrasi zat pencemar lebih kecil
dari atau sama dengan konsentrasi zat pencemar pada kolom TCLP-B
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Pera'curan Pemerintah ini; dan
• karakteristik beracun melalui uji toksikologi sub- kronis sesuai dengan
parameter uji sebagaimana tercantum dalam Lampiran X yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
Lanjutan…
• Pasal 405
1. Hasil uji karakteristik Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 403
ciisampaikan oleh Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 dari sumber spesifik
kepada Menteri.
2. Penyampaian hasii qii karakteristik Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilengkapi denga.n permohonan itengecuaiian Limbah B3 dari surnber spesifik secara
tertulis dan dokumen yang paling sedikit meliputi:
 Identititas pemohon
 Identitas limbah B3 dari sumber spesifik yang dihasilkan
Bahan baku dan/atau bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi yang
menghasilkan limbah B3 dari sumber spesifik
Proses produksi yang menghasilkan limbah B3 dari sumber spesifik
PERPINDAHAN LINTAS BATAS LIMBAH
B3
Pasal 408 3. Pelaksanaan ekspor Limbah B3 dapat
1. Dalam hal Limbah B3 akan diekspor ke negara penerima, Penghasil dilaksanakan apabila:
Limbah B3 atau eksportir Limbah B3 harus mengajukan permohonan
• Notifikasi sebagaimana dimaksud pada
notifikasi kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri.
ayat (1) yang dikirimkan oleh Pemerintah
2. Permohonan notifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Republik Indonesia kepada negara
dilengkapi dengan keterangan paling sedikit mengenai: penerima disetujui negara penerima; dan
• Identitas eksportir Limbah B3;
• Notifikasi sebagaimana dimaksud pada
• Negara tujuan ekspor Limbah B3;
ayat (1) yang dikirimkan oleh Pemerintah
• Dokumen mengenai nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Republik Indonesia kepada negara transit
Limbah 83 yang akan diekspor; disetujui negara transit.
• Alat angkut Limbah B3 yang akan digunakan;
• Negara transit;
• Tanggal rencana pengangkutan, pelabuhan atau terminal tujuan
transit, waktu tinggal di setiap transit, dan pelabuhan atau
terminal masuk dan keluar;
• Dokumen mengenai asuransi;
dokumen mengenai pengemasan Limbah B3;
• Dokurnen mengenai tata cara penanganan Limbah B3 yang akan
diangkut; dan
• Dokumen yang berisi pernyataan dari penghasil limbah B3 dan
eksportir Limbah 83 mengenai keabsahan dokumen yang
disampaikan.
Lanjutan…
4. Dalam hal notifikasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 409
ayat (3) disetujui oleh otoritas negara tujuan ekspor
1. Dalam hai Limh,ah 83 akan dimasukkan ke dalam
dan negara transit Limbah B3, Menteri menerbitkan wilayah Negara Kesatuan Repubiik Indclnesia
rekomendasi ekspor Limbah B3. untuk tujuan transit, Pengangkutan Limbah B3
melalui negara eksportir limbah B3harus
5. Rekomendasi ekspor Limbah B3 sebagairnana mengajukan permohonan notifikasi kepada
dimaksud- pada ayat (4) menjadi dasar penerbitan Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri.
tzin ekspor Limbah B3 yang tliberikan oleh menteri 2. Menteri memberikan jawaban berupa
yang rnenyelenggarakan urusan pernerint.ahan di persetujuan atau penolakan atas permohonan
bidai:g perdagangan. notifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hati
6. Persvaratan dan tata cara permohonan dan sebelum transit dilakukan.
penerbitanizin ekspor Limbah B3 dilaksanaka.n
sesuai dengan ketenturan peraturan perundang.
undangan.
PENANGGULANGAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN/ATAU
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
DAN PEMULIHAN FUNGSI
LINGKUNGAN HIDUP
 Setiap orang yang menghasilk  Biaya penanggulangan
 an limbah B3, Pengumpul llimbah B3, Pengangkut pencemaran/kerusakan lingkungan hidup
dibebankan kepada penghasillimbah B3,
limbah B3, Pemanfaat limbah B3, Pengolah limbah
pengumpul limbah B3, Pengangkut limbah
B3, Penimbun limbah B3 dan melakukan dumping
B3, pengolah limbah B3, pemanfaat limbah
limbah B3 yang melakukan pencemaran pencemaran
B3, penimbun limbah B3 dan yang
lingkungan hidup dan/atau kerusakan lingkuingan
melakukan dumping limbah B3
hidup wajib melaksanakan :
 Tahapan Pemulihan fungsi lingkungan hidup
 Penanggulangan lingkungan hidup
:
 Pemulihan fungsi lingkungan hidup
 Penghentian sumber pencemaran dan
 Penanggulangang pencemaran dilakukan dengan : pembersihan sumber pencemaran.
Pemberian informasi menmgenai peringatan  Remediasi
adanya pencemaran/kerusakan lingkungan hidup
 Rehabilitasi
kepada masyarakat.
 Restorasi
Pengisolasian pencemaran/kerusakan lingkungan
hidup  Cara lain sesuai perkembangan IPTEK
Cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu  Pemulihan fungsi lingungan hidup dilakukan
pengetahuan dan teknologi. terhadap lahan terkontaminasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai