Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK II

MITIGASI BENCANA

BAB IX PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN


(P3K) DI LABORATORIUM
BAB X HIGIENE DAN SANITASI DI LINGKUNGAN
DI LABORATORIUM

DI SUSUN OLEH :

NAMA : HIJRAH
STAMBUK : G10116037

PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

MARET, 2023
BAB IX PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
(P3K) DI LABORATORIUM

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan dan perawatan
sementara yang dilakukan kepada korban kecelakaan di tempat kerja menggunakan
peralatan sederhana sebelum korban mendapatkan pertolongan yang sempurna.
Meski hanya menggunakan peralatan sederhana, P3K bisa menjadi salah satu solusi
untuk memberi pertolongan secara cepat dan tepat.

Meski pertolongan pertama bukanlah penanganan yang sempurna, tapi dengan


adanya P3K di tempat kerja akan memiliki banyak manfaat dalam mencegah
keparahan cidera, mengurangi penderitaan dan bahkan menyelamatkan nyawa
korban. Jika tindakan P3K tidak dilakukan saat terjadi kecelakaan di tempat kerja,
akibatnya dapat memperburuk keadaan korban bahkan menimbulkan kematian.

Maksud dan Tujuan


Pertolongan pertama tersebut dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat
pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau
petugas kesehatan lainnya. P3K diberikan dengan tujuan untuk:
1. Menyelamatkan nyawa korban
2. Meringankan penderitaan korban
3. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
4. Mempertahankan daya tahan korban
5. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut

Kotak P3K
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan kotak P3K adalah sebagai
berikut:
1. Rancangan kotak P3K terbuat dari bahan yang kuat, mudah dipindah dan diberi
label P3K.
2. Berwarna dasar putih dengan label P3K berwarna merah
3. Ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah
yang jelas, cukup cahaya serta mudah diangkat apabila akan digunakan.
Isi kotak P3K sebagai berikut:
1. Kotak P3K tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan P3K di tempat kerja.
2. Penempatan kotak P3K harus memenuhi ketentuan: jumlah dan tipe kotak P3K
disesuaikan dengan jumlah pekerja, jumlah unit dan tata letak/lay out.

Macam-macam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pendarahan
Penghentian pendarahan, pada umumnya dapat dilakukan dengan menekan luka
berdarah tersebut. Jika pada kasus tertentu pendarahan tidak bisa dihentikan
dengan cara ini, panggil segera tenaga medis, dokter.
Pendarahan hidung
a. Dudukan korban dengan tenaga dengan kepala menunduk
b. Cegahlah korban memaksa darah keluar dari hidungnya
c. Pijit, atau mintalah korban untuk memijit cuping hidungnya keras – keras
d. Jika pendarahan tidak berhenti selama 5 – 10 menit usahakan agar mendapat
perawatan medis
Pendarahan karena luka
a. Mintalah pertolongan medis
b. Perlihatkan semua luka
c. Tutup dan tekanlah luka dengan tangan atau pencet tepi luka bersama – sama
agar menutup, jika sempat tutuplah luka dengan sapu tangan, atau kain yang
bersih sebelum ditekan
d. Penekanan dapat dilakukan dengan memberi bantalan tipis pada luka
kemudian diikat erat–erat dengan perban. Bantalan harus cukup lebar
menutupi seluruh luka dan seluruh bantalan harus tetutup perban.
e. Jika penderita merasakan kesakitan karena ikatan perban terlalu kencang.
f. Jika pendarahan masih berlangsung, beri bantalan dan perbanlah lagi, tanpa
melepas ikatan bantalan yang pertama.
g. Bahan yang dipakai untuk menekan pendarahan terbuat dari bahan kayu, atau
logam. Cara seperti ini dapat pula digunakan untuk menolong korban yang
patah tulang.
h. Angkat lukanya pada saat Pendarahan, beri bantal tipis diatas tekan sampai
lukanya menutup luka dan perban erat-erat

2. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Terbakar


Penanganan segera secara medis tergantung pada sejauh mana tingkat
penderitanya.
a. Penanganan terbaik luka bakar adalah dengan mengucurkan air dingin dan
bersih kebagian yang terbakar.
b. Jangan menarik, atau menyobek baju dari luka bakarnya.
c. Jangan mencoba memindah benda-benda yang menempel pada kulit yang
terbakar.
d. Lakukan perawatan seperti menangani kejutan (shock).
e. Tutuplah luka bakar dengan bahan-bahan steril seperti perban kering, handuk
atau kertas, jika ada.
f. Jangan sentuh bagian luka bakar yang menggelembung, atau bagian otot-otot
yang terbakar.

3. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Tersengat Listrik


Kecelakaan karena sengatan listrik dapat mengakibatkan kebakaran, jatuh dan
kejutan listrik. Masing-masing menyebabkan gejala yang berbeda pada korban.
Penderita bias disebabkan oleh salah satu atau kombinasi membedakan ejala-
gejala yang muncul. Meskipun keterlambatan pertolongan dan penyadaran
kembali dapat berakibat fatal, namun kejutan listrik umumnya dapat tidak
langsung mematikan, hanya mungkin menyebabkan kepekaannya menurun,
pernafasan terganggu atau berhenti, dan kerja jantungnya terganggu. Karena itu,
yang terpenting adalah memeriksa kondisi pernafasan dan jantung penderita, jika
berhenti harus segera dibantu dan dinormalkan kembali. Kecelakan listrik sering
Menimbulkan luka sampingan

Bila menghadapi kecelakaan karena listrik, kerjakanlah segera tindakan dengan


urutan sebagai berikut:
a. Matikan aliran listrik, atau jika tidak mungkin, usahakan agar korban terbebas
dari sengatan listrik
b. Beri pertolongan pertama sesuai gejalanya.

Cara Membebaskan Korban Dari Aliran Listrik


Begitu melihat korban terkena aliran listrik, cepat perhatikan keadaan sekitar.
Tentukan cara terbaik untuk melepaskannya tanpa korban menderita lebih lanjut,
karena jatuh dan lain-lain. Jika mungkin matikan aliran listrik, dan pastikan ini
sebagai tindakan utama. Jika tidak mungkin anggap korban masih tetap terkena
aliran listrik. Jangan sekali-sekali menganggap korban telah terbebas dari aliran
listrik.
• Matikan aliran listrik
Dorong atau tarik korban dengan bahan-bahan yang tidak menghantar arus
listrik (tidak konduktif) agar terbebas dari sengatan listrik. Hendaknya
seseorang selalu mengetahui letak dan daerah pelayanan setiap tombol listrik
didaerah kerja masing-masing.
• Untuk tegangan rendah (240 v atau kurang), bila aliran listrik tidak dapat
segera dimatikan, gunakan benda yang tidak konduktif, dan kering untuk
melepaskan korban (jangan gunakan logam atau benda-benda yang basah).
a. Tariklah dengan menggunakan tali kering, kain kering, karet, atau plastic.
b. Tariklah baju korban,pada tempat yang longgar dan kering.
c. Berdirilah diatas papan kering ketika mendorong atau menarik korban
d. Doronglah dengan kayu kering
Jika mendorong korban hendaknya dilakukan dalam sekali gerak, agar selekas
mungkin terbebas dari aliran listrik. Siapkan tenaga yang cukup untuk
melepaskan, Korban yang menggenggam konduktor berarus listrik. Dengan
memakai sarung tangan anda dapat memeukul pergelangan tangan, atau
punggung telapak tangan korban sampai ia terbebas. Untuk tegangan tinggi (650
v, atau lebih) Dan aliran listrik tidak dapat segera dimatikan jangan mendekat
dalam radius 1,5 m. Gunakan tongkat yang panjangnya lebih dari 1,5 m terbut
dari material yang tidak konduktif dan kering, untuk melepas korban.
Catatan :
Ingat bahwa korban karena listrik, badannya juga berarus listrik, karena itu
jangan sekali-sekali memegang tubuh korban, baju yang melekat atau sepatunya,
tanpa sarung pelindung tangan.

4. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Terbentur


Kondisi ini biasanya terjadi karena adanya pukulan atau sentakan pada tubuh.
Kepala terbentur dapat menimbulkan berbagai gejala hingga komplikasi
penyakit. Jadi, penanganan yang dilakukan dengan tepat dan sesegera mungkin
diperlukan.

Pertolongan pertama saat kepala terbentur perlu dilakukan sesuai dengan tingkat
keparahan cedera kepala yang dialami. Hal ini berlaku bagi anak-anak maupun
orang dewasa. Cedera kepala ringan dapat memengaruhi sel otak secara
sementara, sedangkan cedera kepala sedang dapat menyebabkan memar, jaringan
otak yang robek, perdarahan, hingga kerusakan terhadap otak. Adanya trauma
terhadap otak dapat berujung komplikasi jangka panjang, bahkan menyebabkan
kematian

Pertolongan pertama pada cedera kepala ringan, biasanya dapat membuat


seseorang mengalami perubahan status mental dan kesadaran. Sementara cedera
kepala berat bisa menimbulkan amnesia dan membuat seseorang tidak sadar
beberapa lama. Sekitar 75 persen cedera otak traumatik setiap tahunnya hanyalah
gegar otak ringan.

Dampak kepala terbentur yang terjadi secara berulang dalam periode waktu yang
lama menyebabkan kelainan pada sistem saraf serta proses berpikir secara
kumulatif. Sementara, cedera otak yang berulang dalam periode waktu pendek
(dengan jeda beberapa jam, hari, maupun minggu) dapat berakibat fatal.

Saat kepala terbentur, pada umumnya orang akan mengalami cedera otak atau
gegar otak ringan. Tentu saja kondisi ini tidak membutuhkan penanganan
berlebihan. Berikut beberapa penanganan pertama kepala terbentur yang dapat
kamu lakukan :
• Konsumsi obat antinyeri untuk meredakan sakit kepala apabila perlu, seperti
paracetamol maupun ibuprofen.
• Kompres dingin selama 10-15 menit setiap kali kompres. Lakukan dalam 48
jam pertama setelah kepala terbentur.

Seseorang dengan cedera otak ringan membutuhkan pengamatan intensif di


rumah untuk memantau apakah kondisi tersebut makin memburuk atau tidak.
Selain itu, kamu juga bisa mengamati apakah kepala terbentur harus diberikan
penanganan lebih lanjut atau tidak, dengan memperhatikan beberapa hal berikut:
• Salah satu pupil mata lebih besar dibandingkan yang lainnya.
• Rasa kantuk berlebihan dan tidak mampu untuk bangun dari tidur.
• Bicara tidak jelas, lemah, rasa baal atau koordinasi yang berkurang.
• Nyeri kepala yang semakin parah dan tidak mereda.
• Rasa kebingungan yang berlebih, tidak dapat diam.
• Mual dan muntah berulang.
• Kejang-kejang.
• Hilang kesadaran.

Cedera otak traumatik akibat kepala terbentur dapat menimbulkan berbagai efek
fisik maupun psikis. Sebagian tanda dan gejala dapat langsung muncul,
sedangkan yang lainnya dapat timbul beberapa hari maupun minggu kemudian.

5. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Keracunan Bahan Kimia


Untuk semua peristiwa keracunan, harus kirimkan kepada tenaga medis secepat
mungkin.
a. Pindahkan ketempat yang segar.
b. Lakukan seperti merawat shock.
c. Buat pertolongan pernafasan, jika pernafasan berhenti. Jangan melakukan
pertolongan pernafasan melalui kontak mulut ke mulut, bila terjadi racun
terminum melalui mulut (asam, alkali, dan lain-lain)
d. Amankan dan simpan cairan yang diduga racun untuk diperiksa.
e. Ambil dan muntahkan korban untuk pemeriksaan dokter/klinik

Terpapar Bahan Kimia Pada Mata


Mata yang terkena bahan kimia berbahaya diperlukan untuk segera melakukan
pembilasan air mengalir selama 15-20 menit. Tidak semua bahan kimia memiliki
efek yang sama pada mata (beberapa bahan kimia tidak menimbukan iritasi,
namun beberapa bahan kimia lain dapat menimbulkan cedera parah). Berikut
periode waktu yang diperlukan untuk membilas mata dengan air :

• 5 menit untuk bahan kimia non iritan atau iritan sedang.


• 15-20 menit untuk bahan kimia iritan sedang hingga iritan berat dan bahan
kimia yang dapat menyebabkan toksis jika terserap pada kulit.
• 30 menit untuk bahan kimia bersifat korosif.
• 60 menit untuk basa kuat seperti natrium, kalium atau kalsium hidroksida.

Pembilasan air perlu segera dilakukan setelah bahan kimia mengenai mata atau
kulit. Jika kondisi yang terjadi parah maka memerlukan perawatan darurat di
rumah sakit terlebih jika saluran pernafasan terganggu. Jika diperlukan
pembilasan dengan air harus terus dilakukan selama perjalanan menuju rumah
sakit.

Terpapar Bahan Kimia Pada Kulit


Ketika terjadi pemaparan bahan kimia melalui udara maka perlu dengan segera
untuk menghirup udara segar yang memiliki kandungan oksigen tinggi.
Direkomendasikan untuk dapat menghirup oksigen menggunakan tabung
oksigen darurat dan melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Hal ini bertujuan
agar dapat dilakukan perawatan dan pemeriksaan yang lebih teliti.

Terpapar Bahan Kimia Melalui Pencernaan


Muntah tidak bisa selalu menjadi pertolongan pertama ketika bahan kimia
tertelan secara sengaja atau tidak sengaja. Berikut beberapa alasan mengapa
muntah tidak dapat menjadi pertolongan pertama jika menelan bahan kimia :

• Jumlah bahan kimia yang tertelan oleh orang dewasa memiliki jumlah yang
kecil yaitu sekitar 14-21 ml.
• Tidak ada bukti yang pasti jika memuntahkan bahan kimia yang tertelan
memberikan hasil yang lebih baik dari pada jika mendiamkan.
• Memuntahkan bahan kimia dapat menimbulkan resiko yang lebih besar
terutama dalam kondisi darurat. Misalnya seperti ketika muntah kemudian
mengalami tersedak dapat menyebabkan bahan kimia masuk kedalam
saluran nafas.
• Perawatan medis di rumah sakit merupakan jalan terbaik untuk menangani
kejadian tertelannya bahan kimia karena dokter dan tenaga medis lainnya
dapat memberikan tindakan terbaik.

Sering kali kita mendengar ketika menelan bahan kimia atau racun perlu segera
mengkonsumsi susu untuk penetral racun. Namun menurun evaluasi dari The
American Heart Association dan American Red Cross bahwa seseorang yang
menelan bahan kimia atau racun tidak perlu mengkonsumsi apapun melalui
mulut. Mempersiapkan penetral racun merupakan upaya pertolongan pertama
yang dapat dilakukan. Direkomendasikan pada klinik atau rumah sakit terdekat
lingkungan kerja mengetahui bahan kimia yang digunakan agar dapat memiliki
persediaan penetral racun.

Terpapar Bahan Kimia Pada Kulit


Pertolongan pertama jika terpapar bahan kimia pada kulit dapat dilakukan
berdasarkan kondisi iritasi dan jenis bahan kimianya. Berikut beberapa upaya
untuk pertolongan pertama pada kulit :

• Jika terjadi iritasi pada kulit akibat paparan bahan kimia maka dapat
dibersihkan dengan lembut.
• Jika bahan kimia yang mengenai kulit berbentuk padat maka perlu
membilas menggunakan air kulit yang terkontaminasi. Jika bahan kimia
berbentuk cair dan dapat menembus pakaian maka perlu segera melepas
pakaian dan membilas tubuh dengan menggunakan air. Segera dapatkan
perawatan medis di rumah sakit.
• Jika terjadi radang dingin akibat bahan kimia maka perlu segera
mendapatkan perawatan medis dan sangat tidak diperbolehkan untuk
menggosok atau menyiram dengan air. Untuk mencegah terjadinya
kerusakan jaringan yang lain maka tidak diperbolehkan untuk melepas
pakaian.
BAB X HIGIENE DAN SANITASI DI LINGKUNGAN
DI LABORATORIUM

1. Higiene Lingkungan Kerja


Secara Umum
Kata “higiene” berasal dari bahasa yunani yang artinya ilmu untuk membentuk
dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate, H.A, 1986). Dalam sejarah
yunani, higiene berasal dari nama seorang dewi yaitu Hygea (dewi pencegah
penyakit). Pengertian higiene ada beberapa,yang intinya sama yaitu :
1. Menurut Brownell, higiene adalah bagaimana caranya orang memelihara dan
melindungi kesehatan.
2. Menurut Gosh, higiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh
factor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik
perorangan maupun melalui masyarakat
3. Higiene adalah ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan
kesehatan jasmani, rohani dan sosial untuk mencapai tingkat kesejahteraan
yang lebih tinggi.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan pengertian higiene


adalah suatu usaha kegiatan pencegahan yang menitikberatkan usahanya pada
kegiatan-kegiatan yang mendukung kebersihan, kesehatan, dan keselamatan
jasmani maupun rohani manusia dan juga lingkungan hidup sekitarnya.

Di Laboratorium
Higiene laboratorium adalah suatu usaha kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan di dalam laboratorium, agar suatu
laboratorium layak digunakan untuk kegiatan pemeriksaan, penelitian atau
kegiatan lainnya sehingga tidak mempengaruhi aktifitas tenaga kerja maupun
hasil penelitian yang dilakukan di dalamnya.

Secara Personal
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh
nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya
kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap
kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah
kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum.
Personal Higiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan higiene berarti sehat jadi higiene personal adalah suatu usaha
perawatan diri untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan diri seseorang
baik untuk kesehatan fisik maupun psikis.

A. Tindakan Higiene di Laboratorium


Contoh tindakan higiene di laboratorium dapat dilakukan pada diri sendiri
dan pada ruangan laboratorium, yaitu :
1) Pada diri sendiri :
a. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan penelitian,
contohnya : sarung tangan, masker, jas laboratorium, alas kaki tertutup,
dll.
b. Tidak makan atau minum di dalam laboratorium.
c. Tidak meletakkan zat-zat berbahaya di sembarang tempat.
d. Tidak memegang alat yang menggunakan arus listrik saat tangan basah.
e. Mencuci tangan dan menggunakan antiseptik sesering mungkin, setelah
bekerja dan sebelum makan.
f. Mensterilkan ose atau alat-alat yang digunakan setelah selesai bekerja
g. Tidak memakai perhiasan atau melepas perhiasan karena akan
menimbulkan kontaminasi mikrobiologis secara tidak langsung atau
kontaminasi fisik.
2) Pada ruangan laboratorium :
a. Dilarang merokok ( Karena rokok dapat bereaksi dengan bahan kimia
yang mudah terbakar, rokok dapat terkontaminasi mikroba yang terdapat
dalam sampel pemeriksaan, dan dapat mengganggu kenyamanan pasien
maupun petugas laboratorium lainnya).
b. Setelah melakukan pemeriksaan, meja praktikum dibersihkan
menggunakan desinfektan (kreolin),peralatan disterilkan.
c. Menggunakan inkas ketika melakukan pemeriksaan bakteriologi, agar
mencegah percikan dorplet.
d. Meletakan sampel pada tempatnya, sehingga tidak membahayakan
petugas laboratorim yang lainnya.
e. Menyimpan reagen-reagen yang berpotensi bahaya bagi kesehatan
maupun keamanan laboratorium pada tempatnya.
B. Tujuan Tindakan Higiene di Laboratorium
Tindakan hygiene di Laboratorium memliki tujuan tersendiri yang tentu
sangat bermanfaat yaitu:
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki higiene personal yang kurang
d. Mencegah penyakit

2. Sanitasi Lingkungan Kerja


a) Secara umum
Definisi sanitasi menurut beberapa ahli, diantaranya yaitu:
1. Menurut Dr.Azrul Azwar. MPH, sanitasi adalah cara pengawasan
masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai
factor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat.
2. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap factor-faktor
lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan.
3. Menurut Ehler dan Steel (1958) sanitasi adalah usaha pencegahan
Penyakit, dengan cara menghilangkan atau mengawasi faktor-faktor
lingkungan yang merupakan perantara pemindahan penyakit.
4. Sedangkan batasan WHO, yang dimaksud dengan sanitasi lingkungan
adalah usaha pengawasan terhadap lingkungan fisik manusia yang dapat
atau mungkin dapat memberikan akibat yang merugikan kesehatan jasmani,
dan kelangsungan hidupya.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan sanitasi adalah usaha pecegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatannya pada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup.
b) Di Laboratorium
Usaha pencegahan atau pengawasan terhadap lingkungan laboratorium yang
mungkin dapat memberikan akibat yang merugikan kesehatan jasmani dan
kelangsungan hidupnya. Di Laboratorium, ruang lingkup dari sanitasi adalah
sanitasi air, yaitu upaya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan air dari
pembuangan limbah manusia untuk menjamin terwujudnya kondisi yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
c) Di Lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup
bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran
dan bahan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatan kesehatan manusia.

Tindakan Sanitasi
Berbagai macam tindakan yang dapat dilakukan sebagai salah tindakan sanitasi
di laboratorium dan rumah sakit, sebagai berikut :
Sanitasi di laboratorium
a) Melakukan pengelolaan terhadap limbah medis terutama yang berbentuk
cair agar tidak mencemari air atau lingkungan sekitar dengan cara
mengelompokkannya berdasarkan potensi yang terkandung dalam limbah
tersebut. Contohnya yaitu:
• Limbah infeksius
Limbah dari pasien yang memiliki penyakit menular, seperti limbah
sampel typus, hepatitis, AIDS, TBC, dan penyakit menular lainnya.
Maka limbah tersebut harus disterilkan terlebih dahulu sebelum dibuang
ke saluran pembuangan.
• Limbah kimia
Limbah dari bahan-bahan kimia yang berbahaya,limbah tersebut harus
diolah lebih dahulu sebelum dibuang ke saluran pembuangan agar tidak
membahayakan lingkungan sekitar.
• Limbah organik dan anorganik
tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada
umumnya seperti BOD, COD, pH, mikrobiologik dan parameter yang
lainnya.
b) Menjaga pengelolaan dan penyediaan air bersih agar tidak terkontaminasi
oleh bakteri nosocomial.
c) Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme,
tergantung jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum
dibuang dan jenis sarana prasarana yang tersedia.
d) Melakukan sterilisasi ruangan.

F. Manfaat Sanitasi
Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga dan
memperhatikan sanitasi di lingkungan laboratorium kesehatan, misalnya:
• Mencegah penyakit menular.
• Mencegah kecelakaan kerja.
• Menghindari pencemaran.
• Mengurangi jumlah presentase sakit di tempat kerja.
• Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai