Anda di halaman 1dari 17

Instruksi Kerja

P3K Patah Tulang


1. Patah tulang/ Fraktur dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu :

Fraktur sederhana : patahan tulang masih pada tempatnya semula.

Fraktur komplikasi : tulang yang patah menjadi beberapa fragmen.

Fraktur greenstic : patah tulang yang masih muda/ belum matang pada anakanak sehingga masih muda terjadinya proses peyambungan kembali.

Fraktur terbuka : fraktur yang disertai luka terbuka akibat ujung tulang yang pata
menembus kulit. Jenis fraktur ini mudah mengalami infeksi serius karena tulang.
yang terbuka mudah tercemar kuman dari udara maupun dari permukaan kulit.

Fraktur tertutup : fraktur dimana kulit disekitar tulang yang patah tetap utuh,
sering tampak memar di daerah yang fraktur.

2. Tanda-tanda patah tulang sebagai berikut :

Jaringan pada bagian yang patah membengkak/ada penonjolan fragmen tulang.

Suara detik tulang.

Daerah yang patah nyeri bila ditekan atau digerakan.

Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah.

Anggota bagian yang patah mengalami gangguan fungsi.

Pada tulang yang patah kelihatan lebih pendek.

Korban menopang bagian yang cedera.

3. Alat yang digunakan :

Bidai / spalak dari kayu atau bahan lain yang kuat tetapi ringan dan pipih.

Pembalut segi tiga.

Kassa steril
Step Utama

1. Patah tulang leher

Bagian Penting
Tindakapan pertolongan :

Hentikan perdarahan dan bebaskan


jalan nafas

Bila pernafasan berhenti, lakukan


pernafasan buatan tanpa merubah
kedudukan leher dengan tekhnik Jaw
Trust

Leher dibalut dengan krah verban

untuk mengurangi pergerakan

Angkat

korban

keatas

usungan

beralat keras/kayu dan rata

Kiri kanan leher diberi bantalan pasir


atau sejenisnya

Bawa

ke

rumah

sakit

dengan

ambulance
2. Patah tulang belakang
Tindakan Pertolongan :

Awal korban dimiringkan oleh 4


penolong secara bersamaan.

Papan diletakan dibelakang korban

Korban diletakan kembali dengan


hati-hati diatas

Korban

dengan

papannya

dipindahkan ke atas tandu

Di bawah punggung diberi bantal


tipis

3. Patah tulang lengan bawah

Bawa korban ke rumah sakit dengan


ambulance

Tindakan pertolongan :

Pasang bidai dari siku

sampai

punggung tangan kanan

Ikat pada daerah di bawah dan


diatas tulang yang patah

4. Patah tulang lengan atas

Letakan tangan pada dada

Lengan digendong dengan mitela

Bawa korban ke rumah sakit

Tindakan Pertolongan :

Letakan

lengan

bawah

didada

dengan telapak tangan menghadap

ke dalam

Pasang bidai dari bahu sampai siku

Ikat pada daerah di bawah dan


diatas tulang yang patah

Lengan bawah di gendong

Jika siku juga patah dan tangan tak


dapat dilipat, pasang bidai sampai ke
lengan bawah dan biarkan tangan

5. Patah tulang paha

tergantung tidak usah digendong

Bawa korban ke rumah sakit

Tindakan Pertolongan :

Siapkan tali, kain panjang, majun


bersih atau mitella

yang dapat

digunakan untuk mengikat.

Pasang dua bidai dari lipatan paha


sampai sedikit melewati telapak kaki

Beri bantalan kapas atau kain majun


antara bidai dengan tungkai yang
patah

Bila perlu ikat kedua kaki diatas lutut


dan pergelangan kaki/ telapak kaki
dengan

tali

untuk

mengurangi

pergerakan bila ada patah tulang


terbuka atasi perdarahan dan tangani
luka.

6. Patah tulang tungkai bawah

Bawa korban ke rumah sakit

Tindakan pertolongan :

Siapkan tali, kain panjang, majun


bersih atau mitella

yang dapat

digunakan untuk mengikat.

Pasang dua bidai sebelah dalam dan


sebelah luar tungkai kaki yang patah

Diantara bidai dan tungkai beri kapas


atau kain sebagai alas

7. Patah tulang kaki

Bidai dipasang diantara telapak kaki


sampai lipatan paha

Bawa korban ke rumah sakit

Tindakan pertolongan

Apabila

tidak

ada

perdarahan

banyak, sepatu tidak dibuka sebab


sudah merupakan bidai

Bila terjadi perdarahan banyak dan


terjadi pembengkakan, maka sepatu
harus dibuka

Hentikan perdahan yang terjadi

Beri kapas/kain pada telapak kaki,


kemudian pasang bidai yang sesuai
dengan panjang telapak kaki lalu beri
ikatan

pada

kaki

jangan

kencang

Bawa korban ke rumah sakit

terlalu

Instruksi Kerja
P3K Luka Bakar (Combustio)

Jenis penyebab luka bakar:

Luka bakar akibat benda panas

Luka bakar akibat bahan kimia

Luka bakar akibat sengatan listrik

Alat yang digunakan :

Kain bersih, majun bersih atau kasa steril.

Air mengalir.
Step Utama

1. Luka bakar akibat benda panas

Bagian Penting
Tindakan pertolongan :
Bebaskan korban dari luka bakar.

Apabila

korban

mengalami

luka

bakar dan pingsan yang pertamatama ditangani adalah pingsannya.

Tanggalkan

semua

kain

yang

melekat pada bagian yang terbakar.

Lepas segera apa yang mengekang


(cincin, gelang dan ikat pinggang)
sebelum bagian itu membengkak.

Kulit

yang

terluka

baru

segera

dilakukan :
a) Pada luka bakar tingkat pertama,
siram / rendam dengan air bersih
10-15

menit.

b) Pada luka bakar tingkat kedua,


rendam

di

dengan kain

air

bersih,

tutup

bersih / steril,

beri balutan longgar, beri minum


dan segera bawa ke pelayanan
kesehatan.
c) Kulit yang melepuh tidak boleh

dipecahkan.
d) Pada luka bakar tingkat ketiga,
tutup

bagian

yang

terbakar

dengan kain bersih atau kasa


steril, baringkan korban dengan
kepala lebih rendah perhatikan
keadaan umum korban dan kirim
ke rumah sakit.
2. Luka bakar akibat bahan kimia

Tindakan pertolongan :

Prinsipnya
kontak

adalah

seminimal

menghilangkan
mungkin

dan

mendinginkan kulit untuk mencegah


penyerapan.

Melepas pakaian korban.

Mengguyur bagian yang terpapar


dengan air yang mengalir selama 1015 menit dan bila pancaran air
tersedia, si korban harus diletakanan
dibawah pancaran air dan seluruh
pakaian harus dibuka dibawah air
yang mengalir (pada penyiraman air
mengalir, maka zat kimia tersebut
dapat menyentuh kulit sekitar dengan
konsentrasi yang lebih ringan).

Bila bahan kimia terkena kulit maka


segera dicuci dengan air dan sabun
sebanyak mungkin.

Bila bahan kimia terkena mata maka


segera cuci dengan air sebanyak
mungkin.

Bila bahan kimia tertelan, maka


usahakan korban muntah dengan
memberi
sebanyak

air

minum
mungkin.

atau

susu

Sebagai

pengecualian, untuk kasus tertelan


bahan

kimia

korosif

tidak

diperkenankan untuk dimuntahkan.

Bila terjadi sesak napas segera


longgarkan

pakaiannya

dan

beri

oksigen atau udara segar.


3. Luka bakar akibat sengatan listrik

Tindakan pertolongan :

Lepaskan

sumber

listrik

korban

Segera jauhkan korban dari

dengan

Instruksi Kerja
P3K Luka Dengan Perdarahan
1. Alat yang digunakan :

Kasa steril atau kain/majun bersih.

Air bersih.

Antiseptik cair.

2. Perlakuan secara umum luka perdarahan

Tekan tempat perdarahan dengan kain kasa antara 5-15 menit, balut
seperlunya dan bila perlu tekan bagian pangkal dari tempat perdarahan.
Sebelum menutup luka yang kotor, cuci luka dengan air bersih dari arah luka
ke arah luar / pinggir luka, kemudian keringkan dengan kapas dan oleskan
anti septik pada tempat luka (betadin, rivanol, yodium, dll).

Tinggikan anggota badan yang terluka atau berdarah lebih tinggni dari
jantung, kecuali diduga ada patah tulang.

Tinggikan korban dengan kepala lebih rendah kecuali pada perdarahan


kepala sesak napas.

Tenangkan korban dan ajak bicara.

Segera bawa ke pelayanan kesehatan (dokter, rumah sakit atau poliklinik)

Step Utama
A. Luka lecet, sayat dan robek

Bagian Penting
Penanganan :

B. Luka tembus

a. Hentikan perdarahan

C. Luka perdarahan di telapak tangan

b. Bersihkan luka

D. Luka perdarahan di kulit kepala

c. Beri penutup luka

E. Luka perdarahan bagian dalam

d. Balut (dengan penekanan)


Penanganan :
a. Hentikan perdarahan
b. Jaga luka sebersih mungkin
c. Lepaskan/gunting pakaian yang
menutupi
d.

Jika

tidak

berdarah,

hati-hati

bersihkan kotoran
e.

Jangan

cabut

benda

yang

tertancap
f. Istirahatkan daerah luka
Penanganan :
a.

Hentikan

perdarahan

(beri

bantalan dan genggam)


b. Tinggikan tangan
c. Balut
d. Beri gendongan elevasir
Penanganan :
a. Gunakan sarung tangan sekali
pakai

dan

rapihkan

kulit

yang

daerah

luka

terkelupas.
b.

Tekan

langsung

secara kuat dengan verban steril /


kain tebal yang bersih.
c. Verban dieratkan dengan kain
pembalut

segitiga,

kalau

masih

berdarah, tekan lagi bantalannya.


d. Korban yang sadar dibaringkan,
kepala dan bahu ditinggikan. Apabila
korban

tidak

sadar

dibaringkan

dengan pisisi pemulihan.


e. Bawa atau kirim korban ke rumah
sakit dalam posisi pemulihan.
Penanganan :
Tanda-tanda yang mengalami perdarahan
dalam antara lain adalah sebagai berikut :
a. Korban tampak pucat, kulit dingan dan
lembab
b. Nadi cepat dan lemah
c. Korban merasa nyeri / kesakitan yang
baru dialami, haus, gelisah dan tegang
d. Lebam berpola terutama pada fraktur
tulang tengkorak di dasar otak
e. Perdarahan dari liang tubuh (mulut,

anus / dubur, hidung, telinga uretra / saluran


kencing dan vagina)
Tindakan sebagai berikut :
a. Korban dibaringkan terlentang dan
ditopang, jka tidak sadar baringkan
dalam posisi pemulihan
b.

Korban

diselimuti

agar

tidak

kednginan dan hubungi ambulance/


bantuan
c. Periksa dan catat pernafasan, nadi
dan reaksinya setiap 10 menit
d. Catat jenis, jumlah dan sumber
darah yang keluar dari liang tubuh.

Instruksi Kerja
RJP (Resusitasi Jantung Paru)
1. Prinsip :
a)

Keamanan, mencakup penilaian potensi bahaya pada lokasi yang mungkin


mengancam korban, penolong ataupun orang lain di sekitar tempat kejadian

b)

Respon,dengan

cara memanggil korban, menepuk dan memberikan

rangsang nyer pada sternum (tulang iga) atau cubitan pada paha atau
bagian antara ibu jari dan telunjuk.
c)

Circulation, cek menggunakan 3 jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis )
pada bagian arteri carotis dan di cek selama 1 menit penuh atau 30 detik
dikalikan dua.

d)

Airway, membuka jalan nafas menggunakan tekhnik tekan dahi angkat dagu
(head til chin lif ) atau pada korban trauma tulang leher menggunakan
tekhnik jaw trust

e)

Breathing,

dengan memberikan 4 kali hembusan dengan cepat sehingga

dada korban mengembang dan lanjutkan pertolongan dengan memberikan


nafas 12 15 kali permenit.
2. Alat yang digunakan :
a) Kertas, plastik bersih atau karton sebagai barrier bibir penolong dan korban
b) Collar neck, sendal jepit atau karton sebagai fiksasi leher pada kasus trauma
leher.
c) Spin board atau papan sebagai alas RJP
A. Sebelum

Step Utama
melakukan

RJP

pada

korban, penolong harus :

Bagian Penting
Pastikan nadi korban tidak
ada.

Menentukan

tidak

ada

pernafasan

Menentukan tidak ada denyut


nadi atau denyut nadi tidak
teraba.

B. Tindakan RJP

Baringkan korban terlentang


diatas dasar yang keras dan
kuat.

Buka

jalan

nafas

dan

bersihkan jika ada sumbatan.

Lakukan penilaian pernafasan.

Bila nafas tidak ada, lakukan


bantuan pernafasan awal 2
kali.

Tentukan titik kompresi (2


jari

diatas

dada/titik

ujung
temu

tulang

lengkung

iga /procecus hipoideus)

Letakkan tumit tangan diatas


titik kompresi

Kuncilah jari-jari tangan satu


dengan jari tangan lainnya.

Dengan kedua tangan tegak


lurus terhadap tulang dada
lakukan 30 x pijatan jantung
dengan bantuan berat badan
dan kedalalaman : 4 5 cm
dan berikan napas buatan
sebanyak 2x

Lakukan

penilaian

pernapasan.

Bila nafas (-) teruskan RJP,


lakuan 5 siklus

C. Evaluasi RJP

Sesudah 5 siklus ventilasi dan


kompresi

kemudian

pasien

dievaluasi kembali.

Jika

tidak

ada

nadi

karotis,

dilakukan kembali kompresi dan

bantuan nafas dengan rasio 30 :


2.

Jika ada nafas dan denyut nadi


letakan

korban

pada

posisi

mantab

Jika tidak ada nafas tetapi nadi


teraba ,berikan bantuan nafas
sebanyak 10- 12 x /menit dan
monitor nadi setiap 10 detik.

Jika sudah terdapat pernafasan


spontan dan edekuat : serta nadi
teraba, jaga agar jalan nafas tetap
terbuka

Instruksi Kerja
Evakuasi Korban Dalam Pertolongan P3K
A. Syarat dalam Evakuasi
a. Korban sudah siap untuk diangkut,bila gangguan napas sudah diatasi dan
jalan nafas sudah terbuka/bebas.
b. Perdarahan sudah dihentikan /dibalut.
c. Luka sudah ditutup atau dibalut ,dan jika ada patah tulang /gangguan sendi
sudah dibidai /difiksasi.
d. Selama dalam pengangkuan dilakukan pengawasan ketat agar keadaan
korban tidak bertambah buruk, misalnya : tekanan darah ,denyut jantung
/nadi ,pernapasan dan kesadaran serta daerah yang luka perlu diawasi
terus.
B. Alat yang digunakan
a. Tenaga manusia ( tanpa alat ):
Perorangan /seorang.
Dua orang,tiga orang,empat orang.
b. Tandu:
Tandu khusus.
Tandu buatan/darurat,misalnya : dari papan,bambu, dahan dsb
c. Kendaraan :
Darat (ambulans dan kendaraan lain yang memenuhi syarat angkut)
Laut ( kapal laut dan motor boat dll.)
Udara ( helicopter ,pesawat dll )
Step Utama
1) Pengangkutan oleh satu orang.

Bagian Penting
a. Dipodong,Untuk

korban

yang tidak berat atau anakanak,

dalam

keadaan

sadar dan tidak ada patah


tulang.
b. Digendong, Apabila korban
sadar tidak terlalu berat,
dalam keadaan sadar dan
tidak ada patah tulang.
c. Dipapah, Penolong berdiri
di sebelah korban, kecuali
kalau ada luka pada salah
satu anggota badan atas.

Bantu

korban

memeluk

dengan

pinggangnya,

pegang bagian pakaian di


pinggang dan kalungkan
lengan korban melingkar
leher

penolong,

ujung

Pegang

tangan

korban

dengan tangan anda yang


masih bebas.
d. Usungan

anggota

pemadam kebakaran atau


digendong.

dilakukan

apabila korban sadar dan


masih

dapat

menahan.

Dalam hal ini penolong


dengan

tangan

memegang
tangan

kirinya

pergelangan

kanan

korban.

Kemudia ia berlutut untuk


memberi

kesempatan

korban merebahkan dirinya


di atas pundak penolong.
Kini

dengan

kanannya

penolong

merangkul
kaki

lengan

kedua

korban

selanjutnya

belah
untuk
berdiri,

sehingga korban terangkat.


Lengan

kanan

dipindahkan

korban

peganganya

dari tangan kiri ke tangan


kanan penolong, Dengan
demikian
penolong
digunakan

tangan
masih

kiri
dapat
untuk

berpegangan

jika

naik

turun tangga.
2) Pengangkutan oleh dua orang.

a) Jika korban kurang sadar dan tidak


dapat

menggunakan

tangannya

untuk

berpegangan,

maka

ia

diangkat dengan cara : dudukan dua


tangan
b) Jika

korban

sadar dan

mampu

memegang dengan satu atau dua


tangan,

maka

dengan

cara

korban
:

diangkat

dudukan

empat

tangan.
c) Apabila harus melalui jalan yang
sangat sempit, diangkat pada dada
dan lutut
d) Dapat juga korban diangkut dengan
duduk diatas kursi untuk korban
dengan luka ringan, harus turun dari
tangga atau melalui gang sempit.
3) Pengangkutan oleh tiga orang.

a. Melalui jalan sempit : para


penolong saling berpegangan
tanga dibawah badan korban
b. Melalui jalan lapang : para
penolong

harus

serempak

melangkah agar korban tidak


kaget
4) Pengangkutan oleh empat orang.

Pengangkut berada di sisi korban


pada bagian yang tidak cidera

5) Pengangkutan dengan tandu.

a. Naik tangga/tebing jika tungkai


korban tidak cidera
b. Turun tangga/tebing dengan

korban yang cidera kakinya


c. Jika mengangkut korban ke
samping atau ke bagian kaki
tempat tidur
d. Jika memasukkan korban ke
dalam ambulans
e. Sebelum digunakan tandu harus
diperiksa apakah tandu sudah
betul terkunci dan kuat untuk
mengangkat korban. Dapat
dilakukan dengan dua orang atau
empat orang pengangkut. Pada
komando jalan maka semua
pengangkut mulai jalan dengan
kaki sebelah kanan.

Anda mungkin juga menyukai