Anda di halaman 1dari 9

Nama : Jeri Alex Cahyono

NIM : 1901056

KUIS K3

1. Jelaskan hakekat/ pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) !

Jawaban :

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3, terkesan rancu apabila disebut keselamatan dan
kesehatan kerja) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan,
dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3
adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi
rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
kondisi lingkungan kerja.

K3 cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban
untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman
sepanjang waktu.[2] Praktik K3 meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga
penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan
cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik
industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan psikologi
kesehatan kerja.

2. Jelaskan akibat, penanganan, dan cara-cara pencegahan kecelakaan di laboratorium yang


disebabkan oleh:

a) Keracunan gas

Akibat : Keracunan atau intoksikasi gas diartikan sebagai terhirupnya udara bercampur
racun yang berbahaya bagi tubuh, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Zat beracun
tersebut kemudian beredar dalam darah dan menyebabkan gejala sakit tertentu.Beberapa
jenis zat beracun berbentuk gas yang biasa ditemukan di sekitar adalah karbon monoksida
(CO). Zat ini ada dalam gas buang kendaraan bermotor dan gas LPG rumah tangga.

Penanganan :
1) Cari udara segar. Jauhkan orang yang keracunan dari area yang terkontaminasi karbon
monoksida dan matikan atau sumbat sumber karbon monoksida.
2) Lakukan CPR jika perlu. Jika orang tersebut tidak responsif, berhenti bernapas atau
kesulitan bernapas, segera lakukan CPR selama satu menit. Lanjutkan CPR sampai
orang tersebut mulai bernapas atau bantuan darurat tiba.
3) Setelah sampai di rumah sakit, orang tersebut harus diberikan oksigen 100 persen.
Keracunan ringan biasanya hanya diobati dengan oksigen. Sedangkan, keracunan
karbon monoksida yang parah mungkin mengharuskan orang tersebut masuk ke dalam
ruangan bertekanan tinggi untuk membantu memaksa oksigen masuk ke dalam tubuh.

b) Terkena benda panas

Akibat : Aibat dari terkena benda panas adalah melepuhnya bagian yang terkena benda
tersebut

Penanganan :

1) Hentikan proses bakar

Menghentikan proses bakar ini dengan cara menjauhkan / mematikan sumber panas.
Untuk luka bakar api dapat dipergunakan air, kain basah, berguling-guling di tanah.
Untuk luka bakar listrik dengan cara memutuskan sambungan listrik, jangan
menyentuh bagian tubuh korban dan jangan pergunakan cairan apapun untuk menyiram
korban.

2) Dinginkan luka bakar

Siram dengan air mengalir selama 20 menit bermanfaat untuk mendinginkan luka,
mengurangi nyeri dan mengurangi bengkak. Jangan menggunakan bahan lain seperti
kopi, pasta gigi, kecap dll.

3) Obat anti nyeri

Bermacam obat yang mudah didapat dan biasa tersedia di rumah seperti paracetamol
dan ibuprofen, dapat diberikan kepada korban sesuai dengan dosis yang tertera pada
kemasan untuk mengurangi nyeri dan membantu membuat nyaman korban.

4) Menutup luka bakar


Balutan yang bersih dan steril harus dipakai untuk menutup luka agar dapat mencegah
terjadinya rasa kedinginan pada korban sebelum atau dalam perjalanan menuju
penanganan lebih lanjut dan juga dapat menurunkan resiko infeksi untuk luka bakar
kecil pada perawatan di rumah.

c) Tersengat listrik

Tubuh manusia adalah penghantar listrik (konduktor) yang baik. Saat manusia kesetrum,
listrik bisa dihantarkan ke seluruh tubuh sehingga kerusakan yang terjadi bisa sangat luas.
Sering kali kerusakan terbesar terjadi pada jaringan saraf, pembuluh darah, dan otot karena
jaringan tersebut memiliki resistansi (kekebalan) paling rendah terhadap arus listrik.
Beberapa penyebab paling umum dari sengatan listrik adalah Kontak dengan alat-alat
listrik atau kabel yang tidak terlapisi oleh isolator, Sambaran listrik dari kabel listrik
tegangan tinggi, Tersambar petir dan Tersengat listrik karena bajir.

Penanganan:

1) Mematikan sumber arus listrik

Ketika melihat orang lain tersengat listrik, pastikan untuk tidak langsung
menyentuhnya. Pertolongan pertama saat kesetrum listrik yang paling tepat adalah
memutus aliran listrik yang menyambar tubuh korban. Jika situasi cukup aman dan
memungkinkan, Anda bisa mematikan sekering atau panel listrik yang menjadi sumber
aliran listrik yang menyambar. Saat Anda tersengat listrik, memang sulit bagi Anda
untuk melakukan pertolongan pertama terhadap diri sendiri. Namun, cobalah untuk
semampu Anda melepaskan diri dari aliran listrik.

2) Dorong tubuh korban dengan benda isolator

Apabila Anda kesulitan mematikan sumber listrik, berusahalah untuk menjauhkan


tubuh korban dari aliran listrik.

3) Cari pertolongan medis


Setelah berhasil melepaskan korban dari sengatan listrik, segera periksa keadaan
korban, terutama pernapasan dan denyut nadi. Anda perlu menghubungi nomor telepon
darurat (118) untuk mendapatkan pertolongan medis darurat jika terjadi hal berikut:

a) sengatan listrik tinggi,

b) korban kesulitan bernapas

c) detak jantung korban bertambah cepat,

d) korban kejang,

e) luka bakar di beberapa bagian tubuh,

f) korban muntah-muntah, dan

g) tidak merespons atau tidak sadarkan diri.

d) Terkena benda tajam

Pertolongan pertama pada kondisi tubuh terkena luka gores benda tajam adalah sebagai
berikut :

1) Usahakan jangan panik dan berusaha tenang

Bila perdarahan banyak dan aktif, lakukan penekanan pada luka dengan
menggunakan kassa atau tissue bersih, penekanan dilakukan selama kurang lebih 5
menit atau hingga perdarahan berhenti, jiika perdarahan tetap banyak dan tidak juga
berhenti segera temui di instalasi gawat darurat.

2) Segera bilas luka dengan air bersih mengalir selama 10-15 menit, pastikan luka bersih
dan tidak ada kotoran yang melekat di permukaan luka, bila perlu cuci dengan sabun.
3) Periksa apakah luka kotor atau terdapat benda asing di dalam luka, seperti kotoran,
pecahan kaca, karat, dll.
4) Jika luka terlihat dalam/luas/besar/terbuka maka sebaiknya Anda segera temui dokter
agar dapat dinilai dan diperiksa apakah membutuhkan jahitan atau tidak.
5) Jika luka hanya berupa goresan yang rapat dan perdarahan dapat segera berhenti
dengan penekanan maka dapat Anda perban atau balut tekan dengan plester dan
dioleskan betadine sebelumnya.
6) Perhatikan benda tajam yang melukai Anda, jika benda tersebut berkarat maka
sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan suntikan anti tetanus (pada luka
yang dalam atau besar).

e) Tertimpa benda berat


1) Cek kondisi luka
Gejala trauma benda tumpul bisa bervariasi, dari yang paling ringan hingga berat
dan fatal, misalnya memar dan bengkak. Anda perlu mengevaluasi tingkat
keparahan luka agar bisa mengetahui langkah pertolongan yang tepat. Untuk itu,
coba perhatikanlah dua hal berikut ini.
2) Rawat luka yang ada
Baringkan diri Anda atau pasien dalam posisi yang nyaman. Coba angkat bagian
tubuh yang mengalami trauma benda tumpul lebih tinggi dari dada. Hal ini
bertujuan untuk menghentikan aliran darah dari pembuluh darah yang rusak di
bawah kulit. Gunakan kompres dingin untuk meredakan nyeri dan bengkak di area
tersebut. Kompreslah luka tidak lebih dari 15 menit sekali karena jika terlalu lama
dapat memperparah kondisi jaringan yang sudah rusak. Jika timbul rasa nyeri yang
tidak tertahankan, minumlah obat penghilang nyeri seperti ibuprofen atau
paracetamol sesuai dosis dan petunjuk yang tertera pada kemasan. Trauma benda
tumpul jarang menimbulkan luka terbuka, tetapi sering menimbulkan banyak luka
lecet atau luka gores.

f) Keracunan bahan kimia

1) Racun yang tertelan

Pada kasus racun yang tertelan, berikut cara mengatasinya:

a) Minta penderita untuk meludahkan sisa racun yang masih ada di mulut. Namun,
jangan memaksa penderita untuk memuntahkan racun yang sudah tertelan,
karena justru bisa berbahaya.
b) Jika penderita muntah secara tidak sengaja, segera bersihkan mulut dan
tenggorokannya. Caranya, balutkan kain bersih ke jari dan tangan Anda,
lalu gunakan jari Anda untuk membersihkan mulut dan tenggorokannya.
c) Bila penderita tidak sadarkan diri, cobalah untuk membangunkannya, lalu minta
ia untuk meludahkan sisa racun yang masih terdapat di mulutnya.
d) Sambil menunggu pertolongan medis datang, baringkan penderita dengan posisi
miring ke arah kiri dan berikan bantal atau penyangga pada punggungnya. Tarik
dan tekuk tungkai yang berada di atas ke arah depan. Posisi seperti ini disebut
posisi pemulihan (recovery position).
e) Jika korban keracunan sadar, minta ia untuk duduk dan pastikan penderita tetap
sadar hingga tim medis datang.
f) Jika zat berbahaya tersebut mengenai baju atau kulit penderita, segera bersihkan.
g) Apabila korban keracunan tidak bernapas, lakukan prosedur CPR (resusitasi
jantung paru) jika Anda mengetahui caranya.

2) Racun yang terhirup


Untuk kasus racun yang terhirup, berikut adalah pertolongan pertama yang bisa
Anda lakukan:

a) Apabila penderita menghirup racun dari udara yang tercemar, misalnya gas
karbon monoksida, segera bawa ia keluar dari lokasi untuk menghirup udara
yang lebih bersih.
b) Jika penderita muntah dalam posisi berbaring, miringkan kepalanya ke samping
untuk mencegah ia tersedak.
c) Apabila penderita tidak responsif, napasnya terhenti, atau tidak bernapas,
lakukan prosedur CPR selagi menunggu bantuan medis datang

3) Racun yang mengenai kulit


Untuk mengatasi racun yang mengenai kulit, berikut adalah langkah yang perlu
dilakukan:

a) Jika kulit terpapar zat beracun, segera lepaskan pakaian yang dikenakan
menggunakan sarung tangan.
b) Bersihkan kulit dari racun dengan cara mencucinya menggunakan air dan sabun
selama 15-20 menit.
c) Jika kondisi kulit terlihat semakin parah atau mengalami pembengkakan, segera
cari bantuan medis di rumah sakit terdekat.

3. Apakah yang dimaksud dengan alat pelindung diri? Jelaskan dan berikan contohnya alat
pelindung diri untuk kegiatan di laboratorium dan di pabrik!
Jawaban :

Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerjaan itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

Alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam
bekerja yang fungsinya untuk mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. Alat
pelindung yang dipakai oleh tenaga kerja secara langsung untuk mencegah sebuah kecelakaan
yang di sebabkan oleh berbagai faktor yang ada atau timbul di lingkungan kerja.

Contoh alatnya adalah Helm keselamatan atau safety helmet berfungsi untuk melindungi kepala
dari pukulan, benturan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau jatuh dari udara,
Jas laboratorium berfungsi melindungi badan dari percikan bahan kimia berbahaya. Jenisnya ada
dua yaitu jas lab sekali pakai dan jas lab berkali – kali pakai digunakan di laboratorium kimia.
Sepatu keselamatan berfungi untuk melindungi kaki dari bahan kimia yang jatuh kebawah dan
sebagainya. Sepatu keselamatan juga tahan terhadap api dan tekanan tertentu Kacamata
keselamatan berfungsi untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia berbahaya. Percikan
larutan kimia atau panas dapat membahayakan mata orang yang bekerja di laboratorium.Oleh
karena itu, harus menggunakan kacamata khusus yang tahan terhadap potensi bahaya kimia dan
panas. Kacamata keselamatan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu clear safety glasses dan clear safety
goggles.

4. Jelaskan apakah tujuan pengolahan limbah B3?


Jawaban :
Pengelolaan limbah B3 bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan
kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
5. Bagaimana proses pengelolaan dan pengolahan limbah B3? Jelaskan
Jawaban :
Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi, solidifikasi secara
fisika, kimia, maupun biologi dengan cara teknologi bersih atau ramah lingkungan. Kegiatan
penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 1999.
A. Pengelolaan Limbah B3 secara Fisik
Secara fisik, limbah B3 dapat diolah menggunakan 3 metode yang berbeda. Sesuaikan dengan
karakteristik limbah dan lingkungan Anda dalam memilih metode yang digunakan untuk
pengelolaan limbah B3.
a) Menyisihkan komponen, meliputi stripping, dialisa, adsorpsi, electrodialisa, kristalisasi,
leaching, solvent extraction, dan reverse osmosis.
b) Memisahkan antara padatan dengan cairan, meliputi thickening, sedimentasi, floatasi,
filtrasi, koagulasi, sentrifugasi, dan klarifikasi.
c) Membersihkan gas, meliputi wet scrubbing, elektrostatik presipitator, adsorpsi karbon
aktif, dan penyaringan partikel.
B. Pengelolaan Limbah B3 secara Kimia
Melalui metode kimia, akan terjadi beberapa proses seperti stabilisasi atau solidifikasi, reduksi-
oksidasi, absorpsi, prolisa, penukaran ion, pengendapan, elektrolisasi, dan netralisasi.
Secara keseluruhan, pengelolaan limbah B3 secara fisik dan kimia yang paling umum
digunakan adalah stabilisasi atau solidifikasi. Sebuah proses yang memungkinkan terjadinya
perubahan sifat kimia dan bentuk fisik melalui tambahan senyawa pereaksi atau bahan
peningkat tertentu yang bisa digunakan untuk membatasi dan memperkecil pelarutan,
penyebaran kadar atau daya racun limbah. Proses ini biasanya ditemukan pada bahan seperti
termoplastik, kapur (CaOH2), serta semen.
C. Pengelolaan Limbah B3 secara Biologi
Pengelolaan limbah B3 secara biologi paling dikenal dengan sebutan viktoremediasi serta
bioremediasi. Vitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan dalam proses akumulasi serta
absorpsi berbagai bahan beracun dan berbahaya dari tanah. Sementara bioremediasi ialah
penggunaan jenis mikroorganisme dan bakteri sebagai bahan untuk mengurai atau
mendegradasi limbah B3. Kedua proses tersebut tak kalah efektif untuk mengatasi
permasalahan pencemaran lingkungan oleh limbah B3.

Anda mungkin juga menyukai