Anda di halaman 1dari 39

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

PEKAJANGAN-PEKALONGAN

ASSESMENT DAN PEMERIKSAAN DENGAN PASIEN

No Kegiatan

A Pra Interaksi

1. Mengucap salam “Assalamualaikum”

2. Memperkenalkan diri fisioterapis ke pada pasien

3. Mempersilahkan pasien duduk

4. Menanyakan nama pasien

5. Menyampaikan tindakan wawancara dan pemeriksaan yang akan dilakukan

6. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan yang akan dilakukan

7. Menjelaskan prosedur tindakan wawancara dan pemeriksaan yang akan


dilakukan
8. Memberikan kesempatan bertanya pada pasien

9. Meminta ijin untuk dilakukan wawancara dan pemeriksaan pada pasien

10. Menanyakan kesiapan pasien untuk dilakukan wawancara dan dilanjut dengan
pemeriksaan
11. Menyiapkan berkas/draf untuk wawancara dan pemeriksaan

B Interaksi

1. Memulai interaksi dengan pasien dengan mengucap


“Bismillahirokhmanirokhim”

2. Menanyakan identitas pasien sesuai dengan draf secara lengkap


3. Mengisi data kebutuhan fisioterapi
a. Anamnenis (dengan bahasa pasien)
- Menanyakan keluhan utama pasien
- Menanyakan riwayat penyakit sekarang
- Menanyakan riwayat penyakit dahulu
- Menanyakan riwayat pribadi pasien
- Menayakan riwayat keluarga dari pasien yang berhubungan dengan
keluhan yang dialami oleh pasien
- Menanyakan gangguan yang dialami pasien, berhubungan dengan kepala
dan leher, sistem kardiovaskuler, sistem respirasi, sistem gastrointestinal,
sistem uroginetalis, sistem muskuloskeletal dan sistem nerverum
b. Mulai melakukan pemerikasaan kepada pasien, meliputi :
- Mempersiapkan alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemerikasaan
- Menutup tirai dan mempersilahkan pasien untuk berbaring di bed
- Memeriksa vital sign pasien
- Melakukan inspeksi kepada pasien baik inspeksi dinamis dan statis
- Melakukan palpasi di daerah yang dikeluhkan pasien
- Melakukan perkusi (jika diperlukan)
- Melakukan auskultasi (jika diperlukan)
- Melakukan pemerikasaan gerak pasif, gerak aktif dan gerak melawan
tahanan
- Melakukan mengamatan terhadap pasien berupa kognitif, intapersonal
dan interpersonal
- Melakukan pemeriksaan fungsional dasar
- Melakukan pemeriksaan fungsional aktivitas
- Melakukan pengamatan tentang lingkungan aktivitas pasien
c. Pemeriksaan spesifik terhadap pasien sesuai dengan keluhan yang dialami
4. Melakukan interprestasi data kepada pasien
a. Mengidentifikasi permasalahan kapasitas fisik yang dialami pasien
b. Mengidentifikasipermasalahan kemampuan fungsional yang menghambat
pasien
5. Menyusun program rencana fisioterapi
a. Menjelaskan kepada pasien tujuan jangka pendek dan jangka panjang
pemberian terapi
b. Menjelaskan tindakan fisioterapi apa yang nantinya akan diberikan kepada
pasien
c. Menyusun rencana evaluasi yang akan dilakukan
6. Mempersiapkan pelaksanaan fisioterapi yang akan dilakukan, meliputi :
- Handling
- Movement
- Otot, sendi,tulang yang dituju
7. Mengidentifikasi prognosis pasien

8. Mendokumentasikan evaluasi dari perkembangan pasien

9. Memberikan edukasi ke pasien

C Terminasi

1. Menyampaikan kesimpulan dari wawancara, pemeriksaan dan hasil yang telah


dilakukan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan petugas kesehatan

3. Menutup pertemuan dengan salam “Wassalamualaikum”

4. Mengucap “Alhamdullahirobilalamin” untuk mengakhiri tindakan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN-PEKALONGAN

PEMERIKSAAN DERMATOM

No Kegiatan

A Pra Interaksi

1. Mengucap salam “Assalamualaikum”

2. Memperkenalkan diri

3. Mempersilahkan pasien duduk

4. Menanyakan nama pasien

5. Menyampaikan tindakan pemeriksaan dermatom yang akan dilakukan

6. Menjelaskan tujuan pemeriksaan dermatom yang akan dilakukan

7. Menjelaskan prosedur tindakan pemeriksaan dermatom yang akan dilakukan

8. Memberikan kesempatan bertanya pada pasien

9. Meminta ijin untuk dilakukan pemeriksaan dermatom pada pasien

10. Menanyakan kesiapan pasien untuk dilakukan pemeriksaan dermatom

B Interaksi

1. Mempersiapkan alat yang akan diperlukan untuk peneriksaan dermatom

2. Menutup tirai dan mempersilahkan pasien untuk berbaring di bed

3. Menentukan daerah yang akan dilakukan pemeriksaan dermatom

4. Lakukan tes dermatom (tajam/tumpul, halus/kasar, panas/dingin) pada daerah


Tersebut
5. Lakukan 4 sampai 8 kali pengulangan di daerah sekitar kulit tersebut
6. Melihat expresi pasien saat dilakukan tes dermatom

7. Lakukan pada area tubuh yang berlawanan untuk perbandingan pemeriksaan

8. Menuliskan hasil pemeriksaan

9. Menyimpulkan hasil pemeriksaan

10. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan untuk evaluasi

C Terminasi

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan dermatom pada pasien

2. Menyatakan kesimpulan hasil pemeriksaan dermatom yang telah dilakukan

3. Menyampaikan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh fisioterapis

4. Menutup pertemuan dengan salam “Wassalamualaikum”

5. Merapikan tempat pemeriksaan

6. Mengucap “Alhamdullahirobilalamin” untuk mengakhiri tindakan

Form pemeriksaan dermatom


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN-PEKALONGAN

PEMERIKSAAN FISIK PADA PASIEN

No Kegiatan

A Pra Interaksi

1. Mengucap salam “Assalamualaikum”

2. Memperkenalkan diri

3. Menanyakan nama pasien

4. Menyampaikan tindakan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan oleh fisioterapis

5. Menjelaskan tujuan tindakan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan

6. Menjelaskan prosedur tindakan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan

7. Memberikan kesempatan bertanya pada pasien

8. Meminta ijin tindakan pemeriksaan fisik akan dilakukan

9. Menanyakan kesiapan pasien untuk dilakukan pemeriksaan fisik

B Interaksi

1. Menutup tirai/jendela/pintu

2. Meminta pasien untuk tidur ditempat tidur yang telah disediakan

3. Mengucap “Bismillahirokhmanirokhim” untuk memulai tindakan

4. Membantu memposisikan pasien dengan posisi yang nyaman dan memudahkan


pemeriksaan
5. Memerintahkan pasien untuk melepas semua benda/accesories yang dapat
menggangu pemeriksaan fisik
6. Mencuci tangan dengan prinsip 6 langkah

7. Mengeringkan tangan dengan handuk bersih kering

8. Memulai tahap pemeriksaan fisik, meliputi :


a. Vital sign : HR, Temperature, RR, BB, TB/PB, Lingkar Kepala, dll.
- Meminta izin kepada pasien untuk memasang alat pemeriksaan sesuai
yang dibutuhkan di tubuh pasien
- Tuliskan hasil pemeriksaan di lembar pemeriksaan
b. Inspeksi
- Dinamis : inspeksi kondisi postur pasien saat bergerak atau beraktivitas
- Statis : inspeksi kondisi postur pasien pada saat posisi diam
c. Palpasi
- Dengan posisi pasien berbaring, tekan daerah tubuh pasien yang akan
diperiksa
- Lihat expresi pasien saat dilakukan palpasi
- Tulis hasil pemeriksaan palpasi (spasme di otot mana, suhu tubuh
meningkat/menurun, odem di daerah mana anggota gerak mana)
d. Perkusi
- Posisi pasien disesuaikan dengan kondisi (duduk atau berbaring)
- 1 tangan fisioterapis diletakan di area yang akan diperkusi, ketuk bagian
tersebut dengan 3 jari (jari ke dua sampai jari ke 4)
- Tuliskan hasil pekusi lokasi, ukuran, bentuk, dan konsistensi jaringan
dengan hasil :
1. Sonor : suara perkusi jaringan yang normal
2. Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah
paru-paru pada pneumonia
3. Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah
jantung, perkusi daerah hepar.
4. Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga
kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.
e. Auskultasi
- Pasien sudah diposisikan tidur terlentang
- Fisioterapis menyiapkan alat yang akan digunakan yaitu steatoskop
- Tempelkan steatoskop di area tubuh yang akan di periksa untuk
mendengarkan bunyi jantung, suara nafas dan bising usus
- Tuliskan hasilnya dengan ketentuan :
1. Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-
saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus,
sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.
2. Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi
maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien
batuk. Misalnya pada edema paru.
3. Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase
inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
4. Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara
gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan
pleura.
f. Gerak pasif
- Posisi pasien disesuaikan dengan kondisi dan area yang akan diperiksa
- Fisioterapis melakukan gerakan sesuai dengan anggota gerak yang akan
diperiksa
- Temukan dan tulis hasil end feel dari pasien yang diperiksa dengan
ketentuan :
1. Soft end feel : jaringan lunak
2. Elastic end feel : peregangan jaringan lunak capsule ligamenter
3. Hard end feel : pembatasan tulang
4. Empty end feel : gerak melebihi ROM normal, seolah tanpa pembatas
5. Springy end feel : pembetasan oleh ketegangan otot
6. Firm end feel : pembatasan oleh kapsul ligament yang memendek
g. Gerak aktif
- Posisi pasien disesuaikan dengan kondisi dan area yang akan diperiksa
- Pasien melakukan gerakan sendiri sesuai dengan anggota gerak yang
akan diperiksa
- Fisioterapis melihat apakah gerakan pasien bisa full ROM atau tidak
- Tulis hasil pemeriksaan
C Terminasi
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan fisioterapis pada
pasien
2. Menyimpulkan hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan fisioterapis

3. Menyampaikan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan fisioterapis

4. Menutup pertemuan dengan salam “Wassalamualikum”

5. Menata kembali tempat pemeriksaan

6. Mengucap “Alhamdullahirobilalamin” untuk mengakhiri pemeriksaan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN-PEKALONGAN

ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN SISTEM

No Kegiatan

A Pra Interaksi

1. Mengucap salam “Assalamualaikum”

2. Memperkenalkan diri

3. Menanyakan nama pasien

4. Menyampaikan tindakan anamnesa dan pemeriksaan sistem yang akan dilakukan


oleh fisioterapis
5. Menjelaskan tujuan tindakan anamnesa dan pemeriksaan sistem yang akan
dilakukan
6. Menjelaskan prosedur tindakan anamnesa dan pemeriksaan sistem yang akan
dilakukan
7. Memberikan kesempatan bertanya pada pasien

8. Meminta ijin tindakan anamnesa dan pemeriksaan sistem yang akan dilakukan

9. Menanyakan kesiapan pasien untuk dilakukan anamnesa dan pemeriksaan sistem

10. Menyiapkan alat dan bahan yang nantinya diperlukan untuk tindakan terhadap
pasien
B Interaksi

1. Menutup tirai/jendela/pintu

2. Meminta pasien untuk tidur ditempat tidur yang telah disediakan

3. Mengucap “Bismillahirokhmanirokhim” untuk mengawali tindakan


4. Membantu memposisikan pasien dengan posisi yang nyaman dan memudahkan
pemeriksaan
5. Memerintahkan pasien untuk melepas semua benda/accesories yang dapat
menggangu pemeriksaan sistem
6. Mencuci tangan dengan prinsip 6 langkah

7. Mengeringkan tangan dengan handuk bersih dan kering

8. Anamnesis sistem kepala dan leher, meliputi :


a. mikrosepalus/hidrosepalus (ukur dengan midline)
b. pusing (seberapa sering)
c. nyeri (ukur dengan VAS/VDS) (gambar terlampir)
d. pembesaran kelenjar tiroid
e. pembesaran kelenjar tiroid, dll
9. Anamnesis sistem kardiovaskuler, meliputi :
a. Lemah jantung
b. Sianosis (kebiruan)
c. Bunyi jantung, dll
10. Anamnesis sistem respirasi, meliputi :
a. Bentuk dada
b. Gerakan nafas
c. Suara dan bunyi nafas, dll
11. Anamnesis sistem gastrointestinalis, meliputi :
a. Kelancaran proses BAB
b. Keadaan lambung (sering mual, muntah atau tidak), dll
12. Anamnesis sistem urogenitalis, meliputi :
a. Kelancaran proses BAK
b. Pengeluaraan pervaginam
c. Varises , dll
13. Anamnesis sistem muskuloskeletal, meliputi :
a. Spasme
b. Kontraktur, dll
14. Anamnesis sistem nerverum, meluputi :
a. Gangguan keseimbangan
b. Sensasi
c. Rasa kesemutan yang menjalar, dll
C Terminasi

1. Menyampaikan hasil anamnesa dan pemeriksaan sistem yang telah dilakukan


pada pasien
2. Menyimpulkan hasil anamnesa dan pemeriksaan sitem yang telah dilakukan

3. Menyampaikan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh fisioterapis

4. Menutup pertemuan dengan salam “Wassalamualaikum”

5. Merapikan kembali tempat pemeriksaan

6. Mengucap “Alhamdullahirobilalamin” untuk menutup tindakan

Instrumen pemeriksaan nyeri

VAS 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN-PEKALONGAN

PEMERIKSAAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DAN AKTIVITY


DAILY LIVING (ADL)

No Kegiatan

A Pra Interaksi

1. Mengucap salam “Assalamualaikum”

2. Memperkenalkan diri

3. Menanyakan nama pasien

4. Menyampaikan tindakan pemeriksaan kemampuan fungsional dan ADL

5. Menjelaskan tujuan tindakan pemeriksaan kemampuan fungsional dan ADL

6. Menjelaskan prosedur tindakan pemeriksaan kemampuan fungsional dan ADL

7. Memberikan kesempatan bertanya pada pasien

8. Meminta ijin tindakan pemeriksaan kemampuan fungsional dan ADL

9. Menanyakan kesiapan pasien untuk dilakukan pemeriksaan kemampuan


fungsional dan ADL
10. Menyiapkan alat, bahan dan tempat untuk pemeriksaan

B Interaksi

1. Menutup tirai/jendela/pintu

2. Meminta pasien untuk tidur ditempat tidur yang telah disediakan

3. Membaca “Bismillahirokhmanirokhim” untuk mengawali tindakan

4. Membantu memposisikan pasien dengan posisi yang nyaman dan memudahkan


pemeriksaan
5. Memerintahkan pasien untuk melepas semua benda/accesories yang dapat
menggangu pemeriksaan kemampuan fungsional dan ADL
6. Mencuci tangan dengan prinsip 6 langkah

7. Mengeringkan tangan dengan handuk bersih dan kering

8. Mulai melakukan pemeriksaan kemampuan fungsional yang meliputi :


a. Fungsional dasar
- Menggerakan anggota badan pasien secara aktif untuk menemukan ROM
dan kelemahan otot
- Memberikan palpasi di area tubuh pasien untuk menemukan spasme otot
- Menggerakan secara aktif atau pasif anggota gerak pasien untuk
menemukan nyeri yang di rasakan pasien
- Menggerakan anggota badan pasien secara pasif untuk menemukan
adanya kontraktur
b. Fungsional aktivitas
- Toileting : assesment pada pasien atau keluarga apakah bisa melakukan
aktivitas toileting secara mandiri seperti mandi, BAK, BAB
- Dressing : assesment pada pasien atau keluarga apakah bisa
menggunakan pakaian secara mandiri atau tidak
- Eating : assesment pada pasien atau keluarga apakah bisa berganti
pakaian secara mandiri
- Transfer : assesment pada pasien atau keluarga apakah sudah bisa
bergeser atau berpindah dalam jangkauan yang dekat, misal berpindah
dari tempat tidur ke kursi roda dari tempat satu ketempat yang lain secara
mandiri
- Ambulasi : assesment pada pasien atau keluarga apakah sudah bisa
melakukan perpindahan tempat dengan jangkauan yang jauh misal
berjalan secara mandiri
C Terminasi

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kemampuan fungsional dan ADL kepada


pasien
2. Menyimpulkan hasil pemeriksaan kemampuan fungsional dan ADL kepada
pasien yang telah dilakukan fisioterapis
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan fisioterapis

4. Menutup pertemuan dengan salam “Wssalamualaikum”

5. Membersihkan tempat yang telah dilakukan untuk pemeriksaan

6. Mengucap “Alhamdullahirobilalamin” untuk menutup tindakan pemeriksaan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN-PEKALONGAN

PEMERIKSAAN TINGKAT KESADARAN PASIEN

No Kegiatan

A Pra Interaksi

1. Mengucap salam “Assalamualaikum”

2. Memperkenalkan diri

3. Menanyakan nama pasien

4. Menyampaikan tindakan pemeriksaan tingkat kesadaran kepada pasien/keluarga


pasein
5. Menjelaskan tujuan tindakan pemeriksaan tingkat kesadaran yang akan
dilakukan kepada pasien atau kelaurga
6. Menjelaskan prosedur tindakan pemeriksaan tingkat kesadaran yang akan
dilakukan
7. Memberikan kesempatan bertanya pada pasien/keluarga

8. Meminta ijin tindakan pemeriksaan fisik akan dilakukan kepada keluarga/pasien

9. Menanyakan kesiapan pasien untuk dilakukan pemeriksaan fisik

10. Menyiapkan perlengkapan pemeriksaan dan tempat pemeriksaan

B Interaksi

1. Menutup tirai/jendela/pintu

2. Meminta pasien untuk tidur/duduk (disesuaikan dengan kondisi pasien) ditempat


tidur yang telah disediakan
3. Mengucap “Bismillahirokhmanirokhim” untuk memulai tindakan

4. Membantu memposisikan pasien dengan posisi yang nyaman dan memudahkan


pemeriksaan
5. Mulai tahap pemeriksaan tingkat kesadaran pasien dengan form “pemeriksaan
Mini Mental Status Examination” melakukan wawancara kepada pasien
langsung (form terlampir dibawah)
6. Menulis hasil kesimpulan pemeriksaan pasien

C Terminasi

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan tingkat kemampuan kesadaran kepada pasien

2. Menyimpulkan hasil pemeriksaan tingkat kemampuan kesadaran kepada pasien


yang telah dilakukan fisioterapis
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan fisioterapis

4. Menutup pertemuan dengan salam “Wssalamualaikum”

5. Membersihkan tempat yang telah dilakukan untuk pemeriksaan

6. Mengucap “Alhamdullahirobilalamin” untuk menutup tindakan pemeriksaan


Lampiran form tes MMSE
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN-PEKALONGAN

PEMERIKSAAN VITAL SIGN

No Kegiatan

A Pra Interaksi

1. Mengucap salam “Assalamualaikum”

2. Memperkenalkan diri fisioterapis

3. Menanyakan nama pasien

4. Menyampaikan tindakan pemeriksaan vital sign yang akan dilakukan oleh


fisioterapis
5. Menjelaskan tujuan tindakan vital sign yang akan dilakukan

6. Menjelaskan prosedur tindakan vital sign yang akan dilakukan

7. Memberikan kesempatan bertanya pada pasien

8. Meminta ijin tindakan pemeriksaan vital sign yang akan dilakukan

9. Menanyakan kesiapan pasien untuk dilakukan pemeriksaan vital sign

10. Menyiapkan alat dan bahan yang nantinya diperlukan untuk tindakan
pemeriksaan vital sign terhadap pasien
B Interaksi

1. Menutup tirai/jendela/pintu

2. Meminta pasien untuk tidur ditempat tidur yang telah disediakan

3. Mengucap “Bismillahirokhmanirokhim” untuk mengawali tindakan

4. Membantu memposisikan pasien dengan posisi yang nyaman dan memudahkan


pemeriksaan
5. Memerintahkan pasien untuk melepas semua benda/accesories yang dapat
menggangu pemeriksaan sistem
6. Mencuci tangan dengan prinsip 6 langkah

7. Mengeringkan tangan dengan handuk bersih dan kering

8. Pemeriksaan vital sign, meliputi :


a. Tekanan darah
- Posisi pasien ditidurkan terlentang
- Pasien istirahat 5 menit sebelum pemeriksaan
- Posisi lengan lebih tinggi dari pada jantung
- Sisingkan lengan kiri baju pasien
- Pasang belt tensi dilengan kiri atas (lengan kiri yang dekat dengan
jantung)
- Tanyakan hasil tekanan darah pasien sebelumnya
- Raba arteri brachialis
- Meletakan steatoscope diatasnya tanpa adanya penekanan
- Normalkan tensi ke angka normal (nol)
- Memompa sampai kira-kira 30 mmHg diatas hasil tensi sebelumnya
- Kempiskan/turunkan secara perlahan
- Dengarkan bunyi detak yang pertama (sistolik)
- Dengarkan bunyi etak yang kedua (diastolik)
- Longgarkan tensi segera setelah terdengat bunyi detal kedua
- Tunggu 5-10 menit jika ingin mengulang pemeriksaan tensi
- Lepas belt/manset yang ada di lengan
- Mengembalikan posisi pasien senyaman mungkin
- Tulis hasil pemeriksaan tekanan darah
b. Denyut nadi
- Posisi pasien tidur terlentang dengan senyaman mungkin
- Tekan daerah pergelangan tangan dekat arteri radialis dengan 3 jari dan
meraba denyut nadi
- Jika tidak ketemu denyut nadi geser tiga jari ke kanan dan ke kiri
- Tahan dan tekan denyut nadi sampai 60 detik
- Catat hasil pemeriksaan denyut nadi
- Rapikan tempat pemeriksaan
c. Pernafasan
- Posisi pasien tidur terlentang dan nyaman
- Perintahkan pasien untuk membuka baju jika perlu untuk mengetahui
gerakan inspirasi dan expirasi
- Meletakan tangan pada daerah dada untuk mengetahui gerakan dan
kesimetrisan gerakan
- Hitung sampai 60 detik
- Tutup baju pasien kembali jika pemeriksaan telah selesai
- Tulis hasil pemeriksaan
- Rapikan tempat pemeriksaan
d. Suhu (dengan axila)
- Posisi pasien tidur terlentang dengan senyaman mungkin
- Siapkan termometer, atur ke posisi normal
- Letakan termometer di bagian axila, lalu jepit
- Tunggu sampai 1 menit
- Lihat hasil/angka yang tercantum dalam termometer
- Membersihkan termometer
- Kembalikan posisi pasien seperti semula
- Tuliskan hasil pemeriksaan
- Rapikan tempat pemeriksaan
e. Berat badan
- Pastikan pasien tidak menggunakan benda atau accesories pemberat di
tubuh
- Perintahkan pasien untuk berdiri tegak diatas alat timbangan
- Lihat hasil jarum menunjukan angka berapa
- Tulis hasil pemeriksaan
- Rapikan tempat pemeriksaan
f. Tinggi badan
- Perintahkan pasien untuk berdiri di tembok datar dengan badan
menempel tegak pada tembok
- Tarik mid line yang sudah tertempel di tembok
- Lihat hasil angka yang tercantum dalam pemeriksaan
- Tuliskan hasil pemeriksaan
- Rapikan tempat pemeriksaan
C Terminasi

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan vital sign kepada pasien

2. Menyimpulkan hasil pemeriksaan vital sign kepada pasien yang telah dilakukan
fisioterapis
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan fisioterapis

4. Menutup pertemuan dengan salam “Wssalamualaikum”

5. Membersihkan tempat yang telah dilakukan untuk pemeriksaan

6. Mengucap “Alhamdullahirobilalamin” untuk menutup tindakan pemeriksaan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN-PEKALONGAN

PENEGAKAN DIAGNOSA FISIOTERAPI PADA PASIEN

No Kegiatan

A Langkah-langkah merumuskan diagnosa fisioterapi

1. Menanyakan identitas pasien secara lengkap

2. Menanyakan keluhan yang dialami pasien

3. Menyusun masalah yang dialami pasien, yang meliputi :


a. Impairment
- Permasalahan pasien dalam keluhan utama
- Deformitas yang dialami oleh pasien
- Keterbatasan ROM yang dialami oleh pasien
- Adanya spasme dianggota tubuh pasien
- Adanya kelemahan otot yang dialami oleh pasien
- Adanya rasa nyeri yang ditimbulkan oleh permasalahan pasien
b. Fungsional limitation
Permasalahan yang timbul dari kasus pasien yag menghambat aktivitas
fungsional : toileting, dressing, eating, transfer dan ambulasi
c. Participation restriction
Permasalahan kondisi lingkungan yang terjadi sehingga membuat pasien
mengalami kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari

4. Menggabungkan semua permasalahan berdasarkan 3 prinsip diatas menjadi


sebuah diagnosa fisioterapi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN-PEKALONGAN

ASSESMENT TERHADAP MEDIKA MENTHOSA DAN TINGKAT


KESEMBUHAN PASIEN (PROGNOSIS)

No Kegiatan

A Assesment medika menthosa pasien

1. Menanyakan kepada pasien pengobatan apa yang sudah dilakukan sebelum


datang ke fisioterapi

2. Di tempat mana pasien menjalankan pengobatan sebelumnya

3. Sudah berapa lama pasien menjalankan pengobatan tersebut

4. Diberi tindakan apa saja di tempat pengobatan sebelumnya

B Assesment tingkat kesembuhan pasien

1. Mengamati keparahan kondisi pasien

2. Mengamati perkembangan yang diperoleh pasien selama terapi (T0, T1, T2 dst)

3. Menyimpulkan hasil prognosis dengan jenis prognosis meliputi :


a. Quo at vitam, yaitu pengaruh permasalahan yang dialami pasien terhadap
tingkat kehidupan
b. Quo at sanam, yaitu tingkat kesembuhan pasien dalam permasalahan yang
dihadapi
c. Quo at cosmeticam, yaitu pengaruh permasalahan pasein dalam penampilan dan
estetika
d. Quo at fungsional, yaitu permasalahan yang timbul dapat berpengaruh terhadap
fungsional pasien

C Evaluasi perkembangan terapi pasien

1. Mencatat hasil dari terapi disetiap seasonnya


2. Mengulang kembali terapi yang sudah dilakukan di season sebelumnya

3. Mengukur/memeriksa kembali kondisi pasien disetiap akhir tindakan terapi

4. Memberikan penjelasan terhadap hasil pemeriksaan kepada pasein atau keluarga

5. Memeberikan kesempatan pasien untuk bertanya jika ada penjelasan yang belum
dimengerti pasien/keluarga
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN-PEKALONGAN

PEMERIKSAAN GANGGUAN FUNGSI GERAK DASAR

No Kegiatan

A Pra Interaksi

1. Mengucap salam “Assalamualaikum”

2. Memperkenalkan diri fisioterapis

3. Menanyakan nama pasien

4. Menyampaikan tindakan pemeriksaan fungsi gerak dasar yang akan dilakukan


oleh fisioterapis
5. Menjelaskan tujuan tindakan pemeriksaan fungsi gerak dasar yang akan
dilakukan fisioterapis
6. Menjelaskan prosedur tindakan pemeriksaan fungsi gerak dasar yang akan
dilakukan
7. Memberikan kesempatan bertanya pada pasien

8. Meminta ijin tindakan pemeriksaan fungsi gerak dasar yang akan dilakukan
oleh fisioterapis
9. Menanyakan kesiapan pasien untuk dilakukan pemeriksaan fungsi gerak dasar

10. Menyiapkan tempat dan alat yang akan digunakan untuk pemeriksaan

B Interaksi

1. Menutup tirai/jendela/pintu

2. Meminta pasien untuk tidur/duduk (disesuaikan dengan kondisi pasien) ditempat


tidur yang telah disediakan
3. Mengucap “Bismillahirokhmanirokhim” untuk memulai tindakan

4. Membantu memposisikan pasien dengan posisi yang nyaman dan memudahkan


pemeriksaan
5. Mulai tahap pemeriksaan fungsi gerak dasar, meliputi :
a. Ankle foot region
- Pasif plantar flexi : dengan posisi terlentang, pegang pada os talus dan
os calcaneus, gerak dorongan os calcaneus kearah plantar flexi
- Pasif dorsal flexi : dengan posisi terlentang, pegang pada os talus dan os
calcaneus, gerak dorongan os calcaneus kearah dorsal flexi. Atau fiksasi
pada cruris, talus ditarik ke distal bersamaan mendorong telapak kaki
kerah dorsal flexi.
- Pasif abduksi (valgus) talo calcaneal joint : terlentang fiksasi os talus,
calcaneus di dorong ke lateral
- Pasif pronasi: pegangan fiksasi rear foot dan aktif pada fore, gerak
memutar ke medial, ROM 15-30° elastic end feel
- Pasif supinasi : pegangan fiksasi rear foot dan aktif pada fore foot, gerak
diputar ke lateral, ROM 45-60°
- Pasif flexi MTP : streaching dorsal capsule, tendon extensor. Elastic end
feel
- Pasif extensi MTP : streaching plantar capsule, tendon flexor, elastic end
feel
- Pasif flexi PIP dan DIP : streaching dorsal capsule, tendon extensor,
elastic end feel
- Pasif extensi PIP dan DIP : streaching plantar capsule, tendon extensor.
Elastic end feel
- Isometric ankle plantar flexi : posisi terlentang tahan plantar dan talus,
mm.gastrok-soleus
- Isometrik foot inversi : m.tibialis posterior, m.tibialis anterior
- Isometrik foot eversi : m.peroneur longus dan m.peroneur brevis
b. Hip pelvic region
- Gerak hip flexi, extensi, add, abd, internal-external rotasi
- Fleksi pasif : posisi terlentang dengan lutut flexi ROM 110-120° soft end
feel, posisi terlentang dengan lutut extensi ROM 90° springy end feel
pembatasan oleh ketegangan otot hamsting
- Extensi pasif : posisi telungkup ROM 15-20° springy end feel.
Pembatasan oleh ketegangan m.ilio psoas. ROM 10° springy end feel,
pembatas oleh ketegangan m.rektus femoris, abduksi pasif. Posisi
terlentang gerak tungkai kesamping. Rom 30-50° dengan elastic springy
end feel, pembatas oleh m.adduktor
- Adduksi pasif : posisi terlentang dengan tungkai contra lateral fleksi dan
tungkai yang di ukur lurus dibawahnya, gerak tungkai kedalam. ROM
30° dengan springy end feel, pembatas pleh ketegangan m.abduktor
- Rotasi internal pasif : posisi telunkup dengan lutut flexi 90°, ROM 30-
40° elastic end feel, pembatas oleh kapsulo ligamnter
- Rotasi eksternal pasif : posisi telungkup dengan lutut flexi 90° ROM 40-
60° elastic end feel, pembatas oleh kasulo ligamneter
- Flexi isometrik : terlentang dengan lutut flexi 60°, gerak oleh m.ilio
psoas, rectus femoris, sartoeius, pectenius dan hip adduktor
- Extensi isometrik : posisi telungkuo dengan lutut lurus, gerakan oleh
m.gluteus maksimus, bisep femoris, semimembranosus, semitendinosus
- Abduksi isometrik : posisi terlentang dengan lutut lurs, gerakan oleh
m.gluteus medius-minimus-maksimus dan tensor fascialate
- Adduksi isometrik : posisi terlentang dengan lutut lurus, gerakan oleh m
adduktor longus-brevis-magnus, gracialis dan pectenius
- Rotasi internal isometrik : posisi telungkup lutut flexi 90°, gerak
m.adduktor longus-brevis-magnus, gluteus medius-maksimus pars
anteroir, tensor fascialate, gracilis dan pectenius
- Rotasi external isometrik : posisi telungkup lutut 90° gerakan m.gluteus
maksimus, obturator internus-externus, quadratus femoris, piriformis,
gamelus superior-inferior, sartorius dan gluteus medius pars posterior
c. Knee regio
- Pasif flexi : posisi terlentag 90° hip flexi ROM 160° soft and feel, dapat
ditambah medial ritasi pada maximal flexi
- Pasif gyper extensi : posisi terlentang ROM 0-10° hard and feel, terjadi
external rotasi dan valgus
- Pasif medial rotasi of tibia in felksi : posisi terlentang 90° knee flexi atau
posisi duduk pinggir bed 90° knee flexi ROM 30° elastic end feel
- Pasif lateral rotasi of tibia in flexi : posisi terlentang/duduk seoerti
petunjuk diatas ROM 40° elastic end feel
- Pasive patella move : in flexi yaitu komponen gerak flexi, in extensi
komponen gerak extensi
- Isometrik kee flexi : terlentang 60° knee flexi gerak flexi lutut ditahan,
oleh m.bisep femoris, semimembranosus, semitendonosus, gracilis,
sartorius, pectenius, gastrok dan tensor fasia late
- Isometrik knee extensi : posisi terlentang knee semi flexi gerak extensi
lutut ditahan. Oleh m.quadrisep dan tensor fasia late
- Isometrik ankle plantar flesxi : posisi terlentang, gastrok dan soleus lutut
lurus, soleus lutut menkuk.
- Isometrik ankle dorsal flexi : posisi terlentang, mtibialis anterior, proneus
brevis
d. Elbow regoin
- Pasif flexi : ROM flexi 140-160° soft end feel
- Pasif extensi : ROM 0-5° hard end feel
- Pasif pronasi : ROM 85° harder end feel
- Pasif supinasi : ROM 95° elastic end feel
- Isometric pronasi : m.pronator teres, pronator quadratus
- Isometrik supinasi : m. Bisep brachii dan m.supinator
e. Wrist hand regio
- Aktif test : gerak pronasi pasif os radius digerakan mengelilingi ulna,
ROM 85° dengan elastic harder end feel. Gerak supinasi pasif  os
radius digerakan mengelilingi ulna, ROM 90° dengan elastic end feel
- Pasif palmar fleksi : os karpal digerakan kerah palmar flexi terhadap
radius, ketika dorsal fleksi scapoid dan lunatum bergerak 30° os lunatum
bergeser ke dorasal, ROM total 85° dengan elastic end feel
- Pasif dorsal fleksi, skapoid dan lunatum bergerak 30° os kapitatum
bergeser ke palmar, total ROM 85° dengan elastic harder end feel
- Pasif ulnar deviasi : os carpal digerakan kearah ulnar deviasi terhadap
radius, ROM 45° dengan elastic end feel
- Pasif radial deviasi : os karpal digerakan kearah radial deviasi tehadap
radius, ROM 15° dengan elastic end feel
- Isometrik palmar flexi : nyeri patologi flexor carpi radius dan fleksor
carpi ulnaris
f. Temporo mandibular joint dan cervical spine :
- Tes gerak aktif : depresi  alur gerak vertikal rata siemtris/asimetris
dengan ROM jarak antara gigi PIP jari 2-3-4. Elevasi  alur gerak
vertikal keatas rata, temuan generetak, terbatas simetris/asimetris alur
gerak C atau S atau L. Protrusi  gerak anterior translasi. Retrusi 
gerak posterior translasi
- Tes gerak pasif : depresi  alur gerak rata, nyeri ROM jarak antara gigi
PIP 2-3-4 end feel normal elastic. Elevasi  pertemuan gigi
simetris/tidak, timbulnya nyeri end feel normal elastic. Protrusi alur
gerak rata, nyeri ROM diukur dengan mid line, crepitasi. Retrusi  alur
gerak rata nyeri ROM diukur dengan mid line, crepitasi.
- Tes gerak isometrik : depresi  untuk tes inflamasi/kekuatan otot
depresor. Elevasi  untuk otot elevator. Protrusi  untuk otot protrusor.
Lateral deviasi  untuk otot deviator
g. Shoulder komplek
- Aktif test : flexi ekstensi, abduksi, tangan dibelakang leher dibelakang
punggung, elevasi-depresi, protraksi-retraksi
- Pasif test : shoulder abduksi fiksasi scapula gerak abd humerus, ROM
90° elastic harder end feel, regangan inferior scapula dan kompresi
suprahumeral. Shoulder internal rotasi  fiksasi girdle, lengan bawah
dibelakang punggung, regangan posterior capsule tekanan coracoid proc
- Shoulder external rotasi : fiksasi girdle dan lengan atas lengan bawah ke
lateral, ROM 80° elastic end feel, regangan anterior scapula, hati-hati
anterior dislokasi, capsular pattern
- Shoulder horisontal adduksi : Regangan posterocaudal capsule, elastic
end feel
- Shoulder abduktor : Lengan bawah abduktor, m.supraspinatus, hati-hati
kompresi bursa sub deltoid
- Isometrik test : shoulder internal rotasi  posisi bonnet lengan bawah
internal rotasi, m.subscapularis. shoulder external rotasi  posisi bonnet
lengan bawah external rotasi, m.infraspinatus. Elbow flexi  posisi siku
flexi 90 siku, m.bisep brachii. Elbow extensi  posisi siku fleksi 90, siku
extensi, m.trisep brachii
6. Menulis hasil kesimpulan pemeriksaan pasien

C Terminasi

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan tingkat kemampuan kesadaran kepada pasien

2. Menyimpulkan hasil pemeriksaan tingkat kemampuan kesadaran kepada pasien


yang telah dilakukan fisioterapis
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan fisioterapis

4. Menutup pertemuan dengan salam “Wssalamualaikum”

5. Membersihkan tempat yang telah dilakukan untuk pemeriksaan

6. Mengucap “Alhamdullahirobilalamin” untuk menutup tindakan pemeriksaan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN-PEKALONGAN

PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA EXTREMITAS DAN TES


SPESIFIKNYA

Nama Regio

1. 1. Ankle Foot Regio, Tes Spesifiknya Meliputi :


a. Bonny palpation : malleolus medialis dan lateralis. Os calcaneus, talus, navicular
dan cuboideus
b. Joint palpation : ankle joint, calcaneocubiod joint, talonavicular joint,
tarsometatarsal joint, metatarsal palangeal joint, proximal-distal interpalangeal
joint
c. Muscle and tendon palpasi : gastrok dan tendon axilles, tibialis anterior beserta
tendonnya, proneus longus dan brevis, otot plantar dan plantar fasia
d. Stabilitation test : medial talo crulalis ligament test, sub talar valgus test, lateral
talo crulalis ligament test, sub talar varus test
e. Joint play movement : translasi of distal tibiofemoral joint : dorsal translasi of
fibula, komponen dorsal flexi, pada patologi ventral translasi tidak disarankan
f. Traction of talocrural joint : in limited dorsal flexi arah selalu kedistal searah axis
longitudinal tibia, in limited plantar flexi arah ke distal searah axis longitudinal
tibia.
g. Translasi of ankle joint : posisi plantar flexi, arah ke anterior, posisi dorsal flexi,
arah ke posterior
h. Translasi of intertarsal join : tarsal nonne didorong ke plantar dorsal
i. Tarsometatarsal joint : metatarsal traksi kedistal searah axis longitudinal, translasi
searah gerak fisiologinya (flexi ke plantar, ekstensi ke dorsal), proksimal dan
distal interphalangeal joint, trasi ke distal serah aksis, translasi serah gerak
fisiologinya (flekso ke plantar dan extensi ke dorsal)
j. Beberapa tes khusus lain : anterior drawer sign translasi anterior talocruralis,
talar tilt test, calcaneofibular lig, thomson’s test, achilles tendon ruptur, homans’s
sign, deep vein thrombophebitis.
2. Hip Pelvic Region, Tes Spesifiknya Meliputi :
a. Bony palpation : titik referensi iliac crest, anterior superior iliac spine (SIAS),
posterior superior iliac spine (SIPS), great trochanter, sympicis, ischiadic
tuber, coccyg
b. Muscle palpasi
- Piriformis : melalui segitiga SIPS, Coccyg dan great Trochanter, sepertiga
tengahnya. Palpasi dalam, sejajar sacroiliac
- Gluteus medius : sisi lateral dibawah iliac crest dan trochanter. Palpasi
anrah anterior posterior
- Iliotibial band : dari iliac crest sampai lateral paha hingga lateral tibia,
adduktor longus. Palpasi tendon ujung bawah inguinal
- Quadrisep : perlekatan rektus femoris pada SIAS, kebawah sisi anterior
paha hingga patella
- Hamstring : lateral hamstring (bisep femoris) dan medial hamstring
semimembronosus dan semimembronosus
c. Joint play movement
- MLPP : untuk orientasi, untuk mengetahui keluasan gerak dan kualitas end
feel, arah selalu kelateral
- Compresi test : untuk mengetahui patologi permukaan sendi
d. Spesial test
- MMT/ Muscle performance : muscle testing (validitas dan reliabilitasi s.d
nilai 3. HHD/SPYGMOMETER : untuk MMT nilai 3 lebih, ukuran mmHg
atau gram
- Muscle lenght test : iliopsoas  terlentang pelvis ditepi bed, hip flexi
contralateral dan gerak hip extensi ipsilateral. Sebelum dan sesudah
kontraksi ketegangan otot. Rectus femoris  posisi sama seperti diatas,
gerak knee fleksi ipsilateral. Hip abduktor  posisi terlentang tunhkai
kontralateral difiksasi, gerak hip adduksi ipsilateral. Hamstring  posisi
terlentang gerak straight leg rising tungkai ipsilateral, lutut lurus
e. Neurology test
- Sensori test in area dermatom and area nervina
- Myotom test
- Tendon reflek test
f. Tes khusus lain
- Hip fleksi test for sacroiliaca (hip fleki pelvic nutation), piriformis (hip
fleksi add internal rotasi), hip joint (patric’s test)
- Straight leg rising
- Leg lenght test
- Tendelenburg test
3. Knee Region, Tes Spesifiknya Meliputi :
a. Fluctuation test : capsule di dorong ke medial/lateral
b. Ballotement test : ressesus patellaris di dorong ke caudal, patella didorong ke
dorsal
c. Bonny palpasy : tuberositas tibia, epicondilus femur, patella
d. Joint palpation
e. Muscle palpation : quadrisep femoris, hamstring, gastrok, soleus
f. Stabilitation test
- Meniscus test : medial rotasi (meniscus lateralis) atau lateral rotasi
(meniscus medialis), Valgus (meniscus lateralis) atau varus (meniscus
medialis), Compression, Gerak fleksi (posterior horn) atau extensi (anterior
horn)
- Collateral medial lig test : valgus test in 30°, paint atau laxity
- Collateral lateral lig test : varus test in 30°, pain atau laxity
- Anterior cruciat lig test : anterior sliding of tibia in 90°knee fleksi, gerak
anterior shearing, pain atau laxity
- Posterior crucist lig test : posterior sliding of tibia in 90° knee fleksi, gerak
posterior shearing, pain atau laxity
g. Joint play movement
- Cration of tibio femorial joint : in limited fleksi arah selalu ke distal searah
axis longitudinal tibia
- Craction of tibio femoral joint : in limited extensi arah ke distal searah axis
longitudinal tibia
- Translasi of patello femoral joint : cranial translation of patella in extensi,
caudal translasi of patella in fleksi, teteral translasi in extensi, medial
translasi in extensi
- Translasi of proksimal tibio febular joint : pada ankle contracture, dorsal
translasi of fibula
h. Tes khusus lain :
- Meniscus lesions
- Plicia lesions
- Swelling
- Paatellogemoral syndrom
- Quadrisep pull
- Osteochondritis discecans
- Petellar instability
4. Elbow Region, Tes Spesifiknya Meliputi :
a. Palpation
- Bonny palpasi : titik referensi epycondulus lateralis medialis, olecranon,
capitlum radii
- Joint palpastion : humeroulnar, humeroradial dan radial joint
- Muskle palapstion : m.ektensor carpiradialis longus, m.extensor
carpiradialis brevis tendoperriosteal, m.extensor carpiradialis brevis
tendomuskular
b. Spesifik test
- Humero ulnar joint : traksi ulna 45° dorsodistal, translasi ulna 45°
ventroproksimal
- Humero radial joint : traksi radius ke distal, translasi felx radius keventral,
exten radius kedorsal
- Proksimal radioulnar joint : translasi pron caput radii ke dorsal supin ke
vetral
c. ROM
- The used of goneometer
- Methoted of measurment
d. MMT/Muscle performance
- Muscle testing
- Method of rating
- H H D/spigmomanometer
e. Muscle lenght test
- Tes panjang otot hand and finger fleksi
- Tes panjang otot bisep brachii
f. Neurology test
- Sensori test in area dermatom and area nerviana
- Myotome test
- Tendon reflek test
g. Tes lain
- Ligamentous stability test
- Tinnel sign
- Pinch grip test
- Tennis elbow test
- Golfer elbow test
- Elbow fleksi test
5. Wrist Hand Region, Tes Spesifiknya Meliputi :
a. Palpasi tulang,
- Titik referensi proc styloideus medialis dan lateralis
- Arcus carpalis proksimal
- Arcus carpalis distal
- Proc styloideus radius tuberculum lister
b. Palapasi jaringan lunak
- Tunell II
- Fleksor carpii
- Tendon m.palmaris longus test denga test ibu jari dan kelingking gerak
fleksi
- Carpal tunel
- Tendon fleksor jari, trigger finger
- Thenar
c. Joint play movement
- Distal radio ulnar : translasi, pronasi radius di dorong ke ventral, supinasi
radius di dorong dorsal
- Wrist traction : diberikan pada akhir pembatasan ROM palmar fleksi,
dorsal fleksi, ulnar devisiasi dan radial devi
- Intercarpal mobilisasi test : lunate, scaboid, capitate
- CMC I reposition test : pemeriksaan kapsular pattern dengan mendorong
ibu jari reposisi
- CMC II-V: metacarpal ditarik ke distal ke distal, pembatasan posisi ROM
- MCP I-V traction test : palang peoksimal ditarik ke arah distal, posisi
pembatasan ROM
- PIP dan DIP I-V traction test : phalanx tengah dan distal ditarik ke distal,
posisi pembatasan ROM
d. Muscle lenght test : tes penunjang otot hand and finger fleksi
e. Neurologi test
- Sensori test in area dermatom and area nervina
- Myotom test
f. ROM
g. MMT
h. Beberapa tes lain :
- Fromens test : menjempit kertas dengan ibu jari dan sisi lateral telunjuk,
bila kertas ditarik, terjadi fleksi IP lesi N.Ulnaris
- Allen test : tes sirkulaasi darah ketegangan. Tangan mengepal dan
membuka cepat tekan arteri radialis dan ulnaris kemudian satu arteri tekan
dibuka dan diperiksa darah ketegangan
- Finklelstein test : untuk memeriksa de quervain syndrom. Posistif bila
nyeri pada radial wrist
- Tinnel sign test : ketukan pada n.medianus setinggi carpal tunnel
- Bunnel litter test : tes ketegangan otot instrinsik atau kontraktur capsulo lig
6. Temporo Mandibular Joint Dan Cervikal Spine
a. Palpasi posterior
- Spinosus proc C2,6,7 dan C3,4,5
- Proc transversus
- Temporo mandibular joint
- Trapezius
b. Spesifik test
- M supraspinatus : posisi add-internal rot penuh tangan belakang punggung,
palpasi ventrocaudal acromion, arah lateromedial, lokasi tendoperiosental,
tendon
- Test khusus : traksi dan kompresi cervikal, kompresi posisi netral,
kompresi posisi spesifik
7. Shoulder Komplek
a. Palpasi
- Supraspinatus : posisi add-internal rotasi penuh dengan lengan bwah
belakang punggung, Palapasi ventro caudal acromion arah latero medial,
Lokasi tendo periosteal tendon
- Infraspinatus : posisi sphynx, horisontal add-external rotasi. Palpasi
tuberculus minus arah cranio caudal
- Subcsapularis : posisi netral sedikit external rotasi, palpsi medial
tuberculum menius sambil gerak external internal rotasi
- Tendon m.bisep caput longum : posisi netral sedikit external rotasi,
palpasi sulcus bicipitalis sambil gerak external internal rotasi
- Bursa subdeltoidea : posisi extensi, palpasi ventrocaudal acromion diatas
tuberculum mayus humeri
b. Joint play movement
- Glenohumeral joint : MLPP posisi bonnet, traction kearah lateral serong
cranioventral. JPM
- Glenohumeral joint
- Abduksi : posisi aduksi glenohumeral, tractionstraching serabut oblique
pembatas abd
- Glenohumeral joint : internal rotasi traksi : streaching posterior capsule.
Translasi : streaching serabut oblique capsule pembatas internal rotasi.
External rotasi  traction : streaching anterior capsule. Translasi :
streaching serabut oblique capsule pembatas external rotasi. Horisontal
abduksi  traction : straching anterocaudal capsule. Translasi : straching
serabut oblique capsule pembatas horisontal abduksi. Horisontal adduksi
 traksi : streaching posterocaudal capsule. Translasi : straching serabut
oblique capsule pembatas horozonta; adduksi.
c. Tes khusu lain :
- Yergason’s test dan speed test : unruk patologi bicipital groove
- Drop arm test : untuk rotator cuff tear
- Impingement sign : untuk patologi over used supraspinatus
- Anterior/posterior apprehension test : untuk glenohumeral dislocastion
- Test thoracic outlet syndrom : allen maneuver dan adson’s maneuver,
pectoralis minor syndrom test, costo clavikular syndrom test

Anda mungkin juga menyukai