DAFTAR ISI
I.
II.
III.
IV.
V.
Pendahuluan
Visi, Misi dan Tujuan PSDSS Saraf
Program Studi Dokter Spesialis Saraf
Evaluasi
Penerimaan Calon Peserta Program
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
VISI, MISI dan TUJUAN PENDIDIKAN
VISI P
Pusat Rujukan dan Pendidikan Neurologi yang handal dan bermutu se Sumatera tahun 2018
Misi PSDSS Saraf
Menjadikan Pusat pendidikan yang berkualitas, sehingga lulusan dapat bersaing
di era globalisasi
Menyelenggarakan penelitian neurosains, klinis dan komunitas yang berkualitas
Nasional dalam upaya pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran
Memberikan pelayanan Medik penyakit syaraf yang cepat, tepat, berkualitas dan
memuaskan konsumen di RSMH dan RS Jejaring.
Menyelenggarakan upaya promosi kesehatan di bidang penyakit saraf
Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia (SDM)
2.
3.
4.
5.
6.
BAB III
PROGRAM STUDI DOKTER SPESIALIS SARAF
PENYELENGGARA
Penyelenggara program studi dokter spesialis saraf adalah pusat pendidikan dokter spesialis
saraf yang berada di lingkungan departemen Fakultas Kedokteran Negeri yang telah dinilai,
disetujui dan ditetapkan oleh Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI). Fakultas
Kedokteran UNSRI berdasarkan surat keputusan MKKI No. 01/MKKI/SK/2003 telah
diresmikan sebagai pusat pendidikan dokter spesialis saraf.
Institusi Pendidikan Kedokteran dalam hal ini tingkat Fakultas bertanggung jawab terhadap :
1. Penyelenggaraan dan kelancaran proses praseleksi calon peserta program studi
misalnya :
Kelengkapan administrasi
Tes kesehatan
Tes Psikologi
Tes Bahasa Inggris
2. Koordinasi seleksi peserta program studi dan melaporkan hasil seleksi pada pimpinan
fakultas.
3. Pelaksanaan aktifitas pendidikan bersama antar program studi atau matrikulasi
seperti:
Orientasi tatalaksana RS Pendidikan
Orientasi FK Penyelenggaraan.
Metode Penelitian
MKDU, Kuliah bersama seluruh peserta program studi Fakultas Kedokteran
4. Koordinasi penyelenggaraan proses pendidikan antar program studi
5. Pengawasan dinamika peserta program studi.
6. Kelancaran peserta program studi yang dihentikan pendidikannya atau yang sudah
selesai pendidikan untuk diwisuda di fakultas.
7. Penyaluran dan koordinasi pelaksanaan adaptasi dokter spesialis lulusan luar negeri.
8. Konseling bagi peserta program studi di tingkat fakultas
PENGELOLA
Organisasi Program Studi dipimpin oleh seorang Ketua Program Studi (KPS) dan
Sekretaris Program Studi (SPS), yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
pendidikan dokter spesialis saraf.
3. KPS dipilih oleh dan disetujui oleh rapat staf pengajar Bagian Neurologi,
kemudian diusulkan ke Dekan Fakultas Kedokteran melalui Kepala Bagian dan
dikukuhkan serta diangkat dengan Surat Keputusan Rektor.
4. KPS secara ex-officio adalah anggota Kolegium Neurologi Indonesia.
Sekretaris Program Studi (SPS) Neurologi
1. SPS adalah seorang dokter spesialis saraf sebagai staf pengajar berpangkat
sekurang-kurangnya lektor, membantu KPS dalam mengelola penyelenggaraan
pendidikan PPDS.
2. SPS dipilh oleh dan disetujui oleh rapat pengajar Bagian Neurologi, kemudian
diusulkan ke Dekan Fakultas Kedokteran melalui Kepala Bagian dan dikukuhkan
serta diangkat dengan Surat Keputusan Rektor.
Ruang Lingkup Tugas KPS dan SPS
KPS dan SPS bertanggung jawab atas pengelolaan kegiatan penyelenggaraan program
studi dengan :
1. Merencanakan pelaksanaan program studi sesuai kurikulum pendidikan yang
dijabarkan dalam buku panduan pelaksanaan.
2. Menyelenggarakan seleksi akademis calon peserta program studi dengan
melibatkan staf pengajar terkait.
3. Melaporkan hasil seleksi dan mengembalikan peserta yang ditolak kepada
fakultas.
4. Menggunakan perangkat proses pendidikan untuk pelaksanaan pendidikan,
bekerja sama dengan ketua bagian, KODIK S1 dan sarana lain yang digunakan
untuk pendidikan.
5. Menyelenggarakan penilaian pendidikan terhadap peserta program studi terus
menerus secara objektif dengan melibatkan semua staf pengajar serta
melaksanakan teguran, peringatan atau sanksi kepada peserta program studi yang
bermasalah.
6. Menyusun rencana anggaran serta petanggungjawaban pelaksanaan anggaran pada
pimpinan fakultas.
7. Melaksanakan tugas administrasi sehari-hari.
8. Membuat laporan berkala setiap semester mengenai:
a. Calon peserta program studi yang diterima dari seluruh pelamar.
b. Kemajuan tahap pendidikan yang termasuk kegagalan/penundaan,
penghentian pendidikan.
c. Penyelesaian pendidikan (wisuda).
d. Daftar staf pengajar resmi.
e. Daftar unit-unit kerja yang digunakan di RS Pendidikan.
Ruang Lingkup Tugas Ketua Bagian/Departemen
1. Menetapkan staf bagian sebagai staf pengajar dengan jenjang penilai,pendidik dan
pembimbing sesuai kualifikasi dalam kurikulum.
Pendidik
Definisi:
Pendidik adalah tenaga pengajar yang berkemampuan sebagai pembimbing dan
bertanggung jawab atas peningkatan bidang ilmiah (kognitif).
Kualifikasi:
Penguji pada Ujian Nasional Neurologi adalah dosen/tenaga yang pengajar penilai
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Spesialis saraf Konsultan atau Spesiali Saraf yang telah lebih dari 8 tahun
bekerja di pusat pendidikan Dokter Spesiali Saraf.
2. Diusulkan kepada KNI oleh KPS dan diketahui oleh Kepala Bagian Pusat
Pendidikan.
3. Dikukuhkan oleh KNI dengan SK sebagai penguji.
4. Tercatat dalam Daftar Penguji Nasional.
Penguji dalam suatu Ujian Nasional berasal dari berbagai pusat pendidikan dan
ditetapkan oleh KNI, yaitu 2 orang dari pusat pendidikan yang bersangkutan dan 1
orang dari pusat pendidikan lainnya.
Pengembangan Tenaga Pengajar
Pengembangan dan peningkatan staf pengajar dalam bidang akademik dan profesi
dilaksanakan secara berkesinambungan serta disesuaikan dengan kebutuhan.
Kuantitatif:
1. Penambahan jumlah staf pengajar dapat diambil dari peserta didik yang
berprestasi, berminat dan berdedikasi baik.
2. Dokter Spesialis Saraf lulusan Fakultas Kedokteran Negeri atau bukan,
dapat diusulkan dan diangkat menjadi tenaga pengajar/tenaga pengajr luar
biasa sesuai peraturan pusat pendidikan/fakultas kedokteraan
penyelenggara.
Kualitatif:
1. Staf pengajar diharapkan mengikuti latihan peningkatan kemampuan
memdidik.
2. Staf pengajar diberi kesempatan untuk menegembangkan diri di bidang
spesialisasinya atau menempuh suatu pendidikan formal dalam bidang
tertentu untuk memperoleh sebutan Dokter Spesialis Saraf Konsultan.
3. Mendorong staf pengajar mengikuti Program Pendidikan Strata III.
PESERTA DIDIK
Peserta didik adalah seorang dokter yang memenuhi semua persyaratan yang telah
ditetapkan dalam Penerimaan Calon Peserta Program, berusia maksimal 35 tahun dan
lulus ujian seleksi yang berlaku.
Jumlah maksimal peserta program per program 2 kali jumlah tenaga pengajar yang
mempunyai jabatan lektor atau yang setara.
FASILITAS PENDIDIKAN
Pusat pendidikan dokter spesialis saraf menggunakan dan memanfaatkan sarana
Rumah Sakit Dr.Mohammad Hoesin Palembang (RS Tipe A) sebagai Rumah Sakit
Pendidikan, yang mempunyai fasilitas:
1. Sarana Rawat Inap
a. Mempunyai 60 tempat tidur (minimal 100 tempat tidur dengan BOR minimal
60%).
b. Ruang Poliklinik Umum
c. Ruang Poliklinik Khusus/Spesialistik
d. Ruang Perawatan Gawat Darurat Minimal
2. Peralatan Diagnosa :
a. Elektroencephalograph
b. Echoencephalograph
c. Elektromyograph dan Evoke Potential
d. Brain CT Scan
e. Trancranial Doppler Sonography
f. Brain MRI
3. Layanan pendidikan spesialis :
a. Departemen/Bagian Ilmu Penyakit Dalam dan Jantung.
b. Departemen/Bagian Ilmu Kesehatan Anak
c. Departemen/Bagian Rehabilitasi Medik
d. Departemen/Bagian Psikiatri
e. Departemen/Bagian Radiologi
f. Departemen Bedah/Bedah Saraf
g. Departemen Anestesiologi
h. RSUD Sekayu Musi Banyuasin
4. Sistem Pencatatan Medik Rumah Sakit
5. Perpustakaan Bagian Neurologi (buku-buku, majalah-majalah dalam dan luar
negeri sesuai dengan katalog), di samping perpustakaan fakultas.
6. Sistem Informasi Internet, Multimedia.
LAMA PENDIDIKAN
Lamanya pendidikan untuk Dokter Spesialis Saraf adalah 8 semester, meliputi:
2 semester : kualifikasi
4 semester : pendalaman
2 semester : akhir
Program Magister Neurosains diintegrasikan selama 4 semester, dan dilaksanakan di
awal semester.
Tesis akhir adalah milik pusat Pendidikan ditempat PPDS tersebut melakukan
penelitiannya.
Pembimbing adalah Peneliti Utama-nya.
Judul-judul penelitian ditentukan oleh Pusat Penelitian bersangkutan
Penelitian diawali dengan pengajuan proposal dan ujian. Setelah lulus, peserta
program melakukan penelitian sesuai dengan rentetan didalam proposal.
Selanjutnya peserta mengajukan seminar hasil penelitian pada akhir semester.
PELAKSANAAN PENDIDIKAN
Seperti telah diuraikan dalam bab pendahuluan bahwa program pendidikan dikelompokkan
menjadi 3 yaitu:
1
2
3
KEGIATAN AKADEMIK
1
KULIAH
Program pendidikan spesialis saraf di mulai dengan mengikuti kuliah, yang
dilaksanakan dapat bersama-sama program spesialis lain.
MATA KULIAH DASAR KLINIK (pada semester 1) :
Epidemiologi Klinik dan Evidence-based medicine
Farmakologi klinik
Biomolekuler
Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Etika Profesi
Metodologi Penelitian
Biostatistik dan komputer statistik
Genetika Kedokteran
Ilmu Administrasi Kesehatan
Pengetahuan dasar Laboratorium Klinik
Neuroanatomi Neurofisiologi
Neurofarmakologi
Neuro Vasculer II
Neuro Infeksi II
Dasar - dasar neurp imaging
Neuroemergenci
Cedera Kepala
Cedera Medula Spinalis
Neurobehavior
Pain + sefalgia
Neurootologi
Gangguan gerak
EEG
Gangguan saraf tepi, otonom dan otot
ENMG, EMG, Evoked Potensial
Neurooftalmologi
Neuropediatri
Neurosurgeri
Neurointensif
Neuropsikiatri
TCD dan Carotid dopler
Neuroendokrin, Neuroimonologi, Neurohematologi
PROPOSAL
Proposal penelitian merupakan kegiatan akademik yang direncanakan dan disusun
menurut kaidah penulisan ilmiah agar dapat digunakan sebagai pedoman untuk
melakukan penelitian tesis.
Tujuan :
Menerapkan metodelogi penelitian
Mendaopatkan pengalaman dan keterampilan menulis usulan penelitian ilmiah
Sebagai dasar melakukan penelitian ilmiah untuk penelitian tesis ditahap
berikutnya
JOURNAL READING
Journal reading adalah kegiatan akademik melalui pembahasan makalah ilmiah
didepan forum.
Tujuan :
Mendapat kemampuan menganalisis makalah ilmiah secara kritis (critical appraisal)
sesuai tata cara baku, sehingga dapat menyimpulkan bobot (mutu penulisan ) makalah
dan substansi yang terkandung didalamnya.
REFERAT
Referat ialah kegiatan akademik dengan cara mensarikan beberapa makalah ilmiah
yang relevan menjadi satu topic bahasan dalam bentuk penulisan sari ilmiah atau
review article.
Tujuannya :
Mendapatkan kemampuan memilih bermacam makalah ilmiah yang bermutu
untuk disarikan.
Mendapat kemampuan menerapkan critical appraisal beberapa makalah
ilmiah untuk mendapatkan kesimpulan.
Mendapatkan kemampuan menulis ringkasan dari berbagai makalah menjadi
suatu makalah ilmiah baru.
SARI PUSTAKA
Sari pustaka ialah pendalaman akademik dengan cara menyarikan berbagai makalah
ilmiah menjadi suatu karya ilmiah tulis yang disusun menurut kaidah penulisan
ilmiah.
Tujuannya :
Mendapatkan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan membaca, menilai
dan menganalisis makalah ilmiah.
Mendapatkan keterampilan menulis kembali ringkasan berbagai makalah
ilmiah yang baku.
Mendapatkan berbagai pokok bahasan, topic, masalah, kesimpulan yang
mungkin dapat diteliti lebih lanjut sebagai penelitian ilmiah untuk menyusun
tesis.
Mengiatkan keterampilan menyajikan dan mendiskusikan makalah tersebut di
depan forum ilmiah.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian adalah kegiatan akademik yang menggunakan penalaran
ilmiah dan memenuhi persyaratan metodelogi disiplin Neurologi.
Ketentuan umum:
Penelitian menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif atau keduanya.
Segera setelah proposal penelitian dinyatakan lulus, penelitian telah dapat
dilaksanakan selambat-lambatnya awal semester VII.
PENULISAN TESIS
Penulisan Tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara mengolah hasil kegiatan
penelitian dalam bentuk karya tulis yang bersifat teoritis konseptual berdasarkan
analisis data sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi.
Ketentuan umum:
Tesis dituliskan dalam bahasa Indonesia dengan abstrak dalam bahasa
Indonesia dan inggris.
Beban penulisan Tesis 8-10 SKS termasuk seminar proposal penelitian dan
atau seminar hasil penelitian
Pembimbing Tesis ditentukan oleh coordinator bagian masing-masing fakultas
yang bersangkutan.
Tesis yang sudah disusun dan disetujui oleh pembimbing dilaporkan kepada
KPS untuk dijadwalkan ujiannya.
KEGIATAN PROFESI
SAJIAN KASUS (PRSESENTASI KASUS).
Sajian kasus adalah kegiatan profesi dalam bentuk menyajikan satu kasus untuk dibahas di
forum ilmiah.
Tujuannya:
1. Mendapatkan kemampuan menyusun suatu kasus dalam satu makalah sajian kasus
menurut tatacara baku.
2. Mempunyai kemampuan menyajikan satu kasus di forum ilmiah.
3. Mendalami substansi kasus tersebut.
Ketentuan Umum:
Kasus dipilih oleh pembimbing atau dokter ruangan selaku pembimbing, boleh
juga dipilih peserta didik setelah mendapat persetujuan.
Kasus akan disajikan harus dilaporkan kepada KPS untuk dijadwalkan
penyajiannya.
Kasus yang dipilih diutamakan kasus sulit, kasus problematic, kasus kematian dan
kasus yang jarang dijumpai.
TUGAS PRESENTASI
Dalam menjalani pendidikannya peserta didik berkewajiban menyelesaikan tugas presentasi
ilmiah yang secara ringkas tergambar pada table dibawah ini :
NO
1.
TUGAS
Presentasi kasus /
URAIAN
Kasus yang cukup problematic baik
JUMLAH
7
Kasus terpadu /
kasus kematian
(English)
Presentasi jurnal
(english)
6.
Presentasi pada
pertemuan
Regional
Presentasi pada
pertemuan
Nasional
Proposal
Penelitian
Referat
7.
Tesis akhir
8.
Mini Penelitian
2.
3.
4.
5.
1
2
1
1
STASE
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
STASE
Bangsal
Poliklinik dan rawat Darurat (IRD)
ENMG, evoked potensial
EEG
Neurosurgery
Neuroradiologi
Neuropsikiatri
TCD
Ilmu Penyakit Dalam(endokrin, hematologi,neuroimunologi,
neurovasculer)
Neuropediatri
11.
12.
13
14
Neuroofthalmologi
Neurorehabilitasi
Neurointensif
Konsulen dan Rumah Sakit jaringan
JUMLAH
1
1
1
6
48 bulan
TAHAPAN PENDIDIKAN
Program Pendidikan Dokter Spesialis Saraf dibagi dalam 4 tahapan pendidikan. Masingmasing tahap mempunyai tujuan pendidikan dan dicapai melalui pengalaman dan pensisikan
tertentu.
1. Mampu menjelaskan teori klinis kedaruratan neurologi dan antisipasi awal terhadap
ancaman kedaruratan sistem/organ tubuh lainnya
2. Mampu menjelaskan teori cara-cara penunjang diagnosis pada neurologi
3. Mampu menjelaskan kelayakan dan kesulitan tindakan operasi kasus-kasus neurologi
4. Mampu melaksanakan pemberian anestesi local/analgesic di bidang neurologi
5. Mampu melaksanakan biopsy otot dan saraf
6. Mampu melakukan tindakan punksi di bidang neurologi
7. Mampu menghayati secara kritis-analitis dan rasional teori-teori tersebut dengan
menggunakan fasilitas kepustakaan
8. Mampu menuliskan rujukan kepustakaan yang dapat diajukan pada pertemuan ilmiah
atau dipublikasikan dalam majalah ilmiah
9. Mampu menyusun dan menyajikan laporan kasus dalam pertemuan ilmiah
10. Mampu membimbing tahap I
Tahap IIB
1. Mampu memecahkan masalah neurologi secara tuntas
2. Mampu menjawab konsultasi disiplin lain secara tepat dan bertanggung jawab
3. Mampu melakukan upaya neurodiagnostik dan menginterprestasikan secara tepat
4. Mampu menjelaskan semua masalah neurologis secara tepat pada semua tingkat
pengetahuan yang ada dalam masyarakat
5. Mampu mengawasi, mengarahkan prilaku dan sikap serta tindakan yang dilakukan
yuniornya (tahap I)
Tahap III
1. Mampu menjadi otoritas penanganan kasus neurologi secara paripurna
2. Mampu mengelola dan dapat dipertanggungjawabkan semua aktifitas tim jaga, tim
ruangan dan tim rawat jalan
3. Mampu melaksanakan tugas sebagai spesialis saraf dan bertanggung jawab terhadap
pembimbingnya
4. Mampu melakukan dan melaksanakan program promosi, prevensi, kuratif, rehabilitasi
dan berorientasi secara individual dan masyarakat
5. Mampu menjadi coordinator tim pelaksana tugas fungsional neurologi sesuai dengan
SKN, UU Kesehatan No 23/ 1994, UU Pendidikan Nasional No.2/1989
6. Mampu menyelesaikan penelitian akhir untuk penyusunan tesis.
CARA PENCAPAIAN TAHAPAN
1. Tahap I, IIA, IIB
Rumusan umum perilaku yang ingin dicapai pada tahap pendidikan ini adalah :
Memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk dapat menghadapi masalah neurologi
yang sering terdapat dalam masyarakat.
Cara pencapaian tahap ini :
Isi Kurikulum dan Kegiatan
A. Pengetahuan teori dasar
B. Pengetahuan teori klinik
C. Pengetahuan teori klinik khusus :
1. Masalah neurologi yang sering
D.
E.
F.
G.
terjadi
2. Masalah neurologi gawat yang
jarang terjadi
Ketrampilan
Tanggung jawab
Kegiatan ilmiah
Teori penelitian dasar, lanjutan dan
penulisan tesis
2. Tahap III
Rumusan masalah perilaku yang ingin dicapai pada tahap pendidikan ini adalah :
Melengkapi pengetahuan dan keterampilan bidang neurologi khusus yang telah
didapat pada tahap I dan II, sehingga dapat memberikan dan mengembangkan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan optimal, serta dapat melaksanakan
penelitian dan pendidikan dalam bidang neurologi.
Cara pencapaian tahap ini :
A.
B.
C.
D.
E.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
KURIKULUM PENDIDIKAN
Kurikulum Pendidikan yang dipakai Pada tahun 2011 ini adalah kurikulum Program
Pendidikan Dokter Spesialis Saraf Tahun 2010, yang tertuang dalam buku kurikulum
Pendidkan Dokter Spesialis Saraf FK UNSRI Tahun 2010.