Anda di halaman 1dari 21

BUKU PANDUAN

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS SARAF

BAGIAN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOTERAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG, 2014

DAFTAR ISI

I.
II.
III.
IV.
V.

Pendahuluan
Visi, Misi dan Tujuan PSDSS Saraf
Program Studi Dokter Spesialis Saraf
Evaluasi
Penerimaan Calon Peserta Program

BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum (Buku Panduan) Program Studi Dokter Spesialis Neurologi(PSDSN)


Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya ini adalah untuk memberi petunjuk bagi para
peserta program maupun staf pengajar, agar segala sesuatu yang berhubungan dengan
pelaksanaan pendidikan dokter spesialis neurologi akan menjadi jelas
Penyusunan kurikulum (Buku Panduan) ini berpedoman kepada:
1. Katalog ProgramStudi Ilmu Penyakit Saraf Tahun 1978, yang diterbitkan oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
2. Standar Pendidikan Dokter Spesialis Neurologi Tahun 2013 yang diterbitkan oleh
KNI Perdossi
3. Kurikulum Program Studi Dokter Spesialis Neurologi Tahun 2013 yang diterbitkan
oleh KNI Perdossi
4. Buku Standar Kompetensi Dokter Spesialis Saraf Tahun 2013 yang diterbitkan oleh
KNI Perdossi.
Bagian Neurologi berusaha mengembangkan ilmu penyakit saraf secara komprehensif
dengan memperhatikan aspek-aspek medico-science dan medico-legal. Sejalan dengan
kemajuan IPTEKDOKKES (Ilmu Pengetahuan Teknologi Kedokteran Kesehatan), kebutuhan
akan pelayanan yang lebih baik dan kesadaran hukum masyarakat yang semakin tinggi maka
untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Kurikulum Program Studi Dokter Spesialis
Neurologi memuat standar kompetensi minimal termasuk Tahapan Pendidikan serta kegiatankegiatan dalam tiap tahap dalam tiga model pendidikan yaitu:
1. Pendidikan Dokter Spesialis Saraf dengan pembobotan Neurosains
2. Pendidikan Dokter Spesialis Saraf/ Magister Neurosains terintegrasi
3. Pendidikan Dokter Spesialis Saraf/ Magister Epidemiologi Klinik
Ketiga bentuk pendidikan ini telah dilaksanakan di pusat-pusat pendidikan dokter
spesialis saraf di Indonesia yang dinilai memenuhi persyaratan.
Pendidikan Dokter Spesialis Saraf / Magister Neurosains dilaksanakan di Bagian
Neurologi FKUI dengan menitikberatkan pendalaman materi di bidang biologi molekuler dan
penelitian dasar neurologi, sedangkan Bagian Neurologi UGM meaksanakan Pendidikan
Dokter Spesialis Saraf / Magister Epidemiologi Klinik, dengan memfokuskan pada analisis
ilmu penyakit saraf secara klinis dan komunitas, yang semua berpedoman kepada evidence
based medicine.
Bagian Neurologi FK UNSRI saat ini mengikuti kurikulum bentuk pendidikan
dokter Spesialis Saraf dengan pembobotan Neurosains.
Buku Panduan Program Pendidikan Dokter Spesialis saraf FK UNSRI ini
merupakan revisi dari buku panduan sebelumnya yang telah dievaluasi melalui rapat Bagian
Neurologi.

BAB II
VISI, MISI dan TUJUAN PENDIDIKAN

VISI P
Pusat Rujukan dan Pendidikan Neurologi yang handal dan bermutu se Sumatera tahun 2018
Misi PSDSS Saraf
Menjadikan Pusat pendidikan yang berkualitas, sehingga lulusan dapat bersaing
di era globalisasi
Menyelenggarakan penelitian neurosains, klinis dan komunitas yang berkualitas
Nasional dalam upaya pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran
Memberikan pelayanan Medik penyakit syaraf yang cepat, tepat, berkualitas dan
memuaskan konsumen di RSMH dan RS Jejaring.
Menyelenggarakan upaya promosi kesehatan di bidang penyakit saraf
Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia (SDM)

Tujuan Pendidikan PSDSS Saraf


Tujuan Umum
Tujuan pendidikan dokter spesialis secara umum :
1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan sesuai dengan
kebijakan pemerintah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai keterampilan
dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami, memecahkan masalah kesehatan
secara ilmiah dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai
dengan bidangnya secara optimal
3. Mampu menemukan, merencanakan, melaksanakan pendidikan, penelitian secara
mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik yang lebih tinggi
4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etika ilmu dan etika profesi
Tujuan Khusus
Mengubah dan membentuk dokter umum melalui proses belajar dengan suatu kurikulum
menjadi Dokter Spesialis Saraf, dengan Magister Neurosains atau dengan Magister
Epidemiologi Klinik yang mempunyai peran, fungsi dan kompetensi sbb :
1. Mempunyai pengetahuan dan pengertian menyeluruh tentang penyakit saraf, juga
menampilkan konsep neurosains dasar, neurologi klinik dalam neurologi dan
keadaan/penyakit lain yang terkait. Mampu menguraikan makna/arti, tanda, dan gejala
tertentu
serta
hasil-hasil
pemeriksaan
klinik
yang
lain,
dan

2.

3.

4.

5.

6.

mempertunjukkan/mendemonstrasikan pengertiannya tentang berbagai cara


pengobatan yang tepat untuk sekelompok kelainan/masalah tertentu, serta bagaimana
mekanismenya agar intervensi tersebut dapat berhasil.
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinik neurologi.
Mengenal adanya masalah-masalah klinik, mengumpulkan informasi tentang masalah
tersebut dari berbagai sumber, menilai data klinik atas dasar penguasaan peluang
terbesar terjadinya masalah tersebut, menegakkan diagnosis atas dasar data yang
dikumpulkan, menggunakan kesimpulan tersebut untuk merumuskan dan
menerencakan pelaksanaan secara tepat dan mengevaluasi. Setelah itu meramalkan
perjalanan penyakit saraf dan penyakit/keadaan lain yang terkait.
Keterampilan prosedur dan tindakan klinik.
Melaksanakan berbagai prosedur terutama yang memerlukan keterampilan dan
psikomotor. Termasuk melakukan berbagai aspek pemeriksaan fisik, prosedur
diagnosis dan melakukan prosedur terapeutik dalam bidang Ilmu Penykit Saraf dan
keadaan/penyakit lain yang terkait.
Keterampilan Interpersonal.
Mendengarkan dengan penuh perhatian dan memahami perilaku penderita, baik yang
terucap maupun tersirat, membesarkan hati penderita, bereaksi wajar terhadap
perasaan penderita, dan menggunakan keterampilan interpersonal untuk bekerja sama
dengan sesama insan profesi kesehatan lainnya.
Kebiasaan kerja dan sikap professional.
Dalam melakukan tanggung jawab profesi senantiasa menampilkan objektivitas,
ketelitian, kegighan efisiensi, keterandalan, kewaspadaan, dan penuh pengabdian
kepada kebutuhan penderita serta kelaurganya. Senantiasa siap untuk melakukan
tanggung jawab profesionalnya sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil perawatan
kedokteran/kesehatan yang sebesar-besarnya. Disamping itu juga senantiasa
melakukan tanggung jawab profesionalnya secara sopan dan penuh kasih sayang
berdasarkan Kode Etik Kedokteran.
Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinik dan komunitas.
Mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman belajarnya sehingga dapat
mencapai tingkat akademik lebih tinggi.

BAB III
PROGRAM STUDI DOKTER SPESIALIS SARAF
PENYELENGGARA

Penyelenggara program studi dokter spesialis saraf adalah pusat pendidikan dokter spesialis
saraf yang berada di lingkungan departemen Fakultas Kedokteran Negeri yang telah dinilai,
disetujui dan ditetapkan oleh Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI). Fakultas
Kedokteran UNSRI berdasarkan surat keputusan MKKI No. 01/MKKI/SK/2003 telah
diresmikan sebagai pusat pendidikan dokter spesialis saraf.
Institusi Pendidikan Kedokteran dalam hal ini tingkat Fakultas bertanggung jawab terhadap :
1. Penyelenggaraan dan kelancaran proses praseleksi calon peserta program studi
misalnya :
Kelengkapan administrasi
Tes kesehatan
Tes Psikologi
Tes Bahasa Inggris
2. Koordinasi seleksi peserta program studi dan melaporkan hasil seleksi pada pimpinan
fakultas.
3. Pelaksanaan aktifitas pendidikan bersama antar program studi atau matrikulasi
seperti:
Orientasi tatalaksana RS Pendidikan
Orientasi FK Penyelenggaraan.
Metode Penelitian
MKDU, Kuliah bersama seluruh peserta program studi Fakultas Kedokteran
4. Koordinasi penyelenggaraan proses pendidikan antar program studi
5. Pengawasan dinamika peserta program studi.
6. Kelancaran peserta program studi yang dihentikan pendidikannya atau yang sudah
selesai pendidikan untuk diwisuda di fakultas.
7. Penyaluran dan koordinasi pelaksanaan adaptasi dokter spesialis lulusan luar negeri.
8. Konseling bagi peserta program studi di tingkat fakultas

PENGELOLA
Organisasi Program Studi dipimpin oleh seorang Ketua Program Studi (KPS) dan
Sekretaris Program Studi (SPS), yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
pendidikan dokter spesialis saraf.

Ketua Program Studi (KPS) Neurologi


1. KPS adalah seorang dokter spesialis saraf sebagai staf pengajar berpangkat
sekurang-kurangnya lektor kepala dengan pengalaman minimal 5 tahun dalam
bidang pendidikan (medical education) dan diterima seluruh staf pengajar.
2. KPS tidak merangkap sebagai Ketua Jurusan atau Ketua Bagian.

3. KPS dipilih oleh dan disetujui oleh rapat staf pengajar Bagian Neurologi,
kemudian diusulkan ke Dekan Fakultas Kedokteran melalui Kepala Bagian dan
dikukuhkan serta diangkat dengan Surat Keputusan Rektor.
4. KPS secara ex-officio adalah anggota Kolegium Neurologi Indonesia.
Sekretaris Program Studi (SPS) Neurologi
1. SPS adalah seorang dokter spesialis saraf sebagai staf pengajar berpangkat
sekurang-kurangnya lektor, membantu KPS dalam mengelola penyelenggaraan
pendidikan PPDS.
2. SPS dipilh oleh dan disetujui oleh rapat pengajar Bagian Neurologi, kemudian
diusulkan ke Dekan Fakultas Kedokteran melalui Kepala Bagian dan dikukuhkan
serta diangkat dengan Surat Keputusan Rektor.
Ruang Lingkup Tugas KPS dan SPS
KPS dan SPS bertanggung jawab atas pengelolaan kegiatan penyelenggaraan program
studi dengan :
1. Merencanakan pelaksanaan program studi sesuai kurikulum pendidikan yang
dijabarkan dalam buku panduan pelaksanaan.
2. Menyelenggarakan seleksi akademis calon peserta program studi dengan
melibatkan staf pengajar terkait.
3. Melaporkan hasil seleksi dan mengembalikan peserta yang ditolak kepada
fakultas.
4. Menggunakan perangkat proses pendidikan untuk pelaksanaan pendidikan,
bekerja sama dengan ketua bagian, KODIK S1 dan sarana lain yang digunakan
untuk pendidikan.
5. Menyelenggarakan penilaian pendidikan terhadap peserta program studi terus
menerus secara objektif dengan melibatkan semua staf pengajar serta
melaksanakan teguran, peringatan atau sanksi kepada peserta program studi yang
bermasalah.
6. Menyusun rencana anggaran serta petanggungjawaban pelaksanaan anggaran pada
pimpinan fakultas.
7. Melaksanakan tugas administrasi sehari-hari.
8. Membuat laporan berkala setiap semester mengenai:
a. Calon peserta program studi yang diterima dari seluruh pelamar.
b. Kemajuan tahap pendidikan yang termasuk kegagalan/penundaan,
penghentian pendidikan.
c. Penyelesaian pendidikan (wisuda).
d. Daftar staf pengajar resmi.
e. Daftar unit-unit kerja yang digunakan di RS Pendidikan.
Ruang Lingkup Tugas Ketua Bagian/Departemen
1. Menetapkan staf bagian sebagai staf pengajar dengan jenjang penilai,pendidik dan
pembimbing sesuai kualifikasi dalam kurikulum.

2. Menugaskan sumber daya manusia (Human Resources) staf akademik, non


akademik, perawat dan lain-lain sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
3. Mempersiapkan perangkat proses pendidikan (Learning Resources) bangsal,
poliklinik, pasien, laboratorium, perpustakaan, ruang kuliah,dsb.
Sesuai kebutuhan pendidikan.
4. Memantau penyelenggaraan kegiatan proses pendidikan, berkoordinasi dengan
KPS.
TENAGA PENGAJAR
Tenaga pengajar adalah para pakar yang karena kompetensi mempunyai tugas
melaksanakan tugas/pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai
dengan bidang keahlian/ilmunya serta diberi wewenang membimbing, mendidik, dan
menilai para peserta program pendidikan dokter spesialis saraf di dalam proses
pendidikannya.
Jumlah tenaga pengajar minimal 7 (tujuh) orang dokter spesialis saraf di samping
pakar di bidang lain yang terkait, dan sekurang-kurangnya 2 (dua) diantaranya dengan
tingkat penilai.
Penggolongan Tenaga Pengajar
Penggolongan tenaga pengajar adalah sebagai berikut:
Pembimbing
Definisi :
Pembimbing adalah tenaga pengajar yang melaksanakan pengawasan dan bimbingan
terutama dalam keterampilan tetapi tidak diberi tanggung jawab atas bimbingan
peningkatan bidang ilmiah (kognitif).
Kualifikasi:
1. Dokter spesialis saraf yang ditugaskan sebagai tenaga pengajar dengan SK
pengangkatan oleh yang berwenang.
2. Sarjana ahli bidang di luar ilmu penyakit saraf yang ditugaskan sebagai
staf pengajar dengan masa kerja minimal 3 tahun dengan SK pengangkatan
oleh yang berwenang.

Pendidik
Definisi:
Pendidik adalah tenaga pengajar yang berkemampuan sebagai pembimbing dan
bertanggung jawab atas peningkatan bidang ilmiah (kognitif).
Kualifikasi:

1.Dokter spesialis saraf yang berpengalaman kerja minimal 3 tahun terus


menerus sebagai pembimbing di Pusat Pendidikan Dokter Spesialis Saraf
yang diakui.
2.Sarjana ahli bidang di luar Ilmu Penyakit Saraf dengan masa kerja minimal 5
tahun sebagai tenaga pengajar di pusat pendidikan keahlian yang diakui.
3.Staf pengajar tamu dengan rekomendasi dari badan pendidikan yang
berwenang (Badan Koordinasi Pelaksanaan PPDS).
Penilai
Definisi:
Penilai adalah tenaga pengajar yang selain mempunyai kemampuan sebagai pendidik
diberi wewenang untuk menilai hasil belajar peserta program.
Staf pengajar tamu ( diluar ilmu penyakit saraf) yang diberi wewenang untuk menilai
hasil belajar peserta program, dengan SK yang berwenang.
Kualifikasi:
1. Dokter spesialis saraf yang berpengalaman kerja minimal 3 tahun terus
menerus sebagai pembimbing di Pusat Pendidikan Dokter Spesialis Saraf
yang diakui.
2. Sarjana ahli di bidang di luar ilmu penyakit saraf atau staf tamu yang
berpengalaman sebagai tenaga penilai di pusat pendidikan keahlian yang
diakui.
3. Dokter spesialis saraf sebagai staf pengajar yang memenuhi syarat dapat
diangkat menjadi Ketua Program Studi.
Tenaga Penguji Nasional
Ketentuan tentang penyelenggaraan Ujian Nasional dan Kriteria serta nama Penguji
Nasional ditetapkan oleh Kolegium Neurologi Nasional (KNI).
Komisi Ujian Nasional (KUN) adalah suatu badan di lingkungan KNI yang
menyelenggarakan Ujian Nasional Neurologi.

Tenaga Penguji Nasional


Ketentuan tentang penyelenggaraan Ujian Nasional dan Kriteria serta nama Penguji
Nasional ditetapkan oleh Kolegium Neurologi Indonesia (KNI).
Komisi Ujian Nasional (KUN) adalah suatu badan di lingkungan KNI yang
menyelenggarakan Ujian Nasional Neurologi.

Penguji pada Ujian Nasional Neurologi adalah dosen/tenaga yang pengajar penilai
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Spesialis saraf Konsultan atau Spesiali Saraf yang telah lebih dari 8 tahun
bekerja di pusat pendidikan Dokter Spesiali Saraf.
2. Diusulkan kepada KNI oleh KPS dan diketahui oleh Kepala Bagian Pusat
Pendidikan.
3. Dikukuhkan oleh KNI dengan SK sebagai penguji.
4. Tercatat dalam Daftar Penguji Nasional.
Penguji dalam suatu Ujian Nasional berasal dari berbagai pusat pendidikan dan
ditetapkan oleh KNI, yaitu 2 orang dari pusat pendidikan yang bersangkutan dan 1
orang dari pusat pendidikan lainnya.
Pengembangan Tenaga Pengajar
Pengembangan dan peningkatan staf pengajar dalam bidang akademik dan profesi
dilaksanakan secara berkesinambungan serta disesuaikan dengan kebutuhan.
Kuantitatif:
1. Penambahan jumlah staf pengajar dapat diambil dari peserta didik yang
berprestasi, berminat dan berdedikasi baik.
2. Dokter Spesialis Saraf lulusan Fakultas Kedokteran Negeri atau bukan,
dapat diusulkan dan diangkat menjadi tenaga pengajar/tenaga pengajr luar
biasa sesuai peraturan pusat pendidikan/fakultas kedokteraan
penyelenggara.
Kualitatif:
1. Staf pengajar diharapkan mengikuti latihan peningkatan kemampuan
memdidik.
2. Staf pengajar diberi kesempatan untuk menegembangkan diri di bidang
spesialisasinya atau menempuh suatu pendidikan formal dalam bidang
tertentu untuk memperoleh sebutan Dokter Spesialis Saraf Konsultan.
3. Mendorong staf pengajar mengikuti Program Pendidikan Strata III.

PESERTA DIDIK
Peserta didik adalah seorang dokter yang memenuhi semua persyaratan yang telah
ditetapkan dalam Penerimaan Calon Peserta Program, berusia maksimal 35 tahun dan
lulus ujian seleksi yang berlaku.
Jumlah maksimal peserta program per program 2 kali jumlah tenaga pengajar yang
mempunyai jabatan lektor atau yang setara.

FASILITAS PENDIDIKAN
Pusat pendidikan dokter spesialis saraf menggunakan dan memanfaatkan sarana
Rumah Sakit Dr.Mohammad Hoesin Palembang (RS Tipe A) sebagai Rumah Sakit
Pendidikan, yang mempunyai fasilitas:
1. Sarana Rawat Inap
a. Mempunyai 60 tempat tidur (minimal 100 tempat tidur dengan BOR minimal
60%).
b. Ruang Poliklinik Umum
c. Ruang Poliklinik Khusus/Spesialistik
d. Ruang Perawatan Gawat Darurat Minimal
2. Peralatan Diagnosa :
a. Elektroencephalograph
b. Echoencephalograph
c. Elektromyograph dan Evoke Potential
d. Brain CT Scan
e. Trancranial Doppler Sonography
f. Brain MRI
3. Layanan pendidikan spesialis :
a. Departemen/Bagian Ilmu Penyakit Dalam dan Jantung.
b. Departemen/Bagian Ilmu Kesehatan Anak
c. Departemen/Bagian Rehabilitasi Medik
d. Departemen/Bagian Psikiatri
e. Departemen/Bagian Radiologi
f. Departemen Bedah/Bedah Saraf
g. Departemen Anestesiologi
h. RSUD Sekayu Musi Banyuasin
4. Sistem Pencatatan Medik Rumah Sakit
5. Perpustakaan Bagian Neurologi (buku-buku, majalah-majalah dalam dan luar
negeri sesuai dengan katalog), di samping perpustakaan fakultas.
6. Sistem Informasi Internet, Multimedia.

LAMA PENDIDIKAN
Lamanya pendidikan untuk Dokter Spesialis Saraf adalah 8 semester, meliputi:
2 semester : kualifikasi
4 semester : pendalaman
2 semester : akhir
Program Magister Neurosains diintegrasikan selama 4 semester, dan dilaksanakan di
awal semester.

Proporsal penelitian akhir/Tesis diajukan pada semester ke 6, diseminarkan,


diperbaiki dan disetujui paling lambat pada semester 8, atau sebelumnya.
KETENTUAN TENTANG PENELITIAN AKHIR
1
2
3
4
5

Tesis akhir adalah milik pusat Pendidikan ditempat PPDS tersebut melakukan
penelitiannya.
Pembimbing adalah Peneliti Utama-nya.
Judul-judul penelitian ditentukan oleh Pusat Penelitian bersangkutan
Penelitian diawali dengan pengajuan proposal dan ujian. Setelah lulus, peserta
program melakukan penelitian sesuai dengan rentetan didalam proposal.
Selanjutnya peserta mengajukan seminar hasil penelitian pada akhir semester.

PELAKSANAAN PENDIDIKAN
Seperti telah diuraikan dalam bab pendahuluan bahwa program pendidikan dikelompokkan
menjadi 3 yaitu:
1
2
3

PPDS dengan pembobotan Neurosains


PPDS / Magister Neurosains
PPDS / Magister Epidemiologi Klinik

FK UNSRI mengikuti bentuk kurikulum yang pertama, dimana pelaksanaanya diawali


dengan pendidikan dasar dan dilanjutkan dengan keterampilan klinik.
Seluruh kegiatan mengacu paada kurikulum yang ditentukan dengan Basis kompetensi.
Peserta didik mencatat semua kegiatan pendidikan didalam Buku Kegiatan Ilmiah Calon
Dokter Spesialis Saraf (log book) yang disahkan oleh Kepala Bagian dan KPS.

KEGIATAN AKADEMIK
1

KULIAH
Program pendidikan spesialis saraf di mulai dengan mengikuti kuliah, yang
dilaksanakan dapat bersama-sama program spesialis lain.
MATA KULIAH DASAR KLINIK (pada semester 1) :
Epidemiologi Klinik dan Evidence-based medicine
Farmakologi klinik
Biomolekuler
Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Etika Profesi
Metodologi Penelitian
Biostatistik dan komputer statistik
Genetika Kedokteran
Ilmu Administrasi Kesehatan
Pengetahuan dasar Laboratorium Klinik
Neuroanatomi Neurofisiologi
Neurofarmakologi

Diagnosis fisik penyakit saraf


Diagnosis laboratorium penyakit saraf
Patofisiologi penyakit saraf
Penyakit non neurologi yang menimbulkan komplikasi
Neuro Vasculer I
Neuro infeksi I

MATA KULIAH ILMU PENYAKIT SARAF (pada semester II) :

Neuro Vasculer II
Neuro Infeksi II
Dasar - dasar neurp imaging
Neuroemergenci

MATA KULIAH ILMU PENYAKIT SARAF (pada semester III,dst)

Cedera Kepala
Cedera Medula Spinalis
Neurobehavior
Pain + sefalgia
Neurootologi
Gangguan gerak
EEG
Gangguan saraf tepi, otonom dan otot
ENMG, EMG, Evoked Potensial
Neurooftalmologi
Neuropediatri
Neurosurgeri
Neurointensif
Neuropsikiatri
TCD dan Carotid dopler
Neuroendokrin, Neuroimonologi, Neurohematologi

PROPOSAL
Proposal penelitian merupakan kegiatan akademik yang direncanakan dan disusun
menurut kaidah penulisan ilmiah agar dapat digunakan sebagai pedoman untuk
melakukan penelitian tesis.
Tujuan :
Menerapkan metodelogi penelitian
Mendaopatkan pengalaman dan keterampilan menulis usulan penelitian ilmiah
Sebagai dasar melakukan penelitian ilmiah untuk penelitian tesis ditahap
berikutnya

JOURNAL READING
Journal reading adalah kegiatan akademik melalui pembahasan makalah ilmiah
didepan forum.
Tujuan :
Mendapat kemampuan menganalisis makalah ilmiah secara kritis (critical appraisal)
sesuai tata cara baku, sehingga dapat menyimpulkan bobot (mutu penulisan ) makalah
dan substansi yang terkandung didalamnya.

REFERAT
Referat ialah kegiatan akademik dengan cara mensarikan beberapa makalah ilmiah
yang relevan menjadi satu topic bahasan dalam bentuk penulisan sari ilmiah atau
review article.
Tujuannya :
Mendapatkan kemampuan memilih bermacam makalah ilmiah yang bermutu
untuk disarikan.
Mendapat kemampuan menerapkan critical appraisal beberapa makalah
ilmiah untuk mendapatkan kesimpulan.
Mendapatkan kemampuan menulis ringkasan dari berbagai makalah menjadi
suatu makalah ilmiah baru.

SARI PUSTAKA
Sari pustaka ialah pendalaman akademik dengan cara menyarikan berbagai makalah
ilmiah menjadi suatu karya ilmiah tulis yang disusun menurut kaidah penulisan
ilmiah.
Tujuannya :
Mendapatkan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan membaca, menilai
dan menganalisis makalah ilmiah.
Mendapatkan keterampilan menulis kembali ringkasan berbagai makalah
ilmiah yang baku.
Mendapatkan berbagai pokok bahasan, topic, masalah, kesimpulan yang
mungkin dapat diteliti lebih lanjut sebagai penelitian ilmiah untuk menyusun
tesis.
Mengiatkan keterampilan menyajikan dan mendiskusikan makalah tersebut di
depan forum ilmiah.

PELAKSANAAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian adalah kegiatan akademik yang menggunakan penalaran
ilmiah dan memenuhi persyaratan metodelogi disiplin Neurologi.
Ketentuan umum:
Penelitian menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif atau keduanya.
Segera setelah proposal penelitian dinyatakan lulus, penelitian telah dapat
dilaksanakan selambat-lambatnya awal semester VII.

PENULISAN TESIS

Penulisan Tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara mengolah hasil kegiatan
penelitian dalam bentuk karya tulis yang bersifat teoritis konseptual berdasarkan
analisis data sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi.
Ketentuan umum:
Tesis dituliskan dalam bahasa Indonesia dengan abstrak dalam bahasa
Indonesia dan inggris.
Beban penulisan Tesis 8-10 SKS termasuk seminar proposal penelitian dan
atau seminar hasil penelitian
Pembimbing Tesis ditentukan oleh coordinator bagian masing-masing fakultas
yang bersangkutan.
Tesis yang sudah disusun dan disetujui oleh pembimbing dilaporkan kepada
KPS untuk dijadwalkan ujiannya.

KEGIATAN PROFESI
SAJIAN KASUS (PRSESENTASI KASUS).
Sajian kasus adalah kegiatan profesi dalam bentuk menyajikan satu kasus untuk dibahas di
forum ilmiah.
Tujuannya:
1. Mendapatkan kemampuan menyusun suatu kasus dalam satu makalah sajian kasus
menurut tatacara baku.
2. Mempunyai kemampuan menyajikan satu kasus di forum ilmiah.
3. Mendalami substansi kasus tersebut.

Ketentuan Umum:

Kasus dipilih oleh pembimbing atau dokter ruangan selaku pembimbing, boleh
juga dipilih peserta didik setelah mendapat persetujuan.
Kasus akan disajikan harus dilaporkan kepada KPS untuk dijadwalkan
penyajiannya.
Kasus yang dipilih diutamakan kasus sulit, kasus problematic, kasus kematian dan
kasus yang jarang dijumpai.

TUGAS PRESENTASI
Dalam menjalani pendidikannya peserta didik berkewajiban menyelesaikan tugas presentasi
ilmiah yang secara ringkas tergambar pada table dibawah ini :
NO
1.

TUGAS
Presentasi kasus /

URAIAN
Kasus yang cukup problematic baik

JUMLAH
7

Kasus terpadu /
kasus kematian
(English)
Presentasi jurnal
(english)

dalam hal diagnosis, terapi maupun


prognosis. Jenis kasus bervariasi
sesuai dengan sub-bagian yang ada.
Jurnal yang telah dikaji secara kritis
metodologinya. Jenis bervariasi
sesuai sub-bagian yang ada.

6.

Presentasi pada
pertemuan
Regional
Presentasi pada
pertemuan
Nasional
Proposal
Penelitian
Referat

7.

Tesis akhir

8.

Mini Penelitian

Jenis presentasi bervariasi,


diutamakan regional yang akan
menjadi tesis akhir
Jenis presentasi bervariasi,
diutamakan nasional yang akan
menjadi tesis akhir
Menyampaikan rencana penelitian
yang akan dikerjakan
Dapat berbentuk overview atau metaanalisis
Menyampaikan hasil penelitian sesuai
proposal
Menyampaikan hasil penelitian
berupa penelitian deskriptif

2.

3.

4.

5.

1
2
1
1

STASE
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

STASE
Bangsal
Poliklinik dan rawat Darurat (IRD)
ENMG, evoked potensial
EEG
Neurosurgery
Neuroradiologi
Neuropsikiatri
TCD
Ilmu Penyakit Dalam(endokrin, hematologi,neuroimunologi,
neurovasculer)
Neuropediatri

LAMA STASE (bulan)


18
6
3
3
1
1
2
1
2
2

11.
12.
13
14

Neuroofthalmologi
Neurorehabilitasi
Neurointensif
Konsulen dan Rumah Sakit jaringan
JUMLAH

1
1
1
6
48 bulan

GARIS BESAR KURIKULUM DAN KEGIATAN PENDIDIKAN


1. Pengetahuan teori dasar dan dasar Neurologi
2. Pengetahuan teori klinik umum
Dasar-dasar dan pengetahuan klinik penyakit saraf
3. Pengetahuan Teori Klinik Khusus
a. Masalah Penyakit Saraf yang sering terjadi
b. Masalah Penyakit Saraf gawat yang sering terjadi
c. Masalah Penyakit Saraf gawat yang jarang terjadi
d. Masalah Penyakit Saraf yang jarang terjadi
e. Masalah Penyakit Saraf lainnya
4. Keterampilan
a. Klinis Neurologi
b. Menggunakan alat diagnostik
c. Perawatan medik
d. Kedaruratan Neurologi
5. Tanggung jawab
a. Dokter Jaga
b. Tanggung jawab di masing-masing stase
6. Kegiatan ilmiah
a. Mengikuti pertemuan ilmiah
b. Menyajikan karya tulis
7. Kegiatan mendidik mahasiswa Kedokteran dan Keperawatan
8. Teori Penelitian Dasar, Lanjutan dan Penulisan Tesis.
BENTUK PENGALAMAN BELAJAR PROGRAM STUDI ILMU PENYAKIT
SARAF
1. Kuliah pasca sarjana
Bagi peserta program semester I dan II diwajibkan mengikuti kuliah umum
neurologi untuk mahasiswa.
2. Mengikuti penyajian naskah ilmiah
3. Menyusun dan menyajikan naskah ilmiah
4. Mengikuti kegiatan mendidik mahasiswa
5. Konsultasi rujukan
6. Tugas baca
7. Diskusi kelompok dan bimbingan di sub bagian
8. Mengikuti simposium keahlian, penataran dan sebagainya
9. Tugas Bangsal
10. Tugas Jaga
11. Tugas Poliklinik
12. Tugas Lapangan
13. Tugas Laboratorium

14. Menyusun dan mengajukan laporan kasus


15. Tindakan darurat
16. Tugas stase di bagian/sub bagian
a. Sub-bagian/sub spesialisasi neurologi
b. Bagian Anak
c. Bagian Psikiatri
d. Perawatan Intensif
e. Bagian Penyakit Dalam
f. Bagian Radiologi
g. EEG
h. EMG, ENMG dan Evoked Potensial
i. Bagian Bedah saraf
j. Bagian Ilmu Penyakit Mata
k. Bagian Rehabilitasi Medik
17. Pengalaman kerja mandiri di Rumah Sakit lain (RS swasta/RS tipe yang lebih
rendah, tipe B/C).
Dalam hal ini di Rumah Sakit Umum daerahSekayu Kabupaten Musi Banyuasin

TAHAPAN PENDIDIKAN
Program Pendidikan Dokter Spesialis Saraf dibagi dalam 4 tahapan pendidikan. Masingmasing tahap mempunyai tujuan pendidikan dan dicapai melalui pengalaman dan pensisikan
tertentu.

Kompetensi tiap tahap pendidikan :


Tahap I
1. Mampu menjelaskan teori dasar sistem/organ saraf pusat (SSP) dan tepi (SST) pada
tahap embrional, perkembangan, sehat dan sakit, serta pengetahuan klinis umum
lainnya yang berhubungan dengan konsep dasar teori tersebut
2. Mampu melakukan pemeriksaan fungsi SSP?SST dan membuat diagnosis kasus-kasus
saraf dalam keadaan sehat dan sakit, serta hubungan sebab akibat dengan sistem/organ
tubuh lainnya pada tata laksana klinis neurologis.
3. Mampu menghayati dan mengamalkan secara kritis-analitis, rasional-ilmiah konsepkonsep yang mendasari teori tersebut.
4. Mampu menjelaskan konsep neuro-biomolekuler pada masalah sumber daya manusia
berdasarkan konsep neurologi dasar
5. Mampu menjelaskan teori klinis SSP/SST faali dan patologi
6. Mampu menjelaskan teori klinis khusus dalam bidang neurologi perkembangan,
neuro-pediatri, neuro-imunologi, neuro-farmakologi, neuro-fisiologi, neuro-patologi,
neuro-behavior, neuro-oftalmologi, neuro-otologi, neuro-endokrinologi, neuroonkologi, neuro-biomolekuler, neuro imaging, nauro restorasi/rehabilitasi, serta
menerapkan kedokteran komunitas dalam masyarakat sesuai Sistem Kesehatan
Nasional danUU Kesehatan No. 23 tahun 1992
Tahap IIA

1. Mampu menjelaskan teori klinis kedaruratan neurologi dan antisipasi awal terhadap
ancaman kedaruratan sistem/organ tubuh lainnya
2. Mampu menjelaskan teori cara-cara penunjang diagnosis pada neurologi
3. Mampu menjelaskan kelayakan dan kesulitan tindakan operasi kasus-kasus neurologi
4. Mampu melaksanakan pemberian anestesi local/analgesic di bidang neurologi
5. Mampu melaksanakan biopsy otot dan saraf
6. Mampu melakukan tindakan punksi di bidang neurologi
7. Mampu menghayati secara kritis-analitis dan rasional teori-teori tersebut dengan
menggunakan fasilitas kepustakaan
8. Mampu menuliskan rujukan kepustakaan yang dapat diajukan pada pertemuan ilmiah
atau dipublikasikan dalam majalah ilmiah
9. Mampu menyusun dan menyajikan laporan kasus dalam pertemuan ilmiah
10. Mampu membimbing tahap I
Tahap IIB
1. Mampu memecahkan masalah neurologi secara tuntas
2. Mampu menjawab konsultasi disiplin lain secara tepat dan bertanggung jawab
3. Mampu melakukan upaya neurodiagnostik dan menginterprestasikan secara tepat
4. Mampu menjelaskan semua masalah neurologis secara tepat pada semua tingkat
pengetahuan yang ada dalam masyarakat
5. Mampu mengawasi, mengarahkan prilaku dan sikap serta tindakan yang dilakukan
yuniornya (tahap I)
Tahap III
1. Mampu menjadi otoritas penanganan kasus neurologi secara paripurna
2. Mampu mengelola dan dapat dipertanggungjawabkan semua aktifitas tim jaga, tim
ruangan dan tim rawat jalan
3. Mampu melaksanakan tugas sebagai spesialis saraf dan bertanggung jawab terhadap
pembimbingnya
4. Mampu melakukan dan melaksanakan program promosi, prevensi, kuratif, rehabilitasi
dan berorientasi secara individual dan masyarakat
5. Mampu menjadi coordinator tim pelaksana tugas fungsional neurologi sesuai dengan
SKN, UU Kesehatan No 23/ 1994, UU Pendidikan Nasional No.2/1989
6. Mampu menyelesaikan penelitian akhir untuk penyusunan tesis.
CARA PENCAPAIAN TAHAPAN
1. Tahap I, IIA, IIB
Rumusan umum perilaku yang ingin dicapai pada tahap pendidikan ini adalah :
Memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk dapat menghadapi masalah neurologi
yang sering terdapat dalam masyarakat.
Cara pencapaian tahap ini :
Isi Kurikulum dan Kegiatan
A. Pengetahuan teori dasar
B. Pengetahuan teori klinik
C. Pengetahuan teori klinik khusus :
1. Masalah neurologi yang sering

Bentuk Pengalaman Belajar


a. Kuliah pasca sarjana
b. Penyajian naskah ilmiah
c. Menyusun da menyajikan naskah
ilmiah

D.
E.
F.
G.

terjadi
2. Masalah neurologi gawat yang
jarang terjadi
Ketrampilan
Tanggung jawab
Kegiatan ilmiah
Teori penelitian dasar, lanjutan dan
penulisan tesis

d. Mengikuti kegiatan dalam


pendidikan mahasiswa
e. Konsultasi rujukan
f. Tugas baca
g. Diskusi kelompok dan bimbingan
h. Mengikuti simposium, penataran dan
sebagainya
i. Tugas bangsal
j. Tugas jaga
k. Tugas poliklinik
l. Tugas lapangan
m. Tugas laboratorium
n. Menyusun dan mengajukan laporan
kasus
o. Tindakan darurat
p. Tugas stase di Bagian/sub bagian
q. Tugas kerja mandiri

2. Tahap III
Rumusan masalah perilaku yang ingin dicapai pada tahap pendidikan ini adalah :
Melengkapi pengetahuan dan keterampilan bidang neurologi khusus yang telah
didapat pada tahap I dan II, sehingga dapat memberikan dan mengembangkan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan optimal, serta dapat melaksanakan
penelitian dan pendidikan dalam bidang neurologi.
Cara pencapaian tahap ini :
A.

B.
C.
D.
E.

Isi Kurikulum dan Kegiatan


Pengetahuan teori klinik khusus :
1. Masalah neurologi yang sering
terjadi
2. Masalah neurologi gawat yang
jarang terjadi
Keterampilan
Tanggung jawab
Kegiatan Ilmiah
Kegiatan Mendidik

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

KURIKULUM PENDIDIKAN

Bentuk Pengalaman Belajar


Menyusun dan menyajikan naskah
ilmiah
Mengikuti kegiatan dalam
pendidikan mahasiswa
Konsultasi rujukan
Tugas baca
Diskusi kelompok dan bimbingan
Mengikuti simposium, penataran dan
sebagainya
Tugas bangsal
Tugas jaga
Tugas poliklinik
Tugas lapangan
Tugas laboratorium
Menyusun dan mengajukan laporan
kasus
Tindakan darurat
Tugas stase di bagian/ sub-bagian
Tugas kerja mandiri

Kurikulum Pendidikan yang dipakai Pada tahun 2011 ini adalah kurikulum Program
Pendidikan Dokter Spesialis Saraf Tahun 2010, yang tertuang dalam buku kurikulum
Pendidkan Dokter Spesialis Saraf FK UNSRI Tahun 2010.

Anda mungkin juga menyukai