1. Pengertian Aadalah timbunan cairan di pembuluh darah dan parenkim
paru yang pada sebagian besar lasus disebabkan oleh gagal jantung akut. Gafal hantung akut adalah penurunan fungsi jantunf yang mendadak dengan atau tanpa didahului kelainan jantung. Kelainan dapat merupakan gangguan fungsi sistolil, fungsi diastolic, gangguan irama, atau ketidakharmonisan preload dan afterload. 2. Anamnesis Sesak terutama saat aktivitas Batuk dengan riak berbuih kemerahan Sesak bila berbaring
3. Pemeriksaan Fisik Kardiomagali
Iktus bergeser ke lateral Bradi-takiaritmia Gallop Bising Ronki basah basal bilateral paru, wheezing (asthma cardiale), akral dingin dan basah Saturasi O2 kurang dari 90% sebelum pemberian O2, foto polos dada tampak bendungan batwing appearance. Pada high output syndrome biasanya curah jantung disertai denyut jantung meningkat, perifer hangat dan disertai sembab paru. 4. Kriteria Diagnosis Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, dan Pemeriksaan Penunjang
5. Diagnosis Banding Edema paru akut non kardiak,
emboli paru, asma bronkial
6. Pemeriksaan Analisis gas darah
Penunjang 7. Penatalaksanaan Tindakan Pertama - Letakkan pasien dalam posisi duduk - Pasang sungkup muka non-rebreathing dengan aliran 15 L/menit (target SpO2 >90%) berikan bersamaan dengan pemasagan akses IV dan monitor EKG - Tekanan ekspirasi akhir positif dapat diberikan untuk mencegah kolaps alveoli dan memperbaiki pertukaran gas. - Berikan ventilasi tekanan positif dengan kantung napas-sungkup muka untuk menggantikan sungkup muka non-rebreathing bila terjadi hipoventilasi. - Continious positive airway pressure diberikan pada pasien bernapas spontan dengan sungkup muka atau pipa endotrkea. - Nitrogleserin / nitrat SL - Furosemid IV 0,5 – 1 mg/kgBB - Morphin IV 2-4 mg Tindakan kedua - Nitrogliserin/nitrat bila TD > 100 mmHg -Dopamin bila TD 70-100 mmHg dengan tanda syok - Dobutamin bila TD 70-100 mmHg tanpa tanda syok Tindakan Ketiga -Pertimbangkan IABP, dilanjutkan PCI atau bedah pintas coroner.