Anda di halaman 1dari 55

RSUP Dr.

Kariadi Semarang
Pelayanan Resusitasi tersedia untuk
seluruh pasien, setiap hari, 24 jam di
seluruh Rumah sakit
BHL dilakukan kurang dari 5 menit setelah
ditemukan kegawatan jantung / paru
Semua kegawat jantung / paru pada
pasien yang memungkinkan ditolong di
tangani dengan mengaktifkan Code Blue.
Pelayanan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dilakukan
oleh seluruh staf RSUP Dr. Kariadi Semarang
yang menemukan pasien kegawatan jantung /
paru yang berada di tempat kejadian atau berada
paling dekat dengan tempat kejadian, sampai staf
yang lebih kompeten datang.
Pelayanan Advance Life Support / Bantuan Hidup
Lanjut (BHL) dilakukan oleh Tim Code Blue yang
terdiri dari:
Dokter bersertifikat ACLS / FCCS / PTC
Perawat bersertifikat PPGD / BCTLS
Petugas farmasi

Tindakan BHD dilakukan pada pasien bila
ada tanda-tanda :
Pasien tidak sadar (unresponse)
Tidak bernapas (no breathing)
Napas tidak normal (gasping)paru

Perawatan Paska Resusitasi dilakukan di
IRIN kecuali pada kondisi Do Not
Resuscitation (DNR) dan untuk pasien
paliatif/ pasien tahap terminal
Memberikan pertolongan dan memberikan
Bantuan Hidup Dasar dan mengisolasi tempat
kejadian sesuai SPO Resusitasi Jantung Paru
pada Dewasa atau Anak
Perhatikan label pasien yang mengalami
gangguan henti nafas dan / atau henti jantung, bila
di beri label ungu (DNR) tidak perlu mengaktifkan
Code Blue.
Mengaktifkan Code Blue, dengan menghubungi
nomor telepon 6000 (Posko Kegawatan) dan
menyampaikan lokasi kejadian (Ruang ...... Kamar
......).

Memanggil tim Code Blue melalui
pengeras suara ke seluruh wilayah RSUP
Dr. Kariadi Code Blue ruang Kamar
..
Perawat Time Code Blue terdekat datang ke lokasi
kejadian dengan membawa Trolley Emergecy
Mengambil alih penanganan dan memberikan
pelayanan Bantuan Hidup lanjut sesuai SPO
Resusitasi Jantung Paru Dewasa atau Anak.
Memutuskan penanganan selanjutnya ke ICU/
HCU/ PICU/ ICCU dan tetap bertanggung jawab
sampai dengan diperolehnya ruangan ICU/ HCU/
PICU/ ICCU
Petugas Farmasi Tim Code Blue mengganti obat
dan alat kesehatan yang dipakai dalam
memberikan Bantuan Hidup Lanjut

Garuda lantai Dasar (Ruang admissi & Poliklinik )
Garuda Lama L 1
Garuda Lama L 2
Garuda Lama L 3
Garuda Baru L 1
Garuda Baru L 3
Garuda baru L 4
Garuda Lama L 3
Instalasi/ SMF Gizi
Instalasi Pemeliharaan Sarana
Instalasi Radioterap
Gedung Utama ( Direktorat
SDM,Inst,Farmasi,Rumah Tangga)
Kantor Direksi dan Aula
Kantor Keuangan
Kantor Direktorat Yanmed & Keperawatan,
Bag Hukmas
Kantor Akreditasi Baru
Kepodang
Instalasi Rekam Medik
IRJA Lantai 1
IRJA Lantai 2
IRJA Lantai 3 (Termasuk Hemodialisa)
Merak Lantai Dasar
Merak Lantai 1
Merak Lantai 2
Instalasi Radiologi

SMF Bedah
SMF Anestesi
SMF Bedah Syaraf
SMF Mata
Ruang Kutilang
Ruang A1
Ruang A4
Ruang Geriatri
Instalasi Diklat
Instalasi Rehabilitasi Medik
SMF Neurologi
SMF THT
SMF Kulit & Kelamin
SMF Psikiatri
SMF Penyakit Dalam
SMF Obstetri Ginekologi
SMF Penyakit Dalam
PBRT
Ruang anak C1 Lantai 1
Ruang anak C1 Lantai 2
Ruang Bersalin
Ruang Kebidanan B3.1
Ruang Kandungan B3.2
Ruang Penyakit Dalam Lantai 1 (IRNA C3.1)
Ruang Penyakit Dalam Lantai 2 (IRNA C3.2)
Ruang Cendrawasih Lantai 3
Ruang Psikiatri (8E atau B1.1)
Gedung Rajawali (Gedung Kelas III Baru)
Lantai Dasar
Gedung Rajawali (Gedung Kelas III Baru)
Lantai 1
Gedung Rajawali (Gedung Kelas III Baru)
Lantai 2
Gedung Rajawali (Gedung Kelas III Baru)
Lantai 3
Gedung Rajawali (Gedung Kelas III Baru)
Lantai 4
Gedung Rajawali (Gedung Kelas III Baru)
Lantai 5
Gedung Rajawali (Gedung Kelas III Baru)
Lantai 6
Emergency Garuda
IBS Garuda
ICU Garuda
Ruang Isolasi Tb MDR
Instalasi Jantung
IGD
IRIN
IBS
Retno Putri Arini
Kualifikasi 2014
BHD tindakan pertolongan medis
sederhana yang dilakukan pada pasien
yang mengalami henti jantung sebelum
diberikan tindakan medis lanjutan
Memberikan bantuan sirkulasi dan
pernafasan yang adekuat sampai keadaan
henti jantung teratasi atau sampai pasien
dinyatakan meninggal

Henti nafas
Berhentinya
pernafasan
spontan karena
adanya sumbatan
jalan nafas atau
ggn pusat
pernafasan
Henti jantung
Berhentinya sirkulasi
peredaran darah
karena kegagalan
jnatung untuk
berkontraksi dengan
efektif
Penatalaksanaann
ya dilakukan
secara bersamaan
Berkaitan
Penolong yakin bahwa dirinya aman untuk
melakukan pertolongan

Penilaian respons dilakukan dengan cara
menepuk-nepuk dan menggoyang-
goyangkan penderita sambil berteriak
memanggil penderita

Hal yang diperhatikan :
1. Bila penderita menjawab atau bergerak
terhadap rangsang yang diberikan posisi
miring mantap & pemantauan tanda-tanda
vital sampai bantuan datang

2. Bila tidak ada repons & tidak bernafas/
bernafas tidak normal (gasping)dianggap
henti jantung aktivasi sistem layanan
gawat darurat

Minta bantuan
Minta seseorang untuk menghubungi
sistem pelayanan gawat darurat (6000)



Sebelum dilakukan kompresi jantung periksa posisi
penderita, letakkan pada daerah yang aman, rata
dan keras
Lakukan pemeriksaan denyut nadi karotis,
maksimal 10 detik, bila tidak didapatkan
denyut nadi segera lakukan kompresi
cari cartilago thyroid
(adams apple/jakun),
geser ke samping
sampai batas antara
cartilago thyroid
dengan m.
sternocleidomastoide
us


Lokasi : pada bagian tengah dada (pertengahan
tulang sternum)

Dilakukan dengan mengunakan tumit telapak
tangan, arah penekanan tegak lurus kebawah,
dengan siku lurus

Penolong awam lakukan kompresi 100x/menit
tanpa interupsi, penolong terlatih lakukan kompresi
dan ventilasi dengan perbandingan 30:2

Kedalaman minimal 5cm

Evaluasi penderita tiap 5 siklus (2menit),
periksa nafas dan nadi


JIKA TIDAK ADA NAFAS DAN TIDAK ADA NADI
Lanjutkan RJP sampai penolong lain datang

JIKA ADA NADI TAPI TIDAK ADA NAFAS
Berikan bantuan nafas 10-15x per menit

JIKA ADA NADI DAN ADA NAFAS
Berarti anda telah menyelamatkan pasien, lakukan
posisi miring mantap
Pada penderita yg tidak sadarkan diri, maka
kekuatan otot tubuh akan melemahlidah
terjatuh ke belakang dan menyumbat jalan
nafas. Jalan nafas dapat dibuka oleh
penolong dengan metode :
1. Head tilit chin lift manuver (dorong kepala
ke belakang sambil mengangkat dagu)
2. Bila dicurigai ada trauma pada leher jaw
thrust (menekan rahang bawah ke arah
depan)
Membersihkan jalan nafas :

Finger sweep ( sapuan jari) dilakukan
bila ada sumbatan pada jalan nafas

Tersedak (chocking) heimlich manuver
back blow, abdominal thrust, chest
thrust


Setelah melakukan tindakan kompresi
sebanyak 30 kali, dilanjutkan dengan
pemberian bantuan nafas sebanyak 2 kali.

Hal yang perlu diperhatikan :
1. Berikan sebanyak 2x, 1 detik tiap tiupan
2. Sesuai dengan kapasitas tidal (jangan
berlebihan)
3. Berikan 2x setiap kompresi 30x

Metode pemberian nafas bantuan :
1. Mulut ke mulut
Paling mudah dan cepat
Pertahankan posisi head tilt chin lift, jepit
hidung dengan ibu jari dan telunjuk
Buka sedikit mulut pasien, tempelkan rapat
bibir penolong melingkari mulut pasien, beri
tiupan lambat selama 1 detik, pastikan dada
terangkat
Tetap pertahankan head tilt chin lift,
lepaskan mulut penolong dari mulut pasien,
lihat apakah dada pasien turun waktu
ekshalasi (pengeluaran nafas)
2. Mulut ke hidung
Dilakukan bila bantuan pernafasan mulut
ke mulut tidak dapat dilakukan
Katupkan mulut pasien + chin lift
Buka mulut pasien ketika ekshalasi
3. Mulut ke sungkup
Letakkan sungkup pada muka pasien dan
dipegang dengan kedua ibu jari
Head tilt- chin lift/jaw thrust, tekan sungkup
ke muka pasien agar rapat, tiup sungkup
sampai dada terangkat
Hentikan tiupan, amati
pergerakan dinidng dada.
Terdapat beberapa perbedaan dengan
BHD pada dewasa
Tanda-tanda henti jantung pada anak
sama dengan dewasa
Penyebab henti jantung paling sering pada
anak adalah gagal nafas
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Pemeriksaan nadi pada bayi dilakukan
pada arteri brachialis atau femoralis,
pada anak lebih dari 1 tahun dilakukan
pada arteri carotis
2. Teknik kompresi pada bayi menggunakan
2 jari atau 2 ibu jari, pada anak 1- 8 tahun
dengan teknik satu tangan
Letakkan tumit 1 tangan pada pertengahan
tulang dada, hindarkan jari-jari pada tulang
iga anak
Menekan tulang dada dengan kedalaman 1/3
diameter AP dada (5cm) kemudian lepaskan
dengan rasio menekan melepas adalah
dengan kecepatan 100 x/menit
Setelah 30 kali kompresi, buka jalan nafas
dan berikan 2x nafas buatan sampai dada
terangkat untuk 1 penolong
Kompresi dan nafas buatan dengan ratio 15:2
(2 penolong)
Letakkan 2 jari satu tangan pada
pertengahan tulang dada
Menekan sedalam 1/3 diameter AP dada
(4cm), kemudian angkat tanpa melepas jari
dari tulang dada dengan kecepatan
100x/menit
Setelah 30 x kompresi, buka jalan nafas dan
berikan 2 kali nafas buatan sampai dada
terangkat untuk 1 penolong
Kompresi dan nafas buatan dengan rasio
15:2 (2penolong)
Tekniknya hampir serupa dengan dewasa,
namun kita harus memperhatikan
pemberian volume pernafasan agar tidak
berlebihan
Denyut nadi dan pernafasan spontan
penderita kembali
Bantuan yang terlatih datang
Terlalu lelah untuk melanjutkan
Situasi yang tidak aman
Permintaan dokter ( do not resuscitate )
Tidak ada nadi selama lebih dari 30 menit

Anda mungkin juga menyukai