Anda di halaman 1dari 7

Kecepatan Metabolisme Basal (BMR)

Bahkan ketika seseorang benar-benar dalam keadaan beristirahat, sejumlah energi tetap
dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh reaksi kimia tubuh. Tingkat energi minimum yang
diperlukan untuk bertahan hidup tersebut dinamakan kecepatan metabolik basal (BMR) dan
mencakup sekitar 50-70% dari energi harian yang dipakai pada kebanyakan individu yang tidak
akti !sedentary).
"arena tingkat aktivitas isik sangat bervariasi di antara individu yang berbeda, pengukuran
B#$ dapat berungsi sebagai perangkat yang berguna dalam membandingkan kecepatan
metabolisme seseorang dengan orang lain. #etode yang biasa digunakan untuk menentukan B#$
ialah dengan mengukur kecepatan penggunaan oksigen selama %aktu yang ditektukan di ba%ah
kondisi-kondisi berikut&
'eseorang tidak boleh makan paling sedikit () jam terakhir
"ecepatan metabolisme basal ditentukan setelah tidur penuh semalaman
Tidak melakukan pekerjaan berat selama setidaknya ( jam sebelum pengujian
'emua aktor isik dan psikis yang menimbulkan rangsangan harus dihilangkan
'uhu kamar harus nyaman dan berkisar antara *+
o
dan +0
o
,
'elama pengujian, tidak diijinkan melakukan aktivitas isik apapun.
-ilai B#$ normalnya berkisar antara *5-70 "alori per jam pada laki-laki kebanyakan yang
berat badannya 70kg. .alaupun kebanyakan B#$ terpakai dalam aktivitas esensial sistem sara
pusat, jantung, ginjal, dan organ lainnya, variasi dalam B#$ di antara individu yang berbeda
terutama terkait pada perbedaan jumlah otot rangka dan ukuran tubuh.
/tot rangka, bahkan dalam keadaan istirahat, mencakup )0-00% dari B#$. "arenanya,
B#$ biasanya dikoreksi untuk perbedaan yang berasal dari ukuran tubuh dengan menyatakannya
dalam "alori per jam per meter persegi luas permukaan tubuh, yang dihitung dari tinggi dan berat
badan.
"ebanyakan penurunan B#$ akibat penambahan usia mungkin terkait dengan hilangnya
massa otot tersebut dengan jaringan adiposa, yang mempunyai kecepatan metabolisme lebih rendah.
1ampir mirip, B#$ yang sedikt lebih rendah pada %anita, dibandingkan pria, adalah sebagian
karena persentase jaringan adiposa yang lebih tinggi. -amun terdapat aktor-aktor lain yang dapat
mempengaruhi B#$.
,aktor-aktor yang dapat mempengaruhi kecepatan metabolisme, di antaranya ialah&
1ormon Tiroid
2pabila kelenjar tiroid menyekresikan tiroksin dalam jumlah maksimal, kecepatan metabolisme
kadang meningkat 50-(00% di atas normal. 'ebaliknya, kehilangan total sekresi tiroid menurunkan
kecepatan metabolik 30-*0% dari normal. Tiroksin meningkatkan kecepatan reaksi kimia banyak
sel di dalam tubuh dan karenanya meningkatkan kecepatan metabolisme.
1ormon kelamin pria
1ormon kelamin pria, testosteron, dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira (0-
(5%. "ebanyakan eek hormon kelamin pria tersebut berkaitan dengan eek anaboliknya dalam
meningkatkan massa otot rangka.
1ormon pertumbuhan
1ormon pertumbuhan dapat meningkatkan kecepatan metabolisme (5-)0% sebagai akibat
rangsangan langsung pada metabolisme selular.
4emam
4emam, tanpa melihat penyebabnya, meningkatkan kecepatan reaksi kimia rata-rata ()0% untuk
setiap peningkatan temperatur (0
o
5
Tidur
"ecepatan metabolisme menurun (0-(5% di ba%ah normal selama tidur. 6enurunan ini diduga
disebabkan oleh dua aktor penting, yakni penurunan tonus otot rangka selama tidur dan penurunan
aktivitas sistem sara simpatis.
#alnutrisi
#alnutrisi lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme )0-00%, penurunan ini diduga
disebabkan oleh tidak adanya 7at makanan yang dibutuhkan di dalam sel. 6ada stadium akhir dari
beberapa penyakit, pengurusan dan pelemahan tubuh !inanition) yang menyertai penyakit sering
kali menimbulkan tanda penurunan kecepatan metabolisme yang nyata, sangat hebatnya sehingga
suhu tubuh dapat menurun beberapa derajat sesaat sebelum meninggal.
Suhu Tubuh Normal
'uhu inti merupakan suhu dari tubuh bagian dalam !8inti9 dari tubuh: yang dipertahankan
sangat konstan dari hari ke hari, kecuali bila seseorang mengalami demam. Bahkan seseoang dapat
terpajan dengan suhu yang cukup rendah maupun suhu tinggi dalam udara kering, dan tetap dapat
mempertahankan suhu inti yang hampir mendekati konstan. #ekanisme untuk pengaturan suhu
tubuh menggambarkan sistem pengndalian yang dibuat dengan sangat baik.
'uhu kulit, berbeda dengan suhu inti, dapat naik dan turun sesuai dengan suhu lingkungan.
'uhu kulit merupakan suhu yang penting apabila sedang merujuk kepada kmampuan kulit untuk
melepaskan panas ke lingkungan.
'uhu inti normal, rentangnya bila diukur per oral mulai dari di ba%ah ;7
o
, !0*
o
5: sampai
lebih dari ;;,5
o
, !07,5
o
5:. 'uhu inti normal rata-rata secara umum sekitar ;+
o
, dan ;+,*
o
, bila
diukur secara oral, dan bila diukur secara rektal kira-kira (
o
, !0,*
o
5: lebih tinggi. 'uhu tubuh
meningkat selama olahraga dan bervariasi pada suhu lingkungan yang ekstrim, karena mekanisme
pengaturan suhu tidaklah sempurna. Bila dibentuk panas yang berlebihan di dalam tubuh karena
kerja isik yang melelahkan, suhu akan meningkat sementara sampai (0(
o
-(03
o
,. 'ebaliknya, ketika
tubuh terpajan dengan suhu yang dingin, suhu dapat turun sampai di ba%ah nilai ;*
o
,.
Pengaturan Suhu
6engaturan suhu dikendalikan oleh keseimbangan antara pembentukan panas dan kehilangan
panas. Bila laju pembentukan panas di dalam tubuh lebih besar daripada laju hilangnya panas, panas
akan timbul di dalam tubuh dan suhu tubuh akan meningkat. 'ebaliknya, bila kehilangan panas
lebih besar, panas tubuh dan suhu tubuh akan menurun.
Pembentukan Panas Secara Umum
6embentukan panas adalah produk utama metabolisme. ,aktor-aktor yang menentukan laju
pembentukan panas< laju metabolisme tubuh, antara lain& (: laju metabolisme basal semua sel
tubuh= ): laju metabolisme tambahan yang disebabkan oleh aktivitas otot, termasuk kontraksi otot
yang disebabkan oleh menggigil= 0: metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin
!dan sebagian kecil hormon lain, seperti hormon pertumuhan dan testosteron: terhadap sel= 3:
metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengruh epinerin, norepinerin, dan perangsangan
simpatis terhadap sel= dan 5: metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas
kimia%i di dalam sel sendiri, terutama bila suhu di dalam sel meningkat= *: metabolisme tambahan
yang diperlukan untuk pencernaan, absorbsi, dan penyimpanan makanan !eek termogenik
makanan:.
Kehilangan Panas
'ebagian besar pembentukan panas di dalam tubuh dihasilkan di organ dalam, terutama di
hati, otak, jantung, dan otot rangka selama berolahraga. "emudian panas ini dihantarkan dari organ
dan jaringan yang lebih dalam ke kulit, yang kemudian dibuang ke udara dan lingkungan sekitarnya
. /leh karena itu, laju hilangnya panas hampir seluruhnya ditentukan oleh dua aktor& (: seberapa
cepat panas yang dapat dikonduksi dari tempat asal panas dihasilkan, yakni dari dalam inti tubuh ke
kulit dan ): seberapa cepat panas kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke lingkungan. "ulit,
jaringan subkutan, dan terutama lemak di jaringan subkutan bekerja secara bersama-sama sebagai
insulator panas tubuh.
2liran darah ke kulit dari inti tubuh menyediakan terjadinya pemindahan panas. Berbagai
cara yang menjelaskan mengenai panas panas yang hilang dari kulit ke lingkungan, cara tersebut
meliputi radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi.
Radiasi
"ehilangan panas melalui radiasi berarti kehilangan dalam bentuk gelombang panas
inra merah, suatu jenis gelombang elektromagnetik. 'ebagian besar gelombang panas inra
merah yang memancar dari tubuh memiliki panjang gelombang sekitar (0 sampai 00 kali
panjang gelombang cahaya. 'emua benda yang tidak berada pada suhu nol absolut
memancarkan panas seperti gelombang tersebut. Tubuh manusia menyebarkan gelombang
panas ke segala penjuru. >elombang panas juga dipancarkan dari dinding ruangan dan
benda-benda lain ke tubuh. Bila suhu tubuh lebih besar dari suhu lingkungan, jumlah panas
yang lebih besar akan dipancarkan keluar dari tubuh daripada yang dipancarkan ke tubuh.
Konduksi
1anya sejumlah kecil panas, yakni sekitar 0%, yang biasanya hilang dari tubuh
melalui konduksi langsung dari permukaan tubuh ke benda-benda padat !seperti kursi atau
tempat tidur:. 'ebaliknya, kehilangan panas melalui konduksi ke udara mencerminkan
kehilangan panas tubuh yang cukup besar !kira-kira (5%: %alaupun dalam keadaan normal.
6anas sebenarnya adalah energi kinetik dari pergerkan molekul, dan molekul-
molekul yang menyusun kulit terus-menerus mengalami gerakan vibrasi. 'ebagian besar
energi dari gerakan ini dapat dipindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit,
sehingga meningkatkan kecepatan gerakan molekul-molekul udara. 'ekali suhu udara yang
berlekatan dengan kulit menjadi sama dengan suhu kulit, tidak terjadi lagi kehilangan panas
dari tubuh ke udara, karena sekarang jumlah panas yang dikonduksikan dari udara ke tubuh
berada dalam keadaan seimbang. /leh karena itu, konduksi panas dari tubuh ke udara
mempunyai keterbatasan, kecuali udara panas bergerak menjauhi kulit, sehingga udara baru,
yang tidak panas secara terus-menerus bersentuhan dengan kulit, enomena ini disebut
konveksi udara.
Konveksi
6erpindahan panas dari tubuh melalui aliran udara konveksi secara umum disebut
kehilangan panas melalui konveksi. 'ebenarnya, panas pertama-tama harus dikonduksi ke
udara dan kemudian diba%a melalui aliran udara konveksi. 'ejumlah kecil konveksi hampir
selalu terjadi di sekitar tubuh akibat kecenderungan udara di sekitar kulit untuk naik se%aktu
menjadi panas. /leh karena itu, orang yang duduk di ruangan yang nyaman tanpa gerakan
udara yang besar, akan kehilangan sekitar (5% dari total panas yang hilang melalui
konduksi ke udara dan kemudian melalui konveksi udara yang menjauhi tubuhnya.
vaporasi
Bila air berevaporasi dari permukaan tubuh, panas sebesar 0,5+ kilokalori akan
hilang setiap satu gram air yang mengalami evaporasi. Bahkan bila orang tersebut tidak
berkeringat, air masih berevaporasi secara tidak kelihatan dari kulit dan paru dengan
kecepatan sekitar *00-700 ml<hari. 1al ini menyebabkan kehilangan panas yang terus
menerus dengan kecepatan (*-(; "alori<jam. ?vaporasi melalui kulit dan paru yang tidak
kelihatan ini tidak dapat dikendalikan untuk tujuan pengaturan suhu karena evaporasi
tersebut dihasilkan dari diusi molekul air yang terus menerus melalui permukaan kulit dan
sistem pernapasan. 2kan tetapi, kehilangan panas melalui evaporasi keringat dapat
dikendalikan dengan pengaturan kecepatan berkeringat.
'elama suhu kulit lebih tinggi dari suhu lingkungan, panas dapat hilang melalui
radiasi dan konduksi. Tetapi ketika suhu lingkungan menjadi lebih tinggi dari suhu kulit,
bukan justru menghilangkan panas, tetapi tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan
konduksi. 4alam keadaan ini, satu-satunya cara agar tubuh dapat melepaskan panas adalah
dengan evaporasi.
Konsep Set-Point untuk Pengaturan Suhu
6ada suhu inti tubuh yang kritis, sekitar 07,(
o
5 !;+,+
o
,: akan menyebabkan perubahan
drastis kecepatan kehilangan panas dan pembentukan panas. 6ada suhu di atas nilai ini, kecepatan
kehilangan panas lebih besar dari kecepatan pembentukan panas, sehingga suhu tubuh turun dan
mendekati nilai 07,(
o
5. 6ada suhu di ba%ah nilai ini, kecepatan pembentukan panas lebih besar dari
kecepatan kehilangan panas, sehingga suhu tubuh akan meningkat dan sekali lagi mendekati nilai
07,(
o
5. -ilai suhu kritis ini disebut set point pada mekanisme pengaturan suhu. @aitu, semua
mekanisme pengaturan suhu secara terus menerus berupaya untuk mengembalikan suhu tubuh
kembali ke nilai set point.
!emam
4emam, yang berarti suhu tubuh di atas batas normal, dapat disebabkan oleh kelainan di
dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan-suhu.
Beberapa penyebab demam, biasanya meliputi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, tumor otak,
dan keadaan lingkungan yang berakhir dengan heatstroke.
Mengatur kembali pusat pengaturan suhu "ipotalamus pada pen#akit !emam$%ek Pirogen
'ebagian besar protein, hasil pemecahan protein, dan beberapa 7at tertentu lainnya, terutama
toksin liposakarida yang dilepaskan dari membran sel bakteri, dapat menyebabkan peningkatan set
point pada termostat hipotalamus. Aat yang menimbulkan eek seperti ini disebut pirogen. 6irogen
yang dilepaskan dari bakteri toksik atau pirogen yang dilepaskan dari degenarisi jaringan tubuh
dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. "etika set point di pusat pengaturan suhu
hipotalamus menjadi lebih tinggi dari normal, semua mekanisme untuk meningkatkan suhu tubuh
terlibat, termasuk penyimpanan panas dan peningkatan pembentukan panas. 4alam beberapa jam
setelah set point ditingkatkan, suhu tubuh juga mendekati nilai ini.
#ekanisme kerja pirogen dalam menyebabkan demam berkaitan dengan peranan
Interleukin-1. 6ercobaan pada he%an telah memperlihatkan bah%a beberapa pirogen, ketika
disuntikan ke dalam hipotalamus, dapat segera bekerja secara langsung pada pusat pengaturan suhu
hipotalamus untuk meningkatkan set point nya. 6irogen lainnya berungsi secara tidak langsung dan
mungkin membutuhkan periode laten selama beberapa jam sebelum menimbulkan eek ini. 1al ini
terjadi pada sebagian besar bakteri pirogen, terutama endotoksin dari bakteri gram negati.
2pabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat di dalam jaringan atau di dalam darah,
keduanya akan diagositosis oleh leukosit darah, makroag jaringan, dan limosit pembunuh
bergranula besar. 'eluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri dan melepaskan 7at
interleukin-1 !yang juga disebut leukosit pirogen atau pirogen endogen: ke dalam cairan tubuh.
Bnterleukin-(, saat mencapai hipotalamus segera mengaktikan proses yang menimbulkan demam,
kadang-kadang meningkatkan suhu tubuh dalam jumlah yang jelas terlihat dalam %aktu +-(0 menit.
'edikitnya sepersepuluh juta gram endotoksin lipopolisakarida dari bakteri, bekerja dengan cara ini
secara bersama-sama dengan leukosit darah, makroag jaringan, dan limosit pembunuh, dapat
menyebabkan demam. Cumlah interleukin-( yang dibentuk sebagai respons terhadap
lipopolisakarida untuk menyebabkan demam hanya beberapa nanogram.
Beberapa percobaan, telah menunjukan bah%a interleukin-( menyebabkan demam, pertama-
tama dengan menginduksi pembentukan salah satu prostaglandin, terutama prostaglandin
!
, atau
7at yang mirip, dan selanjutnya bekerja di hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam. "etika
pembentukan prostaglandin dihambat oleh obat, demam sama sekali tidak terjadi atau paling tidak
berkurang. 'ebenarnya, hal ini mungkin sebagai penjelasan bagaimana cara aspirin menurunkan
demam, karena aspirin mengganggu pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. /bat seperti
aspirin uang menurunkan demam disebut antipiretik.
Stadium !emam
Kedinginan, merupakan stadium demam di mana set point pusat pengatur suhu hipotalamus
tiba-tiba berubah dari nilai normal menjadi lebih tinggi dari nilai normal !akibat penghancuran
jaringan, 7at pirogen, atau dehidrasi:, biasanya dibutuhkan %aktu selama beberapa jam agar suhu
tubuh dapat mencapai set point suhu yang baru. 4engan terjadinya peningkatan set point yang tiba-
tiba !misalnya (00
o
,:, sementara suhu darah lebih rendah dari set point pengatur hipotalamus, akan
terjadi reaksi umum yang menyebabkan kenaikan suhu tubuh. 'elama periode ini, seseorang akan
menggigil dan merasa sangat kedinginan, %alaupun suhu tubuhnya telah di atas normal. 4emikian
juga, kulit menjadi dingin karena terjadi vasokonstriksi, dan orang tersebut gemetar. #enggigil
dapat berlanjut sampai suhu tubuh mencapai set point hipotalamus (00
o
,. "emudian orang tersebut
tidak lagi menggigil tetapi sebaliknya tidak merasa dingin atau panas. 'epanjang aktor yang
menyebabkan set point yang meningkat pada pengatur suhu hipotalamus terus ada, suhu tubuh akan
diatur lebih kurang dengan cara yang normal, tetapi pada nilai set point suhu yang tinggi.
Krisis atau &kemerahan', merupakan tahap bila aktor yang menyebabkan suhu tinggi
dihilangkan, set point pada pengatur suhu hipotalamus akan turun ke nilai yang lebih rendah
mungkin bahkan kembali ke nilai normal. 4alam keadaan misalnya suhu tubuh masih (00
o
,, tetapi
hipotalamus berupaya untuk mengatur suhu sampai ;+,*
o
,. "eadaan ini analog dengan pemanasan
yang berlebihan di area preoptik-hipotalamus anterior, yang menyebabkan pengeluaran keringat
banyak dan kulit tiba-tiba menjadi panas karena vasodilatasi di semua tempat. 6erubahan yang tiba-
tiba dari peristi%a ini dalam penyakit demam dikenal sebagai 8krisis9 atau 8kemerahan9. 6ada masa
lampau, sebelum diberikan antibiotika, keadaan krisis selalu dinantikan, karena apabila hal ini
terjadi, dokter dengan segera mengetahui bah%a suhu pasien akan segera turun.

Anda mungkin juga menyukai