HRVANALYZER
Heart rate Variability and accelerated Plethysmograph
SA 3000P
YGA-2109.Rv2.6.1e
PENDAHULUAN
Apa itu HRV ?
Heart Rate Variability (HRV) : Mengukur tingkat fluktuasi panjang interval antara detak jantung. Bagi
orang sehat, HRV mengalami fluktuasi detak jantung, sedangkan orang yang tidak sehat memiliki
detak jantung yang sederhana dan konsisten.HRV dapat mengukur kemampuan beradaptasi sistem
kardiovaskular dan sistem saraf otonom (ANS / Autonomic Nerves System), yang terdiri dari sistem
saraf simpatik(SNS / Sympathetic Nerves System) dan sistem saraf parasimpatis (PNS /
Parasympathetic Nerves System). SNS Anda memainkan peran sebagai akselerator, juga dikenal
sebagai flight or fight. PNS Anda berfungsi sebagai rem, juga dikenal sebagai rest and repair. HRV
terjadi secara spontan dan perubahannya bergantung pada banyak hal diantaranya adalah
pernafasan, tekanan darah, hormon, stressor luar (pengaruh suhu, cahaya, kebisingan) dan bahkan
tingkatan emosi.
“ORANG YANG SEHAT, FISIK DAN PSIKISNYA AKAN MAMPU BERADAPTASI MENYESUAIKAN
SITUASI KEADAAN SEKITAR YANG TERJADI”
HRV Analyzer mempunyai fungsi untuk mendeteksi serta memberikan informasi terkait:
• Kesimbangan sistem Saraf Otonom
• Kondisi fisik dan mental stress dari tubuh individu
• Ketahanan tubuh menghadapai stres
• Kemampuan adaptif sistem secara umum
• Indikasi masalah Cardiocirculatory
• Kebugaran dan kelelahan tubuh
1.PemeriksaanHRV 2.PemeriksaanAPG
Standar penyakit Kardiovaskular Standar penyakit sirkulasi perifer
HRV (Heart Rate Variablility) APG (Accelerated Plesthysmography)
* European Society of Cardiology and The North American Society of Pacing and Electrophysiology (1996) dalam Jurnal “Heart Rate Variability
Standards of Measurement, Physiological Interpretation, and Clinical Use”
Tampilan layar diatas merupakan nilai-nilai parameter yang didapatkan dari hasil
pengukuran selama 3 menit. Nilai parameter ini merupakan informasi awal, dimana
informasi ini yang nantinya akan digambarkan ke berbagai grafik untuk mempermudah
pembacaan.
Nilai yang tidak valid ini dapat disebabkan beberapa faktor diantaranya:
a. Terlalu banyak bergerak.
b. Saat melakukan pengukuran Probe yang digunakan tidak berfungsi dengan baik.
c. Adanya perangkat / benda yang mengandung elektromagnet dikenakan pada tubuh.
d. Kondisi fisik yang sedang kelelahan parah sehingga mempengaruhi kondisi tubuh.
e. Menggunakan alat bantu jantung / Pacemaker
f. Kelainan anatomi jantung tapi tidak mempengaruhi fisiologisnya
3. SDNN (Standard Deviation Normal to Normal) merupakan variasi dari frekuensi denyut jantung.
Penurunan SDNN ialah penurunan HRV, juga berarti penurunan fungsi SSO (sistem saraf otonom)
atau mekanisme homeostasis. HRV tachogram adalah grafik selama waktu perekaman.
4. RMSSD (Root Mean Square of the Successive Differences) menggambarkan derajat aktivitas dari
saraf parasimpatis. Berkaitan dengan stabilitas rangsangan listrik ke jantung
Nilai > 40 : Baik Jika Nilai RMSSD < 10 : Mengindikasikan peningkatan resiko
serta nilai SDNN juga < 20 terkena serangan jantung.
Nilai 20-40 : Normal
Nilai 10-20 : Hati hati
Nilai < 10 : Kemungkinan mengalami gangguan kesehatan
6. TP (Total Power) Merupakan jumlah total dari derajat aktivitas VLF (Very Low Frequency), LF
(Low Frequency) dan HF (High Frequency). Nilai TP terendah merupakan gambaran dari
berkurangnya fungsi Sistem Saraf Otonom, berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan maupun menghadapi tantangan yang berubah terus menerus.
8. LF (Low Frequency) Lebih cenderung menggambarkan aktivitas saraf simpatis dari pada
parasimpatis, besaran normal nilai skala parameter LF ialah ≥ 4.5, dimana nilai tersebut
berkaitan dengan baroreceptor. Apabila menurun : maka berkaitan dengan kekurangan
energi, kelelahan tubuh, kurang tidur,atau kondisi ketika tubuh terasa sangat lelah dan tetap
tidak membaik setelah beristirahat (Letargi).
11. LF/HF Ratio adalah perbandingan dari nilai LF Norm & HF Norm, nilai perbandingan antara
kedua nilai tersebut direkomendasikan untuk LF Norm 1,5 x lebih besar dari HF Norm sebagai
parameter normal. Kecenderungan terhadap gangguan endokrin seperti diabetes dapat
dilihat jika ratio dibawah 1.5.
12. Ectopic Beat adalah detak jantung ekstra yang terjadi tepat sebelum detak reguler. Denyut
ektopik normal dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan serta dapat terjadi tanpa alasan yang
diketahui, meskipun dapat membuat orang merasa cemas. Nilai batasan seseorang dalam
kondisi normal ialah 1 – 5 detak ekstra, ketika nilainya melebihi batasan tersebut, maka
pengukuran harus diulang kembali, dan jika sampai 3x pengulangan nilainya masih melebihi
batasan maka ada kemungkinan indikasi bahwa orang tersebut mengalami kelainan pada
jantung atau irama jantung yang berubah-ubah karena psikis yang terganggu.
13. ApEn (Approximate Entropy) merupakan parameter tambahan evaluasi signal HRV dengan SDNN
(simpatis) semakin sehat nilainya akan semakin membesar.
15. RRV (Rate to Rate Variability) merupakan grafik yang menggambarkan variabilitas detak jantung
secara harfiah, dimana jika semakin sehat tubuh kita akan tergambar semakin tersebar meluas
titik-titik pada grafiknya, dan sebaliknya jika kondisi tubuh tidak sehat semakin memusat atau
terkonsentrasi bentuk grafik yang tergambarkan.
Grafik RRV (Rate to Rate Variability) juga menjadi gambaran dari daya pemulihan tubuh
seseorang, dimana bentuk grafik yang meluas serta menyebar menandakan bahwa pemulihan
tubuh seseorang tersebut dalam kondisi baik. Pemulihan tubuh ini berkaitan dengan kualitas
istirahat kita, dimana ketika kita istrihat, maka tubuh akan melakukan pemulihan. Kualitas
istirahat yang baik dapat dipengaruhi dari beberapa faktor yang diantaranya :
TP = VLF + LF + HF
Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab menurunnya nilai batasan untuk setiap
area, seperti halnya dengan area dimana situasinya begitu hirup pikuk dengan berbagai aktivitas
yang padat (perkotaan). Nilai diberbagai area mungkin saja bisa berbeda-beda tergantung
dengan kondisi dan situasi yang menjadi pemicu stressor seseorang.
Untuk nilai batasan TP (Total Power) yang disarankan ialah berkisar antara 1000 s/d 1200 atau
dengan skala ≥7. Untuk nilai dibawah yang disarankan biasanya mengalami beberapa situasi
atau regulasi dalam tubuh, seperti kelelahan, stress, suhu tubuh tidak stabil, intensitas kerja
berlebih, polutan, kebisingan, dll., sehingga nilai batasan ini bisa saja menjadi menurun.
Contoh kasus:
Untuk area perkotaan seperti Jakarta nilai yang umum berkisar antara 500 s/d 800. Dianggap
normal karena Kota metropolitan yang memberikan stressor luar yang besar seperti kemacetan,
budaya, polusi dan sebagainya.
SNS (Sympathetic Nervous System) ialah Saraf Simpatis, dimana berfungsi sebagai
mengontrol respons tubuh terhadap ancaman yang dirasakan dan bertanggung jawab atas
“fight or flight” reaction, Aktif pada saat kondisi tubuh sedang sadar dimana perubahan
yang terjadi diantaranya : Tachycardi Hipertensi, kadar gula darah naik, kadar Cholesterol
naik, pupil melebar, dst (akibat meningkatnya kadar hormone adrenocorticotropic , hormon
thyroid, Norepinephrin, dll).
PNS (Parasympatethic Nervous System) ialah Saraf Parasimpatis, saraf yang mengontrol
homeostasis dan tubuh saat istirahat dan bertanggung jawab atas fungsi “rest and digest”
reaction. Selain itu saraf parasimpatis memiliki peranan restorasi/pemulihan (mengganti sel-
sel yang rusak, produksi sel sel muda yang baru, dll), Menyerap makanan dari saluran
pencernaan, lalu diproses untuk seluruh kebutuhan tubuh, dan membuang sisa-sisa
metabolisme.
Hypotonia
- Chronic Depression
- Woman > Men
16a. Pressure Index, Menggambarkan Indeks tekanan yang dialami oleh tubuh kita, semakin
tinggi indeks tekanan yang dialami tubuh kita maka grafiknya akan semakin bergeser
ke kanan.
16b. Emotional State, Menggambarkan tingkat emosional seseorang, semakin tinggi tingkat
emosional seseorang maka grafiknya akan semakin bergeser ke kanan. Saat
pemeriksaan pertama biasanya banyak yang mengalami peningkatan emosional
karena kecemasan terhadap hal baru.
1. ANS Activity – ANS Balance merupakan bentuk grafik yang menggambarkan kondisi aktivitas
dan keseimbangan Saraf Otonom (Saraf Simpatis dan Parasimpatis) pada setiap individu saat
melakukan pengukuran. Yang digambarkan pada batasan Bad (Jelek), Poor (Rendah),
Normal (Standard), Good (Baik), Excelent (Sangat Baik), dan Nilai.
Aktivitas Syaraf Otonom yang bagus dianalogikan seperti orang berkendara, dimana
akselerasi/gas dilakukan diimbangi dengan rem yang disesuaikan berdasarkan situasi jalan.
Stress Index
Nilai 50 - 70 = Sangat Baik (Excellent)
Nilai 70 – 90 = Baik (Good)
Nilai 90 – 110 = Normal (Normal)
Nilai 110 – 130 = Kurang (Poor)
Nilai 130 – 150 = Buruk (Bad)
Fatigue Index
Nilai 50 - 70 = Sangat Baik (Excellent)
Nilai 70 – 90 = Baik (Good)
Nilai 90 – 110 = Normal (Normal)
Nilai 110 – 130 = Kurang (Poor)
Nilai 130 – 150 = Buruk (Bad)
7. Ectopic Beat adalah detak jantung ekstra yang terjadi tepat sebelum detak reguler. Denyut
ektopik normal dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan serta dapat terjadi tanpa alasan yang
diketahui, meskipun dapat membuat orang merasa cemas. Nilai batasan seseorang dalam
kondisi normal ialah 1 – 5 detak ekstra, ketika nilainya melebihi batasan tersebut, maka
pengukuran harus diulang kembali, dan jika sampai 3x pengulangan nilainya masih melebihi
batasan maka ada kemungkinan indikasi bahwa orang tersebut mengalami kelainan pada
jantung atau irama jantung yang berubah-ubah karena psikis yang terganggu.
Analysis of the Vessel Status merupakan gambaran umum mengenai sirkulasi pembuluh darah
yang direkam melalui alat bantu (Probe PPG) sebagai sensor yang merekam arus sirkulasi darah
kita. Dalam bagian ini kita akan diberikan informasi mengenai Heart Rate dan Wave Type.
1. Mean Heart Rate atau nilai rata-rata detak jantung, dimana nilai rentang yang diberikan
antara 60 s/d 80 bpm untuk normalnya, jika melebihi batasan yang diberikan dapat
mengindikasikan orang tersebut mengalami gangguan kesehatan.
2. Wave Type merupakan gambaran dari tingkat sirkulasi pembuluh darah kita. Tingkatan ini
dibagi menjadi 7 tingkatan yang diataranya :
Level 1 : Normal
Level 2 : Awal Thrombosis (terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah arteri)
Level 3 : Thrombus bertambah
Level 4 : Thrombus bertambah & mulai terjadi penuaan pembuluh darah
Level 5 : Sirkulasi yang mulai tidak baik serta penuaan pada pembuluh darah
Level 6 : Disfusi dan penyumbatan
Level 7 : Gangguan pada pembuluh darah
3. AI (Aging Index of Blood Vessel) Menunjukkan kondisi pembuluh darah yang mewakili kesehatan
secara keseluruhan dari sistem kardiovaskular. Semakin tinggi nilainya, maka aliran darah dan
kondisi pembuluh darah semakin baik.
4. AE (Arterial Vessel Elasticity) Menunjukkan gambaran dari elastisitas dinding arteri dengan
kekuatan kontraksi dari jantung (mengikuti denyut jantung) – atau kemampuan penyesuaian
pembuluh darah terhadap denyut jantung. Semakin tinggi nilainya semakin baik kondisi
pembuluh darah.
Suplemen
Hasil Gejala
Disarankan
Penurunan TP
Penurunan Aktivitas ANS Milk Thistle
[Di Bawah Zona I]
Melemahnya sistem
Rendahnya nilai Ekstrak Teh Hijau, Rhodioia
kekebalan tubuh secara
ketahanan Stres Extact, Co-Q10, Vitamin C/E
keseluruhan
Nilai gelombang vascular Arteriosclerosis, Gangguan
Omega-3, L-arginine
3 s/d 7 sirkulasi perifer