Prinsip:
Membandingkan BC pasien dan
pemeriksa
Evaluasi
Anamnesis Tenggorok
PEMERIKSAAN SPESIFIK
Tenggorok
PEMERIKSAAN SPESIFIK
Tenggorok
PEMERIKSAAN SPESIFIK
Laringoskopi Indirek
PEMERIKSAAN LEHER
Beberapa Resep Kasus Telinga
Beberapa Resep Kasus Hidung dan Tenggorok
Materi THT
• Trauma langsung pada
auricula anterior
sering terutama pada
pegulat.
• Trauma mengakibatkan
terlepasnya perikondrium
dan kartilagonya,
pembuluh darah pecah →
hematoma
• Othematoma vs pseudo-
othematoma?
Auricular Hematome
1/3 luar
Sirkumsripta
MT masih bisa terlihat
Terapi
Antibiotik dan debridement
agresif
Dosis dewasa:
ciprofloxacin 400 mg IV/8 jam;
750 mg PO/2 jam
Otomycosis
•Otitis Eksterna yang disebabkan oleh jamur
•Penumpukan hifa pada MAE
Gejala
•Gatal
•Otalgia dan otorrhea sebagai gejala yang
A. Candida : cotton wool
paling banyak dijumpai. B. Aspergillus niger :
•Kurangnya pendengaran dan rasa penuh newspaper appearance
pada telinga.
Faktor Resiko
•Cuaca yang lembab,
•Olahraga air
•Peningkatan pemakaian preparat steroid
dan antibiotik topikal.
Otomycosis
Pemeriksaan Penunjang Terapi
• Preparat langsung : • Ear toilet
• skuama dari kerokan kulit • Obat anti jamur topikal
liang telinga diperiksa • Nystatin → efektif untuk
dengan KOH 10 % → hifa- Candida sp.
hifa lebar, berseptum, dan • Miconazole → efektif utk
dapat ditemukan spora- Aspergillus sp.
spora kecil. • Asam asetat 2 % dalam
alkohol
• Pembiakan : → sebagai keratolytic
• Skuama dibiakkan pada • Jaga telinga tetap kering dan
media Agar Saboraud, dan cegah manuver2 pada telinga
dieramkan pada suhu kamar.
Koloni akan tumbuh dalam
satu minggu.
Cerumen Prop
Faktor Risiko
1. Dermatitis kronik liang telinga luar
2. Liang telinga sempit
3. Produksi serumen banyak dan kering
4. Adanya benda asing di liang telinga
5. Kebiasaan mengorek telinga
Tanda dan Gejala:
•Hearing impairment (deafness) → CHL
•Earache
•Reflex cough
•Fullness in the ear
•Tinitus – vertigo
Tatalaksana
• Serumen lembek → bersihkan dengan kapas yang dililitkan pada
cotton applicator
• Serumen yang keras → dikeluarkan dengan cerumen hook/scoop
• Serumen yang tidak bisa dikeluarkan → dilunakkan dengan tetes
carbogliserin 10% selama 3 hari
• Serumen yang terdorong jauh ke dalam liang tenlinga → irigasi air
hangat sesuai suhu tubuh (KONTRAINDIKASI PADA MEMBRAN
TIMPANI PERFORASI)
Indikasi untuk mengeluarkan serumen
•Sulit untuk melakukan evaluasi membran timpani
•Otitis eksterna
•Oklusi serumen dan bagian dari terapi tuli konduktif.
STADIUM HIPEREMIS/PRESUPPURATIVE
• Patogen masuk dan menjadi radang di telinga tengah
• Gejala stadium oklusi + muncul demam tinggi, MT
tampak hiperemis dan terdapat kongesti.
• Antibiotik 10 -14 hari: ampicillin 4x500 mg, amoxcicilin
3x500 mg, eritromisin 4x500 mg, dosis anak
menyesuaikan
STADIUM SUPURATIF
• Pus terbentuk di telinga tengah.
• Gejala semakin memberat, nyeri telinga
hebat,demam, tampak bulging dan hiperemis.
• Miringotomi + grommet dilanjut antibiotik
STADIUM PERFORASI
• Tekanan meningkat → ruptur MT
• Gejala dan tanda : nyeri telinga berkurang, demam
berkurang, tampak perforasi dan keluar cairan dari
telinga.
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari, antibiotik
adekuat yang tidak ototoksik seperti ofloxacin tetes
telinga sampai 3 minggu.
STADIUM RESOLUSI
• Cairan yang keluar
berkurang, penurunan
pendengaran tipe CHL.
• Perforasi semakin menutup
• Tx : cukup observasi
Intra-temporal : mastoiditis,
petrositis, labirintitis, paralisis
nervus VII
Intra-cranial : extradural
abcess, brain abcess, sigmoid
thrombophlebitis, meningitis
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
• Radang kronis telinga tengah dengan perforasi membrane timpani
dan riwayat keluarnya secret dari telinga (otore) lebih dari 2 bulan,
baik terus-menerus atau hilang timbul.
• Etiologi : campuran aerob (pseudomonas, s.aureus, S. epidermidis),
anaerobic (prevotella, porphyromonas)
Cholesteatoma
Attic = pars flaccida
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Benigna Maligna
Perforasi Central Attic or marginal
Discharge Intermiten Kontinu
Mukopurulen/purulent Selalu purulent
+/- Putih/kekuningan +Kekuningan/kecoklatan/kehijauan
EPISTAKSIS
• Kelainan vaskular
• Keganasan hematologi
• Alergi
• Malnutrisi
POSTERIOR sistemik • Alkohol
• Hipertensi
• obat
• Infeksi
PEMASANGAN TAMPON
Hal-hal yg harus diperhatikan :
• Ujung tampon tidak boleh ada yang keluar ke orofaring
• Pasang kasa + plester di anterior
• Pemasangan tampon hidung bilateral, diberi O2 yg
dihumidifikasi dan diobservasi
• Beri antibiotik profilaksis selama pemasangan tampon
• Tampon anterior dibuka setelah terpasang 48 jam, bila masih
epistaksis → pemasangan tampon kembali
• Epistaksis sangat masif → tranfusi dan infus
• Kontrol 2- 3 hari
Polip Hidung
Massa lunak dan berwarna putih/ keabu-abuan yang
terdapat pada rongga hidung. Bertangkai dengan
permukaan licin.
Epidemiologi
• Biasanya timbul di dewasa usia >20 thn dan lebih
sering di usia
➢ 40 thn
➢ menyerang pria 2-3 kali lebih besar dibandingkan
dengan wanita
Berasal dari kompleks ostio-meatal di meatus media
dan sinus ethmoid
Polip koana
• tumbuh kearah belakang dan membesar di nasofaring
• Berasal dari sinus maxillaris
• Disebut juga polip antro-koana
Polip Hidung
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Rhinoskopi anterior → massa
• Gejala Utama berwarna pucat, berasal dari
a. Hidung tersumbat meatus medius dan mudah
b. Rinore (dari jernih sampai digerakkan
purulent) Stadium polip (Mackay dan Lund)
c. Hiposmia/anosmia ▪ Stadium 1 → polip masih terbatas
d. Nyeri pada hidung di meatus medius
▪ Stadium 2 → polip sudah keluar
e. Sakit kepala dari meatus medius, tampak di
• Gejala sekunder rongga hidung tapi belum
a. Bernapas melalui mulut memenuhi rongga hidung
b. Suara sengau ▪ Stadium 3 → polip yang massif
c. Halitosis Pemeriksaan penunjang
d. Gangguan tidur • Nasoendoskopi
• Foto polos SPN
e. Penurunan kualitas hidup • CT scan SPN
Derajat Polip Hidung (Meltzer et al)
Medikamentosa Operatif
• Kortikosteroid • Indikasi: anak dengan
multipel , benign polip nasi
• Intranasal. Pilihan: atau rhinosinustitis kronis
fluticasone 200 mcg 2x1, yang tidak membaik dengan
budesonide 200 mcg 2x1, terapi medis maximum
mometasone 280 mcg • Polipektomi
• Ethmoidektomi
• Anti leukotriene intranasal/ekstranasal →
• Anti alergi polip ethmoid
• Cuci hidung • Operasi Caldwell-Luc →
sinus maxilla
• ESS (Endoscopic Sinus
Surgery)
• Melebarkan celah di
meatus media →
rekurensi berkurang
Benda Asing
• Lebih sering pd anak-anak
• 2 kategori :
✓ Korpus alienum organik : lintah,
larva lalat, dll
✓ Korpus alienum anorganik : manik-
manik, kerikil, kertas, tisu, logam,
dll
• Gejala utama :
➢ Hidung tersumbat unilateral, ggn
membau
➢ Ingus mukus, mukopurulen,
berbau
➢ Benda organik dirasakan ada yg
bergerak-gerak, makin lama
bertambah tersumbat
TENGGOROKAN
Tonsilitis
• Tonsilitis adalah peradangan tonsil
palatina yang merupakan bagian
dari cincin waldeyer
• Rute penyebaran infeksi: airborne
droplets, kontak langsung
• Cincin waldeyer:
• tonsil pharyngeal (adenoid)
• tonsil palatina (faucial)
• tonsil lingual (tonsil pangkal
lidah) dan
• tonsil tuba Eustachius (lateral
band dinding faring/Gerlach’s
tonsil)
Centor score
(Group A streptococcal
Pharyngitis)
1. Eksudat tonsil
2. Pembesaran nnll.
Cervical anterior
3. Demam > 38C
4. Tidak batuk
Tonsilitis Bakterial
• Other bacterial
– Angina Plaut Vincent (stomatitis
ulseromembranosa), akibat bakteri
spirocheta atau treponema, gejala:
demam, rasa nyeri dimulut,
hipersalivasi, gigi dan gusi mudah
berdarah
– Tonsilitis septik, penyebabnya
Steptococcus hemoliticus, terdapat
dalam susu sapi
Tonsilitis Difteri • Terapi
• Anti difteri serum 20.000-
• Disebabkan oleh bakteri gram 100.000 unit (40.000)
positif Corynebacterium • Antibiotik Penicillin atau
diphteriae. Eritromisin 25-50 mg/kg dibagi
• Gejala: kenaikan suhu subfebris, 3 dosis selama 14 hari
nyeri kepala, tidak nafsu makan, • Kortikosteroid 1,2 mg/kgbb/
badan lemah, nadi lambat serta hari
keluhan nyeri menelan.
• Pengobatan simptomatis
• Pemeriksaan fisik: Tonsil (antipiretik)
membengkak ditutupi bercak putih • Isolasi dan tirah baring
kotor yang melekat erat dengan selama 2-3 minggu
dasarnya, mudah berdarah, infeksi
yang menjalar ke kelenjar limfe bull
neck (+)
Tonsilitis Kronik
• nyeri tenggorok kronik, disfagi
dan pharyngotonsillar
erythema.
• Mulut berbau, pembesaran
jugulodigastric lymph nodes.
• The organisms involved are
usually both aerobic and
anaerobic mixed flora, with a
.
predominance of streptococci
Pada tonsillitis kronik permukaan
tonsil tak rata, kripte melebar,
terdapat detritus
Grading Tonsilitis
Grading disusun berdasarkan rasio tonsil terhadap jarak antar arcus
palatoglosus. Grading pembesaran tonsil adalah:
Kontraindikasi
• Gangguan pembekuan darah
• Sedang dalam infeksi akut
• Anak dibawah 3 th
• Anak dengan bb dibawah 15kg
Abses Peritonsil/Abses Quinsy
Gejala Tanda
• Demam • Palatum molle
• Malaise edematous,
• Nyeri hiperemis;
tenggorokam • deviasi uvula ke sisi
(lebih pada kontralateral;
satu sisi) • pembesaran tonsil
• Dysphagia • Trismus
• Otalgia • Drooling
(ipsilateral) • Hot potato voice
• Halitosis
• Cervical
lymphadenitis
Tatalaksana Abses Peritonsil
• Drainase
• Antibiotik
• Suportif (hidrasi
dan kontrol nyeri)
Laryngitis
Inflammation of the larynx Sign and Symptoms
Causes: • An unnatural change of voice is usually
• Most commonly due to to a viral the most prominent symptom.
infection (viral laryngitis). • Volume is typically greatly decreased
• Coughing-induced laryngitis may also occur (sometimes aphonia)
in bronchitis, pneumonia, influenza,
• Hoarseness
pertussis, measles, and diphtheria.
• Excessive use of the voice (especially • A sensation of tickling, rawness, and a
with loud speaking or singing) constant urge to clear the throat may
•Allergic reactions occur.
•Gastroesophageal reflux • Symptoms vary with the severity of the
•Bulimia inflammation.
• Inhalation of irritating substances (eg, • Fever, malaise, dysphagia, and throat
cigarette smoke or certain aerosolized pain may occur in more severe infections.
drugs) can cause acute or chronic • Laryngeal edema, although rare, may
laryngitis. cause stridor and dyspnea.
• Drugs can induce laryngeal edema, for
example, as a side effect of ACE inhibitors.
• Bacterial laryngitis is extremely rare.
Nodul Pita Suara
Kelainan ini biasanya disebabkan oleh
penggunaan suara dalam waktu lama, mis.
pada seorang guru, penyanyi dan
sebagainya.
Keluhan: suara parau, batuk.
Pemeriksaan fisik: nodul pita suara, sebesar
kacang hijau berwarna keputihan. Predileksi
di sepertiga anterior pita suara dan
sepertiga medial. Nodul biasanya bilateral.
Pengobatan:
• Istirahat bicara dan voice therapy.
• Bedah mikro - dilakukan bila dicurigai
adanya keganasan atau lesi fibrotik
Epiglotitis Akut
Etiologi: Haemophilus influenza type B
Gejala: odinofagi/disfagia, muffled
voice/ hot potato voice, riwayat ISPA,
drolling, stridor, cervical adenopathy
X-ray: thumb sign
Achalasia
• Jarang ditemukan Pemeriksaan Penunjang
• Gejala utama sulit menelan • X ray : Bird beak sign or Rat tail Sign
(disfagia)
• Usia 25 - 60 years.
• Meskipun tak bias disembuhkan
tapi gejalanya dapat dikontrol
dengan teapi yang tepat
Obstruksi Saluran Napas
Noises Definition
Stridor Suara kasar nada tinggi saat inspirasi
akibat aliran udara turbulen pada upper
airway → upper airway obstruction.
Snoring Akibat sumbatan benda padat parsial
pada faring → soft palate or tongue.
Gurgling Sumbatan parsial benda cair di upper
airway.
Lendir, Mucous, Sekret
Expiratory wheezes obstruction of lower airways.
Hoarseness Suara serak akibat irritation of, or injury
to, the vocal cords.
Klasifikasi Jackson Reese
Jackson 1 pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal,
stridor, tanpa sianosis, pasien tenang
Jackson 2 retraksi suprasternal dan epigastrium, gelisah,
sianosis ringan
Jackson 3 Retraksi suprasternal, infraclavicula, intercostal,
tampak gelisah, dan sianosis
Jackson 4 Retraksi sangat jelas, sianosis, paralisis pusat
pernapasan oleh karena hiperkarbnea,
penderita tampak tenang seperti tidur, asfiksia
Pemeriksaan Radiologi THT
Waters Sinus maxillaris, arkus
zygoma, os nasal
Schedel AP AP → sinus frontal
dan lateral Lateral → sinus frontal,
sphenoid, maxillary dan
ethmoid Waters
Schuller Mastoid lateral
Towne Dinding posterior sinus
maxillaris
Caldwell Sinus frontalis
Rhese Posterior ethmoid cells,
kanalis optikus, dan dasar
orbita Caldwell
Stenver Sebagian mastoid
5 signs Ca sinonasal
GEJALA NASAL
GEJALA ORBITA
GEJALA ORAL
GEJALA FASIAL
GEJALA INTRAKRANIAL
5 signs Ca nasofaring
• Kanker Kepala Leher Terbanyak
di Indonesia
• Keluhan paling awal biasanya
telinga gemrebeg karena letak
massa pada fossa rosenmuleri
Gejala telinga
Gejala hidung
Gejala leher
Gejala mata
Gejala kepala