Keterangan:
3 PX HIDUNG LUAR
INSPEKSI
a. bentuk hidung (hidung pelana, kelainan kongenital, destruksi
pada tulang)
b. Warna kulit hidung
c. Maasa dihidung luar
PALPASI DAN PERKUSI
a. Nyeri tekan area proyeksi ke 4 sinus paranasal
b. Nyeri ketok area proyeksi ke 4 sinus paranasal
4 PEMERIKSAAN HIDUNG DALAM (RINOSKOPI
ANTERIOR)
(Per lubang hidung 1 per 1)
Menggunakan lampu kepala dan speculum hidung
Cara menggunakan spekulum: speculum dipegang dengan
tangan kiri untuk memeriksa lubang hidung kanan ujung jari
telunjuk pada ujung speculum. Tangan kanan untuk
memfiksasi kepala pasien dengan memegang tengkuk pasien.
Demikian sebaliknya
ATAU memegang speculum dengan tangan dominan
sedangkan tangan non dominan menopang dagu untuk
memfiksasi dagu pasien
Speculum masuk hidung dengan keadaan tertutup, jari
telunjuk pada cuping hidung untuk fiksasi
Speculum dibuka dan sinar lampu diarahan ke rongga hidung
Setelah px selesai, speculum dilepas dengan cara yg tidak
menutup speculum dengan smepurna
Hal-hal yang dinnilai adalah:
Mukosa : hiperemis / pucat
Septum: septum deviasi
Konka: edema
Sekret (ada/tdk, jika ada diskripsikan serus / mucoid /
purulent)
Massa
Corpus alineum/benda asing
9 Disimpulkan semua hasil di atas
PEMERIKSAAN PALATAL PHENOMEN
No ASPEK KETERAMPILAN KLINIK MEDIS YG DILAKUKAN NILAI
0 1 2
1. Persiapan:
Penderita/pasien:
salam dan memperkenalkan diri sekaligus menanyakan
identitas pasien
Informed consent
Alat dan bahan:
Lampu kepala
Spekulum hidung
Pinset bayonet
Kapas
Adrenalin / efedrin (diencerkan)
Pemeriksa / operator:
Pengetahuan mengenai pemeriksaan palatal phenomen
Cuci tangan
2 Prosedur:
a. Posisi duduk:
Berhadapan dengan pasien, Bagian terluar paha pasien
bersinggungan dengan bagian terluar paha dokter. Mata
pasien sejajar dengan mata pemeriksa.
b. Memakai lampu kepala dengan benar
c. Fokuskan lampu sesuai dengan arah mata pemeriksa
d. Arahkan sinar lampu pada coana / dinding nasofaring,
kemudian penderita diminta untuk mengucapkan huruf
“iiii” yang panjang
e. Perhatikan pallatum molle
f. Bila pada pemeriksaan rhinoskopi tidak bisa terlihat
dengan baik oleh karena oedem mukosa atau konka, maka
bisa dilakukan aplikasi efedrin dengan cara memasukkan
kapas yang telah ditetesi adrenalin / efedrin
(vasokonstriktor)
g. Tunggu 3-5 menit supaya efedrin bekerja. Setelah itu kapas
efedrin dikeluarkan
h. Interpretasi:
Positif: bila tampak bergerak / cahaya lampu
terang, tidak ada massa / normal
Negatif: bila tidak bergerak, ada massa di
nasofaring
3 Penutup :
Cuci tangan setelah melakukan prosedur
Menyampaikan bahwa prosedur sudah selesai dikerjakan
kepada pasien dan menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada pasien
Mengucapkan terima kasih atas kerjama pasien
Salam
4 Kemampuan berkomunikasi
5 Perilaku profesional
PEMERIKSAAN TRANSILUMINASI SINUS PARANASAL /
PEMERIKSAAN DIAFANOSKOPI
( SINUS MAXILLA DAN SINUS FRONTAL )
3 Penutup :
Cuci tangan setelah melakukan pemeriksaan
Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada pasien
Mengucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
Salam
4 Kemampuan berkomunikasi
5 Perilaku professional
PEMERIKSAAN RONGGA MULUT DAN OROFARING
N ASPEK KETERAMPILAN KLINIK MEDIS YG DILAKUKAN NILAI
O 1 2 3
1. Persiapan :
Pasien
- Salam, memperkenalkan diri, menanyakan identitas pasien
- Informed Consent
Alat dan Bahan
- Lampu kepala
- Tongue spatle
Pemeriksa
- Pengetahuan mengenai cara pemasangan orofaring (lidah,
gigi geligi, faring, tonsil)
- Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2 Prosedur :
a. Duduklah berhadapan dengan pasien. Mata pasien sejajar
dengan mata pemeriksa. Paha kiri pemeriksa bersinggungan
dengan paha kiri pasien
b. Memakai lampu kepala dengan benar ( sisi sabuk yang
bergerigi dibawah, lampu posisi dibawah lingkar sabuk lampu
kepala )
c. Fokuskan lampu dan arahkan lampu sesuai arah mata
pemeriksa, karena lampu sebagai pengganti mata kita, jangan
sampai mata pemeriksa mengikuti arah lampu
d. Pasien membuka lebar mulut dengan santai
e. Arahkan sinar lampu kepala ke dalam rongga mulut dan faring
f. Tekan 2/3 anterior lidah dengan tngue spatle
g. Lakukan inspeksi pada cavum oris pasien. Hal-hal yg dinilai:
Lidah: ada beslag atau tidak, bentuk, ukuran,
pergerakan
Gigi geligi: adakah caries dentis (terutama premolar
dan molar rahang atas, untuk etiologi sinusitis
odontogen), adakah gigi dengan perubahan posisi atau
bentuk (penulisan dengan nomenklatur sigmondy atau
WHO)
Mukosa buccal dan ginggiva: adakah benjolan / massa,
stomatitis, ginggiva yang bengkak
Uvula: di tengah / tidak (bila tidak simetris curiga ada
paresis n. 9 atau ada desakan dari abses peritonsiler
Pallatum molle: simetris atau tidak
Pillar anterior dan posterior: simetris atau tidak,
hiperemis atau tidak
Tonsil: membesar atau tdak, bila membesar nyatakan
dalam ukuran T-T (T1, T2, T3, T4) (untuk tonsila
palatina kanan dan kiri), warna (hiperemis), kipte
(melebar atau tidak), detritus (ada atau tidak)
h. Lakukan inspeksi pada dinding posterior orofaring:
Mukosa: warna (hiperemis), granulasi, atrofi mukosa,
post nasal drip
3 Penutup :
Cuci tangan setelah melakukan pemeriksaan
Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada pasien
Mengucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
Salam
4 Kemampuan berkomunikasi
5 Perilaku professional
PEMERIKSAAN KELENJAR LIMFE LEHER
N ASPEK KETERAMPILAN KLINIK MEDIS YG DILAKUKAN NILAI
O 1 2 3
1. Persiapan :
Pasien
- Salam, memperkenalkan diri, menanyakan identitas pasien
- Informed Consent
Alat dan Bahan
Tidak ada
Pemeriksa
- Pengetahuan mengenai kelenjar limfe
- Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2 Prosedur :
a. Duduklah berhadapan dengan pasien. Mata pasien sejajar
dengan mata pemeriksa. Paha kiri pemeriksa bersinggungan
dengan paha kiri pasien
b. Lakukan inspeksi pada leher pasien. Hal-hal yang dinilai:
Simetris atau tidak
Adakah benjolan atau massa
Adakah pembesaran tiroid
c. Lakukan palpasi pada kelenjar limfe leher. Kelenjar limfe
leher baru teraba bila membesar lebih dari 1 cm
d. Palpasi dilakukan dengan posisi pemeriksa di depan dilajutkan
dari belakang pasien
e. Lakukan secara sistematis dan berurutan: submental, angulus
mandibula, preaurikula, postaurikula, sepanjang m.
sternokelidomastoideus, supraclavicula, infraclavicula
f. Bandingkan kanan dan kiri
g. Bila ada pembesaran kelenjar, deskripsikan menurut deskripsi
tumor biasa, yaitu:
Letak (unilateral / bilateral)
Warna benjolan sama dengan kulit sekitar atau tidak?
Addakah fluktuasi?
Adakah nyeri tekan?
Mobile atau terfixir?
Berapa ukurannya (3 dimensi: p x l x t cm)?
Bagaimana permukaannya? (rata atau berbenjol-
benjol)
3 Penutup :
Cuci tangan setelah melakukan pemeriksaan
Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada pasien
Mengucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
Salam
4 Kemampuan berkomunikasi
5 Perilaku professional