Anda di halaman 1dari 31

Pemeriksaan nervus cranialis

VII-XII
Saraf Otak VII (Nervus Fasialis) Pemeriksaan:
1. Fungsi motorik N.Fasialis
2. Fungsi sensorik N.Fasialis
3. Parasimpatis N.Fasialis
Pemeriksaan & Interpretasi fungsi motorik
1. Observasi otot wajah dlm 2 .Observasi otot wajah saat
keadaan istirahat digerakkan
Pemeriksaan fungsi Pengecapan
Persiapan : larutan garam (rasa asin), gula (rasa manis), cuka (rasa
asam)
Pemeriksaan:
1. Mintalah ps/ utk menjulurkan lidahnya
2. Bersihkan lidah sblm pemeriksaan
3. Berilah rangsangan pd indera pengecapnya 2/3 bg.depan
Pemeriksaan fungsi parasimpatis Pemeriksaan

1. Inspeksi lakrimasi & sekresi kelenjar ludah


2. Gunakan kertas lakmus u/ memeriksa sekresi gl. Lakrimasi, gl.
submaxilaris & gl. Sublingualis
Interpretasi :
Normal : Lakrimasi dan sekresi glandula submasilaris dan sublingualis
baik
Kelainan : Hiperlakrimasi dan Hiposekresi gl.submaxilaris dan
sublingualis
Pemeriksaan N.VIII
N. Akustikus
Penderita dan pemeriksa sama-sama
Tes Bisik berdiri. Hanya pemeriksa yang boleh
berpindah tempat.
Pertama-tama pemeriksa membisikkan
kata (2 suku kata yang dikenal pasien)
pada jarak 1 meter dari penderita.
Pemeriksa lalu mundur pada jarak 2
meter dari penderita bilamana penderita
mampu mendengar semua kata yang kita
bisikkan. Demikian seterusnya sampai
penderita hanya mendengar 80% dari
semua kata yang kita bisikkan
kepadanya. Jumlah kata yang kita
bisikkan biasanya 5 atau 10.
Tes Rinne
Tujuan kita melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan antara
hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien.
Cara : Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan
tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus
akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera
garpu tala kita pindahkan di depan meatus akustikus eksternus pasien. Tes
Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes Rinne
negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya.
Interpretasi
+ : normal/ tuli sensorineural
- : tuli konduktif
Tes Weber
Tujuan kita melakukan tes Weber adalah untuk membandingkan
hantaran tulang antara kedua telinga pasien.
Cara kita melakukan tes Weber yaitu membunyikan garpu tala 512 Hz
lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis median (dahi,
verteks, dagu, atau gigi insisivus) dengan kedua kakinya berada pada
garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana yang mendengar atau
mendengar lebih keras.
Jika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras pada 1
telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua
telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama
mendengar maka berarti tidak ada lateralisasi.
Interpretasi
NormalJika tidak ada lateralisasi.
Tuli konduktifJika pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sakit.
Tuli sensorineuralpasien mendengar lebih keras pada telinga yang sehat.

Misalnya terjadi lateralisasi ke kanan maka ada 5 kemungkinan yang bisa terjadi
pada telinga pasien, yaitu :
1. Telinga kanan mengalami tuli konduktif sedangkan telinga kiri normal.
2. Telinga kanan dan telinga kiri mengalami tuli konduktif tetapi telinga kanan
lebih parah
3. Telinga kiri mengalami tuli sensorineural sedangkan telinga kanan normal.
4. Telinga kiri dan telinga kanan mengalami tuli sensorineural tetapi telinga kiri
lebih parah.
5. Telinga kanan mengalami tuli konduktif sedangkan telinga kiri mengalami tuli
sensorineural
Tes Swabach
Tujuan kita melakukan tes Schwabach adalah untuk membandingkan
hantaran tulang antara pemeriksa dengan pasien.
Cara kita melakukan tes Schwabach yaitu membunyikan garpu tala 512 Hz
lalu meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Setelah
bunyinya tidak terdengar oleh pemeriksa, segera garpu tala tersebut kita
pindahkan dan letakkan tegak lurus pada planum mastoid pasien. Apabila
pasien masih bisa mendengar bunyinya berarti Scwabach memanjang.
Sebaliknya jika pasien juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti
Schwabach memendek atau normal.
Cara kita memilih apakah Schwabach memendek atau normal yaitu
mengulangi tes Schwabach secara terbalik. Pertama-tama kita
membunyikan garpu tala 512 Hz lalu meletakkannya tegak lurus pada
planum mastoid pasien. Setelah pasien tidak mendengarnya, segera garpu
tala kita pindahkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Jika
pemeriksa juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach
normal. Sebaliknya jika pemeriksa masih bisa mendengar bunyinya berarti
Schwabach memendek.
Interpretasi
NormalSchwabch normal.
Tuli konduktif Schwabach memanjang.
Tuli sensorineuralSchwabach memendek.
Tes Rinne Tes Weber Tes Swabach Diagnosa

+ Tdk ada lateralisasi Sama dengan Normal


pemeriksa
- Lateralisasi ke telinga Memanjang CHL
sakit

+ Lateralisasi ke telinga Memendek SNHL


sehat
N. Vestibularis
Pemeriksaan keseimbangan :
pasien diminta untuk berdiri dengan kedua tungkai rapat atau saling
menempel. Kemudian pasien disuruh untuk menutup matanya.
Pemeriksa harus berada di dekat pasien untuk mengawasi bila pasien
tiba tiba terjatuh. Hasil romberg positif bila pasien terjatuh. Pasien
dengan gangguan serebelum akan terjatuh atau hilang keseimbangan
pada saat berdiri meskipun dengan mata terbuka.
Interpretasi :
Romberg + Jalan berubah arah kesisi labirin yg rusak
Pemeriksaan N.IX dan N.X
Interpretasi
Normal : Simetris lengkung langit-langit
Kelainan : Lengkung langit-langit yg sehat bergerak keatas
Lengkung langit-langit yg lumpu tertinggal
B. Pemeriksaan fungsi menelan
Minta penderita minum air
Perhatikan mampu minum air atau air masuk ke hidung
Interpretasi:
Normal : mampu minum air dg baik.
Kelainan : tersedak/ aspirasi
Akibat parese palatum mole reguritasi
Epiglotis tdk bekerja shg makanan menuju laring reflex batuk
C. Membangkitkan reflex batuk/ muntah
Menyentuh arcus pharyngeus atau uvula dgn spatel maka akan timbul
reflex batuk atau muntah,
C.Pemeriksaan Fonasi suara
Minta penderita mengucapkan a.a.a.a.a.
Interpretasi :
Normal
Ggn fonasi suara sangau
2.Pemeriksaan fungsi parasimpatis n.IX
Inspeksi sekresi kelenjar ludah
Interpretasi :
Normal
Kelainan : sekresi kelenjar ludah (-)
3. Pemeriksaan sensoris n.IX
Siapkan bahan yang pahit (antibiotic, kopi) di 1/3 posterior lidah /
dipangkal lidah.
Pemeriksaan N.XI
Fungsi : gerakan kepala, leher, bahu
Pemeriksaan: menilai fungsi dari m.trapezius dan
m. sternokleidomastoideus
Pemeriksaan Fungsi M.Sterno Kleidomastodius
Pasien disuruh menggerakkan bagian badan
(persendian) yang digerakkan oleh otot yang ingin
kita periksa, dan kita tahan gerakan ini
Untuk mengukur tenaga otot sternokleido-
mastoideus dapat dilakukan dengan hal berikut:
kita suruh pasien menoleh misalnya ke kanan.
Gerakan ini kita tahan dengan tangan kita yang
ditempatkan di dagu. Bandingkan kekuatan otot kiri
dan kanan.
Pemeriksaan m. Trapezius
Tenaga otot diperiksa sebagai berikut: tempatkan tangan kita di atas bahu
penderita. Kemudian penderita disuruh mengangkat bahunya, dan kita
tahan. Dengan demikian dapat dinilai kekuatan ototnya.
Untuk memeriksa kedua otot trapezius, pasien disuruh mengekstensikan
kepalanya, dan gerakan ini kita tahan. Jika terdapat kelumpuhan otot
trapezius satu sisi, , kepala tidak dapat ditarik ke sisi tersebut, bahu tidak
dapat diangkat dan lengan tidak dapat dielevasi ke atas dari posisi
horizontal.
Pemeriksaan N.XII
Pemeriksaan:
Inspeksi lidah saat istirahat
Inspeksi lidah saat dijulurkan
Pemeriksaan artikulasi kata ular lari lurus dilorong-lorong
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai