Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PRAKTIKUM

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“Pemeriksaan Fisik Pada Sistem Pendengaran”

Disusun Oleh :

BERLIANA PUTRI

1911312043

KELAS 1A 2019

Dosen Pengampu:

Ns. Elvi Oktarina, M.Kep.MB

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021/2022
Pemeriksaaan Fisik Pada Telinga

A. Tujuan Pratikum
1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan telinga klien
2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayat keperawatan
3. Untuk membuat penialaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan
4. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
5. Untuk menegakkan diagnose dan memberikan intervensi serta implementasi
keperawatan
B. konsep teori

Sumber: https://www.alomedika.com/tindakan-medis/telinga-hidung-
tenggorokan/pemeriksaan-fisik-telinga/teknik
Pemeriksaan fisik adalah proses medis yang harus dijalani saat menegakkan
diagnosis penyakit. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari bagian
kepala hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan empat cara (isnpeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi). Namun, pada saat ini akan dijelaskan mengenai pemeriksaan
fisik pada telinga. Adapun pemeriksaan fisik yang harus dilakukan saat melakukan
pemeriksaan fisik pada telinga, yaitu:
Inspeksi dan palpasi
1. Telinga : bentuk (simetris / tidak), ukuran (lebar / sedang / kecil), nyeri (ada / tidak)
2. Lubang telinga, kalau perlu gunakan otoskop (periksa ada / tidak) : serumen, benda
asing, perdarahan
3. Membran telinga (utuh / tidak)
4. Kalau perlu lakukan test ketajaman pendengaran. Periksa telinga kanan dan kiri
 Dengan bisikan pada jarak 4,5 – 6 m dalam ruang kedap suara.
 Dengan arloji dengan jarak 30 cm
 Dengan garpu tala:
Pemeriksaan Rinne
Pemeriksaan Rinne merupakan pemeriksaan pendengaran menggunakan garpu tala
untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga
yang diperiksa.
Vibrasikan garpu tala:
 Letakkan garpu tala pada mastoid kanan pasien
 Anjurkan pasien untuk memberi tahu sewaktu tidak merasakan getaran lagi
 Angkat garpu tala dan pegang di depan telinga kanan pasien
 Anjurkan pasien untuk memberi tahu apakah masih mendengar suara getaran atau
tidak.
Normalnya suara getaran masih dapat didengar karena konduksi udara lebih baik
daripada konduksi tulang.

Sumber: docplayer.info
Pemeriksaan Weber
Pemeriksaan Weber merupakan pemeriksaan pendengaran menggunakan garpu
tala untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan.
Vibrasikan garpu tala:
 letakkan garpu tala di tengah-tengah puncak kepala pasien.
 Tanya pasien tentang telinga yang mendengar suara getaran lebih keras.
Normalnya kedua telinga dapat mendengar secara seimbang sehingga getaran dirasakan
ditengah-tengah kepala.
Sumber: slideshare.net
Pemeriksaan Schwabach
Pemeriksaan Schwabach merupakan pemeriksaan pendengaran menggunakan
garpu tala untuk membandingkan hantaran tulang orang diperiksa dengan pemeriksa
yang pendengarannya normal. Syarat utama dilakukannya pemeriksaan ini adalah
pemeriksa harus dipastikan terlebih dahulu memiliki pendengaran yang normal.
Dalam persiapan pasien, instruksikan pada pasien untuk memberikan isyarat ketika dia
tidak merasakan getaran dari garpu tala. Vibrasikan Garpu tala:
 Letakkan tangkai garpu tala pada Processus Mastoideus O. P. sampai pasien tidak
merasakan getaran lagi. Setelah pasien tidak merasakan getaran, segera pindahkan
garpu tala ke area Processus Mastoideus O. P. pemeriksa yang memiliki
pendengaran normal. Bila pemeriksa masih dapat mendengar/ merasakan getaran,
maka pemeriksaan Schwabach memendek.
 Bila pemeriksa tidak mendengar maka pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya.
Ketika dilakukan pemeriksaan sebaliknya, bila pasien masih merasakan getaran,
maka pemeriksaan Schwabach mengalami perpanjangan.

Sumber: xdocs.tips
Kesimpulan Tes

Rinne Weber Schwabach Hasil


Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan Normal
pemeriksaan
Negatif Lateralisasi ke telinga Memanjang Tuli konduktif
yang sakit
Positif Lateralisasi ke telinga Memendek Tuli sensori
yang sehat neural
Catatan: Pada tuli kondusif <30dB, Rinne bisa masih positif
C. Alat dan bahan
1. Otoskop

Sumber: medicalogy.com
2. Senter

Sumber: tokopedia.com
3. Garpu tala

sumber: profmikra.org
4. Arloji

sumber: wolipop.detik.com
D. Prosedur Kerja (menjelaskan langkah/prosedur tindakan)
Prosedur Dikerjakan Tidak Dikerjakan tidak
dikerjakan sempurna
Pra-interaksi
1. Mengecek file (catatan
medis/keperawatan) pasien
2. Persiapan alat:
 Otoskop
 Senter
 Garpu tala
 arloji
Interaksi
1. Memberikan salam dan
memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Menjelaskan prosedur dan
tujuan yang akan dilakukan
4. Menjaga privasi pasien
Kerja
1. Dekatkan alat-alat ke pasien
2. Cuci tangan, pasang APD sesuai
kebutuhan
3. Anamnesa: telinga terasa
penuh/tidak, tinnitus, otore
4. Pemeriksaan fungsi
pendengaran dengan cara:
 Sederhana: uji arloji,
berbisik
 Kualitatif: uji dengan
garputala, uji rinne, uji
webber, dan uji swabach
5. Pemeriksaan uji keseimbangan
dengan cara: tes berjalan dengan
satu garis dan berputar
6. Inspeksi: kesimetrisan daun
telinga, kelainan pada daun
telinga, liang telinga (serumen,
secret, edema), membrane
timpani (menggunakan senter,
utuh saat terdapat pantulan putih
mengkilat)
Palpasi: daun telinga (nyeri,
bengkak), tulang mastoid (nyeri,
bengkak)
Terminasi
1. Lakukan evaluasi subjektif
dan sampaikan hasil
pemeriksaan pada pasien
2. Membuat kontrak selanjutnya
3. Ucapkan salam dan terima kasih
atas kerja sama pasien
4. Cuci tangan
5. Mendokumentasikan tindakkan
keperawatan yang telah
dilakukan

E. contoh soal + jawaban


1. Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan fisik?
Pemeriksaan fisik adalah proses medis yang harus dijalani saat menegakkan
diagnosis penyakit. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari bagian
kepala hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan empat cara (isnpeksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi).
2. Bagaimanakan fibrasi garpu tala pada pmeriksaan rinne?
Vibrasikan garpu tala pada pemeriksaan rinne adalah:
 Letakkan garpu tala pada mastoid kanan pasien
 Anjurkan pasien untuk memberi tahu sewaktu tidak merasakan getaran lagi
 Angkat garpu tala dan pegang di depan telinga kanan pasien
 Anjurkan pasien untuk memberi tahu apakah masih mendengar suara getaran atau
tidak.
3. Apakah yang dimaksud dengam pemeriksaan webber?
Pemeriksaan Weber merupakan pemeriksaan pendengaran menggunakan garpu tala
untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan dengan
meletakkan garpu tala ditengah-tengan kepala
4. Hasil seperti apa yang membuktikan bahwa pendengaran klien itu normal?
Apabila hasil tes rinne positif, tes weber menunjukkan tidak ada leteralisasi, dan tes
schwabach menunjukkan hasil yang sama dengan pemeriksa
5. Kapan klien dikatakan tuli sensori neural?
Apabila tes rinne positif, tes weber terdapat lateralisasi ke telinga yang sehat, serta
tes schwabachnya memendek
F. Daftar Pustaka
Annisa, F., Diana, M., & Putra, K. W. R. (2016). Pemeriksaan Fisik Head to Toe.
Debora, O. (2017). Proses keperawatan dan pemeriksaan fisik.
Hidayat, A. A. (2021). Praktik Pemeriksaan Fisik untuk Mahasiswa Keperawatan.
Health Books Publishing.
Pranata, L. (2018). Pemeriksaan Fisik.
Susmiati, dkk. (2019). Modul Praktikum Ilmu Keperawatan Dasar I (IKD I). Padang
G. Link Youtube
https://youtu.be/kIV5RBJFfZw

Anda mungkin juga menyukai