Anda di halaman 1dari 37

Diagnosis dan Tatalaksana

Gangguan Pendengaran Konduksi


pada Usia Sekolah

dr. Brastho Bramantyo Sp.THT-KL(K)


Sub-Dept. Neurotologi THT
FKUI/RSCM Jakarta
ANATOMI
Otoskopi
TELINGA LUAR
• Pinna (daun telinga)
• Flange : resonansi ~3 - 4000 Hz
• Concha : resonansi ~1 – 7000 Hz
• Meatus
• Kartilago - tulang
• Densitas & Resonansi
• resonator 3000 Hz
• serumen + rambut di LT
= filter kotoran
• Membran Timpani
• Seperti kulit elastik yang
meregang ke cincin tulang
• Bentuk kerucut = High Fidelity
Transfer
• Kelainan di telinga
luar :
• Otitis Eksterna
• Osteoma liang telinga
• Sumbatan serumen
Serumen

Benda asing
Alat – alat THT
Irigasi
Cara Pengambilan Serumen

• Paling aman: SUCTION.


• Mengeluarkan dengan pengait / hook:
• Risiko: laserasi, perdarahan kulit liang telinga.
• Mengeluarkan dengan forsep aligator.
• Risiko: BA terdorong ke dalam (bila ukurannya besar).
Telinga Tengah
 batas luar : membran timpani
 batas depan tuba eustachius
 batas bawah vena jugularis
 batas belakang aditus ad
antrum dan kanalis fasialis
pars vertikalis
 batas atas tegmen timpani
 batas dalam kanalis
semisirkularis horizontalis,
tingkap lonjong dan bundar
TELINGA TENGAH
• Proses impedansi : daya tahan thd
perubahan frekuensi
• Menghantar bunyi ke organ sensoris
• MT ke tingkap lonjong (tapak stapes) :
perbedaan ukuran sangat besar
• Tulang pendengaran :
• Maleus – Inkus – Stapes – Stapedial
Footplate  keuntungan untuk
densitas tinggi
• Tekanan udara = lingkungan luar
• Regulasi oleh tuba Eustachius
• Respon bunyi intensitas tinggi :
• Otot dan tendon >>
• Atenuator bunyi
Patologi / kelainan telinga tengah :
• Gangguan fungsi tuba eustachius
• Barotrauma
• Otitis media
• Otosklerosis, Timpanosklerosis
• Hemotimpanum
• Dislokasi tulang pendengaran
Infeksi Telinga Tengah
Otitis Media Akut
• Telinga tengah biasanya steril. Mekanisme pencegahan
infeksi telinga tengah : silia mukosa tuba eustachius, enzim
dan antibodi.
• OMA: penurunan faktor pertahanan tubuh. Sumbatan tuba
penyebab utama.
• ISNA: pencetus terjadinya OMA. Bayi lebih mudah
terganggu ( tuba pendek, lebar, agak horizontal
OMA
• Patologi: penyebab utama bakteri piogenik.
• Pada anak < 5 th: terutama Hemofilus influenza.
• Stadium: Oklusi tuba, hiperemis, supurasi, perforasi,resolusi.
kondisi klinis didapat dari gambaran membran timpani.
• Gejala klinis sesuai stadium penyakit & usia penderita.
OMA
• Gejala klinis: pd anak berupa demam tinggi, nyeri telinga, riwayat
ISNA, gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit kesakitan saat tidur,diare,
kejang.
• Gejala pd orang dewasa berupa nyeri telinga, gangguan pendengaran,
rasa penuh pd telinga.
• Bila ruptur spontan MT maka keluhan mereda, suhu tubuh turun,
tenang, keluar cairan dari liang telinga.
GARPU TALA/PENALA
PEMERIKSAAN GARPU TALA

• Kwalitatif
• Kwantitatif (kurang valid)
• Anak di atas 7 th : kooperatif
• Alat portable
• Skrining awal (Weber) :
prediksi gangguan
pendengaran
Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Interpretasi

Positif Lateralisasi tidak Sama dengan Normal


ada pemeriksa

Negatif Lateralisasi ke Memanjang Tuli Konduktif


telinga yang sakit

Positif Lateralisasi ke Memendek Tuli sensorineural

Kesimpulan Tes Penala


telinga yang sehat
ALAT TIMPANOMETRI
Pemeriksaan Acoustic
Immittance

• 1. TIMPANOMETRI

• 2. REFLEKS AKUSTIK

• 3. REFLEKS AKUSTIK
DECAY

• 4. TES FUNGSI TUBA


INTERPRETASI TIMPANOGRAM
226 Hz
Tipe timpanogram modifikasi
klasifikasi JERGER dan LIDEN
• Tipe A = normal
• Tipe Ad (deep) = pada scarred
atau flaccid eardrum
• Tipe Add = mis. pada diskontinu
tulang
• Tipe As (shallow) = mis.pada
fiksasi tulang
• Tipe C = mis. pada disfungsi tuba
• Tipe B = mis. pada OME
TIMPANOGRAM PARADISE
REFLEKS AKUSTIK DECAY
• Refleks akustik decay : 10 dB SL – CL pada pendengaran
normal
• Pada 2000 Hz dan 4000 Hz : normal; kemungkinan juga
positif
• Patologis jika pada 500 Hz positif
Ilustrasi Tes Valsava dan Toyenbe :
MT utuh & tuba paten
 Timpanogram awal (a)
 Pasca maneuver Valsava ( b)
 Pasca menelan  ( c )  tuba paten
sfaisa
LENGKUNG REFLEKS
SYARAT PEMERIKSAAN AUDIOMETRI

 Orang yang diperiksa :


kooperatif, tidak sakit, mengerti
instruksi, bunyi di telinga, bebas
bising min. 12 - 14 jam
 Alat audiometer terkalibrasi
 Pemeriksa : mengerti cara
penggunaan, sabar dan telaten
 Ruangan pemeriksaan : kedap
suara maksimal 40 dBA SPL
DERAJAT GANGGUAN PENDENGARAN
Normal N N N N

T.Konduktif

T.SNHL
Koklear

T.Campur
Terapi OMA
• Tergantung stadium penyakit.
• Oklusi: membuka tuba, antibiotika andai penyebab bukan
virus atau alergi.
• Presupurasi(hiperemis): antibiotika +/- 7 hari, tetes
hidung, analgetika, miringotomi (bila perlu).
• Supurasi: antibiotika, miringotomi
• Perforasi: cuci telinga, antibiotika
• Resolusi: (+) tanpa terapi, (-) antibiotika.
• Bila OMA berlanjut >3minggu disebut otitis media
supuratif subakut, >2bulan disebut otitis media supuratif
kronis(OMSK).
• Komplikasi: abses subperiosteal, meningitis, abses otak

Anda mungkin juga menyukai