Anda di halaman 1dari 63

TANDA DAN GEJALA

PENYAKIT-PENYAKIT THT-KL

SERTA PEMERIKSAANNYA

A. Tenri Sanna
POTONGAN FRONTAL TELINGA
A. TELINGA

- Fungsi Pendengaran : Telinga luar, tengah dan dalam

- Fungsi Keseimbangan : Telinga dalam


KELUHAN-KELUHAN UTAMA PADA PENYAKIT
TELINGA

¢ Telinga nyeri/sakit (otalgia)


¢ Keluar cairan dari telinga (otore)

¢ Telinga gatal

¢ Telinga berdenging (tinnitus)

¢ Telinga terasa penuh

¢ Tuli (gangguan fungsi pendengaran)

¢ Benjolan di telinga

¢ Daun telinga merah

¢ Benda asing didalam liang telinga (corpus


alienum)
TELINGA LUAR
KONGENITAL
Sinus preaurikuler /
fistel preaurikuler

Ø biasanya terletak di
anterior crus helix
Ø dapat terjadi
inflamasi
Ø terapi: sinusektomi
Microtia

Type I Type II Type III


Ø Deformitas aurikula → berukuran kecil
Ø Biasanya berhubungan dengan atresia liang telinga
Ø Terapi : rekonstruksi (graft kartilago)
TRAUMA

Hematoma aurikula

Ø Trauma tumpul →
cairan atau darah
berkumpul di antara
perikondrium dan
kartilago aurikula
Ø Terapi: insisi
drainase
TUMOR

Karsinoma pada
aurikula

Ø Terdapat ulkus pada


heliks
Ø Terapi: reseksi luas
INFEKSI
Perikondritis

Ø Infeksi pada kartilago


Ø Bengkak dan merah
kadang disertai nyeri
dan demam
Ø Kuman tersering:
pseudomonas
INFEKSI

Heroes Zooster
Oticus/ ramsay hunt
syndrome

Ø Penyebab virus
varisella zoster
Ø Ditandai dengan nyeri
kadang disertai
parese fasialis
INFEKSI

OTITIS EKSTERNA

Ø Otitis eksterna sirkumskripta


Ø Otitis eksterna difusa

Ø Penyebab: bakteri, virus, jamur

Ø Predisposisi: trauma (akibat dikorek), iklim,


immunocrompromise, sering berenang , dll
auto mikosis
biasanya penderita dm
Cerumen obturan

Ø Gejala: rasa penuh


pada telinga,
penurunan
pendengaran

Ø Terapi: keras→
gliserin, lembek→
spooling/ irigasi
BENDA ASING TELINGA
Ø Gejala: rasa penuh
pada telinga,
penurunan
pendengaran

Ø Terapi: tergantung
jenis benda asing:
- spooling/ irigasi
- ekstraksi
TELINGA TENGAH
INFEKSI
Otitis media efusi

Ø Penumpukan cairan
di belakang gendang
telinga tanpa terjadi
perforasi
Ø Terapi : parasintesis /
pemasangan groumet
tube
INFEKSI

Otitis Media

• Otitis Media Akut


(OMA)
• Otitis Media
Supuratif Kronik
(OMSK)

Ø Perforasi membran
timpani
besar
(sub total)

kecil total

sedang
VERTIGO
Vertigo → bukan penyakit

Vertigo / Vertere (lat) merupakan gejala berupa keluhan sensasi


berputar

Pembagian vertigo menurut waktu terjadinya :


1. Vertigo spontan : Timbul tanpa rangsangan
2. Vertigo posisi : Timbul pada perubahan posisi kepala
3. Vertigo kalori : Timbul saat tes kalori

- Kelainan pada organ vestibuler dan SSP : perifer dan sentral


- Pemeriksaan Keseimbangan : utk menentukan perifer atau sentral
- Melibatkan bbrp disiplin ilmu
HIDUNG
DAN
SINUS PARANASALIS
¢ KELAINAN HIDUNG DAN SINUS PARANASALIS
YANG SERING DITEMUKAN :
- INFEKSI (akut/kronis, spesifik/non spesifik)
- KELAINAN KONGENITAL
- TRAUMA
- NEOPLASMA
Keluhan dan Gejala

- Obstruksi nasi
- Bersin-bersin
- Foetor nasi hidung berbau

- Post nasal drips lendir jtuh ke tenggorokan

- Rinoreaberingus

- Rinolalisuuara sengau

- Epistaksis mimisan

- Sefalgia sakit kpla

- Nyeri tekan
- Gangguan penghidu anosmia : tdak ada penghidu

- Kosmetik
ANATOMI HIDUNG

1. Sinus frontal
2. Sinus etmoid
anterior
3. Aliran dari sinus
frontal
4. Aliran dari
ethmoid
5. Sinus etmoid
posterior
6. Konka media
7. Sinus sphenoid
8. Konka Inferior
9. Hard palate
TRAUMA
Fraktur os nasal

Ø Tampak deformitas
Ø Palpasi: krepitasi

Ø Terapi: reduksi /
reposisi ( golden
periode < 48 jam)
TRAUMA

Epistaksis

• Anterior (plexus
kiesselbach)
• Posterior (plexus
woodruff’s)

Ø Terapi: tampon
hidung
KONGENITAL / TRAUMA
Deviasi septum

¢ Derajat ringan-berat

¢ Terapi: septoplasty
INFEKSI

Rhinitis Akut
(common cold)

Ø Penyebab tersering :
virus
Ø Terapi: simptomatik
INFEKSI
Sinusitis akut

Ø Gejala rhinitis akut


disertai sakit kepala,
facial pain, post nasal
drips, anosmia
TUMOR
Tumor sinonasal

Ø Jinak hingga ganas

Ø Gejala: obstruksi nasi


kadang disertai
dengan blood stained
rhinore
PENYAKIT
LARING DAN FARING
Nasofaring / epifaring

Orongfaring / mesofaring

Laringofaring / hipofaring

Gambar : Pembagian Faring


GEJALA KELAINAN LARING DAN FARING

¢ Disfagi
proses menelan

¢ Odinofagi
¢ Batuk
¢ Disfoni sampai afoniberbicara

¢ Odinofoni
¢ Stridor inspiratoar
¢ Gagging
¢ Dispneu
RADANG FARING-LARING & HIPERTROFI
JARINGAN LIMFOID FARING

HIPERTROFI ADENOID
Jar. adenoid Ì nasofaring terutama dinding
atas & posterior
Adenoid salah satu jaringan limfoid Ì
cincin Waldeyer, ada sejak lahir Ì ada sejak
lahir Ì ukuran terbesar usia prasekolah &
sekolah awal Ì involusi
Hipertrofi adenoid Ì massa adenoid Ì
hipertrofi Ì sebagian nasofaring
HIPERTROFI ADENOID
GEJALA KLINIS

¢ Obstruksi nasi
¢ Rinolalia oklusa

¢ Mouth breathing :

Ê maloklusi & overbite


Ê infeksi saluran nafas bawah
Ê oklusi tuba & O.M. berulang
¢ Facies adenoidea
PEMERIKSAAN ADENOID

1. Direkta
2. Indirekta
3. Palpasi
4. X-foto : True lateral RAN perbandingan
jarak antara batas posterior palatum durum &
sisi antero-inferior sinkondrosis sfenoid basis
oksiput
TONSILITIS AKUT

¢ GEJALA
? Panas tinggi
? Odinofagi & disfagi
? Foetor ex ore
? Referred otalgia
¢ FARINGOSKOPI
C Tonsil hiperemis
C Exudat muara kripte
C Kelenjar limfe regional tidak membesar
Tonsilitis akut Tonsilitis hipertrofi
ABSES PERITONSILER

¢ Komplikasi tonsilitis akut


¢ Nanah ruang peritonsil

Insidens & Etiologi


¢ Jarang anak
¢ Unilateral
Aerob : Streptococcus hemoliticus
Anaerob : Bacteriodes species
¢ GEJALA KLINIS
¤ Demam
¤ Disfagi & trismus foetor ex ore
¤ Referred otalgia HOMOLATERAL
¤ Nyeri kelenjar limfe regional
¤ Disathri, rhinolalia & cefalgia

¢ PENATALAKSANAAN
¬ Konservatif
¬ Incisi & drainage
¬ Operatif
Abses peritonsiler
PENYAKIT LARING
TUMOR

Vocal nodul

Ø Penyebab tersering:
vocal abuse (penyanyi,
guru, dll)
Ø Simptom: disfoni
Ø Terapi: operasi
(eksisi)
TUMOR

Karsinoma laring

Ø Penyebab terbanyak:
rokok
Ø Gejala: disfoni
hingga sesak

Ø Terapi: laringektomi
PEMERIKSAAN THT
ANAMNESIS
FISIS THT
- Otoskopi
- Rinoskopi anterior dan posterior
- Faringoskopi
- Laringoskopi indirek
PEMERIKSAAN PENDENGARAN
- Tes garpu tala
- Audiometri
PEMERIKSAAN FUNGSI KESEIMBANGAN
- Tes Romberg , Tes Mann, Tes Stepping, Tes Kalori

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboratorium
- Radiologi : Sesuai dengan organ yg sakit
- Tes Alergi
TES PENDENGARAN

• TUJUAN :
• Mengukur derajat /berat ringannya ketulian
• Menentukan jenis/kualitas ketulian

• PRINSIP :
• Menilai jawaban penderita terhadap bunyi tertentu
• yang disajikan/bahan tes
• Harus dimengerti istilah AC dan BC

• JENIS TES PENDENGARAN


• Tes bisik
• Tes Garpu Tala
TES BISIK

• Bahan tes : Bisikan dokter, yang disebut AC


• Banyak digunakan untuk skrining/penyaringan calon pegawai
• Ada 3 syarat yang harus dipenuhi :
1. Bahan tes
2. Ruangan tes
3. Penderita
• Tehnik pelaksanaan
• Jarak pendengaran
• Interpretasi hasil pemeriksaan :
6 meter : Normal
5 meter : Dalam batas normal
4 meter : Ketulian ringan
3 – 2 meter : Ketulian sedang
< 1 meter : Ketulian berat
TES GARPU TALA

• Digunakan seperangkat GT frekuensi rendah sampai tinggi :


- 128 Hz – 1024 Hz
- 256 Hz – 2048 Hz
- 512 Hz – 4096 Hz
• Tujuan Tes GT : Menentukan Jenis ketulian
• Tes GT : Garis pendengaran, Tes Rinne,
Tes Weber, Tes Schwabach
• Teknik pemeriksaan dan interpretasi

JENIS KETULIAN
• Ketulian Penurunan intensitas pendengaran
seseorang dibandingkan orang normal
• Jenis ketulian : Konduktif, Sensorineural, Campuran
• Lokalisasi ketulian menentukan jenis ketulian
TES GARIS PENDENGARAN

Interpretasi :
Tuli konduktif : Batas bawah garis pendengaran
Tuli perseptif : Batas atas garis pendengaran
TES GARPU TALA

Rinne

Tujuan : Membandingkan hantaran udara


dengan hantaran udara pada satu telinga

Interpretasi :
Rinne + : Normal atau tuli sensorineural
Rinne - : Tuli konduktif
TES GARPU TALA

Weber

Tujuan : Membandingkan hantaran tulang pada kedua telinga untuk


melihat ada tidaknya lateralisasi

Interpretasi :
- Kedua telinga normal : tidak ada lateralisasi
- Salah satu telinga t. konduktif : lateralisasi ke arah yang sakit
- Kedua telinga konduktif : lateralisasi ke arah yang lebih berat
- Salah satu telinga t. sensorineural : lateralisasi ke arah yang sehat
- Kedua telinga t. sensorineural :lateralisasi ke arah yang lebih ringan
- Satu konduktif dan satu sensorineural : lateralisasi ke arah yang konduktif
TES GARPU TALA
Schwabach

Tujuan : Membandingkan hantaran tulang penderita dengan


hantaran tulang pemeriksa

Interpretasi :
- Schwabach memanjang : tuli konduktif
- Schwabach memendek : tuli sensorineural
AUDIOMETRI
DEFINISI :
AUDIMETRI : Pengukuran pendengaran dengan audiometer
AUDIOMETER : Alat elektroakustik yang mampu meng-
hasilkan bunyi dengan sifat-sifat yang
dikehendaki pemeriksa
Bunyi tes disajikan lewat headphone
BC disajikan lewat vibrator untuk ditempelkan di mastoid
Prinsip pengukuran : Menentukan intensitas minimal /
ambang pendengaran pada masing-masing frekuensi
HASILNYA DIGAMBARKAN DALAM BENTUK AUDIOGRAM
Derajat ketulian ditentukan dengan mengukur nilai
Rata-rata dari frekuensi percakapan (500-1000-2000 Hz)
Derajat ketulian menurut ISO 1964 :
- Normal = -10 s/d 26 dB
- Tuli ringan = > 26 s/d 40 dB
- Tuli sedang = > 40 s/d 55 dB
- Tuli sedang – berat = > 56 s/d 70 dB
- Tuli berat = > 70 s/d 90 dB
- Tuli total = > 90 dB

JENIS KETULIAN ????

Anda mungkin juga menyukai