PEMBIMBING:
KOLONEL (PURN) DR. TRI DAMIJATNO. SP. THT -KL
MAYOR CKM DR. JUNICKO SACRIFIAN ANORAGA SP. THT -KL
Hasil Survei
Kesehatan Indera
Angka kejadian Pendengaran
OMA menurun Prevalensi OMA di
pada orang Tahun 1994-1996: setiap negara
dewasa tetapi Prevalensi bervariasi,
meningkat sebesar morbiditas Telinga, berkisar 2,3 –
2,3% setelah usia Hidung dan 20%.1
75 tahun.1 Tenggorok 38,6%
di tujuh provinsi di
Indonesia.16
ANATOMI SALURAN PERNAPASAN
3. Laring
ANATOMI TELINGA
2. Stadium Hiperemis
3. Stadium Supurasi
3 4
4. Stadium Perforasi
5. Stadium Resolusi
5
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS ISPA
Pemeriksaan fisik
Anamnesis
(Rhinoskopi Anterior)
• Permukaan mukosa
• Rasa panas, kering
hidung tampak merah
dan gatal dalam
dan membengkak.
hidung
• Infeksi lebih lanjut
• Bersin-bersin
membuat sekret
• Hidung tersumbat
menjadi kental dan
• Demam
sumbatan di hidung
• Nyeri kepala
bertambah.
DIAGNOSIS OMA
Stadium Anamnesis Otoskopi
1. Oklusi tuba Diawali dengan ISPA dan diikuti - Membran timpani: Retraksi, warna
dengan gejala di telinga: kadang masih normal atau mulai
- Terasa penuh hiperemis
- Grebeg-grebeg - Terdapat gangguan pendengaran
- Gangguan pendengaran tuli konduktif
3. Supurasi - Antibiotik
- Miringotomi bula membran tempani masih utuh
4. Perforasi - Obat cuci telinga H202 3% selama 3-5 hari
- antibiotik
5. Resolusi - Sekret masih keluar: antibiotik dilanjutkan hingga 3 minggu
CASE REPORT
ANAMNESIS
Pada tanggal 15 Februari seorang pasien laki-laki bernama Tuan H
(32 tahun), datang ke poliklinik THT RS TK II Moh. Ridwan Meuraksa
dengan keluhan keluar cairan dari telinga kiri sejak satu minggu
sebelumnya yang terkadang dirasa nyeri. Pasien mengatakan bahwa
cairan yang keluar berwarna bening kekuningan, agak kental dan
tidak berbau. Pasien juga mengeluh telinga kiri berdengung, kadang-
kadang pendengaran berkurang.
Pasien mengatakan juga mengalami demam dan batuk pilek dalam
jangka waktu satu minggu tersebut, namun sudah membaik ketika
datang ke poliklinik. Keluhan menjadi lebih buruk ketika pasien
kelelahan dan keluhan dirasa berkurang ketika pasien beristirahat.
• Pasien sudah pernah berobat sebelumnya di Puskesmas Kecamatan
Makasar untuk mengatasi keluhannya. Dokter sebelumnya
meresepkan pasien berupa Dexamethason, Molexflu dan Ambroxol,
namun setelah minum obat keluhan tidak kunjung membaik.
2. Pemeriksaan Objektif
• Telinga
Telinga kiri : terdapat discharge mukoid warna bening kekuningan, terlihat membran timpani
perforasi kecil di bagian sentral
• Hidung : Tidak ditemukan kelainan
• Sinus : Tidak ditemukan kelainan
• Tenggorok : Tidak ditemukan kelainan
• Leher dan kepala : Tidak ditemukan kelainan
• Mulut dan Gigi : Tidak ditemukan kelainan
DISKUSI
• ISPA pada pasien menyebabkan obstruksi tuba, sehingga
infeksi pada nasofaring dapat masuk ke telinga tengah.
• Pemeriksaan fisik telinga mengkonfirmasi adanya proses
inflamasi akibat infeksi pada telinga tengah. Tampak sekret
mukopurulen pada liang telinga kiri, karena adanya proses
inflamasi akibat infeksi pada telinga tengah yang diawali
dengan ISPA.
• Pada membran timpani tampak hiperemis dan perforasi kecil
pada pars tensa dengan sekret yang terlihat keluar melalui
lubang perforasi.
• Berdasarkan data pasien diatas dapat mengarahkan diagonis
kerja yaitu Otitis Media Akut AS.
• Terapi medikamentosa pada pasien diberikan
antibiotik topical ofloxacin pada telinga yang otore,
karena bersifat ototoksik dan antibiotik oral
ciprofloxacin untuk adekuasi terapi dengan tablet
antihistamin chlorpheniramine maleat apabila
terdapat alergi.
• Pasien diminta kembali lagi untuk kontrol setelah 2
minggu untuk melihat perkembangan terutama
berhentinya otore dan penutupan pada perforasi
membran timpani.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2011. Depkes RI. Jakarta: 2012
2. Djaafar ZA., Helmi, Restuti RD. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Soepardi EA., Iskandar HN. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 7. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2012.
3. Djaafar ZA., Helmi, Restuti RD. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Soepardi EA., Iskandar HN. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2017.
4. Umar S., Restuti RD., Suwento R., Priyono H., Mansyur M. Prevalensi dan Faktor Risiko Otitis Media Akut Pada Anak-anak di
Kotamadya Jakarta Timur. Skripsi FKUI. Depok: 2013.
5. Gulya AJ., Anatomy of the ear and temporal bone. In: Glasscock III ME, Gulya AJ, editors. Glasscokc-Shambaugh, surgery of the
ear. Fifth edition. BC Decker Inc. Ontario: 2003.
6. Boies, Adams, Higler. Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. EGC. Jakarta: 1997.
7. Harmes KM., Blackwood RA., Burrows HL., Cooke JM., Harrison RV., Passamani PP. Otitis Media: Diagnosis and Treatment. Clinical
practice guidline. American Academy of Family Physycian. USA: 2013.
8. Dhingra PL., Dhingra S., Dhingra D. Disease of Ear Nose and Throat & Head and Neck Surgery. 6th ed. Elsevier. Haryana: 2014.
9. Kerschner JE. Otitis Media. In: Kliegman RM., ed. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. Saunders Elsevier. USA: 2007.
10. American Academy of Pediatrics and American Academy of Family Physicians. Diagnosis and Management of Acute Otitis Media.
Clinical Practice Guideline. Pediatric 2004: 113(5):1451-1465.
11. Neff MJ. AAP, AAFP release guideline on diagnosis and management of acute otitis media. Am Fam Physician. 2004;69(11):2713-
2715.
12. Healy GB, Rosbe KW. Otitis media and middle ear effusions. In: Snow JB, Ballenger JJ,eds. Ballenger’s otorhinolaryngology head and
neck surgery. 16th edition. BC Decker New York: 2003.
13. Ramakrishnan K, Sparks RA, Berryhill WE. Diagnosis and treatment of otitis media. Am Fam Physician. 2007;76(11):1650-58.
14. Rosenfeld RM. Clinical pathway for acute otitis media. In: Rosenfeld RM, Bluestone CD,eds. Evidence-based otitis media.
15. Jacobs MR. Current considerations in the management of acute otitis media. Infectious disease Otitis Media. US Pediatrics review:
2007.
16. Monasta, L., et al. 2012. Burden of Disease Caused by Otitis Media: Systematic Review and Global Estimates. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22558393 [Accessed February 2018].