Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN STUDI KASUS

“TUBERKULOSIS PARU DILIHAT DARI


PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS CEMPAKA PUTIH”

Disusun Oleh :
Nerissa Arviana R
1102013210

Pembimbing :
Dr. Dian Mardhiyah, MKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2019
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “TUBERKULOSIS PARU


DILIHAT DARI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH” ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Mei 2019


Pembimbing,

dr. Dian Mardhiyah, MKK


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahii wa Barakatuuh,


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis
sehingga Studi Kasus Diagnosis Holistik yang berjudul “Tuberkulosis Paru
Dilihat dari Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Cempaka Putih” ini
dapat diselesaikan.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai salah satu sumber
pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan
Masyarakat, semoga dapat memberikan manfaat. Penyelesain laporan ini tidak
terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar, dokter dan tenaga
medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Dian Mardhiyah, MKK selaku pembimbing dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
2. dr. Yusnita, M.Kes, selaku kepala bagian dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK selaku koordinator dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
4. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku bendahara dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
5. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
8. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.

Jakarta, April 2019

Tim Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS
A. BERKAS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun
Alamat : Cempaka Putih Barat RT 01/06
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Asisten Rumah Tangga
Agama : Islam
Tempat Berobat : Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Tanggal Berobat ; 22 April 2019

II. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 21 April 2019 pukul 11.00
WIB di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih. Seorang pasien
perempuan dewasa berusia 35 tahun datang ke Poliklinik Paru
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih.
1. Keluhan Utama
Batuk berdahak sejak sepuluh bulan yang lalu.
2. Keluhan Tambahan
Tidak ada.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. F datang ke Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih untuk kontrol
rutin ke Poli Paru setelah di diagnosis oleh dokter dengan
Tuberkulosis Paru lima bulan yang lalu. Sejak sepuluh bulan yang
lalu, pasien mengaku sudah merasakan batuk-batuk berdahak yang
dirasa tidak kunjung sembuh. Pasien sudah meminum obat-obatan
untuk batuk yang dapat dibeli di apotek, namun keluhan tetap ada.
Beberapa bulan setelahnya, pasien mengaku batuk juga disertai darah
berwarna merah dengan jumlah sedikit dan juga bercak yang keluar
bersama dengan dahaknya. Batuk dirasakan sangat sering dan berat,
terkadang terasa sesak jika batuk semakin memberat. Kemudian,
pasien juga mengeluh sering keringat dingin malam hari, badan terasa
lemas dan pusing terutama jika melakukan pekerjaan sebagai asisten
rumah tangga. Kadang badan panas dan meriang serta berat badan
dan nasfu makan menurun sejak 3 bulan setelah batuk dirasakan.
Pasien mengaku bahwa di lingkungan tempat kerja yaitu suatu rumah
kos-kosan, ada rekan kerja pasien yang juga menderita keluhan
batuk-batuk sejak lama dan tindak kunjung sembuh.
Setelah 5 bulan merasakan keluhan, pasien akhirnya memutuskan
untuk memeriksakan diri ke Puskesmas Cempaka Putih dan di
diagnosis tuberkulosis paru dengan pemeriksaan BTA (+). Saat ini,
keluhan yang dirasakan hanya batuk berdahak tetapi sudah jarang.
Pasien juga merasakan ada perbaikan selama proses pengobatan serta
berat badan mulai naik dan nafsu makan membaik.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak memiliki keluhan serupa sebelumnya, namun memiliki
riwayat tumor payudara tiga tahun yang lalu dan sudah dilakukan
operasi. Pasien terkadang batuk sebelumnya, tetapi hilang timbul,
ringan, tidak berdahak dan sembuh sendiri dengan obat batuk yang
dapat dibelinya di Apotek. Pasien menyangkal memiliki riwayat
alergi.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal anggota keluarganya memiliki sakit serupa.
Riwayat penyakit tumor payudara disangkat. Riwayat DM,
hipertensi, dan alergi pada keluarga juga disangkal.
6. Riwayat Pengobatan
Ny. F selalu membeli obat-obatan untuk batuk yang dideritanya
sebelumnya di Apotek dan memiliki riwayat operasi pengangkatan
tumor payudara tiga tahun sebelumnya.
Saat ini pasien sedang dalam masa pengobatan intensif Tb Paru
bulan ke-5, yaitu fase lanjut.
7. Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Ny. F adalah seorang janda dan memiliki dua anak. Aspek ekonomi
keluarga Ny. F tergolong menengah kebawah. Saat ini Ny. F yang
menanggung perekonomian keluarga dengan bekerja sebagai asisten
rumah tangga dengan penghasilan sebesar Rp 1.500.000,- per bulan.
Pembiayaan kesehatan Ny. F dan kedua anaknya menggunakan
BPJS sehingga dapat dijangkau. Aspek sosial Ny. F dan keluarga
cukup baik, sering berkumpul dengan tetangga dan temannya, hal ini
mencerminkan interaksi dengan tetangga tergolong baik.
8. Riwayat Kebiasaan
Ny. F biasanya makan 3x sehari dengan nasi, lauk-pauk yang
bervariasi seperti ayam, ikan atau tahu tempe dan telur serta sayuran
seperti tumis kangkung, bayam dan sop.

III. Pemeriksaan Fisik


A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign :
- Tekanan darah : 100 / 70 mmHg
- Nadi : 72 x/menit
- Pernapasan : 18 x/menit
- Suhu : 36,6
- Berat badan : 52 kg
4. Status Generalis
- Kepala : bentuk normocephal, luka (-), nyeri (-), rambut tidak
mudah dicabut, papul (-), nodul (-), makula (-)
- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), warna
kelopak coklat, radang (-/-), eksoftalmus (-), strabismus (-)
- Hidung : nafas cuping hidung (-/-), rhinorrhea (-/-), epistaksis (-/-
), deformitas hidung (-/-)
- Mulut : mukosa bibir pucat (-/-), sianosis (-/-), bibir kering (-/-)
- Telinga : otorrhea (-/-), pendengaran berkurang (-/-), nyeri tekan
mastoid (-/-), cuping teling dbn
- Tenggorok : tonsil membesar (-/-), pharing hiperemis (-)
- Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-)
- Thorax : normochest, simetris, pernafasan thoracoabdominal
- Cor : Inspeksi : - ictus cordis tidak tampak,
-Terdapat bekas operasi di payudara
kanan yang sudah kering
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi :
Batas kiri atas : ICS II Linea para sternalis sinistra
Batas kanan atas: ICS II Linea para sternalis dekstra
Batas kiri bawah: ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan bawah : ICS IV linea para sternalis dekstra
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal,
regular, bunyi jantung tambahan (-).
- Pulmo :
Inspeksi : bentuk normal, pengembangan dada kanan = dada kiri
Palpasi : fremitus teraba kiri sama dengan kanan / simestris
Perkusi : sonor – sonor
Auskultasi :
- Suara napas vesikuler (+/+)
- Rhonki (-/+)
- Wheezing (-/-)

- Abdomen :
Inspeksi : sejajar dinding dada, massa (-)
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba,
tugor baik
Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen
- Ekstremitas : Akral hangat (-), edema (-)

IV. Pemeriksaan Penunjang


 BTA (+) pada tanggal 4 Desember 2018
 BTA (-) pada tanggal 8 Maret 2018

B. BERKAS KELUARGA
I. Profil Keluarga
 Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Ny. F
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Janda
Alamat : Cempaka Putih Barat
Pekerjaan : Asisten rumah tangga
Pendidikan : SMA
b. Struktur Komposisi Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah single-parent family yang terdiri dari Ibu
dan kedua anaknya, yaitu Ny. F, Nn. R dan Nn. A.
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No. Nama Kedudukan Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Keterang


dalam kelamin an
keluarga Tambaha
n

1. Ny. F Kepala Perempuan 35 thn SMA Asisten Pasien


keluarga rumah
tangga

2. Nn. R Anak Perempuan 20 thn SMA SPG Anak


pasien

3. An. A Anak Perempuan 12 thn SD Pelajar Anak


pasien

c. Genogram
1. Bentuk Keluarga
Keluarga terdiri atas satu generasi. Bentuk keluarga ini adalah
single parent family yang terdiri atas Ny. F (35 tahun) sebagai
kepala keluarga, Nn. R (20 tahun) sebagai anak sulung dan An.
A (12 tahun) sebagai anak bungsu. Tahapan siklus keluarga
dikutip dari Duvall (1985) dan Miller (1998), keluarga Ny. F
berada pada tahapan siklus keluarga yang kelima, yaitu
keluarga dengan anak-anak remaja.
2. Family Map

Gambar 1.1 Genogram


Keterangan:
: laki-laki : Bercerai

: Perempuan

: Pasien

 Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah : Kontrakan
Daerah pemukiman : Padat

No. Komponen Rumah Kriteria Nilai Bobot


yang Dinilai
I. Komponen Rumah
1. Langit – langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan dan rawan 1 62
kecelakaan 2
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan
2. Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman 1
bamboo) 2
b. semi permanen / setengah tembok. 93
Pasangan bata atau batu yang tidak 3
diplester/papan tidak kedap air
c. Permanen (tembok/pasangan batu bata
yan diplester)
3. Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bamboo dekat dengan 1
tanah/plesteran yang retak dan berdebu 62
c. diplester/ubin/keramik/papan (rumah 2
panggung)
4. Jendela kamar tidur a. tidak ada 0 31
b. ada 1
5. Jendela ruang keluarga a. tidak ada 0
b. ada 1
6. Ventilasi a. tidak ada 0 31
b. ada, lubang ventilasi dapur <10% dari 1
luas lantai 2
c. ada, lubang ventilasi >10% dari luas
lantai
7. Lubang asap dapur a. tidak ada 0
b. ada, lubang ventilasi dapur <10% dari 1
luas lantai 2
c. ada, lubang ventilasi dapur >10% dari
luas lantai dapur (asap keluar dengan
sempurna, atau ada exhaust fan / peralatan
sejenis
8. Pencahayaan a.tidak terang, tidak dapat dipergunakan 0 31
untuk membaca
b. kurang terang 1
c. terang dan tidak silai sehinga dapat 2
dipergunakan untuk membaca dengan
normal
II. Sarana Sanitasi 25
1 Sarana air bersih a. tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH) b. ada, bukan milik sendiri dan tidak 1
memenuhi syarat kesh 75
c. ada, milik sendiri dan tidak memenuhi 2
syarat kesh 3
d. ada, bukan milik sendiri dan memenuhi 4
syarat kesh
e. ada, milik sendiri dan memenuhi syarat
kesh
2. Jamban (saran a. tidak ada 0
pembuangan kotoran) b. ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, 1
disalurkan ke sungai /kolam
c. ada, bukan leher angsa, ada tutup, 2 100
disalurkan ke sungai atau kolam
d. ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic 3
tank
e. ada, leher angsa, septic tank
3. Sarana pembuangan a. tidak ada, sehingga tergenang tidak 0
limbah (SPAL) teratur di halaman
b. ada, diresapkan tetapi mencemari sumber 1
air (jarak <10 m)
c. ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 50
d. ada, diresapkan dan tidak mencemari 3
sumber air (jarak >10 m)
e. ada, dialirkan ke sekolah tertutup 4
(saluran kota) untuk diolah lebih lanjut
4. Saranan pembuangan a. tidak ada 0
sampah / tempat sampa b. ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada 1
tutup 2 75
c. ada, kedap air dan tidak bertutup 3
d. ada, kedap air dan bertutup
III. PERILAKU
PENGHUNI 44
1. Membuka jendela kamar a. tidak pernah dibuka 0
tidur b. kadang 1 44
c. setiap hari dibuka 2
2. Membuka jendela ruang a. tidak pernah dibuka 0
kerja b. kadang 1 88
c. setiap hari dibuka 2
3. Membersihkan rumah a. tidak pernah 0 88
dan halaman b. kadang 1
c. setiap hari 2
4. Membuang tinja bayi a. dibuang ke sungai/kebun/kolam 0 88
dan balita ke jamban sembarangan 1
b. kadang-kadang ke jamban 2
c. setiap hari dibuang ke jamban
5. Membuang sampah pada . dibuang ke sungai/kebun/kolam 0
tempat sampah sembarangan 1 88
b. kadang-kadang ke tempat sampah 2
c. setiap hari dibuang ke tempat sampah
TOTAL HASIL PENILAIAN 1.006

Dari tabel penilaian rumah sehat didapatkan hasil dari penilaian berjumlah 1.006
dimana jumlah tersebut kurang dari kriteria rumah sehat yaitu antara 1068 –
1200 sehingga rumah Ny.F tidak termasuk dalam kriteria rumah sehat.

b. Kepemilikan barang-barang berharga


 1 buah motor
 1 buah televisi
 1 buah lemari pendingin
 1 buah kipas angina
 1 buah setrika
 3 buah ponsel
 1 buah kompor gas
 1 buah rice cooker
6M

8M

Gambar 2. Denah Rumah Ny. F

 Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Perilaku terhadap Sakit dan Penyakit
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit terkadang mereka
menunda pengobatan dan tidak langsung memeriksakan diri ke
dokter/fasilitas layanan kesehatan lainnya.
Pasien mengaku setiap kali batuk, pasien menutup mulut dengan
kedua telapak tangannya lalu dilapkan ke pakaiannya. Pasien jarang
mengunakan masker ketika bekerja atau berkendara (umum maupun
pribadi).
c. Perilaku terhadap Pelayanan Kesehatan
Ny. F dan kedua putrinya memiliki jaminan kesehatan BPJS.
d. Perilaku terhadap Makanan
Ny. F memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Makanan yang
dimakan adalah masakan Ny. F atau putri sulung yaitu Nn. R,
terkadang keluarga Ny. F juga membeli makanan yang dijual di luar.
e. Perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan
Keluarga Ny. F membersihkan rumah dua – tiga hari sekali. Keluarga
Ny. F tinggal di rumah kontrakan yang berada di lingkungan padat
penduduk. Ny. F mengaku jarang membuka jendela rumahnya pada
siang hari karena biasanya sehari-hari berada di tempat bekerja.

 Sarana Pelayanan Kesehatan


Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai Motor Pasien berobat ke
pelayanan kesehatan Puskesmas Kecamatan
Tarif Pelayanan BPJS Cempaka Putih dengan
Kesehatan mengendarai motor
Kualitas Pelayanan Cukup memuaskan sendiri. Pasien mengaku
Kesehatan merasa puas dengan
pelayanan kesehatan
yang ada di puskesmas

 Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan
Keluarga Ny. F makan sebanyak tiga kali sehari. Biasanya mereka
makan pada pagi, siang dan malam hari. Makanan yang dimakan oleh
keluarga Ny. F dimasak sendiri oleh Ny. F atau Nn. R. Terkadang
mereka juga membeli makanan yang dijual di sekitar rumahnya.
b. Menerapkan pola gizi seimbang
Menu makan sehari-hari keluarga Ny. F yang biasa disajikan terdiri
dari nasi, ikan, telur, terkadang ayam, tahu, tempe, dan terkadang
mengkonsumsi sayur dan buah. Food recall Ny. F selama 3 hari
terakhir :
Tabel 1.4. Food recall Ny. F 18 - 20 April 2019
Tanggal Waktu Menu makanan URT Jumlah Total
Kalori Jumlah
Kalori
18/04/19 Pagi Nasi goreng 1 porsi 329 Kal 419 Kal
Telur Ceplok 1 butir 89 Kal
Air putih 2 gelas
Siang Nasi putih 1 porsi 175 Kal 595 Kal
Ayam goreng 1 potong 260 Kal
Sayur bayam 1 mangkok 23 Kal
Bakwan 1 buah 137 Kal
Air putih 2 gelas 0
Malam Nasi putih 1 porsi 175 Kal 238 Kal
Tempe goreng 1 buah 40 Kal
Sayur bayam 1 mangkok 23 Kal
19/04/19 Pagi Bubur ayam 1 porsi 372 Kal 399 kal
Sate usus 1 butir 27 Kal
Air putih 1 gelas 0
Siang Nasi putih 1 porsi 175 Kal 524 Kal
Ayam goreng 1 potong 260 Kal
Sayur asem 1 mangkok 89 Kal
Malam Nasi putih 1 porsi 175 Kal 276 Kal
Sate ayam 5 tusuk 101 Kal
20/04/19 Pagi Nasi uduk 1 porsi 260 Kal 331 Kal
Telur balado 1 buah 71 Kal
Teh manis hangat 1 gelas 0
Siang Nasi putih 1 porsi 175 Kal 281 Kal
Telor dadar 1 butir 106 Kal
Malam Nasi putih 1 porsi 175 Kal 524 Kal
Telor ceplok 1 butir 89 Kal
Ayam goreng 1 potong 260 Kal

Berat Badan Ideal (BBI) = (TB cm – 100) – (15% x (TB cm – 100)


= (158 – 100) – (10% x (158 – 100) x 15%
= 58 – 8,7
= 49,3 kg
Indeks Massa Tubuh (IMT) = BB / TB2 (m)
= 52 / (1,58)2
= 52 / 2,49
= 20,88

Jumlah kebutuhan kalori per hari:


 Kebutuhan kalori basal
49,3 x 25 kkal = 1.232,5 kkal
 Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 10% karena aktivitas yang
dilakukan pasien termasuk aktivitas ringan.
10% x 1.232,5 Kkal = 123,25 Kkal
 Total kebutuhan kalori per hari untuk pasien adalah:
1.232,5 Kkal + 123,25 Kkal = 1.355,75 Kkal

Untuk kebutuhan harian:


a. Karbohidrat (60-70%) = 60% x 1.355,75 Kkal = 813,45 Kkal
b. Protein (10-15%) = 10% x 1.355,75 Kkal = 135,57 Kkal
c. Lemak (20-25%) = 20% x 1.355,75 Kkal = 271,15 Kkal
d. Kalori selama tiga hari = 1.251 Kkal + 1.385 Kkal + 1.330 Kkal = 3.966
Kkal
e. Rata – rata konsumsi kalori pasien per hari = 1.322 Kkal/hari
f. Kelebihan kalori pasien = 1.232,5 Kkal – 1.322 Kkal= 89,5 Kkal/ hari

Kesan: Setelah menghitung kebutuhan kalori, dan dengan melihat food


recall pasien selama 3 hari bahwa dari hari pertama sampai hari ketiga
menu makan pasien kurang lebih sudah sesuai dengan jumlah
energi/kalori dan kandungan gizi yang dibutuhkan. Pasien disarankan
untuk tetap menerapkan pola makan dengan gizi seimbang agar
kebutuhan kalori pasien tiap harinya dapat terpenuhi.
 Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Pasien beserta keluarganya mempunyai keinginan agar pasien dapat
sembuh dan menganjurkan agar pasien berobat sampai tuntas untuk
penyakitnya. Pelayanan kesehatan pasien tidak dikenakan biaya
karena keluarga pasien memiliki BPJS.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Pasien tidak langsung berobat ke puskesmas dikarenakan ia merasa
bahwa keluhannya dirasa tidak terlalu mengkhawatirkan dan bisa
sembuh dengan diobati sendiri.

 Fungsi Keluarga
a. Biologis
Ny. F mengaku dirinya sudah merasa lebih sehat dibandingkan lima
bulan yang lalu. Ny. F memiliki bekas operasi tumor sejak tiga tahun
yang lalu, namun hingga saat ini tidak ada keluhan yang menganggu
pada bedan bekas operasi tersebut.
Ny. F juga mengaku sejak memiliki gangguan pernapasan, seperti
batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh, Ny. F selalu merasa
tubuhnya semakin hari semakin lemah dan tidak memiliki napsu
makan hingga terasa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun
saat ini dengan kesehatannya yang berangsur-angsur membaik, ia
mengaku sudah mulai menjalankan aktivitasnya seperti sedia kala.
b. Psikologis
Ny. F meskipun seorang single-parent yang mengasuh kedua
anaknya seorang diri tetap dapat memberikan kasih sayang dan
perhatian yang cukup. Ny. F juga mampu memberikan rasa aman dan
nyaman terhadap anggota keluarganya.
Ny. F mengaku ketika pertama kali di diagnosis dengan penyakit
ini, Ny. F sempat sedih dan khawatir karena ditakutkan penyakit akan
sukar sembuh. Ny. F sebagai kepala keluarga memikirkan kedua
putrinya, namun dengan adanya dorongan dan support dari orang tua
dan teman-teman dekat juga kedua putrinya, Ny. F menjadi yakin
untuk kesembuhan dirinya.
c. Sosial
Ny. F mampu menerapkan nilai-nilai dan norma sosial budaya yang
ada di lingkungan tempat tinggalnya. Interaksinya dengan lingkungan
sekitar juga cukup baik.
d. Ekonomi
Pencari nafkah dalam keluarga ini adalah Ny. F untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dalam keluarganya. Ny. F bekerja sebagai
Asisten Rumah Tangga dengan penghasilan Rp 1,500,000,- setiap
bulan. Pengaturan keuangan dalam keluarga dilakukan oleh Ny. F
dengan baik dan cermat agar dapat memenuhi segala kebutuhan
keluarganya. Untuk asuransi kesehatan, seluruh anggota keluarga Ny.
F memiliki asuransi kesehatan dari BPJS yang digunakan anggota
keluarga ketika berobat.

e. Spiritual
Ny. F adalah seorang yang selalu melaksanajan ibadah wajib sesuai
dengan kepercayaannya yaitu Agama Islam. Ny. F juga mampu
mengajarkan ajaran dasar agama Islam kepada kedua anaknya sejak
kecil.

 Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam Keluarga


1. Masalah dalam organisasi keluarga : pasien adalah seorang single mother
sejak tiga tahun yang lalu dan saat ini mengasuh kedua putrinya seorang
diri
2. Masalah dalam fungsi biologis : saat ini pasien sedang dalam pengobatan
Tb Paru
3. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: untuk biaya
kesehatan, keluarga memiliki BPJS.
4. Masalah lingkungan: lingkungan tempat tinggal pasien padat penduduk,
sehingga kebersihan lingkungan kurang dan jarak antar rumah saling
berdekatan
5. Masalah perilaku kesehatan: pasien sering menunda untuk berobat ke
fasilitas kesehatan. Pasien tidak mengetahui etika batuk yang benar dan
sering menggunakan alat makan dengan orang lain.
BAB II
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL DAN RENCANA PENATALAKSANAAN

A. Diagnosis Holistik
Untuk melakukan diagnostik holistik yang komprehensif maka
diperlukan tinjauan dari beberapa aspek antara lain:

1. Aspek Personal
 Alasan kedatangan: Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan
batuk berdahak sejak 10 bulan yang lalu.
 Harapan: Pasien memiliki keinginan untuk sembuh sempurna dari
penyakitnya.
 Kekhawatiran: Pasien khawatir bila sakit yang ia derita tidak segera
sembuh karena pasien sudah minum obat di apotek namun batuk tidak
kunjung hilang.
 Persepsi: Pasien merasa yakin keluhannya dapat disembuhkan dengan
pengobatan yang diberikan, karena kualitas pelayanan kesehatan di
Puskesmas Cempaka Putih cukup baik.
 Aspek Religi:
- Pasien selalu melaksanakan solat 5 waktu
- Pasien mempunyai keyakinan bahwa setiap penyakit ada obatnya
dan semua penyakit adalah milik Allah SWT
- Pasien yakin bahwa sakit yang dideritanya dapat disembuhkan
oleh Allah SWT melalui perantara dokter dan obat yang
diberikan

2. Aspek Klinik
 Diagnosis Klinis : TB Paru
 Dasar Diagnosis : Anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang
 Diagnosis Banding : Pneumonia
3. Aspek Risiko Internal
 Pasien kurang menghiraukan gejala awal pada penyakit yang
dideritanya karena merasa penyakitnya tidak begitu berat dan
bisa diatasi dengan obat-obat yang dijual bebas.
 Kurangnya kemauan pasien untuk berobat ke fasilitas
pelayanan kesehatan secepatnya saat merasa sakit
 Pasien masih belum mengetahui etika batuk yang benar

4. Aspek Risiko Eksternal


 Kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit yang
dideritanya
 Rumah pasien yang belum tergolong dalam kriteria rumah
sehat, seperti jendela yang jarang dibuka pada siang hari
sehingga kurangnya pertukaran udara bersih

5. Aspek Fungsional
Menurut International Classification Primary Care (ICPC), secara
fungsional pasien digolongkan pada tingkat II, yaitu pasien masih
dapat melakukan aktivitas sehari-hari namun terdapat sedikit kesulitan
dan penurunan aktivitas karena tubuhnya yang melemah.
B. Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow Up


Aspek Personal  Menjelaskan mengenai Pasien dan Saat pasien  Mengurangi kecemasan pasien  Pasien memahami lebih
TB Paru adalah penyakit keluarga berobat ke  Pasien mengetahui penyakitnya jauh dan mendetail
kronik yang pasien Puskesmas  Pasien meminum obat secara teratur mengenai penyakit dan
membutuhkan pengobatan sehingga pasien dapat sembuh penyebabnya
yang berkelanjutan &  Mencegah terjadinya penularan TB  Pasien memahami
memerlukan ketekunan Paru pada keluarga ataupun orang di tentang pentingnya
berobat. sekitar pasien serta memastikan keteraturan dalam
 Menjelaskan mengenai TB sumber penularan TB paru pada meminum obat sesuai
paru merupakan penyakit pasien. anjuran dokter
yang dapat disembuhkan  Menyetujui dan
dengan syarat pasien merencanakan untuk
selalu meminum obat screening di Puskesmas
yang teratur sesuai untuk kedua putrinya
dengan yang dianjurkan
dokter.
 Menjelaskan mengenai
penularan TB Paru hanya
terjadi dari orang dewasa
kepada anak- anak dan
bukan sebaliknya
 Untuk meningkatkan
kepatuhan pasien dalam
meminum obat, orang tua
harus menjadi pengawas
minum obat (PMO) yang
benar.
 Menganjurkan paien
untuk melakukan
screening TB sebagai
langkah pemeriksaan
kontak serumah.

Aspek Klinis  Memberikan obat TB paru Pasien Saat berobat  Pasien mampu meminum obat  Meminum obat lebih
secara rutin selama ke TB paru secara teratur minimal teratur sesuai dengan
minimal 6 bulan dengan Puskesmas selama 6 bulan. yang dianjurkan dokter
dosis kombinasi tetap
berdasarkan WHO
 Obat TB (WHO) :
BB 52 kg -> 3RHZ3RH

3 tablet sehari selama 2


bulan (fase intensif) dan 3
tablet sehari selama 4
bulan (fase lanjutan)
Dosis 2 bulan RHZ
(150/75/400 mg)
Dosis 4 bulan RH (150/75
mg)

PMO : Anak sulung Ny. F


yaitu Nn. R

Aspek Internal  Mengajarkan etika batuk Pasien dan Saat berobat  Pasien mau merubah kebiasaan  Pasien dan keluarga
yang baik kepada pasien keluarga ke  Pasien mendapatkan gizi yang pasien melakukan etika
dan keluarga seperti pasien puskesmas seimbang dan sesuai kebutuhan batuk yang benar
menutup mulut saat batuk dan saat pasien  Pasien mengkonsumsi
 Menganjurkan pasien kunjungan makanan tinggi serat
untuk mengonsumsi ke rumah seperti buah dan sayur
makanan tinggi serat pasien. setiap hari
seperti sayuran dan buah  Pasien dapat
 Mengajarkan pasien untuk memahami pentingnya
tidak memakai alat makan menjaga kesehatan dan
dengan orang lain kebersihan diri
 Pasien tidak lagi makan
memakai alat makan
yang sama dengan
orang lain

Aspek eksternal  Menjelaskan kepada Pasien dan Saat  Keluarga pasien dapat
pasien dan keluarga keluarga kunjungan memahami pengobatan yang  Pasien dan keluarga
mengenai pentingnya pasien ke rumah diberikan untuk membantu mulai membiasakan
ventilasi dan pencahayaan kesembuhan pasien. membuka jendela di
sinar matahari pada rumah  Memberi pengetahuan pada siang hari
dan menghindarkan pasien keluarga pasien mengenai cara  Pasien selalu memakai
dari terpajannya asap pencegahan penularan penyakit masker ketika bekerja
rokok TB paru serta mengeliminasi atau keluar rumah
 Menjelaskan kepada faktor resiko berkembangnya untuk meminimalisir
pasien untuk menghindari penyakit TB paru pada pasien penularan
kontak dengan penderita dan dalam keluarga.  Keluarga dapat
TB atau menggunakan alat memahami tentang
pelindung diri seperti  Mencegah terjadinya penularan penyakit pasien
masker bila menderita TB Paru pada anak dari orang  Keluarga dapat
ISPA serta menganjurkan dewasa disekitarnya ataupun mengingatkan pasien
pasien ke pusat kesehatan orang di sekitar pasien serta untuk selalu teratur
untuk rutin melakukan memastikan sumber penularan dalam meminum obat
kontrol pengobatan TB TB paru  Pasien mendapat
dan mengevaluasi efek perhatian dan
samping pengobatan TB dukungan lebih dari
 Mengedukasi keluarga keluarga
pasien betapa pentingnya  Pasien dan keluarganya
dukungan keluarga mulai menerapkan pola
terhadap kesembuhan makan sehat dan
pasien menjaga kebersihan
 Menganjurkan keluarga rumah
untuk selalu mengingatkan
pasien untuk teratur
minum obat
 Mengedukasi keluarga
untuk dapat menerapkan
pola hidup sehat
Aspek fungsional  Menyarankan Pasien Saat berobat  Mencapai kondisi kesehatan Pasien dapat mencapai
Untuk istirahat yang ke yang optimal agar dapat kondisi kesehatan yang
cukup. Puskesmas beraktivitas seperti biasa dan optimal dengan
dan saat mencegah komplikasi yang meningkatnya Quality of
kunjungan terjadi. life
ke rumah

Prognosis
1. Ad Vitam : Ad Bonam
2. Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
3. Ad Functionam : Ad Bonam
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai