Anda di halaman 1dari 44

OTITIS EKSTERNA

DEFINISI
Otitis eksterna adalah suatu proses peradangan atau infeksi yang terjadi pada
canalis acusticus externus. Otitis eskterna ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
jamur maupun virus
KLASIFIKASI Otitis Eksterna

Otitis Eksterna Akut Otitis Eksterna Kronik

Otitis Eksterna
Otitis eksterna Difus
furunkel
EPIDEMIOLOGI
1. Otitis Eksterna paling sering dijumpai pada anak usia 7- 12 tahun
2. Secara keseluruhan isiden pertahun otitis eksterna akut antara 1:100 dan 1:250
di Amerika
3. Sekitar 80 persen kasus ini terjadi selama musim panas
ETIOLOGI
1. Faktor yang mempermudah radang telinga luar adalah perubahan PH di liang
telinga, yang biasanya normal atau asam, jika Phnya menjadi basa, maka
proteksi terhadap infeksi tentunya akan menurun
2. Bakteri : Paling sering yaitu Pseudomonas Aeruginosa dan staphylococcus
aureus
3. Jamur : Candida albicans, Aspergilus niger, dan aspergilus versicolor
4. Virus : Herpes Simplex virus dan varicella
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Struktur anatomis
2. Kelembaban lokal
3. Derajat keasaman / PH liang telinga
4. Trauma mekanik
5. Berenang dan terpapar air
6. Benda asing
7. alergi
PATOGENESIS
FAKTOR PREDISPOSISI

Infeksi dapat terjadi sebagai akibat perubahan PH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa,
sehingga proteksi terhadap infeksi menjadi berkurang.

Peningkatan suhu dan kelembaban juga akan menyebabkan kuman dan jamur mudah tumbuh

Trauma ringan saat mengorek telinga

Kurangnya serumen

Karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar
sebase, dan kelenjar serumen, maka ditempat itu dapat terjadi infeksi sehingga membentuk furunkel

Otitis eksterna difus biasanya mengenai kulit liang telinga 2/3 bagian dalam. Akan tampak kulit liang
telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya
Faktor
PATOGENESIS predisposisi

Edema Stratum
Korneum

Pertumbuhan
Bakteri

Edema dan Nyeri


meningkat
MANIFESTASI KLINIS
1.Fase akut :
 Panas di telinga serta nyeri menjalar ke rahang
 Keluar cairan dari telinga dari serosan bisa menjadi purulen
 Liang telinga bengkak dan inflamasi
 Tuli konduktif muncul akibat kumpulan kotoran
2. Fase Kronis
 Iritasi dan keinginan untuk mengorek telinga yang kuat
 Cairan sudah berkurang dan mengering
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis pendengaran
Fisik

Biasanya pasien mengeluhkan sakit Dari pemeriksaan fisik Pada tes pendengaran
pada telinga ( Otalgia ) didapatkan adanya nyeri tekan sederhana liang telinga
Bengkak yang dapat menyebakan pada tragus, dan nyeri tarik mungkin bengkak dan
gangguan pendengaran aurikula menutup sehingga
Pada otomikosis lebih sering Sedangkan pada otomikosis bisa menyebabkan terjadinya tuli
mengeluhkan telinganya terasa gatal terdapat cairan yang tebal konduktif
TATALAKSANA
1. Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara seril
untuk mengeluarkan nanhnya, lokal diberikan antibiotik dalam bentuk salep, seperti
polymixin B atau bacitracin atau antiseptik seperti asam asetat

2. Kalau dinding furunkel tebal, dilakukan insisi kemudian dipasang salir untuk mengalirkan
nanhnya

3. Pada otitis eksterna difus dengan membersihkan liang telinga, memasukan tampon yang
mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat
dengan kulit yang meradang

4. Pengobatan otomikosis dengan membersihkan liang telinga, pemberian asam asetat, kadang
diperlukan obat antijamur yang diberikan secara topikal, seperti nistatin dan klotrimazol
KOMPLIKASI
1. Perikondritis : Terlibatnya tulang rawan daun telinga menimbulkan
perikondritis yang ditandai dengan pembengkakan, kemerahann yang
merata pada daun telinga yang menyebabkan nyeri

2. Kondritis : Kondritis adalah inflamasi dari kartilago merupakan


komplikasi dari infeksi pada liang telinga luar, Gambran klinisnya rasa
nyeri dan penderita sering mengeluhkan rasa gatal yang hebat didalm
telinga

3. Selulitis : Selulitis dari telinga secara khas merupakan hasil perluasan otits
eksterna atau luka tusuk. Manifestasinya sebagai eritema pada telinga
PROGNOSIS
Prognosis yang baik dapat dicapai jika identifikasi cepat dan
pengobatan tepat, namun prognosis akan menjadi buruk jika telah
disertai komplikasi terutama otitis eksterna maligna yang dapat
mengancam nyawa
OTITIS MEDIA AKUT
DEFINISI

Otitis media adalah


Suatu inflamasi pada telinga tengah berhubungan dengan efusi telinga tengan yang
menimbulkan penumpukan cairan di telinga tengah

Faktor utama dari Otitis media adalah sumbatan pada tuba auditiva, karena fungsi tuba
terganggu pencegahan invasi kuman kedalam telinga tengah juga akan terganggu sehingga
kuman masuk kedalam telinga tengah dan terjadi peradangan

Dikatakan juga bahwa pencetus terjadinya OMA ini adalah infeksi saluran nafas atas
EPIDEMIOLOGI

● Hampir 85% anak mengalami OMA paling sedikit 1 kali dalam 3 tahun pertama
kehidupan, dan 50% mengalami 2 kali
● Insiden cenderung menurun setelah usia 6 tahun
● Di amerika serikat hampir semua anak pada usia 2 tahun akan mengalami otitis media
ETIOLOGI

●  Streptococcus pneumonia, Streptococcus Beta Hemolitikus, Staphylococcus auresus, dan


pneumococcus
● Gangguan fungsi tuba, tiga fungsi penting tuba yaitu :
1. Ventilasi : Berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama
dengan udara luar
2. Proteksi : Untuk melindungi telinga tengah dari masuknya sekret atau cairan dari
nasofaring ke telinga tengah
3. Drainase : bertujuan untuk mengalirkan hasil sekret cairan telinga tengah ke naso faring
FAKTOR RESIKO

● Anak anak : Kemungkinan peningkatan insidens pada anak anak disebabkan oleh fungsi
tuba auditiva yang belum matang, serta sistem pertahanan tubuh anak juga masih rendah
● Riwayat ISPA
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS

● Otalgia
● Demam
● Gelisah
● Kejang
● Anoreksia
● Gangguan pendengaran
● Diare
STADIUM

● Oklusi
● Hiperemis
● Supuratif
● Perforasi
● resolusi
STADIUM OKLUSI STADIUM HIPEREMIS

1. Pada Stadium oklusi fungsi tuba terganggu


1. Pada stadium hiperemis patogen masuk ke
sehingga terbentuk tekanan negatif di telinga
telinga tengah, sehingga terjadi respon
tengah yang memicu terjadinya efusi dan
inflamasi di telinga tengah
retraksi MT
2. Gejalanya dapat berupa berkurangnya
2. Gejalanya dapat berupa pendengaran yang
pendengaran, Otalgia, serta adanya demam
berkurang, adanya sensasi penuh dan adanya
tinggi
demam
3. Pada pemeriksaan didapatkan MT retraksi
3. Pada pemeriksaan didapatkan MT yang
serta warnanya yang sudah hiperemis
retraksi
STADIUM SUPURATIF STADIUM PERFORASI

1. Pada stadium perforasi tekanan akan


semakin meningkat mengakibatkan
1. Pada Stadium supuratif pus yang terbentuk
robeknya membran timpani
di telinga tengah semakin banyak
2. Gejalanya dapat berupa Nyeri telinga yang
2. Gejalanya dapat berupa Nyeri telinga
berkurnag, pada anak anak lebih tenang,
semakin hebat, pada anak anak semakin
Demam berkurang, dan keluar cairan dari
rewel dan demam tinggi
telinga ( Otorea )
3. Pada pemeriksaan dipatkan Mtnya yang
3. Pada pemeriksaan didapatkan MT yang
menonjol ( Bulging ) dan hiperemis
perforasi serta tampak discharge dari telinga
tengah
STADIUM RESOLUSI

1. Pada fase ini adalah fase penyembuhan, dan


penutupan kembali membran timpani
2. Gejalanya dapat berupa otoreanya berkurang
serta penurunan pendengaran
3. Pada pemeriksaan ditemukan Edema
mukosa yang berkurang, discharge
berkurang, dan perforasi semakin menutup
TATALAKSANA
● Pada Stadium Oklusi : Perbaiki fungsi tuba dengan > Tetes hidung HCL efedrin 0,5 – 1 %
● Stadium Hiperemis : Antibiotik 10 – 14 Hari > Ampisilin 500mg 4x sehari pada dewasa,
atau amoxcicillin 500 mg 3x sehari pada dewasa
● Stadium Supuratif : Antibiotik > Amoksisilin, ertitromisin, dan cotrimoksazole
● Stadium Perforasi : Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3 – 5 hari, Antibiotik adekuat yang
tidak ototoksik seperti ofloxacin tetes telinga sampai 3 minggu
● Stadium resolusi : Observasi
TULI MENDADAK
DEFINISI

Tuli mendadak adalah kehilangan pendengaran yang terjadi secara mendadak dalam 72 jam
pada satu atau kedua telinga. Tuli sensorineural mendadak ( SSNHL / Sudden sensorineural
hearing loss ) merupakan bagian dari tuli mendadak dengan kriteria berdasarkan
pemeriksaan audiometri yaitu adanya penurunan > 30db minimal pada 3 frekuensi
pemeriksaan berturut turut
EPIDEMIOLOGI

● Kejadian SSNHL sekitar 5-20 kasus pada setiap 100.000 populasi di amerika serikat
● Angka kejadian sama besar antara laki laki dan perempuan
● Dapat terjadi pada semua usia dengan puncak insiden pada dekade 5-6
● Hampir sebagian besar yaitu unilateral dan hanya 2% bilateral
ETIOLOGI

● Sekitar 7 – 45% pasien SSNHL dapat diidentifikasi penyebabnya atau non idiopatik
● Penyebab infeksi sekitar 12,8 %
● Penyebab otologi 4,7 %
● Penyebab lainnya 2,2 %
● Lebih dari 90 % pasien SSNHL tidak diketahui penyebabnya
● Hipotesis penyebab SSNHL yang idiopatik paling banyak diterima adalah kelainan
vaskular, dan proses infeksi virus
FAKTOR RESIKO

● Kelainan hematologi
● Hipertensi
● Diabetes melitus
● Stres
● Kolesterol tinggi
MANIFESTASI KLINIS

● Tinitus ( 91 % ) > Suara mendering atau mendengung di salah satu atau kedua telinga yang
mungkin terjadi terus menerus atau tiba-tiba muncul dan hilang
● Vertigo ( 42,9 % ) > Suatu ilusi dimana seseorang merasa tubuhnya bergerak terhadap
lingkungannya, atau lingkungan bergerak terhadap dirinya
● Rasa penuh di telinga ( 40,7 % )
● Otalgia ( 6,3 % ) > Nyeri pada telinga
● Parestesia ( 3,5 % > Kesemutan
● Tidak jelas penyebab sebelumnya
● Diawali dengan bunyi “ klik ” atau “ pop ”
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
- Kehilangan pendengaran tiba tiba dalam 3 hari
- Didahului seperti mendengar bunyi “ klik ” atau “ pop ”
- Tinitus
- Vertigo
- Mual dan muntah
- Demam tinggi dan kejang
- Riwayat hipertensi
2. Pemeriksaan Fisik
- Otoskop : Tidak ditemukan kelainan
- Tes penala : Rinne positig, Weber lateralisasi ke telinga yang sehat, Schwabach
memendek > Tuli sensori neural
- Audiometri > Tuli sensorineural ringat - berat
TATALAKSANA

1. Tirah baring selama 2 minggu


2. Vasodilatator cukup kuat misalnya komplamin injeksi
3. Tablet kompamin 3x2 tablet peroral / hari
4. Prednison 4x 10 mg ( 2 tablet ) tappering off tiap 3 har
5. Antivirus
PROGNOSIS
1. Buruk
 Tidak membaik dalam 2 minggu pengobatan
 Keterlambatan pengobatan
 Vertigo
 Usia tua
 Tuli Berat
2. Baik
 Tinitus
 Pengobatan lebih awal
 Tuli ringan
PENYAKIT MENIERE
DEFINISI

Gangguan telinga dalam akibat peningkatan volume dan tekanan endolimfe telinga
dalam ( Hidrops Endolimfatik )
Penyakit meniere ini memiliki trias gejala yaitu : Tuli sensorineural frekuensi rendah,
vertigo dan tinitus
EPIDEMIOLOGI

● Insiden meniere dilaporkan tertinggi pada usia 20 dan 50 tahun, namun penyakit meniere
ini dapat terjadi pada semua usia
● Angka kejadian penyakit meniere dilaporkan sebanyak 8,2 sampai 13,1 per 100.000 orang
per tahun
● Penyakit meniere lebih banyak dialami oleh wanita dibandingkan peria dengan
perbandingan 1,3 – 1, 8 : 1
● Prevalensi meniere di negara eropa utara relatif tinggi. DI finlandia tercatat ada 430 kasus
per 1000.000 orang. DI swedia tercatat 460 kasus per 1.000.000 orang
● Di indonesia bekum ada data nasional mengenai penyakit meniere
ETIOLOGI

Etiologi penyakit meniere secara pasti belum diketahui atau idiopatik. Teori hidrops
endolimfatik merupakan teori yang paling banyak dibahas terkait dengan etiologi penyakit
meniere
Hidrops endollimfe merupakan hasil disfungsi pada mekanisme produksi dan aborbsi endolimfe
Ada beberapa kondisi diduga yang dapat menyebabkan hidrops endolimf yaitu, gangguan
metabolik, ketidakseimbangan hormon, trauma, dan infeksi seperti otosifilis dan sindrom cogan.
Deposisi kompleks imun diduga dapat meningkatkan permeabilitias vaskular dan menghasilkan
ketidakseimbangan elektrolit yang berperan menyebabkan disfungsi dari koklea
FAKTOR RESIKO

● Faktor resiko penyakit meniere mencakup riwayat keluarga dengan penyakit ini, riwayat
penyakit autoimun, alergi, trauma pada kepala atau telinga dan sifilis
● Insiden uncak penyakit meniere adalah pada kelompok usia 20 dan 50 tahun
PATOFISIOLOGI

Peningkatan Volume dan Ruptur membran Endolimf dan perilimf


tekanan Endolimf reissner tercampur

Terjadi vertigo hebat Membran kembali saling


Gejala berkurang
disertai tuli dan tinitus berdekatan dan utuh
DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan fisik
 Otoskopi : Normal
 Tes penala : SNHL pada frekuensi rendah
 Pemeriksaan keseimbangan ditemukan nystagmus
TATALAKSANA

1.Lini 1
▪ Profilaksis
✓Diet rendah garam, hentikan alkohol, kafein & nikotin
✓Betahistin: agonis H1 & antagonis H3 → meningkatkan aliran darah
melalui stria vaskularis ke koklea, dosis 48mg/hari
✓Diuretik: menurunkan tekanan endolimfe (HCT 25mg/hari)
TATALAKSANA

2. Lini ke-2 → injeksi steroid intratimpani


3. Lini ke-3 → dekompresi sakus endolimfatik, endolymphatic sac shunt
4. Lini ke-4 → injeksi gentamisin intratimpani
5. Lini ke-5 → labirintektomi, neurektomi vestibuler selektif

Anda mungkin juga menyukai