html
TELINGAKU BERAIR
Seorang mahasiswa, laki-laki usia 20 tahun, datang ke Poliklinik dengan keluhan utama
telinga kiri mengeluarkan cairan berwarna kekuningan dan kental sejak 1 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluh telinga berdenging seperti suara angin sehingga pendengaran terganggu yang
disertai demam dan sakit kepala. Sebelumnya pasien mengalami batuk dan pilek sejak 4 hari
yang lalu disertai hidung tersumbat. Sebelum keluar cairan pasien mengeluh sakit pada
telinganya. Pemeriksaan otoskopi terlihat discharge berwarna kekuningan, mukopurulen,
dan membran timpani perforasi sentral. Pemeriksaan rinoskopi anterior terdapat
discharge seromukos, konka edema dan hiperemi. Pemeriksaan faring didapatkan
mukosa hiperemis. Selanjutnya dokter merencanakan pemeriksaan penunjang.
Discharge
Mukopurulen Kondisi suatu cairan dalam keadaan kental, kuning kehijauan.
Rinoskopi salah satu dari beberapa metode pemeriksaan non operasi yang
bisa dilakukan pada pasien. Tindakan yang satu ini bisanya
dilakukan untuk melihat kondisi yang ada pada nasal, paranasal,
sinus, dan laring serta faring. Metode yang satu ini, bisa menjadi
salah satu jalan untuk mengetahui kondisi yang terjadi pada
organ-organ tersebut.
2. Apa perbedaan tanda dan gejala penyakit pasien sekarang dengan satu tahun lalu?
- Sekarang : telinga kanan keluar cairan kuning, kental, dan berbau busuk, telinga berdenging
sehingga opendengaran terganggu, kepala pusing
- 1 tahun yang lalu : telinga kanan keluar cairan encer, jernih dan ada sedikit darah, riwayat
kambuhan terjadi saat batuk pilek
Kemungkinan timbulnya perbedaan tanda dan gejala yang dialami pasien akibat penyakit yang
diderita pasien telah mengalami tahap yang kronis. Telah dijelaskan bahwa pasien mengalami
riwayat sering pilek disertai hidung tersumbat. Ini bisa menjadi semacam penyebab awal
timbulnya penyakit pada telinga pasien. jadi, awalnya pasien menderita infeksi didaerah hidung
kemudian infeksi tersebut menyebar ke cavum timpani melalui tuba auditiva eustachius lewat
aspirasi, sehingga infeksi/virus tersebut masuk lebih dalam lagi ke nasofaring, terus
berkembang, dan menyebar dan sampai laa ke tuba eustacius. Lalu dia berkembang lagi disitu,
sehingga timbullah otitis media yang sifatnya masih akut. Seiring dengan perjalanan waktu dan
seringnya pasien kambuh-kambuhan bila batuk pilek maka penyakit pasien berlanjut, dan secret
yang dihasilkan juga makin banyak, dari proses inflamasi ini. Jika secret dan pus tambah
banyak dari proses inflamasi local pendengaran terganggu karenamembran timpani dan tulang
tulang pendengaran tidak dapat bergerak bebas terhadap getaran. Akumulasi cairan yang terlalu
banyak akhirnya dapat merobek membran menjadi lebih parah lagi atau tahap kronis.
Keluarnya cairan yang berbau busuk kemungkinan adalah kolesteatoma. Kolesteatoma yaitu
suatu Krista epitel yang berisi deskuamasi epitel.
3. Apa hubungan riwayat penyakit pasien saat remaja (pilek, dll) dengan penyakit
sekarang?
Pathogenesis otitis media dimulai oleh infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) atau alergi,
sehingga terjadi kongesti dan edema pada mukosa saluran napas atas, termasuk nasofaring dan
tuba Eustachius. Tuba Eustachius menjadi sempit, sehingga terjadi sumbatan tekanan negatif
pada telinga tengah. Bila keadaan demikian berlangsung lama akan menyebabkan refluks dan
aspirasi virus atau bakteri dari nasofaring ke dalam telinga tengah melalui tuba Eustachius.
Mukosa telinga tengah bergantung pada tuba Eustachius untuk mengatur proses ventilasi yang
berkelanjutan dari nasofaring. Jika terjadi gangguan akibat obstruksi tuba, akan mengaktivasi
proses inflamasi kompleks dan terjadi efusi cairan ke dalam telinga tengah. Ini merupakan
faktor pencetus terjadinya OMA dan otitis media dengan efusi. Bila tuba Eustachius tersumbat,
drainase telinga tengah terganggu, mengalami infeksi serta terjadi akumulasi sekret di telinga
tengah, kemudian terjadi proliferasi mikroba patogen pada sekret. Akibat dari infeksi virus
saluran pernapasan atas, sitokin dan mediator- mediator inflamasi yang dilepaskan akan
menyebabkan disfungsi tuba Eustachius. Virus respiratori juga dapat meningkatkan kolonisasi
dan adhesi bakteri, sehingga menganggu pertahanan imum pasien terhadap infeksi bakteri
KELUHAN
Penyakit ini biasanya didahului oleh ISPA, berupa batuk, pilek, panas atau radang tenggorok
yang tidak ditangani dengan baik. Kuman yang terdapat di saluran pernapasan akan menjalar ke
rongga telinga tengah melalui lubang kecil yang disebut saluran Eustachius (tuba auditiva
Eustachii). Di dalam rongga telinga tengah kuman akan berkembang biak sehingga
menimbulkan keluhan-keluhan sebagai berikut; mula-mula terjadi gangguan pendengaran
(telinga terasa penuh, terasa tersumbat, pendengaran berkurang, berdengung/gembrebeg),
timbul rasa nyeri pada telinga yang makin hebat, panas tinggi, kejang dan rewel (sering pada
anak-anak), selanjutnya akan terjadi pecahnya gendang telinga dan keluarnya cairan dari liang
telinga. Apabila tidak ditangani dengan baik, lubang pada gendang telinga tersebut akan
menetap, bahkan semakin lama akan semakin lebar, akibatnya penderita akan sering mengalami
gangguan pendengaran dan keluarnya cairan dari liang telinga
5. Mengapa telinga berdenging ?
Gejala ini bisa terjadi karena peradangan dan penimbunan cairan di telinga bagian tengah
menimbulkan tekanan di dalam telinga..
Pendengaran yang terganggu biasanya di tandai dengan mudah marah, pusing, mual dan mudah
lelah. Kemudian pada kasus tinnitus sendiri terdapat gejala berupa telinga berdenging yang
dapat terus menerus terjadi atau bahkan hilang timbul. Denging tersebut dapat terjadi sebagai
tinnitus bernada rendah atau tinggi. Sumber bunyi di ataranya berasal dari denyut nadi, otot-
otot dala rongga tellinga yang berkontraksi, dan juga akibat gangguan saraf pendengaran.