Anda di halaman 1dari 41

ABSES LEHER Dr.

Stevani Irwan
DALAM
TINJAUAN PUSTAKA
Abses leher dalam
Proses infeksi yang terjadi di dalam ruang potensial di antara
fasia leher dalam
 akibat penjalaran dari berbagai sumber infeksi
seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga dan leher
Anatomi Leher
FASIA SERVIKALIS
POTONGAN SAGITAL
RUANG POTENSIAL
LEHER DALAM
RUANG POTENSIAL
LEHER
1. ABSES PERITONSIL
(QUINSY)
Abses peritonsil atau disebut dengan quinsy adalah terkumpulnya pus
pada ruang peritonsil diantara kapsul tonsil dan muskulus konstriktor
superior.
Etiologi :
Merupakan gejala lanjutan dari tonsillitis akut atau infeksi yang
bersumber dari kelenjar mucus weber di kutub atas tonsil
GEJALA DAN TANDA
-Tonsilitis akut
-Odinofagia hebat
-Otalgia pada sisi yang sama (ipsilateral)
-Terkadang muntah (regurgitasi)
-Foetor ex ore (bau mulut)
-Banyak ludah (hipersalivasi)
-Suara gumam (hot potato voice)
-Terkadang trismus atau sukar membuka mulut karena iritasi
m.pterigoideus
-Pembengkakan kelenjar submandibular dengan nyeri tekan
PEMERIKSAAN
Sukar memeriksa seluruh faring Karena trismus
Palatum mole tampak membengkak dan menonjol ke depan dan
teraba fluktuasi
Uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontralateral
Tonsil membengkak, hiperemis, banyak dentritus dan terdorong ke
arah tengah, depan dan bawah
Pemeriksaan dilakukan pada posisi duduk
Palpasi digital menentukan lokasi yang fluktuatif
TERAPI ABSES
PERITONSIL
Kemudian pasien dianjurkan untuk operasi tonsilektomi
 Tonsilektomi “a chaud”: Bila dilakukan bersama-sama dengan drainase abses
 Tonsilektomi “a tiede” : Bila tonsilektomi dilakukan 3-4 hari sesudah drainase abses
 Tonsilektomi “a froid” : Bila tonsilektomi dilakukan 4-6 minggu sesudah drainase
abses
KOMPLIKASI
Abses pecah spontan  perdarahan, aspirasi paru atau piemia
Penjalaran ke parafaring  terjadi abses parafaring dan bila berlanjut
ke mediastinum akan menjadi mediastinitis
Perdarahan intracranial thrombus sinus kavernosus, meningitis dan
abses otak
2. ABSES RETROFARING
Banyak pada anak usia dibawah 5 tahun  ruang retrofaring masih
berisi kelenjar limfa, masing-masing 2-5 buah pada kanan dan kiri
dan atrofi pada usia 6 tahun
Aliran limfe yang tertampung dari hidung, sinus paranasal,
nasofaring, faring, tuba eustachius dan telinga tengah
Etiologi :
1.Limfadenitis retrofaring
2.Trauma dinding belakang faring oleh benda asing seperti tulang
ikan, intubasi endotrakea dan endoskopi
3.Tuberkulosis vertebra servikalis bagian atas (abses dingin)
GEJALA DAN TANDA
Anamnesis :
tTanyakan apakah ada Riwayat trauma atau tertelan tulang
Rasa nyeri dan sukar menelan
Pada anak akan rewel dan menangis terus dan tidak mau makan atau minum
Demam, leher kaku dan nyeri
Sesak napas karena sumbatan hipofaring
Pemeriksaan fisik :
Stridor bila berlanjut ke hipofaring
Perubahan suara
Benjolan unilateral
Mukosa bengkak dan hiperemis
DIAGNOSIS
Riwayat infeksi saluran napas atas atau trauma
Rontgen akan tampak pelebaran retrofaring lebih dari 7 mm, pada
retrotrakeal lebih dari 14 mm pada anak dan lebih dari 22mm pada
dewasa
Terapi :
Medikamentosa : antibiotika dosis tinggi untuk kuman aerob dan
anaerob secara parenteral
Pungsi dan insisi abses melalui laringoskopi langsung dalam pasien
posisi tredelnburg
KOMPLIKASI
1. Penjalaran ke ruang parafaring, ruang vaskuler, viscera
2. Mediastinitis
3. Obstruksi jalan napas sampai asfiksia
4. Bila pecah spontan menyebabkan pneumonia aspirasi dan abses
paru
3. ABSES PARAFARING
Etiologi :
Langsung : tusukan jarum saat melakukan tonsilektomi dengan
analgesia
Proses supurasi kelenjar limfe leher bagian dalam gigi, tonsil, faring
hidung, sinus paranasal, mastoid dan vertebra servikal
Penjalaran infeksi dari ruang peritonsil, retrofiring atau submandibula
GEJALA DAN TANDA
Trismus, indurasi atau pembengkakan disekitar angulus mandibula
Demam tinggi dan pembengkakan dinding lateral faring
TERAPI
Antibiotika dosis tinggi secara parenteral terhadap kuman aerob dan
anaerob
Evakuasi abses segera bila tidak ada perbaikan dengan antibiotika
24-48 jam dengan cara eksplorasi dan narcosis
Gambar insisi
4. ABSES SUBMANDIBULA
Etiologi :
Dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar liur atau
kelenjar limfe submandibular

Gejala dan tanda :


Demam dan nyeri leher disertai pembengkakan dibawah mandibular
dan atau dibawah lidah, terkadang berfluktuasi, trismus sering
ditemukan
ABSES SUBMANDIBULA

salah satu infeksi pada leher bagian dalam


(deep neck infection), disertai dengan
pembentukan pus pada daerah submandibula
dengan berasal dari proses infeksi dari gigi,
dasar mulut, faring, kelenjar limfe
submandibula
INFEKSI
PATOGENESIS

Infeksi gigi pulpa dan periodontal Penyebaran infeksi melalui


foramen apikal gigi ke daerah sekitarnya  Infeksi dari
submandibula dapat meluas ke ruang mastikor kemudian ke
parafaringPerluasan infeksi ke parafaring juga dapat langsung dari
ruang submandibula  infeksi dapat menjalar ke daerah potensial
lainnyamelalui limfatik, celah antara ruang leher dalam dan trauma
tembus
DIAGNOSIS
Anamnesa dan gejala klinis
pemeriksaan fisik
 adanya pembengkakan di daerah submandibula, fluktuatif dan nyeri tekan
 Insisi didapatkan material yang bernanah atau purulent (khas)
 Angulus mandibula dapat diraba
 Lidah terangkat ke atas dan terdorong ke belakang
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai