FARINGITIS AKUT
A. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi Faring
sebagai jalan makanan dari mulut menuju esofagus. Faring terdiri dari
terdiri dari palatum molle, arcus anterior, arcus posterior, dan uvula.
Hipofaring merupakan lanjutan ke caudal dari orofaring, makin
dilengkapi plica vocalis atau pita suara yang dapat bergetas dan bergerak
2. Fisiologi Faring
1) Respirasi.
2) Deglutisi (menelan).
dan lidah. Peran faring dalam hal ini adalah sebagai penghubung
B. Definisi
Faringitis akut adalah infeksi pada faring yang disebabkan oleh virus atau
bakteri, yang ditandai oleh adanya nyeri tenggorokan, faring eksudat dan
akut adalah suatu peradangan akut yang menyerang tenggorokan atau faring
yang disebabkan oleh virus atau bakteri tertentu yang di tandai dengan nyeri
tenggorokan.
C. Epidemiologi
5 kali infeksi virus pada saluran pernafasan atas termasuk faringitis akut
anak. Kira-kira 15-30 % kasus faringitis akut pada anak-anak usia sekolah
dan 10 % kasus faringitisa akut pada orang dewasa. Biasanya terjadi pada
Faringitis akut jarang terjadi pada anak-anak kurang dari tiga tahun (Acerra,
2010).
D. Etiologi
virus (40-60 %), bakteri (5-40 %), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain
gonorrhoeae.
memperberat.
E. Manifestasi Klinis
2. Faring hiperemis.
3. Demam.
4. Nyeri tenggorokan.
9. Ruam skarlantina.
2. Sakit kepala.
3. Anorekia.
4. Disfagia.
5. Mual, muntah.
F. Patofisiologi
Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian oedem dan sekresi yang
menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi,
berwarna kuning, putih, atau abu-abu terdapat folikel atau jaringan limfoid.
Tampak bahwa folikel dan bercak-bercak pada dinding faring posterior atau
faringitis akut adalah bakteri maupun virus dapat secara langsung menginfasi
tonsil, atau keduanya. Infeksi streptokokus ditandai dengan invasi local serta
khusus dan SBHGA terutama terjadi akibat kontak tangan dengan sekret
hidung di bandingkan dengan kontak oral. Gejala akan tampak setelah masa
G. Pathway
FARINGITIS AKUT
Inflamasi
Defisien pengetahuan
1. Faringitis Akut
a. Faringitis viral
b. Faringitis bakterial
penyebab faringitis akut pada orang dewasa (15%) dan pada anak
1) Demam.
3) Eksudat tonsil.
Tiap kriteria ini bila dijumpai di beri skor satu. Bila skor 0-1
c. Faringitis fungal
d. Faringitis gonorea
atrofi. Pada rhinitis atrofi, udara pernafasan tidak diatur suhu serta
tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila
3. Faringitis Spesifik
a. Faringitis tuberkulosis
kedua sisi dan lesi sering ditemukan pada dinding posterior faring,
b. Faringitis luetik
terdapat pada lidah, palatum mole, tonsil dan dinding posterior faring
timbul ulkus pada daerah faring seperti ulkus pada genitalia yaitu
I. Komplikasi
pembengkakan laring. Demam reumatik akut dilaporkan terjadi pada satu dari
400 infeksi GABHS yang tidak diobati dengan baik (Kementerian Kesehatan
J. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
yang diandalkan.
menegaskan suatu diagnosis dari faringitis akut yang disebabkan oleh bakteri
indikasi jika pasien memiliki risiko sedang atau jika seorang dokter
memberikan terapi antibiotik dengan risiko tinggi untuk pasien. Jika hasil
diinokulasi pada agar darah dan ditanami disk antibiotik. Kriteria standar
K. Penatalaksanaan
1. Istirahat cukup.
4. Pemberian farmakoterapi:
a. Topikal
kali/hari.
25%.
b. Oral sistemik
pemberian/hari.
tiga hari.
1. Pengertian Pertumbuhan
tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel yang berarti ada
teratur.
menjadi 3, yaitu:
sekolah rendah.
2. Ciri-Ciri Pertumbuhan
pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa
pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa
bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetric, dan ras
tercapai.
b. Faktor eksternal
1. Pengertian Perkembangan
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan,
dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,
sosial anak.
2. Prinsip Perkembangan
makan.
Ada anak usia 12 bulan sudah dapat berjalan tapi anak yang
pengalaman (experience)
Kematangan (maturation) merupakan proses alami. Kapan masa
fisiknya (kaki) belum matang atau belum siap berdiri tidak akan bisa
berdiri walau sering dilatih. Bahkan, kalau dilatih terus bisa merusak
kaki. Kaki anak bisa menjadi bengkok (bentuk X atau O). Pada saat
diprediksi.
f. Perkembangan dipengaruhi aspek budaya
suara tinggi, kuat dan keras akan membuat anak juga memiliki cara
bicara yang seperti itu juga. Misal, orang Batak Toba memiliki
3. Tahap-Tahap Perkembangan
motorik kasar, seperti menunjang berat tubuh di atas kaki, dan keahlian
motorik halus seperti gerakan halus yang dilakukan oleh tangan dan jari.
dapat mengucapkan kalimat satu kata, 300 kata dalam usia 2 tahun,
sekitar usia 4-5 tahun dapat menguasai bahasa ibu serta memiliki
Dalam membentuk diri anak pada usia ini belajar sambil bermain
Pada usia ini anak mulai menginjak usia remaja yang memiliki
rentang masa dari usia 14/15 tahun hingga usia 21/22 tahun. Pada
usia ini anak berada pada masa transisi sehingga menyebabkan anak
bersikap keras dan mereka dihadapkan pada masa krisis kedua yaitu
1. Pengertian
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit
dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha
untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit,
sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap
2. Dampak Hospitalisasi
fisiklogis anak akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua yang
mendampingi selama perawatan. Anak menjadi semakin stres dan hal ini
(Supartini, 2008).
rasa percaya dan kasih sayang. Pada anak usia lebih dari enam bulan
sering muncul pada anak usia ini adalah menangis, marah, dan
keras, pergerakan tubuh yang banyak, dan ekspresi wajah yang tidak
menyenangkan.
nyerinya.
pada anak
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak
perawatan anak.
psikologis)
yang sangat berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien
2. Riwayat Kesehatan
a. Alasan utama masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
tenggorokan.
atau menusuk.
kemampuan fungsinya.
rumah sakit.
d. Riwayat alergi
f. Genogram
kesehatannya.
jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur,
e. Eliminasi
intensitas, konsentrasi, warna, dan bau dari BAK dan BAB pasien.
tentang kemampuan meliputi citra diri, identitas diri, peran diri, ideal
i. Manajemen koping
ibadah.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Vital sign
b. Kesadaran
Composmentis.
1) Kepala
2) Mata
3) Hidung
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada
5) Mulut
6) Leher
menelan ada.
7) Thorax
a) Jantung
b) Paru-paru
paru.
lainnya.
I: Bentuk simetris.
9) Genetalia
B. Diagnosa Keperawatan
berlebih.
menunjukkan.
menunjukkan.
konsisten menunjukkan.
menunjukkan.
rentang normal.
Medika.
IDAI. (2008). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2008). Respirologi Anak Edisi Pertama. Jakarta:
EGC.
Indonesia
Supartini. (2008). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
2018].