Anda di halaman 1dari 24

PATULOUS TUBA

EUSTACHIUS
dr. Alvina Rusli
DEFINISI
Keadaan di mana tuba eustakius terbuka secara permanen dan menyebabkan aliran udara
abnormal dari nasofaring ke dalam telinga tengah pada saat pernapasan dan menelan
PATOFISIOLOGI
Atrofi jaringan lunak perituba
Atrofi dan scar otot nasofaring
Kerusakan m. tensor velli palatini
Kehamilan dan pengobatan dengan estrogen
1/3 kasus idiopatik
DIAGNOSIS
Anamnesis :
◦ Autofoni
◦ Rasa penuh fluktuatif
◦ Rasa tertutup
◦ Suara gemuruh sinkron dengan pernafasan
◦ Tinnitus fluktuatif

Otoskopi :
◦ Atrofi MT
◦ Gerakan MT sesuai dengan pernapasan

Penunjang :
◦ Timpanogram : fluktuatif sesuai pernapasan
◦ Audiogram : tuli konduktif
◦ Endoskopi / CT : longitudinal scaphoid defect pada dinding anterolat cartilaginous lumen
DIAGNOSIS…
TATALAKSANA
Konservatif
◦ Edukasi
◦ Terapi sesuai penyebab

Medikamentosa
◦ Estrogen drop nasal
◦ Saturated solution of potassium iodide

Operatif
◦ Pipa ventilasi pada MT
◦ Augmentasi katup tuba
◦ Penutupan lumen tuba
OTITIS MEDIA EFUSI
PENDAHULUAN
Definisi
◦ Akumulasi mucus kronis (≥3 bln) pada telinga tengah dengan atau tanpa keterlibatan air cell
mastoid, tanpa tanda dan gejala inflamasi akut
◦ Nama lain: glue ear, otitis media serosa

Insidensi
◦ 65% : usia 2-7 thn  puncak pada 2 thn
◦ 26% : usia 7 thn
◦ Hampir semua anak pernah 1x sebelum usia 3 thn

Faktor resiko
o Host
o Lingkungan
PATOFISIOLOGI
Fungsi tuba eustachius
◦ Gangguan aerasi,drainase, proteksi  negative pressure telinga tengah  permeabilitas kapiler
meningkat  transudasi, infiltrasi sel inflamasi  akumulasi sekret

Biofilm
◦ ISPA viral  infeksi bakteri sekunder  biofilm  inflamasi dan produksi mucus
◦ Infeksi adenoid  biofilm  inflamasi mukosa tuba dan penyebaran ke telinga tengah

Abnormalitas kraniofasial
◦ Cleft palate  defisiensi m. palatina
◦ Down Syndrome  mekanisme belum diketahui
PATOFISIOLOGI…
Alergi
◦ Telinga tengah sebagai “shock organ”/ target
◦ Inflamasi mukosa tuba eustachius
◦ Buntu hidung
◦ Aspirasi sekret berisi bakteri dari nasofaring ke telinga tengah

GERD
◦ Mekanisme blm pasti  pepsin ditemukan pada pemeriksaan sampel miringotomi
◦ Saat menelan, cairan dari nasofaring masuk ke telinga tenga melalui tuba eustachius 
kerusakan mukosa akibat pepsin
DIAGNOSIS
Anamnesis anak Anamnesis dewasa
◦ Sebagian besar tanpa gejala ◦ Telinga terasa penuh
◦ Gangguan pendengaran ◦ Autofoni
◦ Gangguan bicara dan bahasa ◦ Tinnitus
◦ Acuh terhadap suara sekitar ◦ Tidak ada riwayat infeksi telinga / demam
◦ Prestasi sekolah menurun
DIAGNOSIS…
Gold standard : parasentesis, cairan pada kavum timpani
Pneumatik otoskopi : mobilitas MT terbatas
Timpanometri : tipe B
Audiometri : CHL ringan-ringan sedang; pada rekuren OME dapat ditemukan SNHL frekuensi
tinggi (8kHz)
TIMPANOMETRI
DIAGNOSIS…
Otoskopi:
MT suram / kekuningan, refleks cahaya
menghilang. Bisa abu / kebiruan
Tampak pembuluh darah pada manubrium
mallei/pada perifer MT
MT retraksi
MT atelektasis
Fluid level dan air bubbles
TATALAKSANA
Edukasi :.
◦ Observasi / “watchful waiting” pada kelompok non at risk : pemeriksaan tiap 3-6 bln dengar pemeriksaan
pendengaran berkala
◦ Pendengaran normal, tidak ada factor resiko, tidak terdapat gangguan perkembangan bicara, bahasa dan sosial
◦ Sebagian besar sembuh spontan.

Medikamentosa: antibiotic, dekongestan, steroid oral/intranasal  tidak direkomendasikan


Autoinflasi :
◦ terapi non-surgical terbaik sebagai kombinasi “watchful waiting”

Pembedahan : terapi utama pada persistent OME


◦ Pemasangan grommet: pendengaran membaik hingga 2 thn post op
◦ Adenoidektomi: sumber biofilm hilang, membantu perbaikan pendengaran

Rosenfeld, Shin, Schwartz, 2016


FAKTOR RESIKO GANGGUAN
PERKEMBANGAN PADA ANAK DENGAN OME
AUTOINFLASI
KOMPLIKASI
Retraksi attic
Timpanosklerosis
Atrofi pars tensa
Gangguan kognitif
Gangguan perilaku
Gangguan keseimbangan
Komplikasi grommet
◦ Durante op : displacement, kerusakan ossicle dan incudostapedial joint, jugular
bulb tertusuk (langka)
◦ Early post op : infeksi, otorea, granulasi
◦ Late post op : tympanosclerosis, perforasi MT, atrofi dan retraksi pars tensa
KLASIFIKASI RETRAKSI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai