Anda di halaman 1dari 15

Orchard Junction Blok C 08

Jl. Terusan Kelapa Hibrida, Kelapa Gading


Jakarta Utara
Telp. 021 – 290 616 45
www.nobelaudiologycenter.com

COMPANY PROFILE
NOBEL AUDIOLOGY CENTER

Orchard Junction Blok C 08


Jl. Terusan Kelapa Hibrida, Kelapa Gading
Jakarta Utara
Telp. 021 – 290 616 45
www.nobelaudiologycenter.com
Tentang NOBEL Audiology Center

Nobel Audiology Center adalah perusahaan yang bergerak dibidang


penanganan gangguan pendengaran yang terpadu. Mulai dari
pemeriksaan Pendengaran, Intervensi Gangguan Pendengaran, hingga
Program Re/Habilitasi Gangguan Pendengaran.
Cabang
• Jakarta • Padang
• Bali
• Pontianak
• Batam
• Surabaya
Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Nobel
• Audiometri Nada Murni
• Audiometri Tutur
• Timpanometri, Refleks, ETF
• Play Audiometry
• Oto Acoustic Emission (OAE)
• ABR/BERA
• ASSR
• Pemeriksan Keseimbangan
DAMPAK GANGGUAN
PENDENGARAN PADA ANAK-ANAK
Sulit Tidak Bisa
Belajar Berbicara

Sumber : Asha.org

Sulit
Bersosialisasi

Prestasi Akademik
Terganggu

Bermain dengan
Dunia sendiri
Data Gangguan Pendengaran dan Ketulian Di
Indonesia
• Data Kementerian Kesehatan Tahun 1994-1996
• Jml gangguan pendengaran sebesar 16,8%
• Jml ketulian sebesar 0,4% (kelompok tertinggi di usia sekolah 7-9 tahun)
• Diperkirakan sebanyak 5200 lahir dengan ketulian setiap tahun
• Data WHO
• Data WHO Multicenter Study tahun 1998 menemukan bahwa terdapat
sekitar 240 juta (4,2%) penduduk dunia yang menderita gangguan
pendengaran.
• Sekitar 4,6% di antaranya ada di Indonesia. Data tersebut sekaligus
menobatkan Indonesia sebagai negara nomor 4 tertinggi di dunia yang
memiliki jumlah penderita gangguan pendengaran setelah Sri Lanka (8,8%),
Myanmar (8,4%) dan India (6,3%).
American Academy Joint Committee on Infant
Hearing Statement (1994)
pada bayi usia 0-28 hari bila ditemukan beberapa faktor berikut ini harus
dicurigai, karena merupakan kemungkinan penyebab gangguan
pendengaran:
• 1. Riwayat keluarga dengan tuli sejak lahir.
• 2. Infeksi prenatal; TORSCH.
• 3. Kelainan anatomi pada kepala dan leher.
• 4. Sindrom yang berhubungan dengan tuli kongenital.
• 5. Berat badan lahir rendah (BBLR < 1500 gram ).
• 6. Meningitis bakterialis.
• 7. Hiperbilirubinemia (bayi kuning) yang memerlukan transfusi tukar.
• 8. Asfiksia berat.
• 9. Pemberian obat ototoksik.
• 10. Menggunakan alat bantu pernapasan/ ventilasi mekanik lebih dari 5
hari (ICU)
Pentingnya Deteksi Dini Gangguan Pendengaran

• Terdapat periode “emas” dalam perkembangan bahasa


dan bicara, yaitu pada usia 0 – 3 tahun.
• Deteksi dini dan intervensi gangguan pendengaran
sebelum usia 6 bulan dapat meningkatan akuisisi
bahasa dan bicara.
• Penanganan sejak dini juga dapat meningkatkan
kemampuan kognitif dan sosial anak.

1. Thompson DC, McPhillips H, Davis RL, Lieu TL, Homer CJ, Helfand M. Universal newborn hearing screening:
summary of evidence. JAMA. 2001;286:2000–10.
2. Yoshinaga-Itano C, Sedey AL, Coulter DK, Mehl AL. Language of early- and later-identified children with hearing
loss. Pediatrics. 1998;102:1161–71.
Manfaat deteksi dini dan intervensi gangguan
pendengaran
• Bayi yang terdeteksi mengalami gangguan pendengaran sudah
dapat diberikan amplifikasi pada usia 4 minggu. Dengan intervensi
yang baik, anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran
dapat mengikuti sekolah umum (Joint Committee on Infant
Hearing, 2000)
• Anak-anak yang lahir dengan gangguan pendengaran dan
mendapatkan intervensi sebelum usia 6 bulan menunjukan
kemampuan berbicara dan membaca yang lebih baik
dibandingkan anak-anak yang teridentifikasi setelah usia 6 bulan
(Yoshinaga-Itano & Apuzzo, 1998 and Yoshinago-Itano et al, 1998)
• Anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran ringan dapat
kehilangan informasi percakapan 25%-50% di dalam kelas dan juga
mengalami permasalahanhttp://www.tsbvi.edu/seehear/spring02/hearing.htm
behavior/perilaku (Flexer, 1994)
Manfaat deteksi dini gangguan pendengaran

American Journal of Medical Genetics 130A:29–36 (2004)


Prosedur Penanggulangan Gangguan
Pendengaran Pada Anak-Anak
Proses Pemeriksaan Intervensi Gangguan Dengar Proses Re/Habilitasi

Audio Verbal
Play Audiometry Therapy (AVT)/Terapi
Alat Bantu Dengar
wicara
Visual Reinforcement
Audiometry
Cochlear Implant
Tympanometry
Midle Ear Implant
Otoacoustics
Emission (OAE) FM System

BERA/ABR

ASSR

Ponto
Prosedur Deteksi Dini Gangguan Pendengaran Pada Bayi Baru
Lahir di Rumah Sakit
Initial screen
Transient evoked otoacoustic emissions (TEOAE) are measured in
hospital, preferably when infant at least 24 hours old

Pass Fail
Discharge from program One or both ears

Follow-up screen Helen D Bailey, Carol


Measurement of automated auditory brainstem responses (AABR) Bower, Jay
before hospital discharge
Krishnaswamy and
Harvey L Coates
Pass Fail Med J Aust 2002;
Discharge from program One or both ears
177 (4): 180-185.

Follow-up appointment
1-2 weeks after discharge TEOAE + AABR

Pass Fail both ears Fail one ear


Referred for diagnostic Referred for diagnostic
Discharge from program
assessment as soon as possible assessment at age 7 months
Nobel Audiologiy Center

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai