Anda di halaman 1dari 23

DETEKSI DINI GANGGUAN

PENDENGARAN PADA
BAYI DAN ANAK

AFIF RAHMAWAN
KOMDA PGPKT PROVINSI BENGKULU
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
• WHO :
– 2010 prevalensi ketulian di dunia 5,3 %
– Setengahnya di AsiaTenggara
– Indonesia no.4 setelah Sri Lanka,
Myanmar dan India

• Prevalensi :
– 2-3 per 1000 bayi lahir
– Indonesia : 1-3 per 1000
– Di NICU : 10/1000
APA YANG PERLU DIKETAHUI OLEH
DOKTER UMUM
• Apa yang merupakan faktor risiko gangguan
pendengaran?

• Bagaimana perkembangan mendengar dan berbicara?

• Kapan perlu curiga adanya gangguan pendengaran?

• Pemeriksaan apa yang dapat dilakukan?

• Kapan perlu merujuk?

• Apa tindak lanjut?


FAKTOR
FAKTOR RISIKO
RISIKO (JCIH
GANGGUAN 2000)
PENDENGARAN

29 hari- 2 tahun
0-28 hari • Kecurigaan orang tua
• NICU > 48 jam pengasuh
• Sindrom • Riwayat keluarga
• Riwayat keluarga • Sindrom
• Infeksi Postnatal
• Anomali kranio
fasial • Infeksi saat hamil
• Hyperbilirubinemia
• Infeksi saat hamil
• Kelainan
Neurogeneratif
• Trauma kepala
PERKEMBANGAN MENDENGAR
PERKEMBANGAN
DAN BERBICARAMENDENGAR DAN BICARA

3-6 Bulan mengoceh spontan mencari


sumber suara yang keras
6-9 Bulan tertawa –teriak waktu
melihat benda yg menarik
9-12 Bulan • meniru 2-3 kata
• memanggil ibu /ayahnya
• menemukan sumber suara
12-18 Bulan mengungkapkan keinginan
secara sederhana
Ka p a n
CUR I G A ?
KAPAN CURIGA GANGGUAN PENDENGARAN

USIA KEPANDAIAN BICARA


12 bulan belum dapat mengoceh
(babbling) atau meniru bunyi
18 bulan tidak dapat menyebut 1 kata
yang mempunyai arti
24 bulan perbendaharaan kata < 10 kata
30 bulan belum dapat merangkai 2 kata
31
PEMERIKSAAN APA YANG DAPAT DILAKUKAN?
SUBYEK TIF OBYEK TIF

• Refleks Moro • OAE

• Behavioural Observation • AABR / ABR


Audiometry (BOA)
• ASSR
• Visual Reinforcement
Audiometry (VRA) • Timpanometri
• Play Audiometry

• Tes Fungsi Persepsi


Anak
BEHAVIOURAL OBSERVATION AUDIOMETRY
(BOA)

• Mengamati perubahan tingkah laku anak pada respon


terhadap stimulus suara.

• Hasil berupa respon minimum perkiraan ambang


pendengaran pada telinga yang baik.

• Non Conditioning.

• Tidak ada reinforcement.

• Stimulus berupa noise makers.

• Kelemahan adalah sulit menghindari bias respon bayi/anak


dan bias dari pemeriksa.
udiometry (BOA) Behaviour Observ
Usia 0-6 tahun O
BAGAIMANA KITA Hasil harus beru O
BEHAVIOURAL OBSERVATIONAudiometry
AUDIOMETRY (BO
n MENGETAHUINYA ??
RESPON APA YANG DIAMATI?
Observer yang b O
O Stimulus suara i
DAK MEMBERI RESPONS
erulang (repeatable) PADA
O SUARA
Usia 0-6 tahun
HARUSNYA ADA RESPON :O Hasil harus berulang (repeatable)
g berpengalaman
• Perubahan ekspresi wajah
(contoh : dahi berkerut) O Observer yang berpengalaman
aKAGET
intensitas tinggi (min 45-50 dBA)
• Mata terbuka lebar/berkedip. O Stimulus suara intensitas tinggi (min
• Perubahan pola saat
menyusui/nafas
MATA TERPEJAM / MEMBUKA MATA
Aktivitas motorik

PERNAPASAN LEBIH CEPAT
meningkat / menurun (contoh
BERHENTI / MAKIN
kaki/jari-jari CEPAT
kaki bergerak). MENYUSU
• Kaget pada suara yang keras.

(Deidre Lucas 2012)


BEHAVIOURAL OBSERVATION AUDIOMETRY
Cara Memberi STIMULUS
BEHAVIOURAL OBSERVATION AUDIOMETRY

FREKUENSI BUNYI BENDA2 DISEKITAR KITA

Bunyi pss – pss frekwensi tinggi


Bunyi uh – uh frekwensi rendah
Ketokan sendok di
- Tepi atas gelas Frek. 4,000 Hz
- Dasar gelas 900 Hz
Suara bel kertas
Meremas frek.2000 HzHz
Frek. 6,000
Suara Bel Frek. 2,000 Hz

30
acoustic Emission EMISSION
acoustic OTOACOUSTIC (OAE)
(OAE)
• Tes elektrofisiologis untuk menilai
mungkinan:
mungkinan:
fungsi koklea khususnya sel-sel
rambut luar.
ah konduktif
lah konduktif yang yang
perlu
perlu tes
tes
• Bunyi BC- ABR
BC-sebagai
lembut ABRrespon
vibrasi di koklea dapat direkam di
</= 35
</=liang dB
dB HL
35telinga luar.(Kecuali
HL (Kecuali
tory
itory neuropathy)
neuropathy)
• Noninvasif
n, kemungkinan:
on, kemungkinan:
• Dapat dilakukan tidak di tempat
onduktif
konduktif
yg khusus, asal tenang.
engaran
engaran sensorik,
sensorik,
• Hasil : Pass atau Refer
dB
dB HLHL
• Dapat dikerjakan oleh tenaga non
audiologik
Brainstem Response
BRAIN EVOKED RESPONSE AUDIOMETRY
(ABR) (BERA)

• Representasi aktifitas listrik


yang di hasilkan saraf VIII
strik yang dihasilkan
sampai batang otak terhadap

g otak sebagai respon


respon rangsangan stimulasi
pendengaran.

an Respon Gelombang I - V dan



masa latensi.

• Menilai perkiraan ambang


dengar.

Menentukan patologi koklear


bang dengar

atau retrokoklear

chlear/retrocochlear
KAPAN PERLU MERUJUK
KAPAN PERLU MERUJUK?

• Bila terdapat faktor risiko gangguan


pendengaran
• Keterlambatan perkembangan bicara
• Anak tidak memberi respon terhadap
suara
• Berbicara tidak lancar sesuai usia

4/1/16 JIFESS, Hotel Hyatt


APA TINDAK
APA TINDAKLANJUT
LANJUT? ?
• Menggunakan Alat Bantu Dengar /
TYPE
ImplanOFkoklea
HEARING TYPE AID OF HEARING AID
• Terapi wicara
• Terapi mendengar
Aid Body Aid
• Pada anak : mengikuti pendidikan yang
he disesuaikan
Behind The In TheIn TheBehind TheIMPLAN
In The
enis
TE)
ABD Canal (ITC)
Ear (BTE)Ear (ITE) Ear (BTE)
KOKLEA
Canal (ITC)

ody worn ,
4/1/16 JIFESS, Hotel Hyatt

E, ITC,CIC
Apakah
APAKAH SKRINING PENDENGARAN PADA
skrining BAYI
pendengaran
BARU LAHIR ?
pada bayi baru lahir ?
Skrining pendengaran
bayi baru lahir
merupakan program yg
didesain untuk
mengidentifikasi
hilangnya pendengaran
pada bayi sesaat
setelah lahir
MANFAAT SKRINING PENDENGARAN PADA
MANFAAT SKRINING
BAYI BARU LAHIR
PENDENGARAN BAYI
SKRINING PENDENGARAN BAYI BARU LAHIR

Kehamilan Lahir 3 Bulan 6 Bulan

Deteksi Dini Habilitasi


Pemeriksaan
Diagnosis Dengar
Kehamilan
Skrining Wicara
Pendengaran

Dokter THT Dokter THT


Dokter
Dokter Anak Dokter THT Audiologist
Obsgin
Dokter Umum Therapist
Bidan Pendidik
KESIMPULAN

• Dokter umum diharapkan dapat mendeteksi gangguan


pendengaran secara dini pada bayi dan anak.

• Pemeriksaan pendengaran pada bayi dan anak harus bersifat


subyektif dan obyektif.

• Skrining, penegakan diagnostik dan intervensi sebaiknya


tepat waktu.
PEMERIKSAAN
PENDENGARAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai