PENDAHULUAN
Dampaknya masalah pendengaran anak :
Perkembangan wicara
Sosial
Kognitif
Akademik
WHO :
Asia Tenggara : 38.000 anak tuli/tahun
• Meningitis bakterialis
Hiperbilirubinemia (bayi kuning)
transfusi tukar
Asfiksia berat
Pemberian obat ototoksik
Menggunakan alat bantu pernapasan /
ventilator > 5 hr
Ketulian : tuli saraf ( sensorineural )
Derajat berat - sangat berat
Kedua telinga (bilateral).
Gejala awal sulit diketahui: tidak terlihat.
Orang tua terlambat menyadari
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi tuli kongenital di Indonesia: 0,1 % .
Bertambah 4710 orang /thn : angka kelahiran 2,2 %
(penduduk yang berjumlah 214.100.000 orang)
Jabar angka kelahiran 2,5% (1000 bayi tuli/tahun, 1
bayi lahir tuli berat/hari)
Faktor resiko : pada masa kehamilan, dan kelahiran
masih tinggi .
Tuli kongenital : dampak cukup luas.
Sejak awal : sosialisasi / penyuluhan
kepada masyarakat dan petugas
kesehatan di lapangan
deteksi dini.
SKRINING PENDENGARAN
Tujuan :
menemukan kasus dini
DEMOGRAFI
Gambaran populasi
kelompok umur
kelompok pekerjaan
status sosial
status pendidikan.
PERTANYAAN yang diajukan :
Seberapa besar jumlah penderita tuli sejak
lahir disuatu daerah ?
Bagaimana proporsi penduduk didaerah
tersebut ?
Bagaimana dengan tingkat pengetahuan
penduduk didaerah tersebut ?
Untuk menurunkan prevalensi tuli sejak
lahir, perlu diketahui sarana yang ada dan
SDM yang tersedia .
INFRASTRUKTUR
Jumlah Rumah Sakit yang mempunyai
sarana diagnostik ?
Khusus:
- M kesadaran masyarakat untuk tujuan
pencegahan
- Menemukan kasus sedini mungkin
- Habilitasi gangguan pendengaran
(optimalisasi fungsi)
Alternatif penanggulangan
Program akan berhasil apabila tersosialisasi
dengan baik,
Tiap orang yang terkait dapat menjalankan
perannya masing- masing
SETELAH TAHU