Anda di halaman 1dari 63

ANATOMI DAN FISIOLOGI

PENDENGARAN
Bagian THT-KL FKUNAND
ANATOMI
TELINGA LUAR
Pinna (daun telinga)
Flange : resonansi ~3 - 4000 Hz
Concha : resonansi ~1 7000
Hz
Meatus
Kartilago - tulang
Densitas & Resonansi
resonator 3000 Hz
serumen + rambut di LT
= filter kotoran
Membran Timpani
Seperti kulit elastik yang
meregang ke cincin tulang
Bentuk kerucut = High Fidelity
Transfer
TELINGA TENGAH
Proses impedansi : daya tahan thd
perubahan frekuensi
Menghantar bunyi ke organ sensoris
MT ke tingkap lonjong (tapak stapes) :
perbedaan ukuran sangat besar
Tulang pendengaran :
Maleus Inkus Stapes
Stapedial Footplate keuntungan
untuk densitas tinggi
Tekanan udara = lingkungan luar
Regulasi oleh tuba Eustachius
Respon bunyi intensitas tinggi :
Otot dan tendon >>
Atenuator bunyi
MEKANISME PERTAHANAN
PENDENGARAN
ORGAN KORTI DAN TONOTOPIK
FISIOLOGI PENDENGARAN :
Konduksi-Transduksi-Transmisi-Prossesing
PROSES KONDUKSI
PROSES AMPLIFIKASI SUARA
Former Rotation
Axis

Amplifikasi suara : New Rotation


Axis
Luas tingkap lonjong
3,2 mm2 s/d 17x
Lengan maleus =
Center of Gravitation :
1,3 x panjang inkus O:Incus Gravitation
M:Malleus Gravitation
C:Ossicle Chain,TM

amplifikasi energi TM : stapes foot plate= 17:1


gain 25dB
suara s/d 22 kali
Area Membran Timpani 90mm2
Tapak Stapes 3,2mm2
PR0SES TRANSDUKSI
PROSES TRANSDUKSI
PROSES TRANSMISI
MEKANISME PROSSESING
Gangguan Pendengaran

Tuli Konduktif
Tuli Syaraf

Tuli Campur

Audiologi medis
Dasar : penala, berbisik, audiometer nada murni
Khusus : tes SISI, tes ABLB,Tone decay, audiometri
tutur, audiometri Bakesay, audiometri anak,,
audiometri industri, audiometri objektif (impedans,
elektro-kokliografi, BERA).
Tes penala
Rinne, Weber, Schwabch, Bing(oklusi), Stenger.

Audiometri nada murni


Nada murni; satu frekwensi (get/dtk)
Bising; banyak frekwensi (narrow band, white noise)
Frekwensi;simple harmonic motion(hertz) 20-18.000
Hz
Intensitas bunyi; dB (HL,SL,SPL)
Ambang dengar; AC, BC
Nilai nol audiometri
Std ISO, ASA
Jenis dan derajat ketulian
Gap
Masking
Audiogram **
Audiogram
Tuli Koklea Dan
Retrokoklea
Dr. Yan Edward, Sp.THT
Tuli Koklea & Retrokoklea
Rekrutmen: suatu fenomena terjadi
peningkatan sensitifitas pendengaran
yang berlebihan diatas ambang
dengar. Keadaan ini khas pada tuli
koklea.
Decay (Fatigue, kelelahan):
merupakan adaptasi abnormal, dimana
saraf pendengaran cepat lelah bila
dirangsang terus menerus dan bila
diberi istirahat akan pulih kembali.
Khas pada tuli retrokoklea
Tuli sensorineural koklea
Aplasia koklea
Labirintitis
Intoksikasi obat
Tuli mendadak
Trauma akustik
Trauma kapitis
Tuli sensorineural retrokoklea

Neuroma akustik
Tumor sudut Pons dan serebelum
Mieloma multipel
Cedera otak
Audiometri khusus:
Tes SISI
Tes ABLB
Tes kelelahan (Tone decay)
Audiometri tutur (speech audiometry)
Audiometri Bakessy

Audiometri objektif:
Impedans
Elektrokokleografi
BERA
Gangguan Pendengaran
Pada Geriatri

Dr. Yan Edward, Sp.THT-KL


Gangguan Pendengaran
Pada Geriatri

Proses degenerasi organ


Pendengaran ggn pendengaran

Jenis ketulian : tuli saraf, tuli


konduktif, tuli campur.
Tuli Konduktif
Proses degenerasi T. luar &T.tengah
perubahan / kelainan :
DT bertambah besar & elastisitas
Berkurang
LT kaku & atrofi
Penumpukan serumen
MT bertambah tebal & kaku
Sendi tl. pendegaran kaku.
Tuli Sensorineural( Presbikusis)
Tuli sensorineural Frek. tinggi
Bilateral
Terjadi usia 60 thn
Progresifitas penurunan pend. Laki-
laki> perempuan.
Etiologi

Proses degenerasi
Faktor yg mempengaruhi:
herediter
pola makanan, metabolisme,
arteriosclerosis, infeksi, bising, gaya
hidup.
Patologi
Perubahan struktur koklea &
n.VIII
Atrofi & degenerasi sel rambut.
Perub. vaskuler pd stria vaskularis
&ukuran sel ganglion& saraf <<
Klasifikasi
Berdasarkan patologik
Sensorik
Neural
Metabolik ( strial presbycusis)
Mekanik( cohlear presbycusis)
Gejala Klinik
Pendengaran berkurang perlahan-lahan
dan progresif, bilateral
Tinitus nada tinggi
Penderita dpt mendengar suara
percakapan, ttp sulit u/ dipahami pd
lingkungan riuh Coctail party deafness
Bila intensitasnya ditinggikan rasa
nyeri.
Diagnosis Dan Terapi
Diagnosis
MT suram, mobilitas berkurang
Garpu tala : Tuli sensorineural
Audiometri NM :Tuli saraf nada tinggi
bilateral & simetris
Audiometri tutur : diskriminasi wicara
Terapi
Rehabilitasi ABD
Latihan membaca ujaran & mendengar
Ahli terapi wicara.
Tuli Akibat Ototoksik

Dr. Yan Edward, Sp.THT


Tuli Akibat Ototoksik

Efek samping obat:


Kina, kloroquin, salisilat, oleum chenopo-
dium, arsen, metil dan etil alkohol,
nikotin,logam berat, strepto-misin,
gentamisin, neomisin, kanamisin,
tobramisin, amika-sin, netilmisin,
sisomisin, eritromisin, loop diuretic,
cisplatinum, tetes telinga.
Tuli Akibat Ototoksik

Gejala :
Tinitus, vertigo, tuli saraf (nada tinggi 4-
6 KHz), biasanya bilateral
Terapi :
Hentikan obat, ABD, implan koklea.

Pencegahan: hati-hati

Prognosis : buruk
Tinitus
(Telinga Berdengung)

Dr. Yan Edward, Sp.THT-KL


Tinitus/Telinga Berdengung

Bunyi abnormal yang didengar penderita yang


berasaal dari dalam kepala
Tinitus objektif: dapat didengar pemeriksa dgn
auskultasi disekitar telinga:
ggn vaskuler (aneurisma,atrosklerosis)
tuba terbuka
kejang klonus m.tensor timpani, m. stapediius,otot
palatum
Tinitus subjektif: hanya didengar oleh penderita.
Tinitus

Tinitus nada rendah:


bunyi bergemu- ruh di sebabkan oleh gangguan
konduksi
- serumen - tuba katar
- otitis media - otosklerosis
- tumor glomus yugulare
Tinitus nada tinggi:
bunyi berdengung disebabkan tuli sensorineural:
- Tuli ototoksik
- Peny. Meniere
Tinitus

Terapi
Sulit dan sangat komplek (E/), psikoakustik
murni
Penyamaran tinitus
Obat penenang
DIAGNOSIS DAN PENDEKATAN
KLINIS TERAPI TULI MENDADAK
(SUDDEN DEAFNESS)
Pendahuluan
Definisi Tuli Mendadak :
- Terjadi secara tiba-tiba
- Tuli sensorineural
- Penyebab belum diketahui saat itu
Pendahuluan
Definisi beberapa ahli :
- Penurunan pendengaran > 30 dB
- Paling sedikit pada 3 frekuensi
berurutan
- Waktu gradasi penurunan
pendengaran kurang dari 3 hari
Kekerapan
Di dunia: 1 kasus/5.000-10.000/tahun
artinya 15.000 kasus baru pertahun
Tieri : 28/2240 dari kasus penelitiannya
terjadi pada anak di bawah 10 tahun
Kecenderungan meningkat dengan
bertambahnya usia
Biasanya unilateral, hanya 1,7 - 2 % yang
bilateral
Kekerapan
Sub-Bag Neurotologi THT RSCM :
- Th 1999 : 59/1350 kasus gangguan
pendengaran (4,37 %)
- Th 2000 : 159/2645 kasus gangguan
pendengaran (6,01 %)
- Th 2005 : sekitar 8 % dari kasus gangguan
pendengaran
- Akhir-akhir ini meningkat sesuai dengan
meningkatnya insidens stroke
Etiologi (Hughes)
Gangguan sirkulasi Gangguan metabolik
Infeksi Neoplasma
Trauma Obat ototoksik
Gangguan imunologi Gangguan neurologik
Pendapat yang sering dianut
Gangguan sirkulasi
Infeksi virus
Ruptur membran
Proses autoimun
Faktor predisposisi
Kelainan hematologi
Hipertensi
Diabetes melitus
Stres
Kolesterol tinggi
Gejala klinik (Fetterman)
Penurunan pendengaran tiba-tiba, biasanya
pada satu telinga (sering pasien menyadari)
Tinitus (91 %)
Vertigo (42,9 %)
Rasa penuh di telinga (40,7 %)
Otalgia (6,3 %)
Parestesia (3,5 %)
Tidak jelas ada penyebab sebelumnya
Diagnosis
Anamnesis pasien sebaiknya dilakukan secara
menyeluruh dan teliti.
Informasi mengenai :
- onset, jangka waktu
- gejala yang menyertai
- aktivitas yang dilakukan
- faktor predisposisi
- riwayat penyakit sebelumnya untuk mencari
faktor risiko amat diperlukan
Pemeriksaan Pendengaran
Pada pemeriksaan pendengaran didapatkan :
Tes penala : Rinne positif, Weber lateralisasi
ke yang sehat, Schwabach memendek.
Audiometri nada murni : tuli sensorineural
Audiometri impedans : timpanogram tipe A
(normal) refleks stapedius ipsilateral negatif
atau positif, sedangkan kontralateral positif.
Pemeriksaan penunjang
CT Scan atau MRI kalau dicurigai
penyebabnya neuroma akustik
Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa
kemungkinan infeksi virus/bakteri, DM,
hiperlipidemia, hiperfibrinogen, hipotiroid,
penyakit autoimun dan faal hemostasis
Penatalaksanaan : terapi shotgun
Kortikosteroid Anti virus
Vasodilator Vitamin/mineral
Antikoagulan Transqualizer
Fibrinolitik Hiperbarik
Inhalasi oksigen/ Antitrombotik
carbogen
KORTIKOSTEROID
Telah terbukti efektif
Efek anti inflamasi, imunosupresif,
mengatur osmolaritas seluler dan
sitoplasma pada pemberian dosis tinggi
Prednison dosis tinggi (40-80 mg) tap off
KI : gastritis, insufisiensi jantung, insufisiensi
ginjal
VASODILATOR
Menghilangkan spasme vaskuler
Bersama steroid : hasil lebih baik
Xiantinol nikotinat, pentoxifilin, histamin
fospat, betahistin, niasin, papaverin
hidroklorid, prokain hidroklorid, atropin
hidroklorid, sodium bikarbonat, benziklan
hidrogen fumarat,nikergolina,
ginkgobiloba
ANTIKOAGULAN
Efek menghambat pembekuan darah
Heparin dan warfarin

FIBRINOLITIK
Baxtrobin
OKSIGEN HIPERBARIK
Memasukkan pasien ke dalam ruangan
(chamber) bertekanan 2 ATA
Meningkatkan tekanan oksigen di koklea
ANTIVIRUS
Mencegah multiplikasi virus
Acyclovir
ANTI TROMBOTIK
Diberikan bila ada peningkatan agregasi
trombosit
Menekan fungsi trombosit
Aspirin, dipidamol sulfinpirazon,
klofibrat, dekstran
Kriteria perbaikan pendengaran
Sembuh : perbaikan ambang dengar
<30 dB pada 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz,
2000Hz dan <25 dB pada 4000 Hz
Perbaikan sangat baik : perbaikan
> 30 dB pada 5 frekuensi
Perbaikan baik : 10-30 dB pada 5 frek.
Tidak ada perbaikan : bila < 10 dB pada
5 frekuensi
Prognosis
Keterlambatan pengobatan
Vertigo
Usia tua
Tuli nada tinggi
Kecemasan
Tinitus
Penyakit penyerta
Implikasi (handicap) tuli mendadak
Telinga berbunyi (tinitus)
Fenomena rekruitmen
Gangguan komunikasi
KESIMPULAN
Tuli mendadak merupakan kasus
darurat THT
Insidens meningkat
Pengobatan sedini mungkin
Mengatasi implikasi (handicap)

Anda mungkin juga menyukai