Anda di halaman 1dari 13

Tinitus

Rizki Putri Andini


13-099
Definisi
• Salah satu bentuk gangguan pendengaran berupa sensasi
suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal
kemoakustik maupun listrik
• Keluhan ini dapat berupa bunyi mendenging, menderu,
mendesis atau bunyi lainnya
Epidemiologi
• 10-15% dari populasi (30-40 juta orang)
• 85% dari seluruh pasien dgn gejala yg berhubungan dgn
penyakit telinga
• Insidens meningkat seiring peningkatan usia
• 13% pada anak-anak
Klasifikasi
• Tinitus objektif bersifat vibratorik, berasaldari transmisi
vibrasi sistem muskuler atau kardiovaskuler di sekitar telinga

• Tinitus subjektif bersifat non vibratorik, disebabkan oleh


proses iritatif/perubahan degeneratif traktus auditorius mulai
dari sel-sel rambut getar koklea sampai pusat saraf pendengar
Etiologi
• Tuli sensorineural & gangguan konduksi bunyi nada rendah
a. Tinitus objektif
• Ggn vaskuler: malformasi arteriovena, tumor glomus jugular,
aneurisma, arteriosklerosis, kelainan arteri karotis, tumor karotis
suara aliran darah tinitus mengikuti denyut jantung
• Penyakit sendi temporomandibular, kejang klonus m.tensor timpani,
m.stapedius, & otot palatum tinitus bunyi klik
• Tuba eustachius terbuka
• Intoksikasi obat: salisilat, aspirin, kina, streptomisin,
dehidrostreptomisin, garamisin, digitalis, kanamisin tinitus nada
tinggi
• Hipertensi endolimfatik spt penyakit Meniere tinitus nada rendah
atau tinggi
• Ggn vaskuler koklea terminal pd pasien yg stres akibat ggn
keseimbangan endokrin spt menjelang menstruasi,
hipermetabolisme, atau saat hamil
Etiologi
b. Tinitus subjektif krn proses iritatif/perubahan degeneratif
traktus auditorius
Diagnosis
1. Anamnesis
- Kuantitas & kualitas tinitus
- Lokasi: unilateral, bilateral, atau tdk dpt ditentukan scr pasti
- Sifat: mendenging, mendesis, menderu, gemuruh, berdetak,
atau spt riak air
- Lama serangan tinitus: 1 mnt, 5 mnt
- Frekuensi: intermiten atau menetap
- Intensitas: keras, lembut
- Progresifitas
- Gejala penyerta: vertigo, ggn pendengaran
Diagnosis
2. Px Fisik
- Px fisik THT: auskultasi leher utk bruit di sepanjang a. karotis,
auskultasi sekitar kranium utk cek malformasi arteriovena
- Otoskopi
- Garputala

3. Px Penunjang
- MR utk lihat tumor, malformasi arteriovena, anomali
vaskular, aneurisma karotis
- Tes fungsi tiroid utk hipermetabolisme
Tatalaksana
• Menggunakan metode Tinnitus Retraining Therapy (TRT)
- Tujuan: memicu & menjaga reaksi habituasi, persepsi tinitus atau
suara lingkungan yg mengganggu. Habituasi diperoleh sbg hasil
modifikasi hubungan sistem auditorik ke sistem limbik & sistem saraf
otonom
- Pengobatan dibagi dlm 4 cara:
1. Psikologik dgn memberikan konsultasi psikologik utk meyakinkan
pasien bahwa penyakitnya tdk membahayakan, mengajarkan
relaksasi setiap hari
2. Elektrofisiologik yaitu memberi stimulus elektroakustik dgn
intensitas suara yg lebih keras dari tinitusnya, dpt dgn alat bantu
dengar atau tinitus masker
3. Terapi medikamentosa msh blm jelas, antidepresan sedatif,
neurotonik, vitamin, mineral
4. Tindakan bedah pada tumor akustik neuroma
Prognosis
• Biasanya tinitus sulit diobati sehingga menetap lama
Referensi
• Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT – FKUI
• Medscape
• THT - Boeis

Anda mungkin juga menyukai