Laring
Pembimbing
Kolonel CKM dr. Budi Wiranto, Sp.THT-KL
Fitria Rahardini
1410221059
Disfonia
Gangguan suara yang disebabkan kelainan
pada organ-organ fonasi,terutama laring.
Gangguan suara berupa suara parau( suara
terdengar kasar dengan nada lebih rendah),
suara lemah (hipofonia), hilang suara
(afonia),nyeri saat bersuara (odinofonia)
Setiap yang menimbulkan gangguan dalam
getaran, gangguan dalam tegangan dan
gangguan dalam aduksi akan menimbulkan
disfonia
Etiologi
Radang,tumor, paralisis otot-otot laring,kelainan
laring seperti sikatriks akibat operasi,
Diagnostik
Diagnostik etilogik dan terapi sesuai dengan
etiologi tersebut.
Anamnesa
Pemeriksaan klinik dan penunjang
Status generalisata
Pemeriksaan THT (laringoskop indirek,
laringoskop direk, analisis suara)
Pengobatan
Sesuai dengan kelainan atau penyakit yang
menjadi etiologinya, berupa medikamentosa,
vocal hygeane, terapi suara dan bicara dan
tindakan operatif.
Laringitis
Laringitis Akut
Laringitis Kronis
Etiologi
Sinusitis kronis, deviasi septum yang berat,
polip hidung atau bronkitis kronis, vocal
abuse
Gejala
Suara parau menetap,
Rasa tersangkut di tenggorokan,
Pasien sering mendehem tanpa
mengeluarkan sekret karena mukosa
menebal
Pemeriksaan
Mukosa menebal, hiperemis, permukaan
tidak rata
Laringitis tuberkulosa
Laringitis Luetika
Laringitis Tuberkulosa
Patogenesis laringitis tuberkulosa
Infeksi kuman ke laring melalui udara pernapasan,
sputum yg mengandung kuman, penyebaran
limfogen/hematogen
Stadium
infiltrasi
Stadium
ulserasi
Stadium
perikondriti
s
Stadium
fibrotube
rkulosis
Stadium
infiltrasi :
Pembengkakan dan hiperemis
mukosa laring bagian posterior, pita
suara
Submukosa : terbentuk tuberkel,
mukosa tdk rata, tampak bintikbintik kebiruan, tuberkel ini makin
membesar tuberkel berdekatan
bersatu mukosa diatasnya
meregang pecah ulkus
Stadium
ulserasi
Akhir stadium infiltrasi ulkus yang
dangkal, dasarnya ditutupi oleh
perkijuan sangat nyeri
Stadium
perikondritis
Ulkus yang mengenai kartilago laring
merusak tulang rawan, sehingga
terbentuk nanah dan bau
berlanjut terbentuk sequester
>> Kartilago Aritenoid dan epiglotis
Stadium
fibrotuberkulosis
Terbentuk fibrotuberkulosis pada
dinding posterior, pita suara dan
subglotik
Gejala Klinis
Rasa kering, panas, dan tertekan di daerah laring
Suara parau
Hemoptisis
Nyeri waktu menelan
Keadaan umum buruk
Pemeriksaan paru : terdapat proses aktif
Terapi
Obat Anti tuberkulosis primer
Vocal rest
Laringitis Luetika
Etiologi : Treponema Palidum
Gambaran Klinis :
Jika guma pecah ulkus
Sifat ulkus : sangat dalam, bertepi dgn dasar keras, wrna
merah tua, eksudat warna kekuningan, tidak nyeri , menjalar
cepat
Gejala Klinis
Suara
parau
Batuk
kronis
Disfagia
Terapi
Penisilin
Dosis 1,2 juta U ,IM
Pengangkatan sekuester
Jika ada sumbatan
Laring Trakeostomi
Tumor laring
Tumor Glotik
Mengenai pita suara asli
tumor subglotik
Dibawah tepi bawah bebas pita suara asli
sampai batas inferior krikoid
Gejala Klinis
Serak
Dispnea dan stidor
Nyeri tenggorokan
Disfagia
Batuk dan
hemoptisis
Penurunan berat
badan
Pembesaran KGB
Nyeri tekan laring
Diagnosis
Diagnosis
Laringoskop
indirek/direk
Pemeriksaan
radiologi
CT SCAN laring
Patologik Anatomi
(AJCC dan
UICC 1988)
Supra Glotis
Tis Karsinoma in situ
T1 Tumor terdapat pada satu sisi suara/pita suara palsu
(gerakan masih baik)
T2 Tumor telah menjalar ke 1 dan 2 sisidaerah
supraglotis dan glotis
masih bisa bergerak (tidak
terfiksir)
T3 Tumor berbatas pada laring dan sudan terfiksir atau
meluar ke daerah krikoid bagian belakang,dinding medial
dari sinus piriformis dan kearah rongga preepiglotis
T4 Tumor sudah meluas ke luar laring, menginfitrasi
orofaring jaringan lunak pada leher atau sudah merusak
tulang rawan tiroid
Glotis
Tis Karsinoma insitu
T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi
gerakan pita suara masih baik atau tumor sudah
terdapat pada komisura anterior dan posterior
T2 Tumor meluas kedaerah supraglotis atau subglotis,
pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksasi
T3 Tumor meliputi laring dan pita suara sudah terfiksasi
T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tumor rawan
tiroid atau
sudah keluar dari laring
Subglotis
Tis Karsinoma insitu
T1 Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat
bergerak atau
sudah terfiksasi
T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita suara suda
terfiksasi
T4 Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau
perluasan luar laring atau dua-duanya
Metastasis Jauh
Mx Tidak
terdapat/terdeteksi
Mo Tidak ada metastasis
jauh
M1 Terdapat metastasis
jauh
Staging (stadium)
ST I
= T1 NO MO
ST II
= T2 NOMO
ST III = T3 NO MO,
T1/T2/T3 N1 MO
ST IV = T4 NO/N1 MO,
T1-T4 N2/N3 ,
T1-T4 N1/N2/N3
M1
Subglottic carsinoma
Glottic carsinoma
Penatalaksanaan
Terdapat 3 cara penanggulangan yang lazim dilakukan,
yakni
Pembedahan
Radiasi
obat sitostatika ataupun kombinasi
Stadium 1 : Radiasi
Stadium 2,3 : Operasi
Stadium 4 : Operasi dengan rekonstruksi, bila masih
memungkinkan atau dikirim untuk mendapatkan
radiasi.
Jenis pembedahan adalah laringektomi totalis/parsial
Lesi Jinak
Laring
Penatalaksanaan
Awal ->istirahat bicara dan terapi suara (voice
therapy)
Tindakan bedah laring dilakukan bila ada
kecurigaan keganasan atau lesi fibrotik. Nodul
kemudian diperiksa patologi anatomik.
Gambaran patologiknya ialah epitel gepeng
berlapis yang mengalamiproliferasi dan
diskitasnya terdapat jaringan yang mengalami
kongesti.
Penatalaksanaan :
bedah minor laring dan pemeriksaan PA
Kista Pita
Suara
Kista pita suara umumnya termasuk kista retensi kelenjar
liur minor laring, terbentuk akibat tersembatnya kelenjar
tersebut.
Faktor iritasi kronik, refluks gastroesofageal dan infeksi
diduga sebagai faktor prediposis
Kista terletak dalam lamia propria superfisialis, menempel
pada membran basal epitel atau ligamentum vokalis.
Gejala utama suara parau
Jarang menyebabkan sumbatan jalan napas atas karena
ukurannya tidak besar
Penatalaksanaan bedah minor laring
Didapat :
bisa disebabkan oleh keganasan pada paru, esophagus atau
tiroid, tauma leher atau kepala, aneurisma arkus aorta,
pembesaran jantung kiri, dilatasi arteri pulmonalis, penyakit
serebrovaskular.
Penatalaksanaan
Pada anak : memegang anak dengan posisi
terbalik,kepala kebawah,kemudian daerah
punggung/tenkuk dipukul.
Parasat heimlich
Bila pasien telah terbaring karena pingsan, penolong
bersetumpu pada lututnya dikedua lutut pasien, kepalan
tangan diletakkaaan dibawah prosesus xifoid,kemudian
dilakukan penekanan dibawah dan arah paru pasien
beberapa kali, sehingga benda asing akan terlempar
keluar mulut.
Krikotiroitomi
TERIMA KASIH