Anda di halaman 1dari 12

Askep tinitus

Kelompok 9 :
1. Delvin haryani lombu
2. Sriana sianturi
3. Mayten gustaviany daeli
4. Sintia tarigan
Anatomi telinga luar
Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna,
Liang telinga atau meatus auditorius eksternus,
dan gendang telinga atau membrane timpani.
Telinga tengah
Telinga tengah adalah ruangan yang berbentuk
kubus. Isinya meliputi gendang telinga, 3 tulang
pendengaran (malleus, incus, dan stapes).
muara tuba Eustachii juga berada di telinga
Tengah.
Telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari labirin osea, yaitu
sebuah rangkaian rongga pada yang berisi
cairan dan labirin membranasea, yang terletak
lebih dalam dan memiliki cairan.
Defenisi tinitus
Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan
pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya
rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal
mekanoakustik maupun listrik. Keluhan suara
yang didengar sangat bervariasi, dapat berupa
bunyi mendenging, menderu atau mendesis.
Klasifikasi
a. Tinitus Objektif, adalah tinitus yang suaranya
juga dapat di dengar oleh pemeriksa dengan
auskultasi di sekitar telinga. Tinitus objektif
biasanya bersifat vibratorik, berasal dari
transmisi vibrasi sistem muskuler atau
kardiovaskuler di sekitar telinga.
b. Tinnitus subjektif adalah tinnitus yang
suaranya hanya dapat didengar oleh penderita
saja.
Etiologi
1. Kotoran yang ada di lubang telinga, yang apabila sudah
di bersihkan rasa berdenging akan hilang.
2. Infeksi telinga tengah dan telinga dalam
3. Gangguan darah
4. Tekanan darah yang tinggi atau rendah, dimana hal
tersebut merangsang saraf pendengaran
5. Penyakit meniere’s Syndrome, dimana tekanan cairan
dalam rumah siput meningkat, menyebabkan
pendengaran menurun, vertigo, dan tinnitus.
6. Keracunan obat
7. Penggunaan obat
Patofisiologi
Tinitus biasanya di hubungkan dengan tuli
sensori neural dan dapat juga terjadi karena
gangguan konduksi, yang biasanya berupa bunyi
dengan nada rendah. Jika di sertai dengan
inflamasi, bunyi dengung akan terasa berdenyut
(tinnitus pulsasi) dan biasanya terjadi pada
sumbatan liang telinga, tumor, otitis media, dll.
Tanda dan gejala
• Fatique (Kelelahan Kronis)
• Stress
• Sleep problems (insomnia/susah tidur)
• Trouble concentrating (susah berkonsentrasi)
• Memory problems (menurunnya daya ingat)
• Depression (depresi)
• Anxiety and irritability (Kekuatiran yang
berlebihan)
Pemeriksaan penunjang
• pemerikasaan audio-metri nada murni (pure tone
audiometry). Pada pemeriksaan nada murni gamabaran
khas berupa takik (notch) pada frekuensi 4kHz.
• Pemeriksaan fisik THT dan otoskopi harus secara rutin
di lakukan, dan juga pemeriksaan penala, audiometri
nada murni, audiometri tutur, dan bila perlu lakkukan
ENG.
• Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan adalah
audiogram atau pendeteksi adanya gejala ketulian.
Lebih jauh dapat dilakukan CT Scan atau MRI.
Beberapa kasus dapat dilakukan pemeriksaan fungsi
tiroid
Pencegahan
• Hindari suara-suara yang bising, jangan terlalu sering
mendengarkan suara bising(misalnya diskotik, konser
musik, walkman, loudspeaker, telpon genggam).
• Batasi pemakaian walkman, jangan mendengar dengan
volume amat maksimal.
• Gunakan pelindung telinga jika berada di tempat bising.
• Makanlah makanan yang sehat dan rendah garam.
• Minumlah vitamin yang berguna bagi saraf untuk
melakukan perbaikan, seperti ginkogiloba, vit A dan E.

Anda mungkin juga menyukai