Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tinnitus merupakan keluhan yang cukup banyak dihadapi dalam praktek

sehari-hari baik sebagai dokter umum ataupun dokter THT. Tinnitus sendiri bukanlah

suatu penyakit, namunmerupakan salah satu gejala dari suatu penyakit.Tinitus dapat

memberikan masalah yang serius bagi penderita karena dapat memberikan pengaruh

dalam berkonsentrasi, memberikan perasaan cemas dan depresi, sehingga

mengganggu kualitas hidup penderita.Tinnitus berasal dari bahasa latin tinnire yang

berarti dering atau membunyikan.Tinnitus adalah salah satu bentuk gangguan

pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa

sinyal mekanoakustik maupun listrik.Keluhan ini dapat berupa bunyi mendenging,

menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya.Tinitus sendiri dapat

dirasakan terus-terusan ataupun hilang timbul.1

Sebanyak sepertiga dari populasi seluruh dunia setidaknya pernah mengalami

tinnitus sekali seumur hidup. Prevalensi di dunia diperkirakan sekitar 10,1 % - 14,5%

dan sering terjadi pada usia 10 70 tahun. Orang yang terpapar dengan suara mesin

lebih sering mengalami hal ini dibandingankan orang lainnya.Tinnitus menyerang

setidaknya 37 juta orang di Amerika, dan 10 juta diantaranya sangat parah. Studi

epidemiologi mengatakan tinnitus dapat dialami baik perempuan maupun laki-laki

dan pada semua ras.

1
Tinnitus dapat dibagi atas tinnitus objektif dan tinnitus subjektif.Hampir kasus

tinnitus yang dihdapi merupakan tinnitus subjektif yaitu suara tersebut hanya dapat

didengar oleh pasiensendiri.Kelainan telinga, terutama gangguan pendengaran,

merupakan penyebab tinnitussubjektf yang paling sering. Sedangkan penyebab

tinnitus objektif ,suara tersebut dapat didengar juga oleh pemeriksa, biasanya

disebabkan oleh kelainan vaskuler dari atreri carotis atau vena jugularis.

Etiologi dari tinnitus sendiri sangat banyak dan untuk menangani kasus ini

butuh dilakukan intervensi lebih lanjut baik dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang, karena perlu diketahui penyebab dari tinnitus untuk

menatalaksananya.

Tinitus berasal dari bahasa latin yang artinya nada. Tinitus adalah persepsi

suara yang bukan merupakan rangsangan dari luar. Suara yang terdengar begitu

nyata dan serasa berasal dari dalam telinga atau kepala. Pada sebagian besar kasus,

gangguan ini tidak begitu menjadi masalah, namun bila terjadinya makin sering dan

berat maka akan menganggu juga.Tinitus dapat bersifat subjektif dan objektif. Tetapi

hampir sebagian besar kasus, tinnitus bersifat subjektif. Tinitus yang bersifat subjektif

maksudnya hanya penderita yang dapat mendengarkan suara tinitusnya.Tinitus dapat

berlangsung sementara ataupun intermitten.Tinitus bukanlah suatu diagnosis penyakit

tetapi merupakan gejala dari suatu penyakit.Tinitus mungkin dapat timbul dari

penurunan fungsi pendengaran yang dikaitkan dengan usiadan proses degenerasi,

trauma telinga ataupun akibat dari penyakit vaskular.Tinitus cukup banyak didapati

dalam praktek sehari-hari.Jutaan orang di dunia menderita tinnitus dengan derajat

2
ringan sampai berat. Dari hasil penelitian, didapatkan satu dari lima orang di antara

usia 55 dan 65 tahun dilaporkan mengalami tinitus. Hal ini menandakan bahwa

tinnitus adalah keluhan yang sangat umum yang diterima di kalangan usia lanjut.

Bunyi yang diterima sangat bervariasi. Keluhan tinitus dapat berupa bunyi

mendenging,menderu, mendesis atau berbagai macam bunyi lannya.Biasanya keluhan

tinitus selalu disertai dengan gangguan pendengaran. Penyebab tinitus sampai

sekarang masih belum diketahui secara pasti, sebagian besar kasus tidak diketahui

penyebabnya.Penatalaksanaan tinitus bersifat empiris dan sampai saat ini masih

menjadi perdebatan.

3
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA

Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga

dalam.

a. Telinga luar

Telinga luar merupakan bagian terluar dari telinga.Telinga luar meliputi

daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan

gendang telinga atau membran timpani.Daun telinga terdiri dari tulang rawan

elastin dan kulit. Daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke

dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang

begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian

terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan

tulang rawan yang dilapisi kulit tipis.Liang telinga berbentuk huruf S, dengan

rangka tulang rawan pada sepertiga luar dan tulang di dua pertiga dalam. Liang

telinga memiliki panjang kira-kira 2,5 - 3 cm. Di dalam liang telinga terdapat

banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau

kotoran.2

1
Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki

rambut.Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke

telinga tengah.

5
b. Telinga tengah

Telinga tengah adalah ruangan yang berbentuk kubus.Isinya meliputi

gendang telinga, 3 tulang pendengaran (malleus, incus, dan stapes). muara

tuba Eustachii juga berada di telinga tengah. Getaran suara yang diterima oleh

gendang telingaakan disampaikan ke tulang pendengaran.Masing-masing tulang

pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang stapes

yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran kekoklea.Telinga

tengah dan saluran pendengaran akan terisi udaradalam keadaan normal. Tidak

seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan

udara di luar tubuh. Saluran Eustachius menghubungkan ruangan telinga tengah

ke belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachii dan telinga

tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap.

6
c. Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari labirin osea, yaitu sebuah rangkaian rongga pada

tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin

membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe. Di

depan labirin terdapat koklea. Penampang melintang koklea terdiri atas tiga

bagian yaitu skala vestibule, skala media, dan skala timpani.Bagian dasar dari

skala vestibuli berhubungan dengan tulang stapes melalui jendela berselaput

yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga

tengah melalui tingkap bulat. Bagian atas skala media dibatasi oleh membran

vestibularis atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran

7
basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organ corti yang berfungsi

mengubah getaran suara menjadi impuls. Organ corti terdiri dari sel rambut

dansel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri

dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian

otak dengan N.vestibulokoklearis. Selain bagian pendengaran, bagian telinga

dalam terdapat indera keseimbangan.Bagian inisecara struktural terletak di

belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus sertatiga saluran

setengah lingkaran atau kanalis semisirkularis. Kelima bagian ini berfungsi

mengatur keseimbangan tubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan

dengan bagian keseimbangan dari N. vestibulokoklearis.1

2. FISIOLOGI PENDENGARAN

Gelombang bunyi ditangkap oleh daun telinga dan diteruskan ke dalam liang

telinga. Gelombang bunyi akan diteruskan ke telinga tengah dengan menggetarkan

8
gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar, maleus, incus

dan stapes, ke foramen oval. Getaran Struktur koklea pada tingkap lonjong akan

diteruskan ke cairan limfe yang ada didalam skala vestibuli. Getaran cairan ini akan

menggerakkan membrana Reissner dan menggetarkan endolimfa. Sehingga akan

menimbulkan gerakan relatif antara membran basalis dan membran tektoria. Proses

ini merupakan rangsangan mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia

sel-sel rambut, sehingga kanal ion akan terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan

listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut,

sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan menimbulkan

potensial aksi pada saraf auditorius. Lalu di lanjutkan ke nukleus auditoris sampai

korteks pendengaran di area 39-40 lobus temporalis.1

3. TINNITUS

a. Definisi

Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan pendengaran berupa sensasi

suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal mekanoakustik

maupun listrik.Keluhan suara yang didengar sangat bervariasi, dapat berupa

bunyi mendenging, menderu, mendesis, mengaum, atau berbagai macam bunyi

lainnya.Suara yang didengar dapat bersifat stabil atau berpulsasi.Keluhan tinitus

dapat dirasakan unilateral dan bilateral.Serangan tinitus dapat bersifat periodik

ataupun menetap.Kita sebut periodik jika serangan yang datang hilang

timbul.Episode periodik lebih berbahaya dan mengganggu dibandingkan dengan

9
yang berifat menetap.Hal ini disebabkan karena otak tidak terbiasa atau tidak

dapat mensupresi bising ini.Tinitus pada beberapa orang dapat sangat

mengganggu kegiatan sehari-harinya. Terkadang dapat menyebabkan timbulnya

keinginan untuk bunuh diri.1,3

Tinitus dapat dibagi atas tinnitus objektif dan tinnitus subjektif. Dikatakan

tinnitus objektif jika suaranya juga dapat di dengar oleh pemeriksa dan

dikatakan tinnitus subjektif jika tinnitushanya dapat didengar oleh penderita.1,2

4. Klasifikasi Tinitus

Tinitus terjadi akibat adanya kerusakan ataupun perubahan pada telinga luar,

tengah, telingadalam ataupun dari luar telinga.Berdasarkan letak dari sumber

masalah, tinitus dapat dibagimenjadi tinitus otik dan tinitus somatik. Jika kelainan

terjadi pada telinga atau saraf auditoris,kita sebut tinitus otik, sedangkan kita sebut

10
tinitus somatik jika kelainan terjadi di luar telingadan saraf tetapi masih di dalam

area kepala atau leher.1

Berdasarkan objek yang mendengar, tinitus dapat dibagi menjadi tinitus

objektif dan tinnitus subjektif.

Tinitus Objektif adalah tinitus yang suaranya juga dapat di dengar oleh

pemeriksa denganauskultasi di sekitar telinga. Tinitus objektif biasanya bersifat

vibratorik, berasal dari transmisivibrasi sistem muskuler atau kardiovaskuler di

sekitar telinga. Umumnya tinitus objektif disebabkan karena kelainan vaskular,

sehingga tinitusnya berdenyut mengikuti denyut jantung. Tinitus berdenyut ini

dapat dijumpai pada pasien dengan malformasiarteriovena, tumor glomus jugular

dan aneurisma. Tinitus objektif juga dapat dijumpai sebagai suara klik yang

berhubungan dengan penyakit sendi temporo mandibular dan

karenakontraksispontan dari otot telinga tengah atau mioklonus palatal. Tuba

Eustachius paten juga dapat menyebabkan timbulnya tinitus akibat hantaran

suara dari nasofaring ke rongga tengah.

Tinitus Subjektif adalah tinnitus yang suaranya hanya dapat didengar oleh

penderita saja. Jenis ini sering sekali terjadi. tinitus subjektif bersifat

nonvibratorik, disebabkan oleh prosesiritatif dan perubahan degeneratif traktus

auditoris mulai sel-sel rambut getar sampai pusat pendengaran. Tinitus subjektif

bervariasi dalam intensitas dan frekuensi kejadiannya. Beberapa pasien dapat

11
mengeluh mengenai sensasi pendengaran dengan intensitas yang rendah,

sementara pada orangyang lain intensitas suaranya mungkin lebih tinggi.2

Berdasarkan kualitas suara yang didengar pasien ataupun pemeriksa, tinitus

dapat dibagimenjadi tinitus pulsatil dan tinitus nonpulsatil.

Tinitus Pulsatil adalah tinitus yang suaranya bersamaan dengan suara denyut

jantung. Tinitus pulsatil jarang dimukan dalam praktek sehari-hari. Tinitus

pulsatil dapat terjadi akibat adanya kelainan dari vaskular ataupun di luar

vaskular. Kelaianan vaskular digambarkan dengan

sebagai bising mendesis yang sinkron dengan denyut nadi atau denyut jantung.

Sedangkan tinnitusnonvaskular digambarkan sebagai bising klik, bising goresan

atau suara pernapasan dalamtelinga. Pada kedua tipe tinitus ini dapat kita ketahui

dengan mendengarkannya menggunakanstetoskop.

Tinitus Nonpulsatil Tinitus jenis ini bersifat menetap dan tidak terputuskan.

Suara yang dapat didengar oleh pasien bervariasi, mulai dari suara yang

berdering, berdenging, berdengung, berdesis, suara jangkrik, dan terkadang

pasien mendengarkan bising bergemuruh di dalam telinganya.Biasanya tinitus ini

lebih didengar pada ruangan yang sunyi dan biasanya paling menganggu di

malam hari sewaktu pasien tidur, selama siang hari efek penutup kebisingan

lingkungan danaktivitas sehari-hari dapat menyebabkan pasien tidak menyadari

suara tersebut.4

12
5. Etiologi

Tinitus paling banyak disebabkan karena adanya kerusakan dari telinga

dalam.Terutamakerusakan dari koklea. Secara garis besar, penyebab tinitus dapat

berupa kelainan yang bersifat somatik, kerusakan N. Vestibulokoklearis, kelainan

vascular, tinitus karena obat-obatan, dan tinitus yang disebabkan oleh hal lainnya.

a. Tinitus karena kelainan somatik daerah leher dan rahang.

a) Trauma kepala dan Leher Pasien dengan cedera yang keras pada kepala atau

leher mungkin akan mengalami tinnitus yang sangat mengganggu. Tinitus

karena cedera leher adalah tinitus somatik yang paling umum terjadi.

Trauma itu dapat berupa Fraktur tengkorak Whisplash injury.

b) Artritis pada sendi temporomandibular (TMJ) Berdasarkan hasil penelitian,

25% dari penderita tinitus di Amerika berasal dari artritis

senditemporomandibular. Biasanya orang dengan artritis TMJ akan

mengalami tinitus yang berat.Hampir semua pasien artritis TMJ mengakui

bunyi yang di dengar adalah bunyi menciut. Tidak diketahui secara pasti

hubungan antara artritis TMJ dengan terjadinya tinitus.

b. Tinitus akibat kerusakan n. Vestibulokoklearis. Tinitus juga dapat muncul dari

kerusakan yang terjadi di saraf yang menghubungkan antara telinga dalam dan

kortex serebri bagian pusat pendengaran. Terdapat beberapa kondisi yang dapat

menyebabkan kerusakan dari n. Vestibulokoklearis, diantaranya infeksi virus

pada n.VIII, tumor yang mengenai n.VIII, dan Microvascular compression

syndrome (MCV). MCV dikenal juga dengan vestibular paroxysmal. MCV

13
menyebabkan kerusakan n.VIII karena adanya kompresi dari pembuluh darah.

Tapi hal ini sangat jarang terjadi.

c. Tinitus karena kelainan vascular. Tinitus yang di dengar biasanya bersifat tinitus

yang pulsatil. Akan didengar bunyi yangsimetris dengan denyut nadi dan detak

jantung. Kelainan vaskular yang dapat menyebabkan tinnitus diantaranya

a) Atherosklerosis Dengan bertambahnya usia, penumpukan kolesterol dan

bentuk-bentuk deposit lemak lainnya, pembuluh darah mayor ke telinga

tengah kehilangan sebagian elastisitasny. Hal ini mengakibatkan aliran darah

menjadi semakin sulit dan kadang-kadang mengalami turbulensi sehingga

memudahkan telinga untuk mendeteksi iramanya.

b) Hipertensi Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan gangguan

vaskuler pada pembuluh darahkoklea terminal.

c) Malformasi kapiler Sebuah kondisi yang disebut AV malformationyang

terjadi antara koneksi arteri dan venadapat menimbulkan tinitus.

d) Tumor pembuluh darah yang berada di daerah leher dan kepala juga dapat

menyebabkan tinitus. Misalnya adalah tumor karotis dan tumor glomus

jugulare dengan ciri khasnya yaitu tinitus dengan nada rendah yang

berpulsasi tanpa adanya gangguan pendengaran. Ini merupakan gejala yang

penting pada tumor glomus jugulare.

d. Tinitus karena kelainan metabolic juga dapat menyebabkan tinitus. Seperti

keadaan hipertiroid dan anemia(keadaan dimana viskositas darah sangat rendah)

dapat meningkatkan aliran darah dan terjadi turbulensi. Sehingga memudahkan

14
telinga untuk mendeteksi irama, atau yang kita kenal dengan tinitus pulsatil.

Kelainan metabolik lainnya yang bisa menyebabkan tinitus adalah defisiensi

vitamin B12, begitu juga dengan kehamilan dan keadaan hiperlipidemia.

e. Tinitus akibat kelainan neurologis yang paling umum terjadi adalah

akibatmultiple sclerosis. multiple sclerosisadalah prosesinflamasi kronik dan

demyelinisasi yang mempengaruhi system saraf pusat. Multiple sclerosis dapat

menimbulkan berbagai macam gejala, di antaranya kelemahan otot, indra

penglihatan yangterganggu, perubahan pada sensasi, kesulitan koordinasi dan

bicara, depresi, gangguan kognitif,gangguan keseimbangan dan nyeri, dan pada

telinga akan timbul gejala tinitus.

f. Tinitus akibat kelainan psikogenik Keadaan gangguan psikogenik dapat

menimbulkan tinitus yang bersifat sementara. Tinitus akan hilang bila kelainan

psikogeniknya hilang. Depresi, anxietas dan stress adalah keadaan psikogenik

yang memungkinkan tinitus untuk muncul.

g. Tinitus akibat obat-obatan yang dapat menyebabkan tinitus umumnya adalah

obat-obatan yang bersifatototoksik. Diantaranya :

a) Analgetik, seperti aspirin dan AINS lainnya

b) Antibiotik, seperti golongan aminoglikosid (mycin), kloramfenikol,

tetrasiklin, minosiklin.

c) Obat-obatan kemoterapi, seperti Belomisisn, Cisplatin, Mechlorethamine,

methotrexate,vinkristind. Diuretik, seperti Bumatenide, Ethacrynic acid,

Furosemidee. lain-lain, seperti Kloroquin, quinine, Merkuri, Timah

15
h. Tinitus akibat Gangguan mekanik juga dapat menyebabkan tinitus objektif,

misalnya pada tuba eustachiusyang terbuka sehingga ketika kita bernafas akan

menggerakkan membran timpani dan menjaditinitus. Kejang klonus muskulus

tensor timpani dan muskulus stapedius serta otot-otot palatum juga akan

menimbulkan tinitus.

i. Tinitus akibat gangguan konduksisuara seperti infeksi telinga luar (sekret dan

oedem), serumen impaksi,efusi telinga tengah dan otosklerosis juga dapat

menyebabkan tinitus. Biasanya suara tinitusnya bersifat suara dengan nada

rendah.

j. Tinitus akibat sebab lainnya. Tuli akibat bising Disebabkan terpajan oleh bising

yang cukup keras dan dalam jangka waktu yang cukup

lama.Biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Umumnya terjadi pada

kedua telinga.Terutama bila:

a) intensitas bising melebihi 85db, dapat mengakibatkan kerusakan pada

reseptor pendengaran korti di telinga dalam. Yang sering mengalami

kerusakan adalah alat korti untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi 3000Hz

sampai dengan 6000Hz. Yang terberat kerusakan alatkorti untuk reseptor

bunyi yang berfrekuensi 4000Hz.

b) Presbikusis tuli saraf sensorineural tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65

tahun, simetris kanan dan kiri, presbikusis dapat mulai pada frekuensi

1000Hz atau lebih. Umumnya merupakan akibat dari proses degenerasi.

Diduga berhubungan dengan faktor-faktor herediter, pola makanan,

16
metabolisme, aterosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat

multifaktor. Menurunnya fungsi pendengaran berangsur dan kumulatif.

Progresivitas penurunan pendengaran lebih cepat pada laki-laki dibanding

perempuan.

c) Sindrom Meniere penyakit ini gejalanya terdiri dari tinitus, vertigo dan tuli

sensorineural. Etiologi dari penyakit ini adalah karena adanya hidrops

endolimf, yaitu penambahan volume endolimfa, karena gangguan biokimia

cairan endolimfa dan gangguan klinik pada membrane labirin.1,4,5,6

17
6. Patofisiologi

Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditoris yang menimbulkan

perasaan adanya bunyi, namun impuls yang ada bukan berasal dari bunyi eksternal

yang ditransformasikan, melainkan berasal dari sumber impuls abnormal di dalam

tubuh pasien sendiri.Impuls abnormalitas dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan

telinga.Tinitus dapat terjadi dalam berbagai intensitas.Tinitus dengan nada rendah

seperti bergemuruh atau nada tinggi seperti berdenging.Tinitus dapat terus menerus

atau hilang timbul.Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat

juga terjadi karena gangguan konduksi.Tinitus yang disebabkan oleh gangguan

konduksi, biasanya berupa bunyi dengan nada rendah.Jika disertai dengan inflamasi,

18
bunyi dengung ini terasa berdenyut (tinitus pulsatil). Tinitus dengan nada rendah dan

terdapat gangguan konduksi, biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga karena

serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis dan lain-lainnya. Tinitus

dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan pendengaran merupakan gejala

dini yang penting pada tumor glomus jugulare.Tinitus objektif sering ditimbulkan

oleh gangguan vaskuler.Bunyi nya seirama dengan denyut nadi, misalnya pada

aneurisma dan aterosklerosis.Gangguan mekanis dapat jugamengakibatkan tinitus

objektif, seperti tuba eustachius terbuka, sehingga ketika bernapas membran timpani

bergerak dan terjadi tinitus.Kejang klonus muskulus tensor timpani dan muskulus

stapedius, serta otot-otot palatum dapat menimbulkan tinitus objektif. Bila ada

gangguan vaskuler di telinga tengah, seperti tumor karotis (carotid body tumor), maka

suara aliran darah akan mengakibatkan tinitus juga. Pada intoksikasi obat seperti

salisilat, kina, streptomisin, dehidro-streptomisin, garamisin,digitalis, kanamisin,

dapat terjadi tinitus nada tinggi, terus menerus atupun hilang timbul. Pada hipertensi

endolimfatik, seperti penyakit meniere dapat terjadi tinitus pada nada rendah atau

tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau berdengung.Gangguan ini disertai dengan

vertigo dan tuli sensorineural. Gangguan vaskuler koklea terminal yang terjadi pada

pasien yang stres akibat gangguan keseimbangan endokrin, seperti menjelang

menstruasi, hipometabolisme atau saat hamil dapat juga timbul tinitus dan gangguan

tersebut akan hilang bila keadaannya sudah normal kembali.1,4,6

19
7. Diagnosis

Untuk mendiagnosis pasien dengan tinitus, diperlukan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang baik

a. Anamnesis adalah hal yang sangat membantu dalam penegakan diagnosis tinitus.

Dalamanamnesis banyak sekali hal yang perlu ditanyakan, diantaranya:

a) Kualitas dan kuantitas tinnitus

b) Lokasi, apakah terjadi di satu telinga ataupun di kedua telinga

c) Sifat bunyi yang di dengar, apakah mendenging, mendengung, menderu,

ataupun mendesis danbunyi lainnya

d) Apakah bunyi yang di dengar semakin mengganggu di siang atau malam hari

e) Gejala-gejala lain yang menyertai seperti vertigo dan gangguan pendengaran

serta gangguanneurologik lainnya.

f) Lama serangan tinitus berlangsung, bila berlangsung hanya dalam satu menit

dan setelah ituhilang, maka ini bukan suatu keadaan yang patologik, tetapi

jika tinitus berlangsung selama 5menit, serangan ini biasa dianggap

patologik.

g) Riwayat medikasi sebelumnya yang berhubungan dengan obat-obatan

dengan sifat ototoksik

h) Kebiasaan sehari-hari terutama merokok dan meminum kopi

i) Riwayat cedera kepala, pajanan bising, trauma akustik

j) Riwayat infeksi telinga dan operasi telinga umur dan jenis kelamin juga

dapat memberikan kejelasan dalam mendiagnosis pasien dengantinitus.

20
Tinitus karena kelainan vaskuler sering terjadi pada wanita muda, sedangkan

pasiendengan myoklonus palatal sering terjadi pada usia muda yang

dihubungkan dengan kelainanneurologi.Pada tinitus subjektif unilateral

perlu dicurigai adanya kemungkinan neuroma akustik atautrauma kepala,

sedangkan bilateral kemungkinan intoksikasi obat, presbikusis, trauma

bising dan penyakit sistemik. Jika pasien susah untuk mendeskripsikan

apakah tinitus berasal dari telingakanan atau telinga kiri, hanya mengatakan

di tengah kepala, kemungkinan besar terjadi kelainan patologis di saraf

pusat, misalnya serebrovaskuler, siringomelia dan sklerosis multipel.

Kelainan patologis pada putaran basal koklea, saraf pendengar perifer dan

sentral padaumumnya bernada tinggi (mendenging). Tinitus yang bernada rendah

seperti gemuruh ombak adalah ciri khas penyakit telinga koklear (hidrop

endolimfatikus).1

Pemeriksaan fisik pada pasien dengan tinitus dimulai dari pemeriksaan

auskultasi dengan menggunakan stetoskop pada kedua telinga pasien.Hal ini

dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah tinitus yang didengar pasien

bersifat subjektif atau objektif.Jika suara tinitus juga dapat didengar oleh pemeriksa,

artinya bersifat subjektif, maka harus ditentukan sifat dari suara tersebut.jika suara

yang didengar serasi dengan pernapasan, maka kemungkinan besar tinitus terjadi

karena tuba eustachius yang paten. Jika suara yang di dengar sesuai dengan denyut

nadi dan detak jantung, maka kemungkinan besar tinitus timbul karena aneurisma,

tumor vaskular,vascular malformation, dan venous hum. Jika suara yang di dengar

21
bersifat kontinua, maka kemungkinan tinitus terjadi karena venous hum atau emisi

akustik yang terganggu. Pada tinitus subjektif, yang mana suara tinitus tidak dapat

didengar oleh pemeriksa saat auskultasi, maka pemeriksa harus melakukan

pemeriksaan audiometri. Hasilnya dapat beragam, di antaranya:

Normal, tinitus bersifat idiopatik atau tidak diketahui penyebabnya.

Tuli konduktif, tinitus disebabkan karena serumen impak, otosklerosis ataupun

otitis kronik.

Tuli sensorineural, pemeriksaan harus dilanjutkan dengan BERA (Brainstem

Evoked Response Audiometri).

Hasil tes BERA, bisa normal ataupun abnormal.Jika normal, maka tinnitus

mungkin disebabkan karena terpajan bising, intoksikasi obat ototoksik, labirinitis,

meniere, fistula perilimfe atau presbikusis. Jika hasil tes BERA abnormal, maka

tinitus disebabkan karena neuroma akustik, tumor atau kompresi vaskular

Jika tidak ada kesimpulan dari rentetan pemeriksaan fisik dan penunjang di

atas, maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa CT scan ataupun MRI.

Dengan pemeriksaan tersebut, pemeriksa dapat menilai ada tidaknya kelainan pada

saraf pusat. Kelainannya dapat berupa multipel sklerosis, infark dan tumor.7

8. Penatalaksanaan

Pengobatan tinitus merupakan masalah yang kompleks dan merupakan

fenomena psikoakustik murni, sehingga tidak dapat diukur.Perlu diketahui penyebab

22
tinitus agar dapat diobati sesuai dengan penyebabnya.Misalnya serumen impaksi

cukup hanya dengan ekstraksi serumen.Tetapi masalah yang sering di hadapi

pemeriksa adalah penyebab tinitus yang terkadang sukar diketahui.Ada banyak

pengobatan tinitus objektif tetapi tidak ada pengobatan yang efektif untuk tinnitus

subjektif. Pada umumnya pengobatan gejala tinitus dapat dibagi dalam 4 cara yaitu :

a. Elektrofisiologik yaitu dengan membuat stimulus elektro akustik dengan

intensitas suara yanglebih keras dari tinitusnya, dapat dengan alat bantu dengar

atau tinnitus masker.

b. Psikologik, dengan memberikan konsultasi psikologik untuk meyakinkan pasien

bahwa penyakitnya tidak membahayakan dan dengan mengajarkan relaksasi

setiap hari.

c. Terapi medikamentosa, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang jelas

diantaranya untuk meningkatkan aliran darah koklea, tranquilizer, antidepresan,

sedatif, neurotonik, vitamin, dan mineral.

d. Tindakan bedah dilakukan pada tinitus yang telah terbukti disebabkan oleh

akustik neuroma.Pada keadaan yang berat, dimana tinitus sangat keras terdengar

dapat dilakukanCochlear nerve section.

Menurut literatur, dikatakan bahwa tindakan ini dapat menghilangkan keluhan

pada pasien.Keberhasilan tindakan ini sekitar 50%.

Cochlear nerve sectionmerupakan tindakan yang paling terakhir yang dapat

dilakukan.Pasien tinitus sering sekali tidak diketahui penyebabnya, jika tidak tahu

penyebabnya, pemberian antidepresan dan antiansietas sangat membantu mengurangi

23
tinitus.Hal ini dikemukakan oleh Dobie RA, 1999.Obat-obatan yang biasa dipakai

diantaranya Lorazepam atau klonazepam yang dipakai dalam dosis rendah, obat ini

merupakan obat golongan benzodiazepine yang biasanya digunakan sebagai

pengobatan gangguan kecemasan.Obat lainnya adalah amitriptyline atau nortriptyline

yang digunakan dalam dosis rendah juga, obat ini adalah golongan antidepresan

trisiklik.

Pasien yang menderita gangguan ini perlu diberikan penjelasan yang baik,

sehingga rasa takuttidak memperberat keluhan tersebut.Obat penenang atau obat tidur

dapat diberikan saatmenjelang tidur pada pasien yang tidurnya sangat terganggu oleh

tinitus itu.Kepada pasien harus di jelaskan bahwa gangguan itu sukar diobati dan

dianjurkan agar beradaptasi dengan gangguan tersebut.Penatalaksanaan terkini yang

dikemukakan oleh Jastreboff, berdasar pada model neurofisiologinya adalah

kombinasi konseling terpimpin, terapi akustik dan medikamentosa bila

diperlukan.Metode ini disebut denganTinnitus Retraining Therapy.

Tujuan dari terapi ini adalah memicu dan menjaga reaksi habituasi dan

persepsi tinitus dan atau suara lingkungan yang mengganggu.Habituasi diperoleh

sebagai hasil modifikasi hubungan system auditorik ke system limbik dan system

saraf otonom.

TRT walau tidak dapat menghilangkan tinitus dengansempurna, tetapi dapat

memberikan perbaikan yang bermakna berupa penurunan toleransiterhadap

suara.TRT biasanya digunakan jika dengan medikasi tinitus tidak dapat dikurangi

atau dihilangkan. TRT adalah suatu cara dimana pasien diberikan suara lain sehingga

24
keluhan telinga berdenging tidak dirasakan lagi. Hal ini bisa dilakukan dengan

mendengar suara radio FM yang sedang tidak siaran, terutama pada saat tidur. Bila

tinitus disertai dengan gangguan pendengaran dapatdiberikan alat bantu dengar yang

disertai dengan masking.

TRT dimulai dengan anamnesis awal untuk mengidentifikasi masalah dan

keluhan pasien.Menentukan pengaruh tinitus dan penurunan toleransi terhadap suara

sekitarnya, mengevakuasikondisi emosional pasien, mendapatkan informasi untuk

memberikan konseling yang tepat danmembuat data dasar yang akan digunakan

untuk evaluasi terapi.1,4

Terapi edukasi juga dapat kita berikan ke pasien. Diantaranya:

a. Hindari suara keras yang dapat memperberat tinitus.

b. Kurangi makanan bergaram dan berlemak karena dapat meningkatkan tekanan

darah yangmerupakan salah satu penyebab tinitus.

c. Hindari faktor-faktor yang dapat merangsang tinitus seperti kafein dan nikotin

d. Hindari obat-obatan yang bersifat ototoksik

e. Tetap biasakan berolah raga, istarahat yang cukup dan hindari kelelahan.4

25
26

BAB IV

KESIMPULAN

Telinga dibagi menjadi tiga bagian, di antaranya telinga luar, tengah dan

dalam. Telinga liuar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran

timpani. Telinga tengah terdiri darimembran timpani, tulang-tulang pendengaran dan

muara tuba eustachius.Telinga dalam terdiridari koklea dan 3 kanalis

semisirkularis.Secara garis besar, fisiologi pendengaran dimulai dari gelombang

bunyi yang ditangkap olehdaun telinga dan diteruskan ke dalam liang telinga.

Gelombang bunyi akan diteruskan ke telingatengah dengan menggetarkan gendang

telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulangdengar, maleus, incus dan

stapes.Oleh tulang-tulang pendengaran, getaran diteruskan ke koklea, sehingga

menggetarkanendolimfa, yang nanti akan menyebabkan terjadinya depolarisasi yang

mengubah getaranmenjadi energi listrik. Impuls tadi akan diteruskan kekorteks

serebri dan diterjemahkan olehotak.Terdapat gangguan dari persepsi suara yang

didengar, diantaranya adalah tinitus.

Tinitus adalah persepsi suara yang bukan merupakan rangsangan dari

luar.Suara yang terdengar begitu nyata dan serasa berasal dari dalam telinga atau

kepala. Pada sebagian besar kasus,gangguantidak begitu menjadi masalah, namun

bila terjadinya makin sering dan berat maka akan menganggu juga. Tinitus dapat

bersifat otik dan somatik.

1
Otik berarti penyebab tinitus berasal dari telinga dansomatik berarti penyebab

tinitus berasal dari luar telinga.Tinitus juga ada yang bersifat subjektif dan

objektif.Subjektif berarti tinitus hanya dapat didengar oleh pasien dan objektif

berartitinitus dapat didengar juga oleh pemeriksa.Berdasarkan kualitas suara yang

didengar, tinitus adayang bersifat pulsatil yang berarti berdenyut dan nonpulsatil yang

berarti tidak berdenyut.Hingga sekarang, penyebab dari tinitus masih banyak

dibicarakan. Tetapi banyak sekali pendapat mengenai etiologi tinitus diantaranya:

1. Tinitus karena kelainan somatik daerah leher dan rahang, seperti trauma kepala

dan Leher danartritis pada sendi temporomandibular (TMJ)

2. Tinitus akibat kerusakan n. Vestibulokoklearis

3. Tinitus karena kelainan vaskular, seperti atherosclerosis, hipertensi, malformasi

kapiler dantumor pembuluh darah

4. Tinitus karena kelainan metabolik

5. Tinitus akibat kelainan neurologis

6. Tinitus akibat kelainan psikogenik

7. Tinitus akibat obat-obatan, seperti obat golongan analgetik, antibiotik, obat-

obatan kemoterapidan duretik

8. Tinitus akibat gangguan mekanik

9. Tinitus akibat gangguan konduksi, seperti saat infeksi telinga

10. Tinitus akibat sebab lainnya seperti tuli akibat bising, presbikusis, dan penyakit

meniere.

27
Dalam mendiagnosis tinitus diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang yang efektif dan lengkap.Dengan melakukan anamnesis yang

efektif, makadiharapkan dapat mengetahui garis besar etiologi dari tinitus yang

dialami pasien. Karena penatalaksanaan yang baik dari tinitus akan dapat berlangsung

jika etiologinya dapat diketahui dengan baik. Secara garis besar, penatalaksanaan

tinitus terdiri dari:

1. Elektrofisiologik

2. Psikologik

3. Terapi medikamentosa

4. Tindakan bedah Terapi yang tak kalah pentingnya adalah terapi edukasi. Edukasi

yang diberikan mencakup masalah diet, olah raga, menghindarkan obat-obatan

ototoksik, dan lainnya. Dengan begitu, diharapkan tinitus pada pasien dapat

berkurang bahkan menghilang.Penatalaksanaan terkini yang dikemukakan oleh

Jastreboff, berdasarkan pada model neurofisiologinya adalah kombinasi

konseling terpimpin, terapi akustik dan medikamentosa bila diperlukan. Metode

ini disebut denganTinnitus Retraining Therapy.

Pasien yang menderita gangguan ini perlu diberikan penjelasan yang baik,

sehingga rasa takut tidak memperberat keluhan tersebut.Obat penenang atau obat

tidur dapat diberikan saat menjelang tidur pada pasien yang tidurnya sangat terganggu

oleh tinitus itu.Kepada pasien harus dijelaskan bahwa gangguan itu sukar diobati dan

dianjurkan agar beradaptasi dengan gangguan tersebut.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi EA, Iskandar I, Bashiruddin J, Restuti RD. BukuIlmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi keenam. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI. 2008.

2. Anonim. Tinitus. Dalam :http://en.wikipedia.org/wiki/Tinnitus. 2008. Diakses

pada : 15 April 2017.

3. .Anonim.http://books.google.co.id/books?id=xa_ne2pMEUYC&pg=PA118&lpg

=PA118&dq=tinitus+dan+bunuh+diri&source=bl&ots=Dxk5U-

kZmi&sig=LkgsLBKZaJi_TQxprMFapjoO6Cs&hl=id&ei=mYdxSoGTCMGdk

AXUxI2FDA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7diakses pada : 15

april 2017.

4. HainTC.Tinnitus.http://www.dizzinessandbalance.com/disorders/hearing/tinnitus

.htm.Diakses pada 15 aprol 2017

5. Hain TC. Microvascular compression syndrome, Vestibular Paroxysmia, and

QuickSpins.http://www.dizzinessandbalance.com/disorders/unilat/microvascular.

htm. Diakses pada 15 april 2017

6. TinnitusandDeafness.http://www.wrongdiagnosis.com/w/wolframs_disease/book

-diseases-4a.htm. Diakses pada: 15 april 2017

7. Saunders WB.http://www.bixby.org/faq/tinnitus/diagnose.html.Diakses pada: 15

april 2017

1
8. SyartikaL.TinitusTelingaBerdenging.http://www.santosahospital.com/document/t

innitus_drlisa_5_page_8.pdf . Diakses pada: 15 april 2017

9. HainTC.TinituManagement.http://www.dizzinessandbalance.com/disorders/heari

ng/pdfs/tinnitus%20management.pdf. Diakses pada: 15 april 2017

30

Anda mungkin juga menyukai