Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

Telinga merupakan indera pendengaran dan memiliki fungsi ganda yaitu


pendengaran dan keseimbangan. Nyeri adalah mekanisme protektif untuk
menimbulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi
kerusakan jaringan, maka dari itu nyeri pada telinga merupakan suatu tanda
perjalanan dari sebuah penyakit.1 Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang
dikenal dengan sebutan otalgia, adalah keadaan timbulnya keluhan nyeri pada
telinga. Rasa nyeri yang dirasakan tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga
itu sendiri, melainkan dapat juga berasal dari tempat atau organ lain yang rasa
nyerinya dihantarkan ke telinga (nyeri alih atau referred pain) karena telinga
dipersarafi nervus kranialis V, VII, IX dan X dan nervus servikalis C2 dan C3 .2

Nyeri telinga ini sendiri dapat muncul dengan keluhan yang bervariasi.
Dapat berupa rasa sakit yang tajam seperti ditusuk-tusuk, rasa panas pada telinga,
atau nyeri tumpul seolah-olah telinga terasa penuh. Rasa nyeri telinga dapat hilang
timbul mengenai satu atau kedua telinga. Pada bayi dan anak yang mengalami
nyeri telinga dapat menjadi lebih rewel, sering menggaruk telinga atau menarik
telinganya. Pada keadaan infeksi dapat disertai demam dan keluar cairan dari
telinga yang biasanya didahului oleh batuk dan pilek. 2

Pada anak yang lebih besar, remaja, dewasa yang sering dikeluhkan selain
rasa nyeri adalah adanya rasa penuh atau tekanan pada telinga, gangguan
pendengaran, pusing dan pada infeksi terdapat cairan yang keluar dari telinga atau
demam. Apabila sudah menyebar ke daerah mastoid biasanya disertai dengan
nyeri kepala. Pada infeksi liang telinga sering disertai nyeri ketika membuka
mulut atau menelan. Hampir 50% pasien yang mengeluhkan nyeri telinga tidak
ditemukan penyakit di telinga. 2

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Nyeri telinga (otalgia) dapat dibagi menjadi 2 kategori utama: primer


dan sekunder. Nyeri telinga primer adalah sesuatu yang di mana asal mula
nyeri timbul dari telinga itu sendiri. Proses penyakit umum yang
menyebabkan otalgia primer meliputi otomastoiditis, kolesteatoma, dan benda
asing yang bersarang di dalam saluran telinga. Namun, pada hampir 50%
kasus, sumber rasa sakit tidak berada di dalam telinga melainkan, berasal dari
sumber yang jauh dari telinga — disebut “referred otalgia ”(Gbr 1). 2

2.2 Anatomi

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal


suara dan juga berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara adalah
bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam
sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi

2
pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.
Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan
telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis). 1

Bagian telinga 3

Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Telinga luar
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari
daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi
daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan
gendang telinga atau membrana timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk
membantu mengarahkan gelombang suara ke dalam liang telinga dan
akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada
telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah
liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang
dilapisi kulit tipis.
Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat

3
seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran
yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung
saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam.

Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagi otitis Eksterna. Hal
ini biasanya terjadi karena kebiasaan mengorek telinga & akan menjadi
masalah bagi penderita diabetes mellitus.

Telinga tengah

Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran (martir


atau malleus, landangan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). muara tuba
Eustachi juga berada di telinga tengah.

Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan


ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan
menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang
merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah
siput.

Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran
pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada
bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di
luar tubuh. Saluran Eustachi menghubungkan ruangan telinga tengah ke
belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachi dan telinga
tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap. Hal ini
menjelaskan mengapa penumpang pesawat terbang merasa 'tuli sementara'
saat lepas landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan tekanan antara
udara sekitar. Tekanan udara di sekitar telah turun, sedangkan di telinga
tengah merupakan tekanan udara daratan. Perbedaan ini dapat diatasi dengan
mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap.

Telinga dalam

4
Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah
rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi
cairan perilimfe& labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan
memiliki cairan endolimfe.

Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang


melintang koklea trdiri atas tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan
skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang
sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan
skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.

Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau


membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di
atas membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah
getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel
penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari
gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian
otak dengan saraf vestibulokoklearis.

Keseimbangan

Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat indera


keseimbangan. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang
membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah
lingkaran atau kanalis semisirkularis. Kelima bagian ini berfungsi mengatur
keseimbangan rubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan dengan
bagian keseimbangan dari saraf vestibulokoklearis.3

2.3 Fisiologi

5
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh
daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau
tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani
diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang
akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi
getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang
menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimf pada skala vestibuli
bergerak. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong
endolimf, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran
basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsangan mekanik
yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga
kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan
sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut sehingga
melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan menimbulkan
potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius
sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.4

2.4 Klasifikasi
Secara anatomi nyeri telinga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:5

1. Nyeri yang berasal dari telinga luar


Dapat disebabkan oleh gangguan seperti masuknya benda asing
(manik-manik, biji-bijian, serangga, tertinggal kapas), mengorek
telinga terlalu keras dengan berbagai benda pengorek telinga, bahkan
hanya dengan jari, atau akibat kotoran telinga yang mengeras.
Peradangan telinga luar (otitis eksterna) akibat infeksi karena bakteri,
virus dan jamur. Bisul atau folikel rambut yang terinfeksi pada liang
telinga.
2. Nyeri yang berasal dari telinga tengah

6
Biasanya di sebabkan oleh proses peradangan yang disebut dengan
otitis media atau disebabkan oleh gangguan pada tuba eustachius.
Gangguan di tuba eustachius bisa disebabkan karena proses
peradangan atau infeksi, bisa juga akibat perubahan tekanan ditelinga
tengah (pada saat naik pesawat dan menyelam).
3. Nyeri yang berasal dari tempat lain (nyeri alih atau referred pain)
Telinga dipersarafi oleh berbagai nervus diantaranya V, VII, IX dan X
yang masing-masing juga mempersarafi organ lainnya. Akibatnya
apabila timbul sakit pada organ lain yang memiliki saraf sama dengan
saraf di telinga, maka rasa nyeri di tempat tersebut akan dihantarkan
melalui percabangan saraf tersebut ketelinga (referred pain).
Contohnya adalah sakit gigi, sakit tenggorok, sakit amandel (tonsilitis),
gangguan pada sendi rahang (temperomandibular junction), abses gusi
dan lain-lain.

2.5 Etiopatofisiologi

Nyeri telinga sendiri dapat merupakan nyeri telinga primer atau yang
berasal dari telinga sendiri dan sekunder yang merupakan nyeri alih.

Nyeri telinga itu sendiri bisa berasal dari telinga bagian luar dan
dalam. Nyeri telinga luar bisa seperti lesi, serumen, otitis eksterna dan
sebagainya. Nyeri telinga dalam bisa tejadi karena otitis media, spasme
otot pada bagian dalam, dan masih banyak penyakit lain. Patofisiologinya
adalah inervasi tersedia oleh auriculotemporal cabang dari nervus cranial
ke 5 (CN V), nervus cervical 1 dan 2, cabang Jacobson dari
glossopharyngeal nerve, cabang arnold dari vagus nerve, dan cabang
Ramsey Hunt dari nervus facialis. Sensasi otalgia dihantarkan oleh nervus
cranial yang ke 5, dan yang berkaitan dengan cabang itu menuju telinga
menghasilkan otalgia.

7
Mekanisme dari referred otalgia

Meskipun mekanisme otalgia dimaksud sedikit kontroversial, teori


yang paling diterima adalah teori konvergensi-proyeksi, yang menyatakan
bahwa banyak saraf bertemu menjadi satu jalur saraf bersama, dengan
sistem saraf pusat (SSP) tidak dapat membedakan asal stimulasi.

Dalam otalgia yang dimaksud, ada konvergensi sensorik yang sama


jalur antara persarafan sensorik kompleks yang memasok baik telinga dan
saraf kranial menginervasi kepala dan leher, dengan SSP tidak dapat
menentukan dengan tepat lokasi patologi.

"Kesalahan" sensorik ini dianalogikan dengan rasa sakit pasien di


lengan kiri medial ketika mengalami sindrom koroner akut atau rasa sakit
pasien di bahu ketika, pada kenyataannya, lesi mengiritasi diafragma
pasien.

8
Persarafan sensorik dari Telinga

Persarafan ke telinga adalah salah satu yang paling kompleks dalam


tubuh, dan pengantar singkat untuk jalur saraf di telinga diperlukan untuk
menghargai konsep otalgia yang dimaksud. Ada 4 saraf kranial dan 2 saraf
servikal atas yang berkontribusi pada persarafan indera telinga: saraf
kranial V, VII, IX, dan X dan saraf serviks atas C2 dan C3. Meskipun
persarafan sensorik ke telinga mungkin terlihat cukup jelas, ada banyak
tumpang tindih dan ambiguitas dalam distribusi sensorik saraf-saraf ini.

Sumber referred Otalgia, Dikelompokkan Menurut Saraf Cranial dan


cervical

Penyebab sekunder (nyeri alih atau referred pain)


a. Nervus Trigeminus (N.V) 5

1. Penyakit gigi dimana nyeri telinga dari karies gigi, infeksi periapikal
dari gigi belakang dan infeksi subperiosteal rahang atas dan bawah
2. Inflamasi dan iritasi dari cabang nervus trigeminus pada sinus paranasal
terutama sinus maksilla dapat menimbulkan nyeri alih pada telinga
3. Lesi di rongga mulut
4. Inflamasi, obstruksi glandula salivatori dan penyakit neoplasma dari
submandibula, sublingual dan kelenjar parotis
5. Iritasi durameter oleh infeksi atau tumor durameter bagian tengah atau
posterior fossa cranial

Saraf trigeminal disebut sebagai jalur sensorineural paling umum yang


mengarah ke otalgia karena luas "jaring" sensorik yang meliputi dan jenis
patologi yang terjadi di wilayah ini. V3 menginervasi telinga melalui
cabang auriculotemporal tetapi juga memiliki serabut saraf sensorik
melalui saraf alveolar inferior, lingual, dan bukal, yang berfungsi untuk
menginervasi rongga mulut dan dasar mulut, gigi bawah, langit-langit,
mandibula termasuk sendi temporomandibular (TMJ) , dan 3 kelenjar
ludah utama (Gbr 2)

9
Setiap fokus iritasi seperti tumor, infeksi, atau peradangan struktur
dalam rongga mulut (khususnya termasuk lantai dari mulut, pipi, lidah
depan, palatum durum, dan kelenjar sublingual dan submandibular), gigi
bawah, mandibula termasuk TMJ, dan kelenjar parotis semua dapat
menjadi tempat patologi jauh yang menghasilkan otalgia yang dimaksud.

Kondensasi osteitis adalah hasil dari respons stres osseus yang


ditunjukkan oleh area peningkatan sklerosis di sekitar gigi yang terinfeksi,
yang dengan sendirinya tidak menghasilkan otalgia tetapi merupakan
indikator infeksi periodontal atau periapikal yang dapat menghasilkan
otalgia yang dimaksud. Gigi bungsu yang tidak erupsi, gigi erupsi, dan
maloklusi juga dapat menyebabkan otalgia yang dimaksud.

Otalgia terdaftar sebagai keluhan utama oleh 70% -78% pasien


dengan gangguan TMJ. Gangguan TMJ memiliki prevalensi 2-9 kali lebih
tinggi pada wanita dibandingkan pada pria dan terjadi pada kedua jenis
kelamin antara usia 40 dan 70 tahun. Terkait dengan kejang otot masseter,
atau sekunder akibat langsung hubungan ligamen antara TMJ dan telinga
tengah, tetapi 1 atau semua teori ini berpotensi menjelaskan patologi TMJ
yang menyebabkan otalgia.

10
Patologi kelenjar ludah uxatama, khususnya kelenjar parotis, diketahui
menyebabkan otalgia. Parotiiiktis infeksiosa, biasanya dari gondong,
sialolithiasis, dan terkadang proses neoplastik yang melibatkan kelenjar
parotis dapat menyebabkan otalgia.

Kanker atau ulserasi lidah depan, dari proses seperti ulkus, juga dapat
menyebabkan otalgia. Entitas-entitas ini biasanya akan didiagnosis dengan
pemeriksaan fisik. Pencitraan cross-sectional menjadi sangat berguna
dalam menentukan penyebaran lokal dan jauh dari penyakit neoplastik.
Parameter pentahapan yang penting meliputi kedalaman invasi lidah,
menyebar melintasi septum lingual garis tengah, dan penyakit nodal.

Trigeminal (V) neuralgia, tic douloureux, adalah neuralgia kranial


yang paling umum yang dikaitkan dengan referred otalgia. Biasanya,
diagnosis tidak sulit jika ada riwayat klinis. Pasien biasanya hadir dengan
nyeri pedih unilateral dalam distribusi bagian kedua atau ketiga dari saraf
trigeminal. Mengunyah, berbicara, atau makan dapat mereproduksi rasa
sakit, seperti titik pemicu tertentu pada pemeriksaan fisik.

Oropharynx and Oral Cavity9


Orofaring adalah tempat paling sering terjadinya karsinoma primer
pada saluran aerodigestif atas. Tumor orofaringeal yang disertai otalgia
meliputi karsinoma sel skuamosa pada pangkal lidah dan tonsil palatine.
Tumor pangkal lidah lebih jarang daripada tumor lidah rongga mulut dan
memiliki prognosis yang lebih buruk, keduanya karena tumor tersebut
adalah tumor derajat tinggi secara histologis dan karena mereka cenderung
tetap tidak bergejala secara klinis hingga besar.
Tonsil palatine (faucial) adalah jaringan limfoid yang ditutupi oleh
epitel skuamosa. Setiap tonsil mengisi fossa tonsil antara pilar atau
lengkung tonsil anterior (otot palatoglossus) dan pilar atau lengkung
tonsilar posterior (otot palatopharyngeus).

11
Penyakit tonsil nonneoplastik dapat muncul dengan sakit tenggorokan
dan sakit telinga. Tonsilitis akut didiagnosis dengan pemeriksaan fisik dan
kultur, bukan pencitraan. Tonsil quinsy (abses peritonsillar) adalah
komplikasi dari tonsilitis yang tidak diobati atau tidak tepat terapi. Nyeri
telinga yang parah adalah salah satu ciri khas abses peritonsillar. Nanah
biasanya berkumpul di antara tonsil dan pilar anterior.

Infeksi gigi adalah penyebab yang sering (beberapa mengatakan


penyebab paling sering) dari otalgia sekunder. Nyeri dari geraham,
terutama geraham rahang bawah, menjalar ke telinga.

Pembuluh darah dan saraf di dalam mahkota dan akar gigi disebut
pulpa gigi. Karies (gigi berlubang) dapat menyebabkan abses dan nekrosis
pulpa. Pasien dapat mengalami kesulitan menentukan lokasi nyeri dari
pulpitis secara pasti.

Maloklusi, impaksi gigi, dan erupsi gigi merupakan sumber dari


otalgia lainnya. Ini dinilai secara klinis, tetapi dapat diidentifikasi pada
studi pencitraan. Geraham dan premolar memiliki cusps, atau tubercles,
yang membantu menggiling makanan. Dalam oklusi normal,
lingual (medial) cusp gigi rahang atas adalah lateral dari cusp gigi
mandibula yang bersesuaian.

Abnormalitas gigi, rahang, dan TMJ dapat menyebabkan maloklusi.


Maloklusi juga berkontribusi terhadap disfungsi TMJ dan nyeri. Bruxism,
atau gigi mengepal, menyebabkan otalgia sekunder, mungkin dari kejang
otot pterigoid medial atau lateral. Tidak seperti banyak sumber otalgia
lainnya, otalgia bruxism sering bilateral.

TMJ9
TMJ adalah penyebab dari seringnya sakit telinga. Nyeri sendi datang
dari kapsul, ligamen kolateral, dan lipatan bilaminar retrodiskal, karena
permukaan disk dan artikular tidak dipersarafi. Paparan tulang atau

12
pertumbuhan berlebih dari sinovium dapat menyebabkan nyeri TMJ,
karena sinovium dan tulang subkortikal dipersarafi.
Gangguan internal adalah disk artikular malposisi (meniskus); paling
sering disk anterior ke permukaan artikular kondilus. Maloklusi dan
bruksisme (clenching) berkontribusi pada penyakit dan nyeri TMJ,
mungkin melalui spasme otot yang terkait.

Carotidynia and Eagle Syndrome9


Carotidynia adalah yang menyebabkan rasa sakit unilateral di sekitar
bulbus karotis. Penyebab karotidynia tidak diketahui, meskipun
peradangan (vasculitis) mungkin berperan. Rasa sakit menjalar ke telinga
ipsilateral. Proses styloid memanjang atau ligamentum stylohyoid yang
dikalsifikasi adalah salah satu penyebab karotidinia.
Pada sindrom Eagle, proses styloid memanjang atau ligamentum
stylohyoid yang dikalsifikasi terlibat sebagai penyebab sakit tenggorokan
dan telinga. Styloid yang memanjang dan menyimpang dapat mengenai
arteri karotis eksternal atau internal menyebabkan karotidinia, atau
mengiritasi fossa tonsil atau bekas luka di fossa setelah tonsilektomi

b. Nervus fasialis (N.VII) adalah saraf motorik dari otot mimik tetapi ada
serat sensoris dari saraf fasialis yang mempersarafi kulit yang terletak pada
bagian lateral dari konka dan antiheliks dan juga pada lobus posterior dan
kulit yang terletak pada daerah mastoid. Penyebab paling sering nyeri alih
oleh saraf fasialis adalah bell’s palsy sebelum terjadinya paralysis pada
wajah. Pasien dengan herpes zoster otikus (Ramsay Hunt syndrome) juga
dapat mengalami otalgia. Pada penyakit ini dapat ditemukan vesikel
sepanjang konka dan liang posterior.
Distribusi sensorik dari nervus fasial bervariasi, dengan distribusi
sensorik yang tumpang tindih dengan saraf trigeminal. Cabang dari saraf
kranial ketujuh, saraf aurikularis posterior, berfungsi untuk menginervasi
telinga secara langsung, sedangkan saraf petrosal superfisial yang lebih

13
besar dan saraf vidian berfungsi untuk memasok mukosa hidung, etmoid
posterior, dan sinus sphenoid.
Peradangan mukosa sinus sphenoid dan posterior ethmoid dan septum
yang mengenai mukosa hidung dapat menyebabkan refrred otalgia,
meskipun ini mungkin bukan jalur yang umum.

Paranasal Sinuses and Nasal Cavity9


Penyakit pada sinus dan rongga hidung menyebabkan otalgia yang
dirujuk sepanjang GSPN ke ganglion geniculate. Baik sinusitis akut (virus
dan bakteri) dan sinusitis kronis dapat menyebabkan rasa sakit. Deviasi
Septum hidung yang menyentuh atau menekan turbin hidung juga diyakini
menyebabkan rasa sakit. Neoplasma biasanya tidak sakit kecuali mereka
menghalangi sinus atau menyerang struktur yang berdekatan.

c. Nervus glossopharyngeal (N. IX) seperti tonsilitis akut, peritonsilitis


atau abes peritonsilar adalah penyakit yang sering menyebabkan nyeri alih
pada telinga. Pasien biasanya mengeluh otalgia setelah melakukan
tonsilektomi.

Ahli radiologi kepala dan leher paling akrab dengan daerah yang
dipersarafi oleh saraf glossopharyngeal. Saraf timpani (saraf Jacobson,

14
cabang saraf kranial IX) secara langsung menginervasi telinga tetapi juga
memiliki cabang faring, lingual, dan tonsil untuk memasok sepertiga
bagian posterior lidah, fossa tonsil / pilar, faring, tuba eustachius dan ruang
parapharyngeal dan retropharyngeal. Setiap proses patologis yang
melibatkan daerah tersebut dapat menghasilkan refrred otalgia.

Kanker Oropharyngeal, sebagian besar adalah kanker sel skuamosa,


adalah salah satu entitas yang paling mengkhawatirkan yang menghasilkan
rasa sakit yang dirujuk ke telinga. Otalgia mungkin satu-satunya keluhan
yang muncul tetapi biasanya disertai dengan rasa sakit atau tidak nyaman
di tenggorokan. Faktor risiko termasuk konsumsi alkohol dan merokok,
dan pasien umumnya berusia lebih dari 45 tahun.

Patologi yang melibatkan pangkal lidah dan tonsil palatine dapat


menyebabkan otalgia yang dimaksud. Karena umumnya asimptomatik
sampai akhir penyakit dan dasar lidah memiliki suplai yang kaya limfatik,
kanker dasar lidah biasanya berkembang, dan 60% akan memiliki
keterlibatan nodul cervical pada saat pemeriksaan.

Kanker Palatine tonsillar lebih sering daripada kanker dasar lidah,


mewakili 75% -80% dari semua kanker sel skuamosa orofaring. Seperti
kanker dasar lidah, ia muncul terlambat dan umumnya akan mengalami

15
metastasis nodul cervical pada saat pemeriksaan. Enam puluh hingga
delapan puluh persen pasien pada awalnya akan mengeluhkan odinofagia
dan disfagia yang membuat pasien datang berobat. Otalgia dan sensasi
benda asing di belakang tenggorokan adalah gejala awal lainnya,
sedangkan trismus adalah tanda penyakit yang terlambat, dengan invasi
otot pengunyahan.

Neuralgia glossopharyngeal adalah penyebab lain yang jarang dari


otalgia, yang menghasilkan rasa sakit yang tajam di tenggorokan,
disebabkan oleh menelan, mengunyah, atau menguap.

Geniculate neuralgia terjadi pada wanita paruh baya, yang memiliki


rasa sakit di telinga mensimulasikan patologi TMJ. Ini dapat berupa
idiopatik atau sekunder dari keterlibatan herpes (sindrom Ramsay Hunt)
dan dapat menyebabkan peningkatan saraf wajah.

Nasopharynx and Retropharynx9

Manifestasi klinis karsinoma nasofaring tergantung pada lokasi dan


luas tumor primer. Otalgia bukan merupakan presentasi yang sering. Lebih
sering, pasien melaporkan kehilangan pendengaran karena tumor, terutama
di fossa Rosenmuller yang menghalangi drainase tuba eustachius,
menyebabkan otitis media serosa dan gangguan pendengaran konduktif.

Penyakit pada kelenjar getah bening retrofaringeal (nodus Rouviere)


muncul dengan nyeri mata yang dalam dan nyeri oksipital, tetapi dapat
menyebabkan otalgia. Nyeri seperti itu mungkin merupakan petunjuk
pertama untuk tumor metastasis di kelenjar ini. Adenitis supuratif dari
nodus retrofaringeal (abses retrofaringeal) menyebabkan demam, dispnea,
dan disfagia. Secara klinis, abses adalah massa yang berfluktuasi yang
menciptakan tonjolan di bawah mukosa utuh dari dinding faring posterior.

d. Nervus vagus (N. X) merupakan cabang utama dari saraf vagus


mempersarafi mukosa laring, hipofaring, fraken, esofagus dan kelenjar

16
tiroid. Nyeri pada setiap bagian ini dialihkan ke telinga. Laringitis Semua
bentuk laringitis dapat menyebabkan nyeri alih otalgia. Luka pada laring
atau adanya benda asing pada laring dapat menyebabkan adanya nyeri
yang menjalar ke telinga.

Saraf vagus memasok valekula, lidah, dan laring permukaan epiglotis,


laring supraglotis, sinus pyriform, kelenjar tiroid, dan lokasi yang lebih

jauh di dalam toraks, termasuk pohon trakeobronkial dan esofagus(Gbr13).


Saraf Arnold langsung menginervasi telinga, sedangkan cabang internal
saraf laring superior dan cabang faring dari saraf vagus menginervasi
laring dan bawah faring masing-masing. Saraf laring rekuren menginervasi
servical esofagus dan trakea, dan cabang bronkial dari saraf vagus
menginervasi paru-paru dan bronkus.

Neuralgia vagal menyebabkan rasa sakit pada distribusi laring dan


hipofaring. Sphenopalatine neuralgia, juga dikenal sebagai Sluder
neuralgia, hadir dengan rasa sakit di mata dan hidung dengan menjalar ke
telinga.

Hypopharynx and Larynx9

Otalgia sekunder dapat menjadi gejala karsinoma hipofaring. Radang


tenggorokan dan disfagia biasanya menyertai otalgia. Tumor sinus
piriform merupakan sumber penting otalgia sekunder. Baik rheumatoid

17
arthritis dan ankylosing spondylitis dapat melibatkan sendi cricoarytenoid
dan menyebabkan otalgia.

e. Nervus cervical, penyebab otalgia dari pleksus servikal adalah


limfadenopati servikal yang biasanya terdapat pada jaringan limfe di
oksipital dan mastoid .

Saraf servicals atas (C2 dan C3) menginervasi sebagian besar telinga
eksternal, termasuk daun telinga, lobulus, dan kulit di depan dan di
belakang telinga eksternal melalui saraf aurikularis besar dan saraf
oksipital yang lebih kecil.

Selain itu, C2 dan C3 berfungsi untuk menginervasi area lain di dalam


kepala dan leher, terutama otot dan sendi facet dari tulang belakang leher,
termasuk sendi atlantoaxial dan facet joints dari C2 dan C3. Mekanisme
bagaimana penyakit tulang belakang leher menjadi nyeri padatelinga
masih kontroversial. Salah satu mekanisme yang mungkin adalah melalui
interkoneksi antara aferen cervical dengan saluran tulang belakang dari
saraf trigeminal, yang diperkirakan turun hingga ke C4. Informasi sensorik
dari akar cervical atas selanjutnya diteruskan ke dermatom trigeminal
(yaitu CNV3), yang pada gilirannya dapat menjadi nyeri telinga.

f. Tumor daerah kepala, leher dan dada dapat menyebabkan sakit telinga.
Rasa sakit telinga mungkin satu-satunya awalnya keluhan. Jadi evaluasi
menyeluruh untuk tumor okultisme pada pasien dengan risiko tinggi untuk
kanker tersebut adalah langkah yang paling penting. Orang dianggap
beresiko tinggi adalah pengguna tembakau atau alkohol, mereka yang di

18
atas 50 tahun, dan mereka yang juga memiliki berat badan berlebih atau
kesulitan dalam menelan atau suara serak.6

2.6 Tatalaksana

Pengobatan diberikan sesuai dengan penyebab. Jika rasa nyeri pada


telinga disebabkan oleh kotoran atau benda asing maka dibersihkan
dengan mengeluarkannya, pada infeksi diterapi dengan pemberian
antibiotik dan analgetik, apabila disebabkan oleh virus diberikan antivirus

19
dan pada kasus tertentu dapat dilakukan pembedahan.8

2.7 Komplikasi

Komplikasi yang timbul dapat berupa kehilangan pendengaran yang


dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Kehilangan Konduktif

Biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen,


atau kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis.
Pada keadaan seperti itu, hantaran suara efisien suara melalui udara ke
telinga dalam terputus.

b. Kehilangan Sensoris

Melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain


kehilangan konduksi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan
pendengaran campuran begitu juga kehilangan pendengaran
fungsional. Pasien dengan kehilangan suara campuran mengalami
kehilangan baik konduktif maupun sensori neural akibat disfungsi
konduksi udara maupun konduksi tulang. Kehilangan suara fungsional
bersifat inorganik dan tidak berhubungan dengan perubahan struktural
mekanisme pendengaran yang dapat dideteksi biasanya sebagai
manifestasi gangguan emosional.

20
BAB III

KESIMPULAN

Telinga merupakan indera pendengaran dan memiliki fungsi ganda yaitu


pendengaran dan keseimbangan. Nyeri adalah mekanisme protektif untuk
menimbulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi
kerusakan jaringan, maka itu nyeri pada telinga merupakan suatu tanda perjalanan
dari sebuah penyakit. Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang dikenal dengan
sebutan otalgia, adalah keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga.

Rasa nyeri yang dirasakan tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga itu
sendiri, melainkan dapat juga berasal dari tempat atau organ lain yang rasa
nyerinya dihantarkan ke telinga (nyeri alih atau referred pain) karena telinga
dipersarafi nervus kranialis V, VII, IX dan X dan nervus servikalis C2 dan C3
.Nyeri ini sendiri dapat muncul dengan keluhan yang bervariasi. Dapat berupa
rasa sakit yang tajam seperti ditusuk-tusuk, rasa panas pada telinga, atau nyeri
tumpul seolah-olah telinga terasa penuh.

Nyeri pada telinga merupakan suatu tanda perjalanan penyakit, karena itu
harus segera dicari penyebabnya dengan anamnesis dan pemeriksaan yang tepat
agar dapat ditangani dengan baik dan memperbaiki fungsi telinga yang terganggu.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. 2011. Fisiologi manusia; dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta EGC
2. Chen, et al. 2009. The Radiology of Referred Otalgia. AJNR Am J
Neuroradiol: Mesir
3. Alberti. 2014. The Anatomy And Physiology Of The Ear And
Hearing.Canada.
4. Utama,H. 2015. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala & Leher. Edisi ketujuh. FKUI: Jakarta
5. Kim D, Cheang P, Dover S, et al. 2009. Dental otalgia. J Laryngol Otol.
6. Neilan R, Roland Otalgia. 2010. Otolaryngology-Head & Neck Surgery.
P.Med Clin North Am
7. John W. Ely. 2008. Diagnosis of ear pain.University of Iowa Carver College
of Medicine, Iowa City, Iowa.Am Fam Physician.
8. Earwood,et al . 2018. Ear Pain: Diagnosing Common and Uncommon
Causes. American familia physician: Georgia
9. Weissman,J. 1997. A Pain In Ear : The Radiology of Otalgia. University of
Pittsburgh: America

22

Anda mungkin juga menyukai