Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

Telinga merupakan indera pendengaran dan memiliki fungsi ganda yaitu pendengaran dan
keseimbangan. Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan
bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan, maka itu nyeri pada telinga merupakan suatu
tanda perjalanan dari sebuah penyakit. 1 Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang dikenal dengan
sebutan otalgia, adalah keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga. Rasa nyeri yang dirasakan
tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga itu sendiri, melainkan dapat juga berasal dari tempat
atau organ lain yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga (nyeri alih atau referred pain) karena
telinga dipersarafi nervus kranialis V, VII, IX dan X dan nervus servikalis C2 dan C3 .
Nyeri telinga ini sendiri dapat muncul dengan keluhan yang bervariasi. Dapat berupa rasa
sakit yang tajam seperti ditusuk-tusuk, rasa panas pada telinga, atau nyeri tumpul seolah-olah
telinga terasa penuh. Rasa nyeri telinga dapat hilang timbul mengenai satu atau kedua telinga.
Pada bayi dan anak yang mengalami nyeri telinga dapat menjadi lebih rewel, sering menggaruk
telinga atau menarik telinganya. Pada keadaan infeksi dapat disertai demam dan keluar cairan dari
telinga yang biasanya didahului oleh batuk dan pilek.
Pada anak yang lebih besar, remaja, dewasa yang sering dikeluhkan selain rasa nyeri
adalah adanya rasa penuh atau tekanan pada telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada
infeksi terdapat cairan yang keluar dari telinga atau demam. Apabila sudah menyebar ke daerah
mastoid biasanya disertai dengan nyeri kepala. Pada infeksi liang telinga sering disertai nyeri
ketika membuka mulut atau menelan. Hampir 50% pasien yang mengeluhkan nyeri telinga tidak
ditemukan penyakit di telinga.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang dikenal dengan otalgia, adalah keadaan
timbulnya keluhan nyeri pada telinga. Rasa nyeri yang dirasakan tidak selalu disebabkan
dari penyakit telinga itu sendiri (primer), melainkan dapat juga berasal dari tempat atau
organ lain (sekunder) yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga (nyeri alih atau referred
pain).2

2.2 Anatomi
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan
juga berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara adalah bentuk energi yang
bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun
telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan
sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang
menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).

Bagian telinga
Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga,

lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna,
Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membrana
timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan gelombang suara
ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu
kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah
liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit
tipis.
Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin
yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi
sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang
meneruskan suara ke telinga dalam.
Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagi otitis Eksterna. Hal ini biasanya
terjadi karena kebiasaan mengorek telinga & akan menjadi masalah bagi penderita
diabetes mellitus.
Telinga tengah
Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran (martir atau
malleus, landangan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). muara tuba Eustachi juga
berada di telinga tengah.
Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang
pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang
berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan
getaran ke koklea atau rumah siput.
Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran
akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara pada telinga
tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran Eustachi menghubungkan
ruangan telinga tengah ke belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran
Eustachi dan telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap. Hal
ini menjelaskan mengapa penumpang pesawat terbang merasa 'tuli sementara' saat lepas
landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan tekanan antara udara sekitar. Tekanan
udara di sekitar telah turun, sedangkan di telinga tengah merupakan tekanan udara daratan.
Perbedaan ini dapat diatasi dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap.
Telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga
3

pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe& labirin
membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.
Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea
trdiri atas tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar
dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang
disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui
tingkap bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran
Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris
terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo
corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran
tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan
dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.
Keseimbangan
Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat indera keseimbangan.
Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus
dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau kanalis semisirkularis. Kelima
bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan rubuh dan memiliki sel rambut yang akan
dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf vestibulokoklearis. 3

2.3 Fisiologi
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran
tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian
tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang
pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong.
Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan
tingkap lonjong sehingga perilimf pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan
melalui membran Reissner yang mendorong endolimf, sehingga akan menimbulkan gerak
relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsangan
mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal
ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini
menimbulkan proses depolarisasi sel rambut sehingga melepaskan neurotransmitter ke
dalam sinaps yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan
4

ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis. 4

2.4 Klasifikasi
Secara anatomi nyeri telinga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 5
1. Nyeri yang berasal dari telinga luar
Dapat disebabkan oleh gangguan seperti masuknya benda asing (manik-manik, bijibijian, serangga, tertinggal kapas), mengorek telinga terlalu keras dengan berbagai
benda pengorek telinga, bahkan hanya dengan jari, atau akibat kotoran telinga yang
mengeras. Peradangan telinga luar (otitis eksterna) akibat infeksi karena bakteri, virus
dan jamur. Bisul atau folikel rambut yang terinfeksi pada liang telinga.
2. Nyeri yang berasal dari telinga tengah
Biasanya di sebabkan oleh proses peradangan yang disebut dengan otitis media atau
disebabkan oleh gangguan pada tuba eustachius. Gangguan di tuba eustachius bisa
disebabkan karena proses peradangan atau infeksi, bisa juga akibat perubahan tekanan
ditelinga tengah (pada saat naik pesawat dan menyelam).
3. Nyeri yang berasal dari tempat lain (nyeri alih atau referred pain)
Telinga dipersyarafi oleh berbagai nervus diantaranya V, VII, IX dan X yang masingmasing juga mempersyarafi organ lainnya. Akibatnya apabila timbul sakit pada organ
lain yang memiliki syaraf sama dengan syaraf di telinga, maka rasa nyeri di tempat
tersebut akan dihantarkan melalui percabangan syaraf tersebut ketelinga (referred
pain). Contohnya adalah sakit gigi, sakit tenggorok, sakit amandel (tonsilitis),
gangguan pada sendi rahang (temperomandibular junction), abses gusi dan lain-lain.

2.5 Etiologi
Nyeri telinga sendiri dapat merupakan nyeri telinga primer atau yang berasal dari
telinga sendiri, primer dan sekunder yang merupakan nyeri alih. Penyebab nyeri telinga
dibagi menjadi penyebab primer dan sekunder, adalah:
1. Penyebab primer (umum)
- Otitis eksterna adalah proses inflamasi dari meatus akustikus eksterna yang dapat
disebabkan oleh kelembapan ataupun trauma. Biasanya penyakit ini sering muncul saat
musim panas karena meningkatnya intensitas orang untuk pergi berenang, karena itulah
penyakit ini biasa disebut sebagai telinga perenang. Otitis eksterna lazim terjadi dan
selalu terasa nyeri yang sangat hebat. Tanda utama otitis eksterna bahwa tarikan pada
aurikula atau penekanan pada tragus dapat memperhebat nyeri ini. Bila otitis eksterna
karena jamur, sering nyeri terlihat tidak sesuai dengan gambaran fisik kulit liang telinga
berwarna merah, tetapi biasanya edema lebih ringan dibandingkan dengan yang terjadi
pada infeksi bakteri dan mungkin terdapat eksudat jernih yang minimum. Pada
5

pemeriksaan fisik akan ditemukan debris atau eksudat yang biasa ditemukan pada liang
telinga dan tidak jarang juga menutupi membran timpani.
- Otitis media akut (OMA) dapat mengembangkan otalgia berat dan biasanya
didahului oleh batuk pilek yang berkepanjangan, demam, iritabilitas dan hilangnya
pendengaran. Organisme yang sering menyebabkan terjadinya OMA adalah Streptococcus
B Haemoliticus, Pneumococcus dan Haemophillas influenzae. Pada anak dan orang
dewasa gejala utamanya adalah nyeri telinga. Mungkin juga terdapat sensasi penuh
ditelinga dan gangguan pendengaran, dapat juga timbul tinnitus.
- Barotrauma biasanya pada anak kecil yang mempunyai disfungsi tuba eustachius
saat terjadi perubahan tekanan secara tiba-tiba. Bila tuba Eustachius tidak dapat terbuka
maka nyeri cepat menghambat di dalam telinga serta terjadi gangguan pendengaran.
Kadang-kadang membran timpani akan ruptur.
- Mastoiditis Supuratif akut timbul sebagai akibat terapi otitis media supuratif akut
yang tidak adekuat. Kadang-kadang pasien otitis media supuratif akut tidak mencari
pertolongan medis karena nyeri terhenti dengan mulainya otore. Tetapi, setelah beberapa
hari otore, dapat terjadi kekambuhan demam dan nyeri yang menunjukkan mulainya
proses mastoiditis akut. Biasanya pada pemeriksaan telinga menunjukkan banyak sekret
purulen dari performasi membrana timpani dan sagging dinding posterior superior
bagian dalam meatus akustikus eksternus.
- Miringitis bulosa terdiri dari nyeri telinga serta gelembung hemoragik dikulit
meatus akustikus eksterna dan pada membrana timpani. Penyaki tini sembuh sendiri
dengan nyeri yang mereda serta gelembung mengering dan menghilang setelah beberapa
hari. Tidak terdapat demam, eksudat purulen atau tuli tanpa infeksi bakteri sekunder.
2. Penyebab sekunder (nyeri alih atau referred pain)
a. Nervus Trigeminus (N.V) 5
1. Penyakit gigi dimana nyeri telinga dari karies gigi, infeksi periapikal dari gigi belakang
dan infeksi subperiosteal rahang atas dan bawah
2. Inflamasi dan iritasi dari cabang nervus trigeminus pada sinus paranasal terutama sinus
maksilla dapat menimbulkan nyeri alih pada telinga
3. Lesi di rongga mulut
4. Inflamasi, obstruksi glandula salivatori dan penyakit neoplasma dari submandibula,
sublingual dan kelenjar parotis
5. Iritasi durameter oleh infeksi atau tumor durameter bagian tengah atau posterior fossa
cramial

b. Nervus fasialis adalah saraf motorik dari otot mimik tetapi ada serat sensoris dari saraf
fasialis yang mempersarafi kulit yang terletak pada bagian lateral dari konka dan
antiheliks dan juga pada lobus posterior dan kulit yang terletak pada daerah mastoid.
Penyebab paling sering nyeri alih oleh saraf fasialis adalah bells palsy sebelum terjadinya
6

paralysis pada wajah. Pasien dengan herpes zoster otikus (Ramsay Hunt syndrome) juga
dapat mengalami otalgia. Pada penyakit ini dapat ditemukan vesikel sepanjang konka dan
liang posterior.
c. Nervus glossopharyngeal (N. IX) seperti tonsilitis akut, peritonsilitis atau abes
peritonsilar adalah penyakit yang sering menyebabkan nyeri alih pada telinga. Pasien
biasanya mengeluh otalgia setelah melakukan tonsilektomi.
d. Nervus vagus (N. X) merupakan cabang utama dari saraf vagus mempersarafi mukosa
laring, hipofaring, fraken, esofagus dan kelenjar tiroid. Nyeri pada setiap bagian ini
dialihkan ke telinga. Laringitis Semua bentuk laringitis dapat menyebabkan nyeri alih
otalgia. Luka pada laring atau adanya benda asing pada laring dapat menyebabkan adanya
nyeri yang menjalar ke telinga.
e. Nervus cervical, penyebab otalgia dari pleksus servikal adalah limfadenopati servikal
yang biasanya terdapat pada jaringan limfe di oksipital dan mastoid .
f.

Tumor daerah kepala, leher dan dada dapat menyebabkan sakit telinga. Rasa sakit

telinga mungkin satu-satunya awalnya keluhan. Jadi evaluasi menyeluruh untuk tumor
okultisme pada pasien dengan risiko tinggi untuk kanker tersebut adalah langkah yang
paling penting. Orang dianggap beresiko tinggi adalah pengguna tembakau atau alkohol,
mereka yang di atas 50 tahun, dan mereka yang juga memiliki berat badan atau kesulitan
dalam menelan atau suara serak.6

2.6 Patofisiologi

Nyeri bisa dari telinga bagian luar dan dalam. Nyeri telinga luar bisa seperti lesi,
serumen, otitis eksterna dan sebagainya. Intrinsik bisa tejadi karena otitis media, spasme
otot pada bagian dalam, dan masih banyak penyakit lain. Patofisiologinya adalah inervasi
tersedia oleh auriculotemporal cabang dari nervus cranial ke 5 (CN V), nervus cervical 1
dan 2, cabang Jacobson dari glossopharyngeal nerve, cabang arnold dari vagus nerve, dan
cabang Ramsey Hunt dari nervus facialis. Sensasi otalgia dihantarkan oleh nervus cranial
yang ke 5, dan yang berkaitan dengan cabang itu menuju telinga menghasilkan otalgia.

2.7 Gambaran klinis


Sakit telinga itu sendiri merupakan suatu gejala atau keluhan, biasanya disertai
dengan gejala-gejala lain dan bisa dari berbagai penyebab. Bayi dan anak-anak biasanya
menjadi rewel, sering menggaruk-garuk telinga atau menarik-narik telinga, bila
penyakitnya di telinga biasanya disertai gangguan pendengaran. Pada keadaan infeksi
dapat disertai demam dan keluar cairan dari telinga. Sakit telinga yang sering timbul pada
anak-anak adalah akibat infeksi telinga tengah akut, yang timbul secara tiba-tiba. Biasanya
disertai dengan demam tinggi, kadang-kadang sampai kejang dan muntah. Biasanya
sebelumnya didahului oleh batuk dan pilek.
Pada penderita yang sudah dapat menjelaskan seperti anak yang agak besar,
remaja dan dewasa, yang sering dialami selain nyeri adalah adanya perasaan penuh atau
tekanan pada telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada infeksi terdapat cairan yang
keluar dari telinga atau demam. Sakit telinga akibat infeksi telinga yang sudah menyebar
kedaerah mastoid atau daerah dibelakangtelinga (mastoiditis), biasanya disertai dengan
nyeri kepala. Pada infeksi liang telinga (otitis eksterna) sering disertai nyeri ketika
membuka mulut atau menelan.7

2.8 Pemeriksaan
2.8.1 Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi telinga dapat tanpa kelainan atau ditemukan adanya
kemerahan, bengkak maupun serumen ditemukan pada liang telinga dapat juga
ditemukan membran timpani kemerahan dan bulging dengan menggunakan
otoskop dan lampu kepala. Palpasi telinga didapatkan adanya nyeri tekan pada
bagian yang sakit ataupun nyeri tarik.

2.8.2

Pemeriksaan Penunjang
Telinga akan diperiksa dengan seksama baik menggunakan otoskop atau

endoskopi jika perlu. Organ sekitarnya juga akan diperiksa untuk memastikan etiologi
rasa nyeri tersebut. Adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan, adalah :
Tes fungsi
Tes Valsava dan Toynbee dilakukan untuk mengetahui fungsi tuba eustachius.
Valsava dilakukan dengan cara meniupkan dengan keras dari hidung sambil hidung
dipencet serta mulut ditutup.Bila tuba terbuka maka terasa udara masuk ke dalam
rongga telinga tengah yang menekan membran timpani kea rah lateral. Tes Toynbee
dilakukan dengan cara menelan ludah sambil hidung dipencet serta mulut ditutup. Bila
tuba terbuka maka akan terasa membran timpani tertarik kea rah medial.
Tes pendengaran
Tujuan dari tes pendengaran adalah :
1
Menentukan apakah pendengaran seseorang normal atau tidak.
2
Menentukan derajat kekurangan pendengaran.
3
Menentukan lokalisasi penyebab gangguan pendengaran.

a. Tes Suara
Tes Bisik : Normalnya tes bisik dapat didengar 10 15 meter. Tetapi biasa dipakai
patokan 6 meter. Syarat melakukan tes Bisik :
1. Pemeriksa berdiri di belakang pasien supaya pasien tidak dapat membaca
gerakan bibir pemeriksa.
2. Perintahkan pasien untuk meletakkan satu jari pada tragus telinga yang tidak
diperiksa untuk mencegah agar pasien tidap dapat mendengar suara dari telinga
itu.
3. Bisikkan kata pada telinga pasien yang akan diperiksa. Kata harus dimengerti
oleh pasien, kata dibagi atas : yang mengandung huruf lunak ( m, n, l, d, h, g ) dan
yang mengandung huruf desis ( s, c, f, j, v, z ).

4. Suruh pasien untuk mengulang kata kata tersebut.


5. Sebut 10 kata ( normal 80 % ), yaitu 8 dari 10 kata atau 4 dari 5 kata.
6. Apabila penderita tidak / kurang mendengar huruf desis tuli persepsi.
7. Apabila penderita tidak / kurang mendengar huruf lunak tuli konduksi
Tes Konversasi : Caranya sama dengan tes bisik, tetapi tes ini menggunakan
percakan biasa.
b. Tes Garpu Tala.
Tes Schwabach : Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran
bunyi melalui tulang penderita dan pemeriksa. Syarat melakukan tes Schwabach :
1. Gunakan garpu tala 256 atau 512 Hz.
2. Getarkan garpu tala.
3. Letakkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa.
4. Apabila bunyi sudah tidak didengar lagi, segera garpu tala diletakkan pada
planum mastoid penderita.
5. Lakukan hal ini sekali lagi tetapi sebaliknya lebih dahulu ke telinga penderita
lalu ke telinga pemeriksa. Lakukan cara ini untuk telinga kiri dan kanan.
6. Normal jika pemeriksa sudah tak dapat mendengar suara dari garpu tala, maka
penderita juga tidak dapat mendengar suara dari garpu tala tersebut.
7. Tuli Konduksi apabila pemeriksa sudah tidak dapat mendengar suara dari garpu
tala tetapi penderita masih dapat mendengarnya ( Schwabach memanjang ).
8. Tuli persepsi apabila pemeriksa masih dapat mendengar suara dari garpu tala
tetapi penderita sudah tidak dapat mendengar lagi.
c. Tes Rinne
Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui
tulang dan melalui udara pada penderita. Syarat melakukan tes Rinne :
1.Garpu tala digetarkan.
2. Letakkan tegak lurus pada planum mastoid penderita, ini disebut posisi 1
3. Setelah bunyi sudah tidak terdengar lagi letakkan garpu tala tegak lurus di
depan meatus akustikus eksterna, ini disebut posisi 2 (dua ).
4. Kalau pada posisi 2 masih terdengar bunyi Tes Rinne (+).
5. Kalau pada posisi 2 tidak terdengar bunyi Tes Rinne ().
6. Kalau pada posisi 1 terdengar berlawanan Tes Rinne ragu ragu.

10

d. Tes Weber
Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui sebelah
kanan / kiri penderita. Syarat melakukan tes Weber :
1. Garpu tala digetarkan.
2. Letakkan tegak lurus pada garis tengah kepala penderita, mis : dahi, ubun
ubun, rahang, kemudian suara yamg paling keras di kiri dan kanan.
3. Pada tes ini terdapat beberapa kemungkinan.
4. Bisa didapat hasil telinga kiri dan kanan sama keras terdengarnya, hal ini bisa
berarati : normal atau ada gangguan pendengaran yang jenisnya sama.
5. Bisa juga didapatkan hasil telinga kiri > telinga kanan atau kiri < telinga kanan.
6. Lateralisasi ke kanan dapat berarti : adanya tuli konduksi sebelah kanan, telinga
kiri dan kanan ada tuli konduksi, tetapi yang kanan lebih berat dari yang kiri,
terdapat tuli persepsi disebelah kiri, keduanya tuli persepsi, keduanya tuli persepsi
tetapi lebih berat yang kiri, kedua telinga tuli, kiri tuli persepsi, kanan tuli
konduksi.
Adapun tes lain yang dilakukan, adalah:
- CT scan kepala, Audiogram, Pemeriksaan sitology, Naso pharynges copy,
Laringos copy, Endoscopy

2.9 Tatalaksana

11

Pengobatan diberikan sesuai dengan penyebab. Jika rasa nyeri pada telinga
disebabkan oleh kotoran atau benda asing maka dibersihkan dengan mengeluarkannya,
pada infeksi diterapi dengan pemberian antibiotik dan analgetik, apabila disebabkan oleh
virus diberikan antivirus dan pada kasus tertentu dapat dilakukan pembedahan. 8

2.10

Komplikasi
Komplikasi yang timbul dapat berupa kehilangan pendengaran yang dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Kehilangan Konduktif
Biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau kelainan

12

telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan seperti itu,
hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus.
b. Kehilangan Sensoris
Melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain kehilangan konduksi
dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan pendengaran campuran begitu juga
kehilangan pendengaran fungsional. Pasien dengan kehilangan suara campuran
mengalami kehilangan baik konduktif maupun sensori neural akibat disfungsi
konduksi udara maupun konduksi tulang. Kehilangan suara fungsional bersifat
inorganik dan tidak berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme
pendengaran yang dapat dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan emosional. 9

BAB III KESIMPULAN

13

Telinga merupakan indera pendengaran dan memiliki fungsi ganda yaitu pendengaran dan
keseimbangan. Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan
bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan, maka itu nyeri pada telinga merupakan suatu
tanda perjalanan dari sebuah penyakit. Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang dikenal dengan
sebutan otalgia, adalah keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga.
Rasa nyeri yang dirasakan tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga itu sendiri,
melainkan dapat juga berasal dari tempat atau organ lain yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga
(nyeri alih atau referred pain) karena telinga dipersarafi nervus kranialis V, VII, IX dan X dan
nervus servikalis C2 dan C3 .Nyeri ini sendiri dapat muncul dengan keluhan yang bervariasi.
Dapat berupa rasa sakit yang tajam seperti ditusuk-tusuk, rasa panas pada telinga, atau nyeri
tumpul seolah-olah telinga terasa penuh.
Nyeri pada telinga merupakan suatu tanda perjalanan penyakit, karena itu harus segera
dicari penyebabnya dengan anamnesis dan pemeriksaan yang tepat agar dapat ditangani dengan
baik dan memperbaiki fungsi telinga yang terganggu.

DAFTAR PUSTAKA
14

1. Sherwood L. Fisiologi manusia; dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta EGC; 2011. p.207.
2. Otalgia. Medscape 2015. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/845173otalgia/overview. Akses 13 November 2015
3. Anatomi telinga. Available from: http://www.nebraskamed.com/health-library/3d-medicalatlas/291/anatomy-of-the-ear. Akses 13 November 2015
4. Hawkins JE.Anatomy and physiology human ear.Britain: Encyclopaedia Britain: 2014
5. Kim D, Cheang P, Dover S, et al. Dental otalgia. J Laryngol Otol 2009;121:1129 34.
6. Neilan R, Roland Otalgia. P.Med Clin North Am. Otolaryngology-Head & Neck Surgery, 2010
;94:961-71
7. JOHN W. ELY, Diagnosis of ear pain.University of Iowa Carver College of Medicine, Iowa
City, Iowa.Am Fam Physician. 2008 Mar 1;77(5):621-628.
8. Myung HY, Hong JP. Diagnosis and treatment of otalgia.Korean Society of
Otorhinolaryngology-Head and Neck Surgery Journal.Korea: March 20, 2013.
9. Neilan RE,Roland PS.Otalgia. Medclin North Am:2010 Sep;94(5):961-71

15

Anda mungkin juga menyukai