Anda di halaman 1dari 2

Panduan Praktik Klinis

SMF/KSM ILMU BEDAH


BAGIAN TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROK

RSUD KabupatenMimika
TGL/BLN/THN
PENGESAHAN
:

RevisiKe.

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RSUD MIMIKA

Dr. Evelyn Pasaribu, MMKes


NIP. 19661108 200212 2 001

PERIKONDRITIS AURIKULA
1. Pengertian (Definisi)

2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

5. Diagnosis

6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang

8. Terapi

Perikondritis adalah suatu keradangan supuratif pada


perikondrium tulang rawan aurikula.
1. Aurikula terasa bengkak, nyeri dan merah.
2. Kadang-kadang disertai demam
a.
b.
c.
d.
b.

Odema luas pada aurikula dapat meluas keluar aurikula.


Nyeri dan hiperemia
Terdapat fluktuasi bila terjadi supurasi
Terdapat deformitas bila sudah teijadi nekrosis
Jika sudah komplikasi, tulang rawan hancur dan menciut
serta keriput sehingga terjadi telinga lisut (cauli flower
ear).
c. Pembesaran kelenjar getah bening regional, suhu tubuh
naik, lekosit naik
1. Pembengkakan daun telinga
2. Nyeri dan terasa sakit jika ditekan.
3. Daun telinga merah dan terasa panas.
Bagian aurikula yang terlibat membengkak, menjadi merah,
terasa panas dan sangat nyeri tekan. Seringkali terjadi
perubahan bentuk pada telinga yang abnormal pada telinga.
Erysipelas aurikula
1. Pemeriksaan penunjang perikondritis dapat dilakukan
biopsy pada lapisan perikondrium dan kartilago telinga
luar.
2. Pemeriksaan darah dapat menunjukkan infeksi okultisme.
Tes darah (CBC count, WBC count untuk mencari infeksi,
sickle cell anemia, studi fungsi tiroid dan antibody untuk
tiroiditis.
a. Antibiotik : Untuk yang ringan, diberikan cloxacilline 3 X
500 mg oral/hari. Untuk yang berat diberikan
gentamycine intra vena 2 X 80 mg/ hari atau
aminoglikosida lainnya.
b. Anti inflamasi/analgesik : asam mefenamic, piroxicam
atau diclofenac
c. Dilakukan insisi bila sudah terjadi supurasi, dilanjutkan
dengan eksisi bila sudah terjadi nekrosis tulang rawan.

Edukasi

10 Prognosis

1
2

Mencegah faktor predisposisi.


Mengurangi tingkat kecemasan pasien dengan
menjelaskan perjalanan penyakit dan terapi yang
diberikan.

Ad vitam
Ad sanationam
Ad fungsionam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

11 Tingkat Evidens

I/II/III/IV

12 Tingkat Rekomendasi

A/B/C

13 Penelaah Kritis

1. dr. Rini Ardiana, SpTHT


2. dr. Moh. Ibnu Malik, SpTHT

14 Indikator Medis

a. Rasa nyeri di telinga


b. Oedem

15 Kepustakaan

1. Linstrom JL, Lucente FE. Infections of the external ear. In:


Bailey BJ and Pillsburny III HC. eds. Head and Neck
Surgery - Otolaryngology Vol. II Philadelphia: JB
Lippincott Company. 1993:1542-56.
2. Meyerhoff WL, Caruso VG. Trauma and infections of
the external ear. In: Paparella NN, Shumrick DD,
Stuckman JL, Meyerhoff WL, eds. Otolaryngology 3 d ed.
Vol. II. Otology and Neuro-otology. Philadelphia,
London, Toronto: WB Saunders, Co, 1991:1227-36.
3. Austin DE. Diseases of the external ear. In: Ballenger JJ.
ed. Diseases of the Nose, Throat, Ear, Head and Neck. 14th
ed. Philadelphia, London: Lea & Febiger, 1991:1069-80.

Ketua Komite Medik


dr. Jeanne Rini P, Sp.A, MSc, Ph.D
NIP. 19660222 199102 2 003

Penyusun
dr. Antonius Pasulu,MKes,Sp.THT
NIP. 19770411 200605 1 001

Anda mungkin juga menyukai