Anda di halaman 1dari 9

STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Alamat : Desa Tambu
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : PNS
Tanggal pemeriksaan : 8 Februari 2018
Ruangan : Poli Klinik Kulit dan Kelamin RSUD Undata Palu

II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Gatal pada bagian tangan dan kaki
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan gatal pada tangan dan kaki sejak 1 bulan yang
lalu. Awalnya timbul bercak kemerahan dan terasa gatal lalu membuat pasien
ingin menggaruknya sehingga lama-kelamaan bercak menjadi menebal,
meninggi serta berlapis-lapis. Gatal bersifat hilang timbul dan bertambah gatal
pada saat malam hari dan saat berkeringat.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya kurang lebih 1
tahun yang lalu, lokasi munculnya pada daerah kepala, sempat berobat dan
membaik, akan tetapi saat ini keluhan timbul kembali pada daerah tangan dan
kaki.
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Diabetes Melitus (-)
Riwayat Alergi Makanan (-)
Riwayat Alergi Obat (-).
Riwayat keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa seperti pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalisata
Keadaan umum : Sakit Ringan
Kesadaran : Kompos mentis
Status gizi : Baik
b. Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : tidak dilakukan pemeriksaan
Respirasi : 18x/menit
c. Status Dermatologis
Terdapat plak eritematosa yang disertai skuama putih pada kedua tangan.
Terdapat pula plak eritematosa yang disertai skuama putih pada kedua
kaki
d. Lokalisasi
1. Kepala : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
2. Leher : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
3. Dada : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
4. Punggung : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
5. Perut : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
6. Genitalia : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
7. Inguinal : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
8. Bokong : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
9. Ekstremitas atas : Terdapat plak eritematosa yang disertai skuama
putih pada kedua ekstremitas atas
10. Ekstremitas bawah : Terdapat plak eritematosa yang disertai skuama
putih pada kedua ekstremitas bawah

IV. GAMBAR

Gambar 1 dan 2: Lesi berupa plak eritematosa yang disertai skuama putih
pada kedua ekstremitas atas
Gambar 1 dan 2: Lesi berupa plak eritematosa yang disertai skuama putih
pada kedua ekstremitas bawah

V. RESUME
Pasien datang dengan keluhan gatal pada tangan dan kaki sejak 1 bulan
yang lalu. Awalnya timbul bercak kemerahan dan terasa gatal lalu membuat
pasien ingin menggaruknya sehingga lama-kelamaan bercak menjadi
menebal, meninggi serta berlapis-lapis. Gatal bersifat hilang timbul dan
bertambah gatal pada saat malam hari dan saat berkeringat. Pasien sudah
pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya kurang lebih 1 tahun
yang lalu, lokasi munculnya pada daerah kepala, sempat berobat dan
membaik,, akan tetapi saat ini keluhan timbul kembali pada daerah tangan
dan kaki. Tidak ada riwayat keluarga yang menderita sebelumnya.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Psoriasis Vulgaris

VII. DIAGNOSIS BANDING


a. Dermatitis Numularis
b. Pitiriasis Rosea
c. Parapsoriasis En Plaque
VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan histopatologis

IX. PENATALAKSANAAN
1. Non-medikamentosa
a) Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.
b) Mencegah garukan dan gosokan
c) Minum obat dan kontrol ke dokter secara teratur
2. Medikamentosa
a. Topikal : Desoksimetason 0,05%
b. Sistemik : Setirizin 10 mg (1x1)

X. PROGNOSIS

 Qua ad vitam : ad bonam


 Qua at fungtionam : ad bonam
 Qua at sanationam : dubia ad bonam
 Qua at cosmetikam : dubia ad bonam

PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan gatal pada tangan dan kaki sejak 1 bulan
yang lalu. Awalnya timbul bercak kemerahan dan terasa gatal lalu membuat
pasien ingin menggaruknya sehingga lama-kelamaan bercak menjadi menebal,
meninggi serta berlapis-lapis. Gatal bersifat hilang timbul dan bertambah gatal
pada saat malam hari dan saat berkeringat. Pasien sudah pernah mengalami
keluhan yang sama sebelumnya kurang lebih 1 tahun yang lalu, lokasi munculnya
pada daerah kepala, sempat berobat dan membaik,, akan tetapi saat ini keluhan
timbul kembali pada daerah tangan dan kaki. Tidak ada riwayat keluarga yang
menderita hal yang sama.
Dari hasil pemeriksaan fisik terdapat plak eritematosa yang disertai
skuama putih pada kedua ekstremitas atas. Terdapat plak eritematosa yang disertai
skuama putih pada kedua ekstremitas bawah.

Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetik


yang kuat dengan karakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel
epidermis disertai manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh sistem
saraf1. Psoriasis merupakan penyakit peradangan kronik yang ditandai oleh
hiperproliferasi dan inflamasi epidermis dengan gambaran morfologi, distribusi,
serta derajat keparahan penyakit yang bervariasi. Kelainan kulit terdiri dari
bercak- bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema
sirkumskripta dan merata, tetapi pada masa penyembuhan seringkali eritema di
tengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama berlapis- lapis, kasar
dan berwarna putih seperti mika serta transparan. Besar kelainan bervariasi, bisa
lentikular, numular, plakat dan dapat berkonfluensi2.

Patogenesis psoriasis digambarkan dengan gangguan biokimiawi, dan


imunologik yang menerbitkan berbagai mediator perusak mekanisme fisiologi
kulit dan memengaruhi gambaran klinis1. Sampai saat ini tidak ada pengertian
yang kuat mengenai patogenesis psoriasis, tetapi peranan autoimunitas dan
genetik dapat merupakan akar yang dipakai dalam prinsip terapi. Mekanisme
peradangan kulit psoriasis cukup kompleks, yang melibatkan berbagai sitokin,
kemokin, maupun faktor pertumbuhan yang mengakibatkan gangguan regulasi
keratinosit, sel-sel radang, dan pembuluh darah sehingga lesi tampak menebal dan
berskuama tebal berlapis1. Lesi kulit psoriasis melibatkan epidermis dan dermis,
Terdapat penebalan epidermis, disorganisasi stratum korneum akibat
hiperproliferasi epidermis dan peningkatan kecepatan mitosis, disertai
peningkatan ekspresi intercellular adhesion molecule 1(ICAM 1) serta
abnormalitas diferensiasi sel epidermis. Aktivasi sel T terutama dipengaruhi oleh
sel Langerhans. Sel T serta keratinosit yang teraktivasi akan melepaskan sitokin
dan kemokin, dan menstimulasi inflamasi lebih lanjut. Selain itu, kedua
komponen ini akan memproduksi tumor necrosis factorα (TNF α), yang
mempertahankan proses inflamasi. Oleh karena itu, psoriasis bukan hanya
disebabkan oleh autoimunitas terkait sel limfosit T seperti teori terdahulu, tetapi
melibatkan proses yang lebih kompleks termasuk abnormalitas mikrovaskuler dan
keratinosit3.

Gejala klinis yang dapat ditemukan pada kasus psoriasis umumnya tidak
mempengaruhi keadaan umum pasien, sebagian penderita mengeluhkan gatal
ringan. Tempat predileksi pada scalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka,
ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut dan daerah lumbosacral.
Kelainan kulityang ditemukan berupa bercak-bercak eritema yang meninggi
(plak) dengan skuama diatasnya. Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada
stadium penyembuhan dering eritema yang ditengah menghilang dan hanya
terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika,
serta transparan. Besar kelainan bervariasi: lenticular, nummular atau plakat,
dapat berkonfluensi. Jika separuhnya atau seluruhnya bersifat lenticular disebut
psoriasis gutata, biasanya pada anak-anak dan dewasa muda dan terjadi pasca
infeksi akut streptococcus4.

Psoriasis Vulgaris biasanya disebut psoriasis plakat kronik. Lesi ini


biasanya dimulai dengan makula eritematosa berukuran kurang dari 1cm atau
papul yang melebar kearah pinggir dan bergabung beberapa lesi menjadi satu,
berdiameter satu sampai beberapa sentimeter. Lingkaran putih pucat mengelilingi
lesi psoriasis plakat yang dikenal dengan Woronoff’s ring, dengan proses
pelebaran lesi yang berjalan bertahap maka bentuk lesi dapat beragam seperti
bentuk utama kurva linier, lesi mirip cincin, dan papul berskuama pada mulut
folikel pilosebaseus1.

Diagnosis psoriasis berdasarkan anamnesis dan manifestasi klinis yang


didapatkan, adapun diagnosis banding dari psoriasis vulgaris yaitu dermatitis
numularis, pitiriasis rosea, parapsoriasis enplaque, dan tinea capitis. Dermatitis
numularis atau eksim numular adalah gangguan alergi dengan pruritus patch
berbentuk koin pada kulit. Pria biasanya mendapatkan eksim nummular akhir
hidup mereka sementara wanita mendapatkannya pada usia lebih muda. Eksim
Numular yang paling sering terjadi pada ekstremitas, terutama kaki, tapi mungkin
terjadi di mana saja pada badan, tangan, atau kaki. Patofisiologi eksim ini tidak
jelas, itu sering terkait dengan kekeringan pada kulit, yang dapat memungkinkan
rusaknya epidermis dan perembesan alergen ke kulit. Pitiriasis rosea ialah erupsi
kulit akut yang sembuh sendiri, pitiriasis berarti skuama halus, penyakit dimulai
dengan lesi pertama herald patch, umumnya dibadan, lesi berikutnya timbul 4-10
hari setelah lesi pertama, hanya lebih kecil, susunannya sejajar dengan kosta,
sehingga menyerupai pohon terbalik1. Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan
rambut kepala yang disebabkan oleh spesies dermatofita dengan tiga bentuk yang
jelas yaitu gray patch ringworm papul melebar dan membentuk bercak yang
menjadi pucat dan bersisik, kemudian kerion reaksi peradangan yang berupa
pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang yang
padat disekitarnya, dan blackdot ringworn berupa ujung rambut yang penuh spora
yang tertinggal didalam folikel. Parapsoriasis enplaque kelainan kulit terdiri atas
bercak ertematous, permukaan datar, bulat, atau lonjong, dengan sedikit skuama1.
Jenis pengobatan psoriasis yang tersedia bekerja menekan gejala dan
memperbaiki penyakit. Tujuan pengobatan adalah menurunkan keparahan
penyakit sehingga pasien dapat beraktivitas dalam pekerjaan, kehidupan sosial,
dan sejahtera untuk tetap dalam kondisi hidup yang baik, tidak memperpendek
masa hidupnya karena efek samping obat1.
DAFTAR PUSTAKA

1. Linuwih Sri, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.2017.
2. Apriliana K, Mutiara H. Psoriasis Vulgaris pada Laki-laki 46 Tahun.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung : J AgromedUnila Vol 4. No.1.
Juni 2017.
3. Yuliastuti D. Psoriasis. Depok : CDK-235 Vol 42. No 12. 2015.
4. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: EGC; 2007.
5. World Health Organization. Global Report on Paoriasis. Switzerland.2016.

Anda mungkin juga menyukai