0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
55 tayangan14 halaman
Proses pendengaran melibatkan beberapa tahap, dimulai dari energi bunyi ditangkap telinga luar dan diantarkan ke telinga tengah untuk diamplifikasi, kemudian ke telinga dalam yang menimbulkan getaran pada sel-sel rambut dan mengakibatkan proses depolarisasi. Berbagai gangguan pendengaran dapat terjadi akibat kelainan pada telinga luar, tengah, dalam, saraf auditorius, atau pusat pendengaran di otak.
Proses pendengaran melibatkan beberapa tahap, dimulai dari energi bunyi ditangkap telinga luar dan diantarkan ke telinga tengah untuk diamplifikasi, kemudian ke telinga dalam yang menimbulkan getaran pada sel-sel rambut dan mengakibatkan proses depolarisasi. Berbagai gangguan pendengaran dapat terjadi akibat kelainan pada telinga luar, tengah, dalam, saraf auditorius, atau pusat pendengaran di otak.
Proses pendengaran melibatkan beberapa tahap, dimulai dari energi bunyi ditangkap telinga luar dan diantarkan ke telinga tengah untuk diamplifikasi, kemudian ke telinga dalam yang menimbulkan getaran pada sel-sel rambut dan mengakibatkan proses depolarisasi. Berbagai gangguan pendengaran dapat terjadi akibat kelainan pada telinga luar, tengah, dalam, saraf auditorius, atau pusat pendengaran di otak.
daun telinga menggetarkan membran timpani. Getaran di teruskan ke telinga bagian tengah yang akan mengamplifikasi terungkitnya tulang pedengaran (malleus , incus, stapes). Getaran yang teramplifikasi di teruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran di teruskan ke membrane Reissner yang mendorong endolimfa sehingga terjadi gerakan relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Menyebabkan defleksi stereosilia sel-sel rambut Menimbulkan proses depolarisasi sel rambut melepaskan neurotransmiter ke sinap potensial aksi pada saraf auditorius dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39- 40) di lobus temporalis. Penurunan pendengaran Tuli konduktif :Terdapat gangguan hantaran suara di sebabkan oleh gangguan atu penyakit di telinga luar atau di telinga tengah. Telinga luar Telinga tengah atresia liang telinga sumbatan sumbatan oleh serumen tuba eustachius otitis eksterna otitis media sirkumskripta, Otosklerosis osteoma liang telinga timpanoskbatan hemotimpanum dislokasi tulang pendengaran
Hasil pemeriksaan audiogram
BC normal atau kurang dari 25dB AC turun lebih dari 25dB Antara AC dan BC terdapat gap Tuli sensorineural kelainan terdapat pada koklea telinga dalam, N.VIII atau di pusat pendengaran
Hasil audiogram AC dan BC turun lebih dari 25dB AC dan BC berhimpit tiak ada gap
Tuli campuran kombinasi dari tuli konduktif dan tuli
sensorineural Hasil audiogram AC turun lebih dari 25dB AC turun lebih besar dari BC terdapat gap Tuli koklear Tuli Koklear merupakan jenis tuli sensorineural
Peyebab : aplasia, labirintitis, intoksikasi obat ototoksik atau
alkohol. Dapat juga disebabkan tuli mendadak, trauma kapitis, trauma akustik, dan pemaparan bising.
Hasil pemeriksaan Audiometri:
Recrutment ialah suatu fenomena terjadi sensitifitas pendengaran yang berlebihan di atas abang dengar keadaan ini khas untuk tuli koklea . Pada kelainan koklea pasien dapat membedakan bunyi 1 db sedangkan pada orang normal baru bisa membedakan ya pada 5 db Tuli Retrokoklear Tuli retrokoklear merupakan jenis tuli sensorineural
mieloma multipel, cedera otak, perdarahan otak, atau kelainan otak lainnya
Hasil pemeriksaan audiometri
Decay ( kelelahan) merupakan adaptasi abnormal merupakan tanda khas pada tuli retrokoklea, saraf pendegaran cepat lelah bila dirasang terus menerus. Bila dibeli istirahat akan pulih kembali Tuli mendadak
Tuli yang terjadi secara tibatiba jenis ketulian
sensorineural , terjadi pada satu telinga, Kerusakan utama pada koklear. Etiologi: iskemia koklear dan infeksi virus Gejala : mendadak / menahun , sementara atu berulang dalam serangan disertai tinitus / vertigo Diagnosis: tes penala rinne positif, weber lateralisasi ke telinga yang sehat, schwabach memendek. Audiometri tuli sensorineural ringan sampai berat. Gangguan pendengaran akibat bising
Gangguan pendengaran akibat terpajan suara bising yang
cukup keras dalam jangka waktu cukup lama dan biasanya di akibatkan oleh bising lingkungan kerja, jenis tuli sensorineural, umunya terjadi pada kedua telinga Gejala : kurang pendengaran kadang disertai tinius / tidak apabila perat sukar menagkap percakapan dengan suara keras dan tidak mengerti Diangsosi : audiometri didapatkan tuli sensori neural pada frekuensi antara 3000-6000 HZ, PDA 4000hz Takik. Penatalaksanaan: pindah tempat kerja dan gunakan ABD Gangguan pendengaran akibat obat ototoksik
Adalah Tuli akibat efek samping dari penggunaan obat
diantranya aminoglikosida, eritromisin, loop diuretic, obat anti inflamasi obat malaria, obat anti tumor dan obat tetes telinga. Gejala klinis : tinitus dan vertigo merupakan gejala utama. Pencegahan : mempertimbangkan penggunaan obat, menilai kerentanan pasien, memonitor efeksamping secara dini, lakukan evaluasi audiologik dsn hentikan pengobatan Terimakasih