ANATOMI
Labirin (telinga dalam) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars petrosa os temporal.
Fisiologi pendengaran
Bunyi ditangkap daun telinga Defleksi stereosilia sel rambut
Menimbulkan gerak relatif membran basilaris dan membran tektoria Melalui membran reissner mendorong endolimfe
Membran timpani
Tulang-tulang pendengaran
Foramen ovale
Pelepasan neurotransmitter
definisi
Gangguan pendengaran akibat bising (noise induced hearing loss) ialah gangguan pendengaran yang disebabkan akibat terpajan oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Sifat ketuliannya adalah tuli sensorineural koklea dan umumnya terjadi pada kedua telinga.
Epidemiologi
Tuli akibat bising merupakan tuli sensorineural yang paling sering dijumpai setelah prebikusis. Lebih dari 28 juta orang Amerika mengalami ketulian dengan berbagai macam derajat, dimana 10 juta orang diantaranya mengalami ketulian akibat terpapar bunyi yang keras pada tempat kerja. Kamal, A (1991) melakukan penelitian terhadap pandai besi yang berada di sekitar kota Medan. Ia mendapatkan sebanyak 92,30% dari pandai besi tersebut menderita sangkaan noise induced hearing loss.
etiologi
1. 2. 3. 4. Intensitas kebisingan Frekuensi kebisingan Lamanya waktu pemaparan bising Obat ototoksik
NITTS NIPTS
klasifikasi
NOISE INDUCED TEMPORARY THRESHOLD SHIFT (NITTS) Pada gambaran audiometri tampak sebagai notch yang curam pada frekuensi 4000 Hz, yang disebut juga acoustic notch. NOISE INDUCED PERMANENT THRESHOLD SHIFT (NIPTS) Notch bermula pada frekuensi 3000-6000 Hz, dan setelah beberapa waktu gambaran
PATOGENESIS
Tuli akibat bising mempengaruhi organ corti di koklea Semakin tinggi intensitas paparan bunyi Sel-sel rambut mati dan digantikan jaringan parut Dijumpai hilangnya stereosilia Sel-sel rambut dalam dan sel-sel penunjang rusak
Kurang pendengaran disertai tinitus di telinga), sensasi tersumbat ditelin endengaran cukup berat disertai keluhan sukar (auditory) percakapan dengan kekerasan biasa sudah lebih berat percakapan yang k sukar di mengerti.
Pengaruh terhadap komunikasi, geli Bukan endengaran rasa tidak nyaman, gangguan konse non auditory) gangguan tidur sampai memicu stre gangguan pendengaran.
Diagnosis
1.
Tes penala
Rinne test positip, Weber test lateralisasi ke telinga yang pendengaran telinganya lebih baik dan Schwabach test memendek. Kesan jenis ketuliannya adalah tuli sensorineural.
Didapati tuli sensorineural pada frekuensi antara 3000- 6000 Hz dan pada frekuensi 4000 Hz sering terdapat takik (notch) yang patognomonik untuk jenis ketulian ini. SISI, ABLB, MLB, audiometric Bakesy, audiometri tutur, hasilnya menunjukkan adanya rekrutmen yang patognomonik untuk tuli saraf koklea.
2.
3.
penatalaksanaan
Tuli akibat bising adalah tuli saraf koklea yang bersifat menetap (irreversible), bila gangguan pendengaran sudah mengakibatkan kesulitan berkomunikasi dengan volume percakapan biasa, dapat di coba pemasangan alat bantu dengar (ABD).
Apabila dengan bantuan ABD tidak dapat berkomunikasi dengan Adekuat perlu dilakukan psikoterapi agar dapat menerima keadaannya.
Rehabilitasi pendengaran agar dapat menggunakan sisa pendengarannya dengan ABD secara efisien dibantu dengan membaca bibir, mimik, dan anggota badan untuk dapat berkomunikasi.
Pada penderita yang mengalami tuli total bilateral dapat dipertimbangkan untuk pemasangan implant koklea (cochlear implant)
prognosis
Oleh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli saraf koklea yang sifatnya menetap, dan tidak dapat diobati secara medikamentosa maupun pembedahan, maka prognosisnya kurang baik. Oleh sebab itu, yang terpenting adalah pencegahan.
Pencegahan
1. 2. pengukuran pendengaran Pengukuran pendengaran sebelum diterima bekerja Pengukuran pendengaran secara periodik Pengendalian suara bising Menggunakan tutup telinga, sumbat telinga, dan pelindung kepala Memasang peredam suara 3. Analisa bising Alat utama dalam pengukuran kebisingan adalah sound level meter.
TERIMA KASIH