Anda di halaman 1dari 17

I. Pasien dan pemeriksa duduk berhadapan, namun posisi kaki harus nyaman, seperti pada gambar.

II. Inspeksi telinga luar


 Bentuk daun telinga : normal (tdk mikrotia)
 Telinga kanan kiri simetris
 Telinga tidak bewarna merah
 Tidak terdapat ulkus
 Tidak terdapat fistula preaurikular / retro aurikular tag
 Tidak terdapat fistel mastoid
 Tidak ada pembengkakan / kemerahan di belakang telinga, masa, ulcer (mastoid)
 Tidak terdapat atresia liang teinga

III. Palpasi
 Tekan tragus. Apabila terdapat nyeri tekan, kemungkinan terjadi otitis eksterna.
 Tekan mastoid. Apabila terdapat nyeri tekan, kemungkinan terjadi mastoiditis.

IV. Inspeksi telinga luar


 Tarik daun telinga ke belakang dan ke atas untuk meluruskan liang telinga. Untuk pemeriksaan telinga kanan,
gunakan tangan kiri. Begitu pula sebaliknya.
 Pegang otoskopi dengan menggunakan tangan yang bebas.
 Masukkan ujung otoskopi ke liang telinga.
 Temukan membrane timpani.
 Pelaporan membrane timpani normal : membrane timpani intak, transparan, tidak cekung atau cembung,
terpadat bayangan tulang maleus, terdapat reflex cahaya arah jam 5 (telinga kanan) atau jam 7 (telinga kiri),
tidak ada perforasi.
V. Pemeriksaan Tuba Eustachius
a. Valsava Maneuver
i. Demonstration of tubal patency
ii. Pasien diminta menarik nafas dalam-dalam
iii. Pasien diminta mencubit hidung sendiri dan menutup mulut
iv. Minta pasien untuk berusaha meniup dengan mulut tertutup
b. Tonybee test
i. Confirm normal tubal function
ii. Pasien diminta menelan sambil menutup hidung

Pemeriksaan Rinne
 Membandingkan hantaran melalui udara dan melalui tulang.
 Caranya ialah garputala digetarkan, lalu diletakkan pada tulang di belakang telinga dengan demikian getaran
melalui tulang akan sampai ke telinga dalam. Apabila pasien tidak mendengar bunyi dari garputala yang
digetrakan itu, maka garputala dipindahkan ke depan liang telinga, kira-kira 2,5 cm jaraknya dari liang telinga.
Hantaran disini ialah hantaran melalui udara. Pada pasien yang pendengarannya masih baik, maka hantaran
melalui udara lebih baik dari hantaran melalui tulang. Jadi garputala yang tadi diletakkan di tulang telinga
belakang telinga tidak terdengar lagi, ketika dipegang di dekat liang telinga akan terdengar lagi, disebut uji
rinne positif.
 Uji rinne positif pada orang normal dan orang dengan tuli sensorineural
 Uji rinne negative pada orang dengan tuli konduktif

Pemeriksaan Webber
 Membandingkan hantaran tulang telinga kanan dengan telinga kiri.
 Caranya garputala digetarkan kemudian diletakkan pada garis tengah seperti di ubun-ubun, dahi, atau
pertengahan gigi seri. Pasien dengan gangguan pendengaran akan mengatakan bahwa salah satu telinga lebih
jelas mendengar bunyi garputala itu. Pada orang normal akan mengatakan bahwa tidak mendengar perbedaan
bunyi kiri dan kanan. Bila lebih keras ke kanan disebut lateralisasi ke kanan.
 Pada orang tuli konduktif, maka akan terjadi lateralisasi ke telinga yang sakit.
 Pada orang tuli sensorineural, maka akan terjadi lateralisasi ke telinga yang sehat.

Pemeriksaan Schwabach
 Membandingkan hantaran tulang pasien dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.
 Caranya ialah, garputala digetarkan , lalu dasarnya ditempelkan pada mastoid pasien. Setelah pasien
mengatakan tidak mendnegar lagi, maka dasar garputala diletakkan ke tulang belakang telinga pemeriksa.
Apabila pemeriksa masih dapat mendengar bunyi, maka dikatakan bahwa telinga pasien uji schwabachnya
memendek.

VI. Test of Balance


1. Romberg test
2. Finger nose pointing test
3. Dox Halplike method
Otitis Media

 Otitis media akut (OMA) adalah peradangan telinga tengah dengan gejala dan tanda-tanda
yang bersifat cepat dan singkat.
 Faktor risiko :
o Umur ( bayi / anak” )
o jenis kelamin
o faktor genetik
o status sosioekonomi serta lingkungan
o asupan air susu ibu (ASI) atau susu formula,
o Lingkungan merokok
o kontak dengan anak lain
o abnormalitas kraniofasialis kongenital
o status imunologi, infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan atas, disfungsi tuba
Eustachius, inmatur tuba Eustachius dan lain-lain
 Stasium OMA :
o Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Tuba Eustachius yang ditandai oleh retraksi membran timpani akibat


terjadinya tekanan intratimpani negatif .

Pada Pemeriksaan fisik :

1. Posisi Malleus menjadi horizontal


2. Reflex cahaya berkurang
3. Membran timpani retraksi / normal /
4. Membran timpani berwana pucat.
5. Demam (-)

Treatmen :

1. Antibiotik ( penisilin / ampisilin 50-100 mg/kg / eritromisin 40 mg/kg ) / 7 hari


2. Obat tetes hidung ( HCl efedrin 0,5% (<12th) / HCl efedrin 1% (>12th)

o Stadiu Hiperemis atau stadium pre-supurasi


Terjadi pelebaran pembuluh darah di membran timpani, yang ditandai oleh
membran timpani mengalami hiperemis, edema mukosa dan adanya sekret eksudat
serosa yang sulit terlihat.

Pada anamnesis :

1. Otalgia
2. Telinga rasa penuh
3. Demam
4. Pendengaran bisa terganggu bisa gak

Treatmen :

1. Antibiotik ( penisilin / ampisilin 50-100 mg/kg / eritromisin 40 mg/kg ) / 7 hari


2. Obat tetes hidung ( HCl efedrin 0,5% (<12th) / HCl efedrin 1% (>12th)
3. Analgetika

o Stadium Supurasi

Terbentuknya sekret eksudat purulen atau bernanah di telinga tengah dan juga di sel-
sel mastoid.

Pada anamnesis :

1. Nyeri yang luar biasa


2. Gelisah
3.

Pada Pemeriksaan fisik :

1. Edema pada mukosa telinga


2. membran timpani menonjol atau bulging ke arah liang telinga luar.
3. Gangguan pendengaran konduktif .

Treatmen : Miringotomi (kalo masih utuh) dan antibiotika

o Stadium Perforasi
Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa nanah
yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.

Pada anamnesis :

1. Pengeluaran sekret
2. Demam (-)

Pada Pemeriksaan fisik :

1. Pengeluaran sekret
2. Membran timpani bolong

Treatmen :

1. Cuci telinga ( H2O2 3% / 3-5 hari )


2. ANtibiotika (7-10 hari)

Otitis Media Supuratif Kronik

 1 bulan
 Anamnesis :
Sekret nya encer / kentel
Sekret bening / berwarna
Ada penyakit penyerta ?
Sekret bau ?

 Pemeriksaan fisik :
Letak perorasi pada membrane timpani :
o Sentral ( pars tensa )
o Marginal
o Atik ( pars flaksida )
 Treatment :
Pencuci telinga – H2O2 3% / 3-5 hari (u/ saat sekretnya banyak)  2 – 3 tetes,
tunggu 30 menit, baru kasih antibiotic tetes
Tetes telinga – antibiotik+steroid ( u/ sekret sudah tenang )  ofloxacin
Antibiotik oral – ampisilin / eritromicin
Observasi 2 bulan
Mastoidektomi (tipe bahaya)

Otitis Media Serosa akut


 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( pendengaran berkurang, suara sendiri lebih terdengar, cairan
bergerak didalam telinga )
APa rasa nyeri atau tidak ? ( nyeri)
 Pemeriksaan fisik :
Membran timpani retraksi.
Gelembung udara dalam kavum timpani.
 Treatment :
Tetes hidung vasokontiksi
Antihistamin
Miringotomi grommet.

Otitis Media Serosa kronik

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( pendengaran berkurang, suara sendiri lebih terdengar, cairan
bergerak didalam telinga )
APa rasa nyeri atau tidak ? ( nyeri)
 Pemeriksaan fisik :
Sekret yang terlihat kental.
Tuli ( 40-50 dB)
Membran timpani
o utuh
o Retraksi
o Suram
o Kuning Kemerahan / keabuan

 Treatment :
Dekongestan tetes hidung.
Evaluasi 3 bulan

Fistula Preaurikular

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( ada lubang di deoan telinga dan keluar cairan / adanya
pembengkakan di depan telinga )
Cairan warna apa ? berbau / tidak ?
Pembengkakannya nyeri tidak ?
Keluar cairan nya barukaliini atau sebelumnya sudah pernah ?
Demam ?
Sudah pernah diobati atau belum ?
 Pemeriksaan fisik :
Sekret yang terlihat kental., warna nya apa
Status lokalis :
o Terdapat lubang sebesar _________ di _________, kemerahan( ), nyeri ( )
o Terdapat massa sebesar __________ di _______, berbatas ( ), tepi( )
kemerahan( ), nyeri ( )

 Treatment :
Antibiotik
Insisi drainage

Serumen

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( )
APa rasa nyeri atau tidak ? ( nyeri)
 Pemeriksaan fisik :
Sekret yang terlihat kental.
Tuli ( 40-50 dB)
Membran timpani

 Treatment :
Dekongestan tetes hidung.
Evaluasi 3 bulan

Heroes Zoster Otikus

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( kaku pada wajah /gangguan penedengaran / )
APa rasa nyeri atau tidak ? ( nyeri)
 Pemeriksaan fisik :
Terlihat adanya lesi pada sekitar liang telinga.

 Treatment :
-

Otitis eksterna akut

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( nyeri yang hebat / adanya bisul / gangguan pendengaran )
Rasanyeri nya seperti apa ? ( nyeri saat membuka mulut )
 Pemeriksaan fisik :
Terlihat adanya furunkel pada _____ ( 1/3 luar telinga )
 Treatment :
Apirasi steril ( abses )
Antibiotik ointment ( polimycin B / bacitracin )
Antiseptik ( asam asetat 2-3 % dalam alcohol )
Insisi drainage ( kalau tebal dindinganya )
Antinyeri ( paracetamol )

Otitis Eksterna diffuse

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? Nyeri pada telinga )
Rasanyeri minta tologn ditunjuk jari ( nyeri tekan di tragus )
Keluar cairan atau gak ?
Cairannya bagaimana ? ( tidak berklendr )
Cairan warna apa ?
Berbau . tidak ? ( bau )
 Pemeriksaan fisik :
Inspeksi ( liang teinga menjadi lebih sempit )
Hiperemis (+)
Edema (+)
Terlihat ada sekret
 Treatment :
Memasukan tampon yang sudah ada antibiotika.
Antibiotik oral ( k/p )

Rhinitis Alergi

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( bersin” / hidung berair / rasa gatal / hidung tersumbat )
Sejak kapan ?
o < 4 mnggu ( intermitten )
o > 4 mnggu ( persisten )
cairan yang keluar dari hidung encer / kentel ? ( encer )
Cairan yang keluar warna ? ( bening )
Sebelumnya pernah begini juga gak ? ( pada musim dingin / saat keluar rumah )
Sangat mengganggu aktivitas sehari-hari atau tidak?
o Mengganggu ( berat )
o Tidak mengganggu ( tidak berat )
 Pemeriksaan fisik :
Rhinoskopi :
o Edema
o Basah ( sekret encer yang banyak )
o Pucat
o Mukosa inferior ( hipertrofi ) – persisten
Allergic shiner ( bayangan gelap bagian bawah mata karena stasisobs hidung )
Anak” suka menggosok hidung karena gatal ( Allergic Salute )
Allergic crease ( garis melintang yang timbul pada dorsum nasi )
Geografic tounge ( lidah terlihat seperti gambaran peta ) .
Cobblestone appearance ( posterioir faring tampak granuler )
 Pemeriksaan penunjang :
ELISA
Kerokan mukosa
SET (Skin end point titration )
Challenge test
 Treatment :
HINDARI KONTAK ALERGEN
Antihistamin ( lini pertama ) gen 1 dan 2
o Astemisol + terfenadin
o Loratadin + setirsin + levosetrisin
Kortikosteroid topical
o Beklometason / flutikason / mometasone / triamsinolon
Preparat antikolinergik

Rhinitis Vasomotor

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( bhidung tersumbat )
Yang tersumbathidung sebelah mana ? ( kanan / kiri )
Suka keluar cairan atau gak ?
cairan yang keluar dari hidung encer / kentel ? ( encer )
Cairan yang keluar warna ? ( bening )
Ada demam / gak ? ( nyingkirin infeksi )
Sedang menggunakan obat”an ? ( nyingkiriin R. medikamentosa )
Sebelumnya sudah pernah kedokter ? sudah pernah cek apa aja ? ( tes alergi (-) )
Sebelumnya pernah begini juga gak ? ( cium asap rokok, / bau parfum yang
menyengat / makanan pedas / udara dingin / lelah / emosi / pokoknya yang gak
spesifik )
 Pemeriksaan fisik :
Rhinoskopi :
o Edema
o Konka berwarna merah gelap
o Konka licin / berbenjol”
o Sekret mukoid sedikit
 Pemeriksaan penunjang :
Challenge test
 Treatment : ( lihat selama 2 minggu )
HINDARI KONTAK ALERGEN
Cuci hidung dengan larutan NaCls
Dekongestan oral
Kortikosteroid topical - 100 200 mg
o Beklometason / flutikason / mometasone / triamsinolon
Preparat antikolinergik ( kalau berat )
Operasi – Konkotomi elektro kauter

Rhinitis Vasomotor

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( bhidung tersumbat )
Yang tersumbathidung sebelah mana ? ( kanan / kiri tergantung posisi )
Suka keluar cairan atau gak ?
cairan yang keluar dari hidung encer / kentel ? ( encer )
Cairan yang keluar warna ? ( bening )
Ada demam / gak ? ( nyingkirin infeksi )
Sedang menggunakan obat”an ? ( nyingkiriin R. medikamentosa )
Sebelumnya sudah pernah kedokter ? sudah pernah cek apa aja ? ( tes alergi (-) )
Sebelumnya pernah begini juga gak ? ( cium asap rokok, / bau parfum yang
menyengat / makanan pedas / udara dingin / lelah / emosi / pokoknya yang gak
spesifik )
 Pemeriksaan fisik :
Rhinoskopi :
o Edema
o Konka berwarna merah gelap
o Konka licin / berbenjol”
o Sekret mukoid sedikit
 Pemeriksaan penunjang :
Challenge test
 Treatment : ( lihat selama 2 minggu )
HINDARI KONTAK ALERGEN
Cuci hidung dengan larutan NaCls
Dekongestan oral
Kortikosteroid topical - 100 200 mg
o Beklometason / flutikason / mometasone / triamsinolon
Preparat antikolinergik ( kalau berat )
Operasi – Konkotomi elektro kauter

Rhinitis Medikamentosa

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( hidung tersumbat )
Yang tersumbat hidung sebelah mana ? ( kanan / kiri )
Hilang timbul atauterus”an ? ( terus’an )
Suka keluar cairan atau gak ?
cairan yang keluar dari hidung encer / kentel ? ( encer )
Cairan yang keluar warna ? ( bening )
Ada demam / gak ? ( nyingkirin infeksi )
Sedang menggunakan obat”an , berapa lama ? ( iya , lebih dari ½ minggu )
Sebelumnya sudah pernah kedokter ? sudah pernah cek apa aja ?
Sebelumnya pernah begini juga gak ? ( nyingkirin alergi / vasomotor )
 Pemeriksaan fisik :
Rhinoskopi :
o Edema ( kalau diberi adrenaline tidak berkurang )
o Konka hipertrofi
o Sekret mukoid banyak
 Pemeriksaan penunjang :
Challenge test ( nyingkirin vasomotor ) kalo perlu
 Treatment : ( lihat selama 3 minggu ) – rujuk
HENTIKAN OBAT
Kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek kemudian tapering off ( u/
mengtasi pengulangan )
o Tappering off : 5 mg/hari
 Hari I : 40 mg
 Hari II : 35 mg
Kortikosteroid topical minimal 2 minggu ( u/ mengembalikan proses fsiologi
mukosa )
Dekongestan topical ( pseudoefedrin)

Sinusitis

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( nyeri kepala-muka / hidung tersumbat / sakit tenggorokan /
sekret yang berasa ada ditenggorokan / hidung mengeluarkan ingus / halitosis )
Yang tersumbat hidung sebelah mana ? ( kanan / kiri )
Hilang timbul atau terus”an ? ( terus’an )
Suka keluar cairan atau gak ?
cairan yang keluar dari hidung encer / kentel / warna ? ( purulent-rhinosinusitis )
Suka berasa ingusnya turun ke ternggorokan / gak ? ( post nasal drip )
Nyeri yag dirasakan dimana bisa ditunjuk dengan jari ?
o Nyeri pipi ( sinusitis maksilla )
o Nyeri diantara / belakang bolamata ( sinusitis etmoid )
o Nyeri di dahi ( seluruh kepala ( sinusitis fronatalis )
o Nyeri di vertex , oksipitalis , belakang bola mata, mastoid ( sinusitis sfenoid )
Ada demam / gak ? ( nyingkirin infeksi )
Pernah sakit gigi / gigi bolong / sering ke dokter gigi untuk tambal gigi ? (
mendiagnosis sinusitis dentogen )
Sering batuk pilek atau tidak ?
Sedang nyeri tenggorokan atau tidak ?
Sebelumnya sudah pernah kedokter ? sudah pernah cek apa aja ?
Sebelumnya pernah begini juga gak ? ( nyingkirin alergi / vasomotor )
 Pemeriksaan fisik :
Rhinoskopi : ( rhinosinusitis )
o Mukosa edema + hiperemis
o Kemerahan di kantus medius
 Pemeriksaan penunjang :
Naso-endoskopik ( pus di meatus medius )
CT scan ( glod standard )
o Terlihat adanya perselubungan
o Air fluid level
o Penebalan mukosa
Transluminais ( suram dan gelap )
 Treatment : ( lihat selama 3 minggu ) – rujuk
 Tujuan terapi : mencegah komplikasi / mempercepat penyembuhan / mencegah
menjadi kronik .
Antibitik : ( 10 – 14 hari )
o Penisilin – amoksisilin / amoksisilin-klavulanat
o Sefalosporin generasi-2
o Antibiotik gram negative - Streptomicin / gentamisin ( u/ sinusitis kronik )
o Antibiotik anaerob – ( u/ sinusitis kronik )
Cuci hidung denga NaCl
Kortikosteroid topical minimal 2 minggu ( u/ mengembalikan proses fsiologi
mukosa ) / oral
Dekongestan topical ( pseudoefedrin) atau oral.
Antihistamin gol-2 – loratadin / cetirizine / terfenadine ( u/ alergi berat )
Proetz displacement / irigasi sinus maksilla

Epistaksis

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( hidung tersumbat )
Ini yang pertam kali atau sudah sering ?
Kalau sudah sering sejak kapan ?
Sebelumnya perna kejeduk atau suka korek” hidung ?
Ada keluarga yang mengalmai hal ini tidak ?
Ada waktu: tertentu tidak kalaau kelua rdarah ?
 Pemeriksaan fisik :
o KU : nadi + pernafasan + tekanan darah
o Mukosa hiperemis ( kebanyakan hidperemis karena kebiasan mengorek
ihdung )
 Treatment :
Suruh Pasien duduk
Pasang tampon yang dibasahi adrenalin 1/5000-1/10000 dan pantocain/lidocain
2%.
Menghentikan perdarahan : ( anterior)
o Menekan hidung 10-15 menit. ( u/ p. anterior)
o Kaustik dengan larutan AgNO3 25-30% + antibiotik .
o Tampon diberi pelumas / salep antibiotik . Dimasukan 2-4 buah disusun
sampai stop pendarahan. Selama 2x24 jam.
Menghentikan perdarahan : ( posterior)
o Pasang tampon posterior / belloq. ( kassa kubus padat d 3cm.
o Menggunakan kateter karet
 Komplikasi :
Aspirasi ke saluran nafas bawah
Anemia
Hipotensi / hipoksia
Infeksi
Laserasi palatum mole
 Edukasi :
Tampon setelah 2-3 hari – kalau masih berdarah – ganti tampon.
 Pemeriksaan penunjang :
LAB lengkap
o Fungsi hepar dan ginjal
o Gula darah
X-ray / CT scan
Konsul Sp.PD / Sp.A

Faringitis

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ?
o demam / rinorhea / mual / nyeri tenggorokan / sulit menelan ( Far. Akut
viral )
o nyeri kepala hebat / muntah / batuk ( far. Bacterial )
o Nyeri teggorokan / nyeri menelan ( far. Fungal )
o Tenggorokan gatal – batuk berdahak ( far. ronik hiperplastik )
o Tenggorokan kering / bau mulut ( far. kronik atrofi )
Sudah sejak kapan ?
Suka minum alcohol / rokok ? ( far. Kronik )
Ada demam / gak ? ( far. Akut )
Sebelum ini ada aktifitas seksual dengan lain jenis atau tidak ? ( far. Gonorea )
Ada kontak dengan pasien TB ? ( far. Tuberkuosis )
Sedang meminum obat jangka panjang tidak ? ( far. TB )
Ada nafsu makan berkurang ? ( far. TB )
 Pemeriksaan fisik :
Far. Viral :
o Faring + tonsil hiperemis
Far. bacteri :
o Faring + tonsil hiperemis + eksudat
o Tonsil membesar
o Petechiane (+) pada palatum dan faring
o Limf anterior membesar
Far. Fungal :
o Faring hiperemis
o Orofaring plak putih
Far. Kronik hiperplastik :
o Mukosa dinding posterior tidak rata
Far. Kronik atrofi :
o Mukosa faring berlendir kental
o Kering kalau lender diangkat
 Pemeriksaan penunjang :
Sputum BTA
Foto thorax
 Treatment :
Far. Viral :
o Istirahat + minum
o Kumur dengan air hangan
o Analgetik
o Metisoprinol 60 – 100 mg/kg 4-6x/hari ( herpes simplex )
Far. Bacterial :
o Antibiotik :
 Penisillin G banzatin 50.000 U/kg IM
 Amoksisilin 3x500mg - 6-10 hari
 Ertromicin 4x500 mg/hari
o Dexamethasn 8-16 mg IM
o Analgetik
o Kumur dengan antiseptic
Far. Fungal :
o Nystatine 100.000-400.000 2x/hari
Far. gonorea :
o Sefalosporin gen 3 ( ceftriaxone 250 mg IV )
Far. Kronik hiperplastik :
o Obat kumur
o Electro cauter
Far. Kronik atrofi :
o Obat kumur
Far. TB :
o Obat TB
Tonsilitis akut

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( nyeri tenggorokan )
Sejak kapan ?
Menelan ada nyeri tidak ? ( T. bacterial )
Ada demam / gak ? ( T. bacterial ) ( tinggi )
Ada keluhan nyeri telinga sebelumnya ? T. backterial )
Ada keluhan nyeri sendi ? ( T. Bacterial )
Makan masih mau ? ( anoreksia T. Backterial )
 Pemeriksaan fisik :
T. Viral :
o Luka kecil pada pallatum + tonsil
T. Bacterial :
o Tonsil membesar
o Tonsil hiperemis
o Detritus bentuk folikel tertutup membrane
o Lim. Mandibular membesar.
 Treatment :
Minum yang cukup + analgetik ( T. viral )
ANtibiotik – pensilin / eritromisin ( T. Bacterial )
 Komplikasi :
Otitis media akut
Sinusitis
Abses
Ngorok (OSA)

Tonsilitis Difteri pada usia < 10 tahun

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( demam / nyeri kepala / nyeri menelan )
Sejak kapan ?
Menelan ada nyeri tidak ?
Ada demam / gak ? ( subfebris)
Ada keluhan nyeri sendi ?
Makan masih mau ? ( anoreksia T. Backterial )
 Pemeriksaan fisik :
Nadi lemah
Tonsil bengkak ditutup bercak putih – palatum mole, uvula, laring , trakea ,
bronkus
Semakin lama semakin luas
Kalau diangkat berdarah
Leher sapi ( bull neck )
 Treatment :
Anti defteri serum 20.000-100.000 U
Penisilin / eritromisin 25 – 50 mg/kg ( dibagi dalam 3 dosis ) ( 2-3 minggu )
 Komplikasi :
Laringitis difteri
Miokarditi
Kelumpuhan otot faring / laring

Angina Plaut Vincent

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( demam / nyeri kepala / lemas / gangguan penceranaan / gusi
mudah erdarah )
Sejak kapan ?
Gusi berdarah saat kapan saja ?
Ada demam / gak , diukur . tidak ? ( subfebris)
Ada keluhan nyeri mulut ?

 Pemeriksaan fisik :
Demam tinggi
Mulut +faring hiperemis
Tonsil ada membrane putih
Mulut bau
 Treatment :
Antibiotik broadspecrum 1 minggu
Vitman C + B komleks

Tonsilitis Kronik

 Anamnesis :
Keluhan nya apa ? ( rasa mengganjal di tenggorok / tenggorok erring / napas bau )
Sejak kapan ?
Sebelumnya pernah sperti ini ?
Kalau sebelumny aseperti ini diperhatikan tidak kira” munculnya saat kapan ?
Ada makanan / minuman yang dimakan sebelum ini ?
MErokok atau tidak ?

 Pemeriksaan fisik :
Kriptus (+)
Tonsil tidak rata
 Treatment :
Obat kumur ( hygine mulut )

Indikasi tonsilektomi :
Tonsillitis berulang >3x
Tonsil hipertrofi menimbulkan maloklusi gigi
Rhinis dan sinusitis kronik
Napas bau tidak berhasil dengan obat
OME /OMS
Hipertrofi tonsil

Bimbingan EXIT
Penilaian Exit osce  GRS(?) + Rubrik

Anamnesis selengkap lengkapnya


Status generalis dulu, TTV aja lah. Thoraks abdomen gausah.
Mulai PFnya itu dari organ keluhan utamanya. Periksa ditempat yang sakit terlebih dahulu.
Tapi di cek semua organ
Yang gak wajib itu cek test Penala (garpu tala)  dilakuin kalo gangguan telinga aja. Tapi
dilakuinnya setelah pemeriksaan THT selesai. Soalnya ini pemeriksaan tambahan.
GAMUNGKIN EMERGENSI  jadinya mulai dari anamnesis dulu aja
PELAJARIN KOMPETENSI 4 sama 3B aja

PF
Dimulai dari keluhan utama.
Pake lampu kepala!
Otoskopi  pegang yang bener, caranya : kuping kanan pegang alat pake tangan kanan. Tarik
kuping ke superior posterior.
Rhinoskopi pake tangan dominan, telunjuk di idung. Masukinnya alat ketutup, pas keluar
masih kebuka, biar gak jepit bulu idung.

Diagnostik
Diagnosis + DD
Tatalaksana
Edukasi

Lakilaki 27 th, ku hidung mampet kalo cium asep knalpot


Pasien juga gabisa cium bau bauan
Tanya gejala rhinosinusitis/ rhinitis

Gejala peringan? Perberat? Uda terapi apa aja? Uda berobat? Posisi enak?

Anak anak 7 thn , keluar cairan dan darah sejak berapa lama
Pasien riwayat kejang

Otitis eksterna

Anda mungkin juga menyukai