Bilirubin berasal dari pemecahan hemoglobin yang terjadi dalam sel-sel RES dan
sel-sel poligonal hati. Sebagian besar (85-90%) terjadi penguraian hemoglobin
dan sebagian kecil (10-15%) dari sentawa lain seperti mioglobinBilirubin yang
terjadi tidak larut dalam plasma, oleh karena itu untuk memungkinkan terjadinya
transportasi ke dalam hepar maka pigmen tersebut berikatan dengan protein
plasma terutama albumin. Bilirubin yang berasal dari sel-sel RES dilepas
kedalam peredaran darah untuk kemudian memasuki hepar. Dalam keadaan
fisiologis, masa hidup erytrosit manusia sekitar 120 hari, eritrosit mengalami lisis
1-2108 sel setiap jamnya pada seorang dewasa dengan berat badan 70 kg,
dimana diperhitungkan hemoglobin yang turut lisis sekitar 6 gr per hari. Sel-sel
eritrosit tua dikeluarkan dari sirkulasi dan dihancurkan oleh limpa.
Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan oleh
tubuh. Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi hemoglobin
darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses eritropoesis yang tidak
efektif. Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan proses oksidasi yang
menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain. Biliverdin inilah yang mengalami
reduksi dan menjadi bilirubin bebas.
Bila eritrosit telah hidup melampaui masa hidupnya selama rata-rata 120 hari
maka membrannya akan pecah dan hemoglobin yang dikeluarkan di fagositosis
oleh sel Retikulo Endotel System (RES) diseluruh tubuh. Hemoglobin pertamatama dipecah menjadi heme dan globin, lingkaran protoporfirin terbuka, Fe
dilepaskan untuk diikat menjadi transferin, kemudian berubah menjadi biliverdin
dan direduksi menjadi bilirubin. Fe yang dilepaskan diikat oleh protein dalam
jaringan dan beredar dalam darah sebagai Iron Binding Protein Capacity.
Rantai globin sebagian akan dipecah menjadi asam-asam amino yang disimpan
dalam Body Fool of Amino Acid, sebagian tetap dalam bentuk rantai globin yang
akan lagi digunakan untuk membentuk hemoglobin baru. Bilirubin yang
dilepaskan kedalam darah sebagian besar terikat dengan albumin, sebagian
kecil terikat dengan 2-globulin dan dibawa ke hati. Bilirubin yang terikat dengan
protein ini disebut prebilirubin atau Unconjugated bilirubin.
Di dalam sel hati (hepatosit), bilirubin diikat oleh 2 protein intraseluler utama
dalam sitoplasma, protein sitosolik Y (misalnya, ligandin atau glutathione Stransferase B) dan protein sitosolik z (dikenal juga sebagai fatty acidbinding
protein). Didalam hati bilirubin dilepaskan dari albumin dan selanjutnya
mengalami konjugasi dengan Asam glukoronat membentuk ester Bilirubin
monoglukoronat atau Bilirubin diglukoronat (BDG) yang dikenal dengan
nama Conjugated Bilirubin(CB). Proses ini berlangsung karena pengaruh
enzim Urindhyn di-Phosphate Glukoronil Transferase (UDPG). CB ini bersifat
sangat mudah larut di air dan merupakan pigmen utama dari empedu.
Bilirubin Direk
Larut dalan air
Tidak larut dalam alkohol
Tidak terikat oleh protein
Mewarnai jaringan
- Dengan reagent Azo
langsung bereaksi, tidak
accelerator
Dapat ditemukan dalam
urine
Bilirubin yang dikonjugasi
Dapat difiltasi oleh
glomerulus
- Tidak memiliki Afinitas
terhadap sel lemak otak yang
kuat sehingga tidak meracuni
otak.
hepatik meningkat. Konjugat bilirubin bersifat larut air dan mudah menembus
filter glomeruli ; bilirubin berbalik arah kembali kealiran darah jika ada obstruksi
saluran empedu dimana saja : dalam jaringan hati, pada saluran hepatik, pada
kantong empedu dan pada ductus choledochus. Disfungsi hepatoseluler yang
sedang derajatnya, menghambat penyaluran bilirubin konjugat ke dalam ductus
colligentis; kadar bilirubin direk dalam darah dapat meningkat pada penyakit
hepatoseluler, biarpun saluran-saluran empedu dapat dilalui dengan bebas. Bila
kadar bilirubin direk atau indirek sampai 2-4 mg/dl, maka pasien menderita
ikterus, yakni menguningnya kulit, selaput lendir dan sklera.
Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya
(membran mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang
meningkat kadarnya dalam sirkulasi darah. Ikterus terjadi apabila terdapat
akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga kulit (terutama) dan atau sklera
tampak kekuningan. Pada orang dewasa, ikterus akan tampak apabila serum
bilirubin > 2 mg/dL (> 17 mol/L), sedangkan pada neonatus baru tampak
apabila serum bilirubin > 5 mg/dL (>86 mol/L). Hiperbilirubinemia adalah istilah
yang dipakai untuk ikterus setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan
peningkatan kadar serum bilirubin.
Klasifikasi Ikterus :
Tipe
Tipe
hiperbilirubine
mia
unconjugated
1. Pre Hepatik
Peningkatan produksi bilirubin. Misal: Anemia
hemolitik
2. Hepatik
a. Gangguan dalam pengambilan dan
penimbunan UB dalam hepatosit
Misal : Sindrome gilbert dan hiperbilirubinemia
hepatitis.
b. Gangguan aktifitas glukoronil transferase
Misal : Sindrome gilbert
Tipe
hiperbilirubine
mia
conjugated
2.
3.