PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Hemoglobin
Heme Globin
Fe Biliverdin
Bilirubin Indirek
Mengikat
Hepar
Membran Sel
Bilirubin Direk
Empedu
Usus/ Duodenum
Bilirubin Indirek
2.3 Patofisiologi
c. Karena bilirubin terkonjugasi dapat larut dalam lemak dan tidak dapat
diekskresikan di dalam urine atau empedu, bilirubin ini dapat keluar
menuju jaringan ekstravaskular, terutama jaringan lemak dan otak,
mengakibatkan hiperbilirubinemia.
2.4 Etiologi
c. Gangguan transportasi
2.5 Epidemiologi
Insiden penyakit kuning neonatal meningkat pada bayi dari Asia Timur,
Indian, Amerika, dan keturunan Yunani, meskipun yang terakhir tampaknya
hanya berlaku untuk bayi yang lahir di Yunani dan dengan demikian mungkin
lingkungan bukan etnis di asal. Bayi kulit hitam yang terpengaruh lebih sering
dari pada bayi putih. Untuk alasan ini, penyakit kuning yang signifikan dalam
manfaat bayi hitam evaluasi lebih dekat dari kemungkinan penyebab,
termasuk G-6-PD kekurangan.
Secara klinis, ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau
setelah beberapa hari. Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang
cukup. Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak
terlihat dengan penerangan yang kurang, terutama pada neonatus yang
berkulit gelap. Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang
mendapatkan terapi sinar.
Salah satu cara memeriksa derajat kuning pada neonatus secara klinis,
mudah dan sederhana adalah dengan penilaian. Caranya dengan jari telunjuk
ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang
hidung, dada, lutut, dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat
atau kuning. Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam
diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus
mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut.
2.8 Pemeriksaan Laboratorium
a. Gangguan menelan
e. Risiko cidera.
j. Berikan penggantian
g. Penurunan saluran
nesogatrik sesuai output
urin
j. Kulit kering
k. Peningkatan
hematokrit
l. Peningkatan suhu
tubuh
m.Peningkatan frekuensi
nadi
n. Peningkatan
konsentrasi urin
o. Tiba-tiba (kecuali
pada ruang ketiga)
p. Haus
q. Kelemahan
Faktor yang
berhubungan :
r. Kehilangan cairan
aktif
s. Kegagalan mekanisme
regulasi
hipertermia,
hypothermia, proses kedinginan
penularan, dan
k. Beritahu tentang indikasi
paparan sinar matahari
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan
- Gangguan sensasi
Dialysis acces
2.12 Penatalaksanaan
Terapi sinar pada ikterus bayi baru lahir yang di rawat di rumah sakit.
Dalam perawatan bayi dengan terapi sinar,yang perlu diperhatikan sebagai
berikut :
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Penulis berharap jika perawat menemukan gejala hiperbilerubinemia,
perawat dapat mendiagnosa dan dapat melakukan intervensi teerhadap
seseorang tersebut. Dan penulis juga berharap makalah ini dapar bermanfaan
bagi pembaca terutama bagi perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Nelson Vol I. Edisi 15.
Jakarta : EGC
https://asus10.wordpress.com/asuhan-keperawatan/askep-pada-kasus-bayi-
hiperbilirubinemia/ Diakses pada tanggal 01 Oktober 2015 pukul 16.20 WIB
https://cnennisa.files.wordpress.com/2007/08/asuhan-keperawatan-
dengan-hiperbilirubin.pdf Diakses pada tanggal 01 oktober 2015 pukul 16.30
WIB
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37957/4/Chapter
%20II.pdf Diakses pada tanggal 01 oktober 2015 pukul 16.45 WIB
Sudoyo, Aru W., dkk. 2010. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi V. Jakarta :
Interna Publishing