Anda di halaman 1dari 19

SOP

Disusun Oleh:
RINI ROSANI
180101029

Dosen Pembimbing:
Ns. Ramaita.M.Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKes PIALA SAKTI PARIAMAN
T.A
2020
1. SOP PEMASANGAN OKSIGEN O₂
A. PENGERTIAN
Terapi Oksigen adalah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen
pasa inspirasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan nasal kanul, simple
mask, RBM mask dan NRBM mask.
B. TUJUAN
1. Mengatasi hipoksemia/hipoksida
2. Untuk mempertahankan metabolism dan meningkatkan oksigen
3. Sebagai tindakan pengobatan
C. PERSIAPAN ALAT:
1. Tabung
2. Humidifier
3. Nasal kanule
4. Flow meter
5. Handscoon
6. Plester
7. Gunting
8. Pinset
9. Kasa steril
10. Baki atau trolly yang berisi
D. PERSIAPAN PERAWAT
1. Mengkaji data-data mengenai kekurangan oksigen (sesak nafas, nafas cuping
hidung, penggunaan otot pernafasan tambahan, takikardi, gelisah, bimbang
dan sianosis).
2. Perawat mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan.
E. PERSIAPAN PASIEN
1. Menyapa pasien (ucapkan salam)
2. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Pesien diatur dalam posisi aman dan nyaman (semi fowler)
F. PROSEDUR KERJA:
1. Cuci tangan
2. Gunakan handscoon
3. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai ketentuan
4. Menghubungkan selang dari kanule nasal ke tabung pelembab
5. Memasang kaule pada hidung klien
6. Menetapkan kadar O2 sesuai dengan program medic
7. Fiksasi selang
G. HAL-HAL YANG DI PERHATIKAN
1. Anule tersebut atau terlipat
2. Tabung pelembab kurang cukup terisi air
3. O2 sudah tidak mencukupi
4. Mengkaji kondisi pasien secara teratur
5. Mendokumentasikan prosedur
H. KETERANGAN
1. Nasal kanula binasa kanula = 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24-44%
2. Sungkup muka (masker kanula) sederhana =5-8 liter/menit dengan kosentrasi
40-60%
3. Kanula masker rebreating =8-12 liter/menit dengan konsentrasi 60-80%
diberikan pada pasien yang memiliki tekanan CO₂ yang rendah.
4. Kanula masker non breathing = konsentrasi 80-100%. Diberikan pada pasien
dengan kadar tekanan CO₂ yang tinggi.
2. SOP NEBULIZER

A. PENGERTIAN
Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator
B. TUJUAN
a. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
b. Melonggarkan jalan nafas
C. Tahap Persiapan
a. Persiapan Pasien
1) Memberi salam dan memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan
3) Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
4) Menanyakan persetujuan pasien untuk diberikan tindakan
5) Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan
b. Persiapan Lingkungan
1) Menutup pintu dan memasang sampiran
c. Persiapan Alat
1) Set nebulizer
2) Obat bronkodilator
3) Bengkok 1 buah
4) Tissue
5) Spuit 5 cc
6) Aquades
D. Tahap Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dan memakai handscoon
b. Mengatur pasien dalam posisi duduk atau semifowler
c. Mendekatkan peralatan yang berisi set nebulizer ke bed pasien
d. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
e.   Memasukkan obat sesuai dosis
f. Memasang masker pada pasien
g. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis
h. Matikan nebulizer
i. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
j. Bereskan alat
k. Buka handscoon dan mencuci tangan
E. Tahap Terminasi
a. Evaluasi perasaan pasien
b. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
c. Dokumentasi prosedur dan hasil observasi

3. SOP PENCEGAHAN INFEKSI PADA BAYI BARU LAHIR


A. PENGERTIAN
Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan
infeksi mikroorganisme antara pasien, tenaga kesehatan, dan pengunjung.
B. TUJUAN
Sebagai acuan petugas dalam melakukan langkah-langkah pencegahan
infeksi
C. PROSEDUR
a. Aspek pencegahan dan pengendalian infeksi pada kala 1:
1. Batasi Vagina toucher / pemeriksaan dalam
2. Cuci tangan (sebelum dan sesudah) pemeriksaan dalam
3. Sarung tangan dan masker bekas pakai segera di lepaskan dan di
buang ke tempat sampah infeksius
4. Tindakan obstetri hanya dilakukan atas indikasi
b. Aspek pencegahan dan pengendalian infeksi pada kala II dan III :
1. Penolong mengunakan alat pelindung diri yang lengkap (Apron,
sarung tangan steril, kaca mata, masker, penutup kepala,
pelindung kaki (Sepatu bot)
2. Episiotomi hanya atas indikasi
3. Dalam pengkleman tali pusat : menerapkan prinsip steril
4. Periksa apakah plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap
5. Dalam penanganan bayi:
a) Setiap petugas kesehatan yang menangani bayi harus
menggunakan APD (Masker, Apron, Sarung tangan)
b) Jika diperlukan suction pada bayi pertahankan kesterilan
c) Jaga supaya tidak terjadi transmisi mikroorganisme dari
petugas, bayi dan lingkungan.
6. Jika terjadi ruptur atau robekan pada jalan lahir:
a) Bersihkan daerah perineum dari cairan/ darah
b) Buka sarung tangan kotor, buang ke tempat sampah
infeksius
c) Pakai sarung tangan steril untuk melakukan jahitan
episiotomy
d) Hati-hati saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka
tusuk secara tak sengaja.
e) Gunakan pemegang jarum dan pinset pada saat menjahit.
Jangan pernah meraba ujung atau memegang jarum jahit
dengan tangan.
c. Aspek pencegahan dan pengendalian infeksi pada kala IV dalam
persiapan untuk menyusui:
1. Perhatikan hygiene ibu
2. Bersihkan area payudara dan areola mamae dengan air matang
3. Apabila kondisi bayi baik dilakukan rawat gabung
d. Cuci Tangan
1. Segera setelah tiba di tempat kerja
2. Sebelum melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu dan
bayi baru lahir
3. Setelah kontak fisik langsung dengan ibu atau bayi baru lahir
4. Sebelum memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau
steril
5. Setelah melepas sarung tangan (kontaminasi melalui lubang atau
robekan sarung tangan)
6. Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh
darah atau cairan tubuh lainnya atau setelah menyentuh selaput
mukosa (misalnya hidung, mulut, mata, vagina) meskipun saat
itu sedang menggunakan sarung tangan
7. Setelah ke kamar mandi
8. Sebelum pulang kerja

e. Memakai Sarung Tangan


1. Gunakan sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi untuk
prosedur apapun yang akan mengakibatkan kontak dengan
jaringan dibawah kulit seperti persalinan, penjahitan vagina atau
pengambilan darah.
2. Gunakan sarung tangan periksa yang bersih untuk menangani
darah atau cairan tubuh.
3. Gunakan sarung tangan rumah tangga atau tebal untuk mencuci
peralatan, menangani sampah, juga membersihkan darah dan
cairan tubuh.

f. Menggunakan Teknik Aseptik


1. Penggunaan perlengkapan pelindung pribadi
2. Antisepsis
3. Menjaga tingkat sterilitas atau disinfeksi tingkat tinggi

g. Memproses alat bekas pakai


1. Dekontaminasi
Segera setelah digunakan, masukkan benda-benda yang
terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
2. Pencucian dan pembilasan
a) Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan. 
b) Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi
(hati-hati bila memegang peratalan yang tajam, seperti
gunting dan jarum jahit).
c) Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik
atau karet, jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan
dari logam.
d) Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati:
e) Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan
sisa darah dan kotoran.
f) Buka engsel gunting dan klem.
g) Sikat dengan seksama terutama di bagian sambungan dan
sudut peralatan.
h) Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada
peralatan.
i) Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (atau lebih jika perlu)
dengan air dan sabun atau deterjen.
j) Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih.
k) Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain.
l) Jika peralatan akan didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi
(misalkan dalam larutan klorin 0,5%) tempatkan peralatan
dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum
memulai proses DTT. Alasan: Jika peralatan masih basah
mungkin akan mengencerkan larutan kimia dan membuat
larutan menjadi kurang efektif.
m) Peralatan yang akan didisinfeksi tingkat tinggi dengan
dikukus atau direbus, atau disterilisasi di dalam otoklaf atau
oven panas kering, tidak perlu dikeringkan dulu sebelum
proses DTT atau sterilisasi dimulai.
n) Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan
dengan air dan sabun dan kemudian bilas dengan seksama
menggunakan air bersih.
Untuk mencuci kateter (termasuk kateter penghisap lendir), ikuti tahap-tahap
berikut:
a) Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga
dari lateks pada kedua tangan
b) Lepaskan penutup wadah penampung lendir (untuk kateter penghisap
lendir).
c) Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam kateter
sedikitnya tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau
deterjen.
d) Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih.
e) Letakan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum
dilakukan DTT.
Catatan: Kateter harus didisinfeksi tingkat tinggi secara kimia (lihat
dibawah). Kateter bisa rusak jika didisinfeksi tingkat tinggi dengan
direbus.
3. DTT dengan Cara Merebus
a) Gunakan panci dengan penutup yang rapat. 
b) Ganti air setiap kali mendisinfeksi peralatan.
c) Rendam peralatan didalam air sehingga semuanya terendam dalam air.
d) Mulai panaskan air.
e) Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih.
f) Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah
penghitungan waktu dimulai.
g) Rebus selama 20 menit.
h) Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus.
i) Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum
digunakan atau disimpan (jika peralatan dalam keadaan lembab maka
keadaan disinfeksi tingkat tinggi tidak terjaga).
j) Pada saat peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah
disinfeksi tingkat tinggi dan berpenutup. Peralatan bisa disimpan sampai
satu minggu asalkan penutupnya tidak dibuka.
4. DTT Kimiawi
a) Persiapkan larutan klorin 0,5%
b) Letakkan peralatan dalam keadaan kering (sudah didekontaminasi dan
cuci-bilas) ke dalam wadah dan tuangkan desinfektan. Ingat: jika
peralatan basah sebelum direndam dalam larutan kimia maka akan terjadi
pengenceran larutan tersebut sehingga dapat menurangi daya kerja atau
efektifitasnya. 
c) Pastikan peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia.
d) Rendam peralatan selama 20 menit.
e) Catat lama waktu peralatan direndam dalam larutan kimia di buku
khusus.
f) Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di
wadah disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup.
g) Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau disimpan dalam
wadah disinfeksi tingkat tinggi berpenutup rapat
5. Penggunaan Peralatan Tajam Secara Aman
a) Letakkan benda-benda tajam diatas baki steril
b) Jangan menutup kembali, melengkungkan, mematahkan atau
melepaskan jarum yang akan dibuang.
c) Buang benda-benda tajam dalam wadah tahan bocor dan segel dengan
perekat jika sudah dua per tiga penuh. Jangan memindahkan benda-
benda tajam tersebut ke wadah lain. Wadah benda tajam yang sudah
disegel tadi harus dibakar di dalam insinerator.
h. Pengelolaan Sampah
Setelah selesai melakukan suatu tindakan (misalnya asuhan persalinan), dan
sebelum melepas sarung tangan, letakkan sampah terkontaminasi (kasa,
gulungan kapas, perban, dll) ke dalam tempat sampah tahan air/kantung
plastik sebelum dibuang. Hindarkan kontaminasi bagian luar kantung dengan
sampah yang terkontaminasi.
i. Mengatur Kebersihan dan Kerapian
1. Pastikan selalu tersedianya satu ember larutan pemutih (klorin 0,5%)
yang belum terpakai 
2. Gunakan disinfektan yang sesuai untuk membersihkan peralatan yang
tidak bersentuhan dengan darah atau sekresi tubuh (stetoskop, Pinnards,
Doppler, termometer, inkubator) di antara pemakaian, terutama sekali
diantara ibu atau bayi yang berbeda.
3. Jika menggunakan oksigen, gunakan kanula nasal yang bersih, steril atau
DTT setiap kali akan digunakan. Mengusap kanula dengan alkohol tidak
mencegah terjadinya infeksi.
4. Segera bersihkan percikan darah. Tuangkan larutan klorin 0,5% pada
percikan tersebut kemudian seka dengan kain
5. Bungkus atau tutupi linen bersih dan simpan dalam kereta dorong atau
lemari tertutup untuk mencegah kontaminasi dari debu.
6. Setiap selesai menggunakan tempat tidur, meja dan troli prosedur, segera
seka permukaan dan bagian-bagian peralatan tersebut dengan kain yang
dibasahi klorin 0,5% dan deterjen.
7. Setiap selesai menolong persalinan, seka celemek menggunakan larutan
klorin 0,5%.
8. Bersihkan lantai dengan lap kering, jangan disapu. Seka lantai, dinding
atau permukaan datar lain (setiap hari atau setelah digunakan) dengan
larutan klorin 0,5% dan deterjen.
9. Ikuti pedoman umum kebersihan dan kerapian.
10. Bersihkan dari atas ke bawah sehingga kotoran yang jatuh dapat
dihilangkan.
11. Selalu gunakan sarung tangan lateks atau sarung tangan rumah tangga.
12. Seka dan gosok hingga bersih permukaan datar atau lantai setiap setelah
digunakan
13. Tempelkan petunjuk khusus kebersihan di unit tertentu pada area yang
mudah dilihat/ dibaca.  Cantumkan secara rinci dan jelas tentang apa dan
seberapa sering pedoman kebersihan dilaksanakan dan minta staf ikut
bertanggung-jawab untuk mengatur kebersihan dan kerapian. Buat daftar
tilik prosedur rutin kebersihan dan kerapian.
14. Bersihkan sesering mungkin dinding, tirai kain, plastik atau logam
vertikal untuk mencegah penumpukan debu.

Jika dinding atau tirai terkena percikan darah, segera bersihkan dengan
larutan klorin 0,5%.
4. SOP TRANSFUSI TUKAR (EXCHANGE TRANSFUSION)

A. Tujuan pembelajaran Mahasiswa dapat melakukan transfuse tukar


sesuai dengan prosedur
B. Dasar Teori Tranfusi tukar merupakan tindakan yang bertujuan untuk
memperbaiki kondisi bayi dengan menurun kan kadar bilirubin indirek
neonates dan menurun kan bahan toksik serta mencegah peningkatan
kadar bilirubin dalam darah dengan cara meneluarkan darah dari tubuh
bayi ditukar dengan darah pengganti, dengan syarat sebagai berikut :
darah harus segera <24 jam, dalam keadaan suhu sesuai dengan suhu
ruangan ±240C ( 1 jam sebelumnya sudah dikeluarkan dari lemari
pendingan ).
C. Tujuan
1. Mencegah kematian
2. Mencegah kerusakan otak
D. Darah donor untuk Transfusi Tukar
1. Darah yang digunakan golongan O
2. Gunakan darah baru. Kerja sama dengan dokter kandungan dan
bank darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang
membutuhkan transfuse tukar.
3. Pada penyakit hemolitik rhesus, jika darah disiapkan sebelum
persalinan, harus golongan O dengan rhesus (-), crossmat ched
terhadap ibu. Bila darah disiapkan setelah kelahiran, dilakukan juga
crossmatched terhadap bayi.
4. Pada inkomptabilitas ABO, darah donor harus golongan O, rhesus
(-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya. Crossmatched
terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibody anti A
dan anti B. biasanya menggunakan aritrosit golongan O dengan
plasma AB, untuk memastikan bahwa tidak ada antibody anti A dan
anti B yang muncul.
5. Pada penyakit hemolitikisoimun yang lain, darah donor tidak boleh
berisi antigen tersentisasi dan harus di crossmatched terhadapibu.
6. Pada hyperbilirubinemia pada nonimundarah donor ditiping dan
crossmatched terhadap plasma dan eritrositpasien/bayi
E. Transfuse tukar biasanya memakai 2 kali volume darah
(160mL/kgBB) sehingga diperoleh darah baru sekitar 78%
F. Teknik Transfusi Tukar
1. Simple Double Volume. Push Pull technique :jarum infuse
dipasang melalui kateter vena umbilikalis / vena saphena
magna. Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian.
2. Isovolumentric. Darah secara bersamaan dan silmultan
dikeluarkan melalui arterium bilikalis dan dimasukkan melalui
vena umbilikalis dalam jumlah yang sama
3. Partial Exchange Transfusion. Transfuse tukar sebagian,
dilakukan biasanya pada bayi dengan polisiternia
(Di Indonesia untuk kedaruratan, transfuse tukar pertama
menggunakan golongan darah O rhesus (+))
G. Petunjuk dan KeselamatanKerja
1. Siap kan alat dan bahan yang akan digunakan untuk transfuse
tukar
2. Perhatikan petunjuk pelaksana tindakan
3. Lakukan tindakan secara lembut, hati-hati dan teliti
4. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat
dilaksanakan dengan baik
5. Letak kan bayi dan alat-alat pada tempat yang aman
H. Alat dan Bahan
1. Sarung tangan satu atau dua pasang
2. Vena section set
3. Kateter (polyethylene) 1-2 buah
4. Spuit 2,5 cc, 5cc, 20cc (masing-masing 2 buah)
5. Knop sonde
6. Botolkeciluntukpemeriksaan (4 buah)
7. Lidikasa
8. Dukbolong
9. Kassa
10. Infus set 2 buah
11. Cairan
12. Obat-obatanseperti heparin, kalsiumglukonas 10%
13. NaCl 0,9%
14. Iodium tincture 1%
15. Betadine 10%
16. Alatresusitasi, oksigen, thermometer, stetoskop, lampupemanas,
darahsesuaidenganidentitas
17. Persiapan
I. Prosedurpelaksanaan
1. Terang kan tentang prosedur dan indikasi transfuse tukar pada orang tua
atau keluarga
2. Meminta persetujuan tertulis untuk melakukan tindakan medis pada orang
tua atau keluarga pasien
3. Melakukan pemeriksaan golongan darah anak pada kedua orang tuanya
4. Lakukan comb’s test darah penderita bila dibutuhkan (untuk mendeteksi
adanya ab pada permukaan eritrosit pada serum)
5. Memesan darah 200cc/kgBB PRC cuci
6. Pindahkan pasien keruang khusus
7. Mempersiapkan pasien dengan posisi tidur terlentang
8. Meyalakan lampu pemanas dan diarah kan kepasien
9. Mencucitangan
10. Bilamemungkin kan pasang saluran umbilicus, bila tidak memungkinkan
lakukan vena section
11. Lakukan tindakan atinseptic pada daerah kateter pembuluh darah
12. Pergunakan handscoon
13. Siapkan 2 buah blood transfusion set
14. Pasangkan transfuse set kedalamwadahdarahuntukjalurpengisiandarah
15. Pasang transfuse set kewadahpembuangdarah
16. Hubungkan kedua transfuse set dengan 2 buah three way, sedemikian rupa
sehingga terdapat jalur pengisian dan pembuangan darah
17. Awasi keadaan umum pasien
18. Lakukan pengi sapan darahsebanyak 20cc, laludibuang
19. Masukkan darah sebanyak 20cc, diamkan selama +5 menit, lalu dihisap
kembali sebanyak 20cc untuk dibuang ulangi prosecurini sampai±9 kali
atau 180cc
20. Setiap 160cc darah ditukar, beri heparin sebanyak 0,5cc/kgBB
21. Setiap 180cc darah ditukar tambahan Ca Glukonas 0,5cc/kgBB
22. Ulangi prosedur 18±21 sampaidenganjumlahdarahtertukar 200cc/kgBB
23. Mencatatjumlahdarah yang keluar dan yang masukperawat
24. Menyiapkan obat - obatan yang diperlukan bila pelaksanaan tindakan
sudah selesai
25. Merapikan pasien dan membawa ketempat semula
26. Membersihkan, merapikan, mengembalikan peralatan ketempa tsemula

5. SOP TRANSFUSI TUKAR (EXCHANGE TRANSFUSION)

J. Tujuan pembelajaran Mahasiswa dapat melakukan transfuse tukar


sesuai dengan prosedur
K. Dasar Teori Tranfusi tukar merupakan tindakan yang bertujuan untuk
memperbaiki kondisi bayi dengan menurun kan kadar bilirubin indirek
neonates dan menurun kan bahan toksik serta mencegah peningkatan
kadar bilirubin dalam darah dengan cara meneluarkan darah dari tubuh
bayi ditukar dengan darah pengganti, dengan syarat sebagai berikut :
darah harus segera <24 jam, dalam keadaan suhu sesuai dengan suhu
ruangan ±240C ( 1 jam sebelumnya sudah dikeluarkan dari lemari
pendingan ).
L. Tujuan
3. Mencegah kematian
4. Mencegah kerusakan otak
M. Darah donor untuk Transfusi Tukar
7. Darah yang digunakan golongan O
8. Gunakan darah baru. Kerja sama dengan dokter kandungan dan
bank darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang
membutuhkan transfuse tukar.
9. Pada penyakit hemolitik rhesus, jika darah disiapkan sebelum
persalinan, harus golongan O dengan rhesus (-), crossmat ched
terhadap ibu. Bila darah disiapkan setelah kelahiran, dilakukan juga
crossmatched terhadap bayi.
10. Pada inkomptabilitas ABO, darah donor harus golongan O,
rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya.
Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah
antibody anti A dan anti B. biasanya menggunakan aritrosit
golongan O dengan plasma AB, untuk memastikan bahwa tidak ada
antibody anti A dan anti B yang muncul.
11. Pada penyakit hemolitikisoimun yang lain, darah donor tidak
boleh berisi antigen tersentisasi dan harus di crossmatched
terhadapibu.
12. Pada hyperbilirubinemia pada nonimundarah donor ditiping
dan crossmatched terhadap plasma dan eritrositpasien/bayi
N. Transfuse tukar biasanya memakai 2 kali volume darah
(160mL/kgBB) sehingga diperoleh darah baru sekitar 78%
O. Teknik Transfusi Tukar
4. Simple Double Volume. Push Pull technique :jarum infuse
dipasang melalui kateter vena umbilikalis / vena saphena
magna. Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian.
5. Isovolumentric. Darah secara bersamaan dan silmultan
dikeluarkan melalui arterium bilikalis dan dimasukkan melalui
vena umbilikalis dalam jumlah yang sama
6. Partial Exchange Transfusion. Transfuse tukar sebagian,
dilakukan biasanya pada bayi dengan polisiternia
(Di Indonesia untuk kedaruratan, transfuse tukar pertama
menggunakan golongan darah O rhesus (+))
P. Petunjuk dan KeselamatanKerja
6. Siap kan alat dan bahan yang akan digunakan untuk transfuse
tukar
7. Perhatikan petunjuk pelaksana tindakan
8. Lakukan tindakan secara lembut, hati-hati dan teliti
9. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat
dilaksanakan dengan baik
10. Letak kan bayi dan alat-alat pada tempat yang aman
Q. Alat dan Bahan
18. Sarung tangan satu atau dua pasang
19. Vena section set
20. Kateter (polyethylene) 1-2 buah
21. Spuit 2,5 cc, 5cc, 20cc (masing-masing 2 buah)
22. Knop sonde
23. Botolkeciluntukpemeriksaan (4 buah)
24. Lidikasa
25. Dukbolong
26. Kassa
27. Infus set 2 buah
28. Cairan
29. Obat-obatanseperti heparin, kalsiumglukonas 10%
30. NaCl 0,9%
31. Iodium tincture 1%
32. Betadine 10%
33. Alatresusitasi, oksigen, thermometer, stetoskop, lampupemanas,
darahsesuaidenganidentitas
34. Persiapan
R. Prosedurpelaksanaan
27. Terang kan tentang prosedur dan indikasi transfuse tukar pada orang tua
atau keluarga
28. Meminta persetujuan tertulis untuk melakukan tindakan medis pada orang
tua atau keluarga pasien
29. Melakukan pemeriksaan golongan darah anak pada kedua orang tuanya
30. Lakukan comb’s test darah penderita bila dibutuhkan (untuk mendeteksi
adanya ab pada permukaan eritrosit pada serum)
31. Memesan darah 200cc/kgBB PRC cuci
32. Pindahkan pasien keruang khusus
33. Mempersiapkan pasien dengan posisi tidur terlentang
34. Meyalakan lampu pemanas dan diarah kan kepasien
35. Mencucitangan
36. Bilamemungkin kan pasang saluran umbilicus, bila tidak memungkinkan
lakukan vena section
37. Lakukan tindakan atinseptic pada daerah kateter pembuluh darah
38. Pergunakan handscoon
39. Siapkan 2 buah blood transfusion set
40. Pasangkan transfuse set kedalamwadahdarahuntukjalurpengisiandarah
41. Pasang transfuse set kewadahpembuangdarah
42. Hubungkan kedua transfuse set dengan 2 buah three way, sedemikian rupa
sehingga terdapat jalur pengisian dan pembuangan darah
43. Awasi keadaan umum pasien
44. Lakukan pengi sapan darahsebanyak 20cc, laludibuang
45. Masukkan darah sebanyak 20cc, diamkan selama +5 menit, lalu dihisap
kembali sebanyak 20cc untuk dibuang ulangi prosecurini sampai±9 kali
atau 180cc
46. Setiap 160cc darah ditukar, beri heparin sebanyak 0,5cc/kgBB
47. Setiap 180cc darah ditukar tambahan Ca Glukonas 0,5cc/kgBB
48. Ulangi prosedur 18±21 sampaidenganjumlahdarahtertukar 200cc/kgBB
49. Mencatatjumlahdarah yang keluar dan yang masukperawat
50. Menyiapkan obat - obatan yang diperlukan bila pelaksanaan tindakan
sudah selesai
51. Merapikan pasien dan membawa ketempat semula
52. Membersihkan, merapikan, mengembalikan peralatan ketempa tsemula

7. TRANSFUSI TUKAR

PENGERTIAN
Transfusi tukar adalah mengeluarkan darah dari tubuh pasien untuk ditukar
dengan darah donor, dengan maksud mengganti darah yang tidak sesuai (patologis)
untuk mencegah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah.

TUJUAN
 Mencegah kematian
 Mencegah kerusakan otak

KEBIJAKAN
 Pada saat pasien datang berobat ke Rumah Sakit berhak mendapat
penanganan pertama dari dokter yang dapat dilaksanakan oleh dokter umum
atau spesialis.
 Setiap pasien dengan tindakan tersebut diatas akan ditangani sesuai manual
prosedur yang sesuai.
 Rumah Sakit akan menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung
pelayanan kesehatan.
RUANG LINGKUP
Prosedur ini menerangkan cara melakukan transfusi tukar pada pasien neonatus

PROSEDUR
No. Langkah-langkah Pelaksana

1. Terangkan tentang prosedur dan indikasi transfusi tukar Dokter, Perawat


pada orang tua atau keluarga pasien

2. Meminta persetujuan tertulis untuk melakukan tindakan Dokter, Perawat


medis kepada orang tua atau keluarga pasien

3. Melakukan pemeriksaan golongan darah anak dan kedua Dokter, Perawat


orang tuanya

4. Lakukan Coomb’s Test darah penderita bila dibutuhkan Dokter

5. Memesan darah 200 cc/kgBB PRC cuci Dokter, Perawat

6. Pindahkan pasien ke ruangan khusus Perawat

7. Mempersiapkan pasien dengan posisi tidur terlentang Perawat

8. Menyalakan lampu pemanas dan diarahkan ke pasien Perawat

9. Mencuci tangan Semua pelaksana

10. Bila memungkinkan pasang saluran umbilikus, bila tidak Dokter


memungkinkan lakukan vena seksi

11. Lakukan tindakan a/anti septik pada daerah kateter Dokter


pembuluh darah

12. Pergunakan sarung tangan Dokter

13. Siapkan 2 buah blood transfusion set Perawat

14. Pasang transfusi set ke dalam wadah darah untuk jalur Dokter
pengisian darah

15. Pasang transfusi set ke wadah pembuangan darah Dokter

16. Hubungkan kedua transfusi set dengan 2 buah three way,


sedemikian rupa sehingga terdapat jalur pengisian dan
Dokter
pembuangan darah
17. Awasi keadaan umum pasien Dokter, Perawat

18. Lakukan penghisapan darah sebanyak 20 cc, lalu dibuang Dokter, Perawat

19. Masukkan darah sebanyak 20 cc, didiamkan selama + 5


menit, lalu dihisap kembali sebanyak 20 cc untuk dibuang.
Dokter, Perawat
Ulangi prosedur ini sampai + 9 kali atau 180 cc

20. Setiap 160 cc darah ditukar, beri heparin sebanyak 0,5 Dokter, Perawat
cc/kgBB

21. Setiap 180 cc darah ditukar tambahkan Ca Glukonas 0,5 Dokter, Perawat
cc/kgBB

22. Ulangi prosedur 18–21 sampai dengan jumlah darah Dokter, Perawat
tertukar 200 cc/kgBB

23. Mencatat jumlah darah yang keluar dan yang masuk Perawat

24. Menyiapkan obat-obat yang diperlukan bila pelaksananan Perawat


tindakan sudah selesai

25. Merapikan pasien dan membawa kembali ke tempat Perawat


semula

26. Membersihkan, merapihkan, mengembalikan peralatan ke Perawat


tempat semula

8. Standart Operational Procedur (SOP)


FOTOTERAPI PADA BAYI
1. Pengertian
 Pemberian terapi sinar pada bayi baru lahir dengan pajanan sinarberintensitas
tinggi dan berspektrum terlihat untuk mengurangi kadarbillirubin indireks
2. Tujuan
 Mengurangi kadar billirubin
3. Indikasi
 Anak dengan kadar billirubin indireks melebihi batas normal (normal0.60-
10.50 mg/dl)

4. Persiapan pasien
a. Pastikan identitas pasien
b. Kaji kondisi anak (adanya hambatan, riwayat perdarahan, fraktur)
c. Jaga privasi pasien
d. Jelaskan maksud dan tujuan pada anak/keluarga
e. Libatkan orang tua/pengasuh
5. Persiapan alat
a. Penutup mata
b. Penutup plastik
c. Lampu fluorense
d. Box bayi
e. Alas box bayi
6. Persiapan perawat
a. Lakukan pengkajian: umur, prematuritas, baca catatan keperawatandan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain membantu jikaperlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat
7. Cara kerja
a. Berikan salam, perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
b. Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada keluarga
c. Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
d. Berikan petunjuk alternatif komunikasi jika keluarga merasa
tidaknyaman dengan prosedur yang dilakukan
e. Jaga privasi pasien
f. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan tangan dengan handuk
g. Siapkan box dengan penutup plastik dibawahnya untuk
menghindaricedera apabila lampu pecah
h. Hangatkan ruangan box dengan menyalakan lampu sehingga
suhudibawah sinar lampu hingga suhu 28-30C̊
i. Nyalakan lampu dan pastikan semua lampu fluorense menyala
j. Ganti tabung lampu yang sudah terbakar, pemakaian 2000 jam atau
3bulan walaupun lampu masih bekerja
k. Pasang sprei putih/alas kasur pada pelbet, tempat tidur bayi
atauincubator dan letakkan tirai putih disekitarnya untuk
memantulkankembali sinar ke bayi sebanyak mungkin
l. Letakkan bayi dibawah sinar fototerapi
m. Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi.
n. Jika berat bayi diatas 2 kg, letakkan bayi telanjang
o. Tutupi mata bayi dengan penutup mata
p. Ubah posisi bayi setiap 3 jam
q. Pastikan bayi juga diberi makan/minum
r. Ukur suhu bayi, bila lebih dari 37.5C̊ hentikan sementara
s. Cek kadar billirubin setelah 12 jam
t. Hentikan bila selama 3 hari billirubin tidak terukur
u. Rapikan alat
v. Cuci tangan
8. Evaluasi
a. Evaluasi respon klien
b. Berikan reinforcement positif
c. Lakukan kontak untuk tindakan selanjutnya
d. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
9. Dokumentasi
a. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaanpada
catatan keperawatan
b. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
c. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP

9. SOP TRANSFUSI DARAH


Lampiran 1
Pengertian : Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien yang
memerlukan darah dengan memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set
tranfusi.
Tujuan :
2. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan).
3. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien anemia berat.
4. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misalnya, faktor
pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).

Persiapan Alat
1. Kateter besar (18G atau 19G)
2. Cairan IV salin normal (Nacl 0.9%)
3. Set infuse darah dengan filter
4. Produk darah yang tepat
5. Sarung tangan sekali pakai
6. Kapas alcohol
7. Plester
8. Manset tekanan darah
9. Stetoskop
10. Thermometer
11. Format persetujuan pemberian transfusi yang ditanda tangani

Prosedur
1. Jelaskan prosedur kepada klien, kaji pernah atau tidak klien menerima
transfusi sebelumnya dan catat reaksi yang timbul
2. Minta klien untuk melaporkan adanya menggigil, sakit kepala, gatal-gatal atau
ruam dengan segera
3. Pastikan bahwa klien telah menandatangani surat persetujuan
4. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
5. Pasang selang IV dengan menggunakan kateter berukuran besar
6. Gunakan selang infuse yan memiliki filter didalam selang
7. Gantungkan botol larutan salin normal 0.9% untuk diberikan setelah
pemberian infuse darah selesai
8. kuti protokol lembaga dalam mendapatkan produk darah dari bank darah
9. Identifikasi produk darah dan klien dengan benar
10. Ukur tanda vital dasar klien
11. Berikan dahulu larutan salin normal. Mulai berikan transfuse secara perlahan
diawali dengan pengisian filter didalam selang
12. Atur kecepatan sampai 2ml/menit untuk 15 menit pertama dan tetaplah
bersama klien.
13. Monitor tanda vital setiap 5 menit selama 15 menit pertama transfuse,
selanjutnya ukur setiap jam.
14. Pertahankan kecepatan infuse yang di programkan dengan menggunakan
pompa infuse.
15. Lepas dan buang sarung tangan, cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai