Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas


segala limpahan Rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat
menyelesaikan Makalah  ini, yang Berjudul: leukemia(kanker darah)
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan Makalah ini tidak
terlepas dari berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan berbagai pihak, untuk
itu dalam kesempatan ini Penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar - besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam penulisan
Makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisanya. Namun demikian,
Penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik.Penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan Makalah ini.Akhirnya Penulis berharap semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
                          

Pariaman, 08 Desember 2019

                                                                                       
Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULIAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3

BAB 2 LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Leukimia........................................................................................4
2.2 Etiologi.............................................................................................................4
2.3 Jenis Leukimia.................................................................................................5
2.4 Manifestasi Klinis............................................................................................5
2.5 Patofisiologi.....................................................................................................6
2.6 Evaluasi............................................................................................................6
2.7 Penatalaksanaan Medis....................................................................................7
2.8 Kompliksi.........................................................................................................8

BAB 3 ASKEP KLIEN dengan LEUKIMIA


3.1 Pengkajian........................................................................................................9
3.2 Analisis Data..................................................................................................13
3.3 Diagnosa Keperawaan...................................................................................14
3.4 Rencana Tindakan Keperawatan...................................................................15
3.5 Implementasi..................................................................................................27
3.6 Evaluasi .........................................................................................................27

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................29

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
        Leukemia adalah kanker anak yang paling sering. Mencapai lebih kurang
33% dari keganasan pediatrik. Leukemia limfoblasik akut (LLA) berjumlah kira-
kira 75% dari semua kasus. Dengan insidensi tertinggi pada umur 4 tahun.
Leukimia mieloid akut (LMA) berjumlah kira-kira 20% dari leukimia. Dengan
insidensi yang tetap dari lahir sampai umur 10 tahun. Meningkat sedikit pada
masa remaja. Leukimia sisanya adalah bentuk kronis: leukimia limfositik kronis
(LLK) jarang ditemukan pada anak. Insidensi tahunan keseluruhan dari leukimia
adalah 42,1 tiap juta anak kulit putih dan 24,3 tiap juta anak kulit hitam.

 Perbedaan itu terutama disebabkan oleh rendahnya kejadian LLA pada


kulit hitam. Gambaran klinis umum dari leukimia adalah serupa karena semuanya
melibatkan kerusakan hebat fungsi sumsum tulang. Tetapi, gambaran klinis dan
laboratorium spesifik berbeda dan ada perbedaan dalam respon terhadap terapi
dan perbedan dalam prognosis. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan
sebaik-baiknya, perlu mengetahui gejala-gejala dini penyebab serta permasalahan
yang terjadi pada klien dengan leukemia.
Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses
serta asuhan keperawatan yang ditujukan untuk meningkatkan, mencegah,
mengatasi, dan memulihkan kesehatan pasien. Kita ketahui bahwa peran perawat
yang paling utama adalah melakukan promosi dan pencegahan terjadinya
komplikasi, sehingga dalam hal ini perawat perlu mempelajari serta memahami
asuhan keperawatan pada pasien dengan leukemia sehingga dapat
mengaplikasikan dalam praktik keparawatan nantinya.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian  Leukimia
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam
jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175). Leukimia adalah
proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang
menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G,
2002 : 248 )

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke
jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)

Leukemia merupakan penyakit neoplastik yang ditandai adanya proliferasi


abnormal dari sel-sel hematopoitik (Sylvia anderson, 1995). Leukimia merupakan
penyait maligna yang disebabkan abnormal overproduksi dari tipe sel darah putih
tertentu, biasanya sel-sel imatur dalam sumsum tulang. Karakteristi dari leukimia
adalah sel-sel yang abnormal, tidak terkontrolnya proliferasi dari suatu tipe sel
darah putih seperti granulosit, linnfosit, monosit.

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah
dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Berdasarkan dari beberapa
pengetian diatas maka dapat disimpulkan bahwa leukimia adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh prolioferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang
menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.

2.2   Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor


predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :

a) Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur


gen (Tcell Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV).
b)  Radiasi & kemoterapi
c)  Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.
d) Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.
e) Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita
Yuliani, 2001 : hal. 177)

4
Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar
jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan
bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker,
meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik
tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka
terhadap leukemia.

2.3 Jenis Leukemia


1. Leukemia Mielogenus Akut
AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke
semua sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit.
Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai
bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering
terjadi.
2. Leukemia Mielogenus Kronis
 CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun
lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini
lebih ringan. CML jarang menyerang individu di bawah 20 tahun.
Manifestasi mirip dengan gambaran AML tetapi tanda dan gejala lebih
ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,
peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa
membesar.
3.  Luekemia Limfositik Akut
ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada
anak-anak, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden
usia 4 tahun, setelah usia 15 ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit
immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer,
sehingga mengganggu perkembangan sel normal..
4.  Leukemia Limfositik Kronis
CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70
tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru
terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.

2.4  Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah


sebagai berikut :

a. Pilek tidak sembuh-sembuh


b. Pucat, lesu, mudah terstimulasi
c.  Demam dan anorexia
d. Berat badan menurun
e. Ptechiae, memar tanpa sebab

5
f.  Nyeri pada tulang dan persendian
g.  Nyeri abdomen
h.  Lumphedenopathy
i.  Hepatosplenomegaly
j. Abnormal WBC (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)

2.5  Patofisiologi

            Leukemia mempunyai sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi


sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang
normal. Ada dua masalah terkait dengan sel leukemia yaitu adanya overproduksi
dari sel darah putih, kedua adanya sel abnormal atau imatur dari sel darah putih,
sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi sel darah putih yang sagat
meningkat akan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan produsi
eritrosit mengakibatkan anemia, trombosit menjadi menurun mengakibatan
trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yang normal menjadi
sedikit.
            Adanya trombositopenia mengakibatkan mudahnya terjadi perdarahan dan
keadaan leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi. Sel-sel kanker darah
putih juga dapat menginvasi pada sumsum tulang dan periosteum yang daat
mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping itu infilrasi
keerbagai organ seperti otak, ginjal, hati, limpa, kelenjar limfe menyebabkn
pembesaran dan gangguan pada organ terkait.
Perdarahan                 

2.6 Evaluasi Diagnostik


a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan
CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki
prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3
adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur,
hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik,
anemia normositik.
b. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
c. Retikulosit : jumlah biasaya rendah
d. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
e. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP
immature
f. PTT : memanjang
g.  LDH : mungkin meningkat
h. Asam urat serum : mungkin meningkat
i. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan
mielomonositik
j. Copper serum : meningkat

6
k. Zink serum : menurun
l. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat
keterlibatan
m. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat
n. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
o. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat
diagnosis.
p. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji
keterlibatan tulang.
q. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.
r.  Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan. (Betz,
Cecily L. 2002. hal: 301-302)

2.7 Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis


dan penyakit penyerta.

1. Radioterapi dan Kemterapi, dilakukan etika sel leukemia sudah terjadi


metastasis.kemoterapi dilakukan juga pada fase induksi remisi yang
bertujuan  mempertahankan remisi selama mungkin.
2. Terapi modlitas, untu mencegah komplikasi, karen adanya pansitopenia,
anemia, perdarahan, infeksi. Pemberian antibiotik  dan mungkin transfusi
dapat diberikan.
3. Pencegahan terpaparnya mikroorgansme dengan isolasi
4. Transplantasi sumsum tulang, transplantasi sumsum tulang merupakan
alternatif terbaik dalm penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa
dilakukan pada pasien dengan limphoma, anemia aplastik.

Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi :

a. Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan
terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase
induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak
ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%

b.  Fase Profilaksis Sistem saraf pusat


 Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison
melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi
irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami
gangguan sistem saraf pusat.

7
c. Konsolidasi
  Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan
remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam
tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan
darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan.
Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan
sementara atau dosis obat dikurangi.

2.8 Komplikasi

Leukemia granulositik kronik (LGK) dapat menyebabkan berbagai


komplikasi, diantaranya yaitu:

1. Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah


merah, maka anemia dapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari
kedaan anemia tersebut. Proses terapi LGK juga dapat meyebabkan
penurunan jumlah sel darah merah. Pendarahan (bleeding). Penurunan
jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia) pada keadaan LGK dapat
mengganggu proses hemostasis. Keadaan ini dapat menyebabkan pasien
mengalami epistaksis, pendarahan dari gusi, ptechiae, dan hematom. Rasa
sakit (pain). Rasa sakit pada LGK dapat timbul dari tulang atau sendi.
Keadaan ini disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan leukosit
abnormal yang berkembang pesat. Pembesaran Limpa (splenomegali).
Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat keadaan LGK sebagian
berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa bertambah besar,
bahkan beresiko untuk pecah. Stroke atau clotting yang berlebihan (excess
clotting). Beberapa pasien dengan kasus LGK memproduksi trombosit
secara berlebihan. Jika tidak dikendalikan, kadar trombosit yang
berlebihan dalam darah (trombositosis) dapat menyebabkan clot yang
abnormal dan mengakibatkan stroke. Infeksi. Leukosit yang diproduksi
saat keadaan LGK adalah abnormal, tidak menjalankan fungsi imun yang
seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi lebih rentan terhadap
infeksi. Selain itu pengobatan LGK juga dapat menurunkan kadar leukosit
hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif. Kematian.

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN LEUKIMIA

3.1 Pengkajian
                Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan
data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan
pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta
merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)

1. Riwayat Keperawatan
a) Keluhan Utama Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun,
demam (jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala.
b) Riwayat penyakit : pengobatan kanker sebelumnya
c) Riwayat keluarga : adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter
misal kembar monozigot)
d) Kaji adanya tanda-tanda anemia : kelemahan, kelelahan, pucat, sakit
kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat
e) Kaji adanya tanda-tanda leukopenia : demam, stomatitis, gejala infeksi
pernafasan atas, infeksi perkemihan; infeksi kulit dapat timbul kemerahan
atau hiotam tanpa pus.
f) Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : ptechiae, purpura, perdarahan
membran mukosa, pembentukan hematoma, purpura; kaji adanya tanda-
tanda invasi ekstra medula: limfadenopati, hepatomegali, splenomegali.
g) Kaji adanya pembesaran testis, hemAturia, hipertensi, gagal ginjal,
inflamasi di sekkitar rektal dan nyeri.

2. Pemeriksaan fisik meliputi :


a) Keadaan Umum tampak lemah Kesadaran composmentis selama belum
terjadi komplikasi.
b) Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : dbn
Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
c) Pemeriksaan Kepala Leher
1. Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau
bakteri), perdarahan gusi
2. Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat
infiltrasi ke SSP.

9
3. Pemeriksaan Integumen Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan
turgor menurun jika terjadi dehidrasi.

4. Pemeriksaan Dada dan Thorax

1) Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae.


2) Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret
akibat infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada
3) Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)
4) Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.
5. Pemeriksaan Abdomen
1) Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran, terdapat
bayangan vena, auskultasi peristaltic usus, palpasi nyeri tekan bila
ada pembesaran hepar dan limpa.
2) Perkusi tanda asites bila ada.
6. Pemeriksaan Ekstremitas Adakah cyanosis kekuatan otot.

   SISTEM DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF

Aktivitas Lesu, lemah, terasa Kontraksi otot lemah


payah, merasa tidak
kuat untuk Klien ingin tidur terus dan
melakukan aktivitas tampak bingung
sehari-hari

Sirkulasi Berdebar Tachycadi, suara mur-mur


jantung, kulit dan mukosa
pucat, defisit saraf cranial
terkadang ada pendarahan
cerebral.

Eliminasi Diare, anus terasa Perianal absess, hematuri.


lebih lunak, dan
terasa nyeri. Adanya
bercak darah segar
pada tinja dan
kotoran
berampas,  Adanya
darah dalam urine
dan terjadi
penurunan  output
urine.

10
Rasa nyaman Nyeri abdominal, Meringis, kelemahan,
sakit kepala, nyeri hanya  berpusat pada diri
persendian, sternum sendiri.
terasa lunak, kram
pada otot.

Rasa aman Merasa kehilangan Depresi, mengingkari,


kemampuan dan kecemasan, takut, cepat
harapan,  cemas terangsang, perubahan
terhadap lingkungan mood dan tampak bingung.
baru serta
kehilangan teman. Panas, infeksi, memar,
purpura, perdarahan retina,
Riwayat infeksi yang perdarahan pada gusi,
berulang, riwayat epistaksis,  pembesaran  kel
jatuh, perdarahan enjar limpa, spleen, atau
yang tidak terkonrol hepar, papiledema dan
meskipun trauma exoptalmus,
ringan.

Makan dan minum Kehilangan nafsu Distensi abdomen,


makan, tidak mau penurunan peristaltic usus,
makan, muntah, splenomegali, hepatomegali,
penurunan berat ikterus, stomatitis, ulserasi
badan,  nyeri pada pada mulut, gusi
tenggorokan dan membengkak (acute
sakit pada saat monosit leukemia).
menelan.

Sexualitas Perubahan pola


menstruasi,
menornhagi.
Impoten.

Neurosensori Penurunan Peningkatan kepekaan otot,


kemampuan aktivitas yang tak terkontrol.
koordinasi,
perubahan mood,
bingung,
disorientasi,
kehilangan
konsentrasi, pusing,
kesemutan, telinga
berdenging,

11
kehilangan rasa

Respirasi Nafas pendek, Dyspnoe, tachypnoe, batuk,


ada suara ronci, rales,
penurunan suara nafas.

Penyuluhan/pembelaja Riwayat terpapar


r bahan kimia seperti
benzena,
phenilbutazone,
chloramfenikol,
terkena paparan
radiasi, riawat
pengobatan dengan
kemotherapi.  Riway
at keluarga yang
menderita
keganasan.

      Pemeriksaan laboratorium

No. Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal

1. Hemoglobin < 10 gr/100ml Pria 13,5-18,0 g/dl


Wanita 12-16 g/dl
2. Complete blood cell >10.000/mm3 10.000/mm3
  (CBC)
3. Leukosit  > 50.000/mm3 50.000/mm3
(5000-10.000 ul)
4.   PT/PTT >12-15 detik 12-15 detik
(memenjang) 50000/mm
5. Trombosit < 50000/mm (150.000-
400.000/ul, 300-
6. Retikulosit < 0,5- 1,5%(rendah ) 800/100lap)
7.    LDH >80-240 U/I 0,5- 1,5%
 80-240 U/I

3.2 Analisa Data

12
No. Data Etiologi Problem
1.        Ds: Riwayat infeksi yang Sel darah putih Resting
berulang imatur infeksi
Do:- suhu tubuh meningkat (S:  Penurunan daya
>38), tampak tanda-tanda tahan tubuh
infeksi.

2.        Ds: Lesu, lemah, terasa payah, Produksi sel Intoleransi


merasa tidak kuat untuk darah merah aktivitas
melakukan aktivitas sehari-hari menurun
Do: Kontraksi otot lemah Anemia
Klien tampak tidur terus dan
tampak bingung
3.    Ds: perdarahan yang tidak Produksi Resiko
terkonrol meskipun trauma trombosit terhadap
ringan. menurun cedera.
Do: memar, purpura, perdarahan  Trombositopenia
retina, perdarahan pada gusi,
epistaksis,  pembesaran  kelenjar
limpa, atau hepar.
4.        Ds: muntah, mual, nyeri pada Mual, muntah Resiko tinggi
tenggorokan dan sakit pada saat Dehidrasi kekurangan
menelan. volume
Do: Nadi lemah, TD menurun, cairan
RR meningkat, Klien tampak
lemah
5.        Ds: klien susah menelan Dehidrasi, Perubahan
Do: stomatitis, ulserasi pada kemoterapi membran
mulut, gusi membengkak (acute mukosa
monosit leukemia). Bibir mulut
tampak kering
6.        Ds: Kehilangan nafsu makan, Mual muntah Perubahan
tidak mau makan, muntah, Intake menurun nutrisi
penurunan berat badan, sakit kurang dari
pada saat menelan. kebutuhan
Do: Distensi abdomen, tubuh
penurunan peristaltic usus, BB
menurun, klien lemah.
7.        Ds: Nyeri abdominal, sakit Akumulasi sel Nyeri

13
kepala, nyeri persendian, darah putih
sternum terasa lunak, kram pada imatur pada
otot. tulang
Do: Meringis, kelemahan,
hanya  berpusat pada diri
sendiri, RR, TD, N meningkat.
8.        Ds: - Dehidrasi Kerusakan
Do: turgor kulit buruk integritas
kulit
9.        Ds: malu, minder kemoterapi Gangguan
Do: rambut rontak, botak citra tubuh
10.    Ds: Riwayat keluarga yang Anak sakit Perubahan
menderita keganasan. Peran keluarga proses
Do: cemas, perubahan mood dan berubah keluarga
tampak bingung.
11.    Ds: Merasa kehilangan Penyakit terminal Antisipasi
Do: Depresi, mengingkari, anak berduka
kecemasan, takut kehilangan, kematian
perubahan mood dan tampak
bingung.

3.3 Diagnosa Keperawatan

               Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis


Association (NANDA) adalah “ suatu penilaian klinis tentang respon individu,
keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang
aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan dimana perawat bertanggung gugat
“ (Wong,D.L, 2004 :331) Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada
anak dengan leukemia adalah :

1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan


tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan
penurunan jumlah trombosit
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual
dan muntah
5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan
dengan efek samping agen kemoterapi

14
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping
kemoterapi dan atau stomatitis
7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens
kemoterapi, radioterapi, imobilitas.
9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan
cepat pada penampilan.
10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak
yang menderita leukemia.
11. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan
anak.
3.4 Rencana Tindakan Keperawatan

Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi


untuk mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan
adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau
tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Berdasarkan diagnosa yang ada
maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut (Wong,D.L,2004 )

No diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rasional


.

1 Resiko  Tujuan: a. Pantau suhu a. untuk


infeksi Anak tidak dengan teliti mendeteksi
berhubu mengalami b. Tempatkan kemungkinan
ngan gejala-gejala anak dalam infeksi
dengan infeksi ruangan b.  untuk
menurun  Kriteria khusus meminimalkan
nya Hasil: c. Anjurkan terpaparnya
sistem Infeksi tidak semua anak dari
pertahan terjadi pengunjung sumber infeksi
an tubuh dan staff c. Untuk
rumah sakit meminimalkan
untuk pajanan pada
menggunakan organisme
teknik infektif
mencuci d. untuk
tangan dengan mencegah
baik kontaminasi
d. Gunakan silang/menurun
teknik aseptik kan resiko
yang cermat

15
untuk semua infeksi.
prosedur e. untuk intervensi
invasive. dini
e.  Evaluasi penanganan
keadaan anak infeksi
terhadap f. rongga mulut
tempat-tempat adalah medium
munculnya yang baik untuk
infeksi seperti pertumbuhan
tempat organism
penusukan g.  menambah
jarum, ulserasi energi untuk
mukosa, dan penyembuhan
masalah gigi dan regenerasi
f. Inspeksi seluler
membran h.  untuk
mukosa mulut. mendukung
Bersihkan pertahanan
mulut dengan alami tubuh
baik i. diberikan
g. Berikan sebagai
periode profilaktik atau
istirahat tanpa mengobati
gangguan infeksi khusus
h.  Berikan diet
lengkap nutrisi
sesuai usia
i. Berikan
antibiotik
sesuai
ketentuan

2 Intoleransi  Tujuan : a. Evaluasi a. menentukan


aktivitas terjadi laporan derajat dan efek
berhubung peningkatan kelemahan, ketidakmampua
an dengan toleransi perhatikan n
kelemaha aktifitas ketidakmampua b.  menghemat
n akibat  Criteria Hasil: n untuk energi untuk
anemia  Peningkatan berpartisipasi aktifitas dan
toleransi dala aktifitas regenerasi
aktivitas sehari-hari seluler atau
yang dapat b. Berikan penyambungan

16
diukur jaringan
 Berpartisipai lingkungan c.  mengidentifika
dalam tenang dan si kebutuhan
aktivitas perlu istirahat individual dan
sehari-hari tanpa membantu
sesuai tingkat gangguan pemilihan
kemampuan c.  Kaji intervensi
 Menunjukka kemampuan d. memaksimalka
n penurunan untuk n sediaan energi
tanda berpartisipasi untuk tugas
fisiologis pada aktifitas perawatan diri
tidak toleran yang
misal nadi, diinginkan
pernafasan atau
dan TD dibutuhkan
dalam batas d. Berikan
normal bantuan dalam
aktifitas
sehari-hari dan
ambulasi

3 Resiko Tujuan : a. Gunakan a. karena


terhadap semua perdarahan
cedera : klien tidak tindakan untuk memperberat
menunjukkan mencegah kondisi anak
perdarahan bukti-bukti perdarahan dengan adanya
yang perdarahan khususnya anemia.
berhubung pada daerah b. karena kulit
an dengan Criteria Hasil: ekimosis yang luka
penurunan  TD b. Cegah ulserasi cenderung
jumlah 90/60mmHg oral dan rectal untuk berdarah
trombosit  Nadi 100 c. Gunakan c. untuk mencegah
x/mnt jarum yang perdarahan
 Ht 40-54% kecil pada saat d. untuk mencegah
(laki-laki), melakukan perdarahan
37-47% injeksi e. untuk
( permpuan) d. Menggunakan memberikan
sikat gigi yang intervensi dini
Hb 14-18 gr% lunak dan dalam
lembut mengatasi
e. Laporkan

17
setiap tanda- perdarahan
tanda f. karena aspirin
perdarahan mempengaruhi
(tekanan darah fungsi trombosit
menurun, g. untuk mencegah
denyut nadi perdarahan
cepat, dan
pucat)
f. Hindari obat-
obat yang
mengandung
aspirin
g. Ajarkan orang
tua dan anak
yang lebih
besar ntuk
mengontrol
perdarahan
hidung.

4 Resiko Tujuan : a. Berikan a. untuk mencegah


tinggi antiemetik mual dan
kekuranga  Tidak terjadi awal sebelum muntah
n volume kekurangan dimulainya b. untuk mencegah
cairan volume kemoterapi episode
berhubung cairan b. Berikan berulang
an dengan  Pasien tidak antiemetik c. karena tidak ada
mual dan mengalami secara teratur obat antiemetik
muntah mual dan pada waktu yang secara
muntah dan program umum berhasil
Criteria Hasil: kemoterapi d. bau yang
c. Kaji respon menyengat
 Volume anak terhadap dapat
cairan tubuh anti emetic menimbulkan
adekuat, d. Hindari mual dan
ditandai memberikan muntah
dengan TTV makanan yang e. karena jumlah
dbn, stabil, beraroma kecil biasanya
nadi teraba, menyengat ditoleransi
haluaran e. Anjurkan dengan baik
urine, dan PH makan dalam f. Untuk
urine, dbn. porsi kecil tapi mempertahanka

18
sering n kebutuhan
f. Kolaborasi: cairan tubuh.
 Lakukan  Jika platelet
pemasangan count <
IV line 20000/mm.
 Monitor Penurunan
laboratorium Hb/Hctdapat
Platelet, menimbulkan
Hb/Ct, cloting. perdarahan.
 Pemberian anti  Mencegah
muntah hilangnya cairan
 Pemberian melalui
Alluporinol muntahan.
 Mencegah
timbulnya
nefropati

5 Perubahan Tujuan : a. Inspeksi mulut a. untuk


membran  pasien tidak setiap hari mendapatkan
mukosa mengalami untuk adanya tindakan yang
mulut : mukositis ulkus oral segera
stomatitis oral b. Hindari b. untuk mencegah
yang Criteria Hasil: mengukur trauma
berhubung  mukosa suhu oral c.  untuk
an dengan mulut c.  Gunakan sikat menghindari
efek lembab, gigi berbulu trauma
samping peradangan/ lembut, d. untuk
agen infeksi oral aplikator menuingkatkan
kemoterapi tidak terjadi berujung penyembuhan
kapas, atau jari e.  untuk menjaga
yang dibalut agar bibir tetap
kasa lembab dan
d. Berikan mencegah
pencucian pecah-pecah
mulut yang (fisura)
sering dengan f. karena bila
cairan salin digunakan pada
normal atau faring, dapat
tanpa larutan menekan refleks
bikarbonat muntah yang
e. Gunakan mengakibatkan

19
pelembab bibir resiko aspirasi
f. Hindari dan dapat
penggunaan menyebabkan
larutan kejang
lidokain pada g. agar makanan
anak kecil yang masuk
g. Berikan diet dapat ditoleransi
cair, lembut anak
dan lunak h. untuk
h. Inspeksi mulut mendeteksi
setiap hari kemungkinan
i. Dorong infeksi
masukan i. untuk
cairan dengan membantu
menggunakan melewati area
sedotan nyeri
j. Hindari j.  dapat
penggunaa mengiritasi
swab gliserin, jaringan yang
hidrogen luka dan dapat
peroksida dan membusukkan
susu magnesia gigi,
k. Berikan obat- memperlambat
obat anti penyembuhan
infeksi sesuai dengan
ketentuan memecah
l. Berikan protein dan
analgetik dapat
mengeringkan
mukosa
k. untuk mencegah
atau mengatasi
mukositis
l. untuk
mengendalikan
nyeri.
6 Perubahan Tujuan : a. Dorong orang a. jelaskan bahwa
nutrisi  pasien tua untuk tetap hilangnya nafsu
kurang mendapat rileks pada makan adalah
dari nutrisi yang saat anak akibat langsung
kebutuhan adekuat makan dari mual dan
tubuh yang Criteria hasil: b. Izinkan anak muntah serta

20
berhubung  Klien memakan kemoterapi
an dengan menunjukan semua b. untuk
anoreksia, peningkatan makanan yang mempertahanka
malaise, nafsu makan dapat n nutrisi yang
mual dan  Berat badan ditoleransi, optimal
muntah, klien normal rencanakan c. untuk
efek unmtuk memaksimalkan
samping memperbaiki kualitas intake
kemoterapi kualitas gizi nutrisi
dan atau pada saat d. untuk
stomatitis selera makan mendorong agar
anak anak mau
meningkat makan
c. Berikan e. karena jumlah
makanan yang yang kecil
disertai biasanya
suplemen ditoleransi
nutrisi gizi, dengan baik
seperti susu f. kebutuhan
bubuk atau jaringan
suplemen yang metabolik
dijual bebas ditingkatkan
d. Izinkan anak begitu juga
untuk terlibat cairan untuk
dalam menghilangkan
persiapan dan produk sisa
pemilihan suplemen dapat
makanan memainkan
e. Dorong peranan penting
masukan dalam
nutrisi dengan mempertahanka
jumlah sedikit n masukan
tapi sering kalori dan
f. Dorong pasien protein yang
untuk makan adekuat
diet tinggi g. membantu
kalori kaya dalam
nutrient mengidentifikas
g. Timbang BB, i malnutrisi
ukur TB dan protein kalori,
ketebalan khususnya bila
lipatan kulit BB dan

21
trisep pengukuran
antropometri
kurang dari
normal
7 Nyeri yang Tujuan : a. Mengkaji a. informasi
berhubung  pasien tidak tingkat nyeri memberikan
an dengan mengalami dengan skala 0 data dasar untuk
efek nyeri atau sampai 5 mengevaluasi
fisiologis nyeri b. Jika mungkin, kebutuhan atau
dari menurun gunakan keefektifan
leukemia sampai prosedur- intervensi
tingkat yang prosedur b. untuk
dapat (misal meminimalkan
diterima anak pemantauan rasa tidak aman
Criteria Hasil: suhu non c.  untuk
 Pasien invasif, alat menentukan
menyatakan akses vena kebutuhan
nyeri hilang c. Evaluasi perubahan
atau efektifitas dosis. Waktu
terkontrol penghilang pemberian atau
 Menunjukkan nyeri dengan obat
perilaku derajat d. sebagai
penanganan kesadaran dan analgetik
nyeri sedasi tambahan
 Tampak d. Lakukan e. untuk mencegah
rileks dan teknik kambuhnya
mampu pengurangan nyeri
istirahat. nyeri non
farmakologis
yang tepat
e. Berikan obat-
obat anti nyeri
secara teratur
8 Kerusakan Tujuan : a. Berikan a. karena area ini
integritas  pasien perawatan cenderung
kulit mempertahan kulit yang mengalami
berhubung kan integritas cemat, ulserasi
an dengan kulit terutama di b. untuk
pemberian Criteria Hasil: dalam mulut merangsang
agens  Turgor kulit dan daerah sirkulasi dan
kemoterapi elastic perianal mencegah
,  Kelembaban b. Ubah posisi tekanan pada

22
radioterapi kulit terjaga dengan sering kulit
, imobilitas c. Mandikan c. mempertahanka
dengan air n kebersihan
hangat dan tanpa
sabun ringag mengiritasi kulit
d. kaji kulit yang d. efek kemerahan
kering atau kulit kering
terhadap efek dan pruritus,
samping terapi ulserasi dapat
kanker terjadi dalam
e. Anjurkan area radiasi
pasien untuk pada beberapa
tidak agen kemoterapi
menggaruk e. membantu
dan menepuk mencegah friksi
kulit yang atau trauma
kering kulit
f. Dorong f. untuk mencegah
masukan kalori keseimbangan
protein yang nitrogen yang
adekuat negative
g. Pilih pakaian g. untuk
yang longgar meminimalkan
dan lembut iritasi tambahan
diatas area
yang teradiasi:

9 Gangguan Tujuan : a. Dorong anak a. untuk


citra tubuh  pasien atau untuk memilih membantu
berhubung keluarga wig (anak mengembangka
an dengan menunjukkan perempuan) n penyesuaian
alopesia perilaku yang serupa rambut terhadap
atau koping positif gaya dan kerontokan
perubahan Criteria Hasil: warna rambut rambut
cepat pada  Klien anak sebelum b. karena
penampila mendiskusika rambut mulai hilangnya
n n masalah rontok perlindungan
yang b. Berikan rambut
dirasakan penutup kepala c. untuk
 Klien yang adekuat menyamarkan
merawat diri selama kebotakan
pemajanan parsial

23
pada sinar d. untuk
matahari, menyiapkan
angin atau anak dan
dingin keluarga
c. Anjurkan terhadap
untuk menjaga perubahan
agar rambut penampilan
yang tipis itu rambut baru.
tetap bersih, e. untuk
pendek dan meningkatkan
halus penampilan
d. Jelaskan
bahwa rambut
mulai tumbuh
dalam 3
hingga 6 bulan
dan mungkin
warna atau
teksturnya
agak berbeda
e. Dorong
hygiene,
berdan, dan
alat alat yang
sesuai dengan
jenis kelamin ,
misalnya wig,
skarf, topi, tata
rias, dan
pakaian yang
menarik
10 Perubahan Tujuan : a. Jelaskan alasan a. untuk
proses  pasien atau setiap prosedur meminimalkan
keluarga keluarga yang akan kekhawatiran
berhubung menunjukkan dilakukan pda yang tidak perlu
an dengan pengetahuan anak b. untuk
mempunya tentang b. Jadwalkan mendorong
i anak prosedur waktu agar komunikasi dan
yang diagnostik keluarga dapat ekspresi
menderita atau terapi berkumpul perasaan
leukemia  Criteria tanpa c. untuk
Hasil: gangguan dari meningkatkan

24
kekhawatiran staff perkembangan
keluarga c. Bantu keluarga anak yang
berkurang merencanakan optimal
masa depan, d. memberikan
khususnya kesempatan
dalam pada keluarga
membantu untuk
anak menjalani menghadapi
kehidupan rasa takut secara
d. Dorong realistis
keluarga untuk e.  untuk
mengespresika mempertahanka
n perasaannya n komunikasi
mengenai yang terbuka
kehidupan dan jujur
anak sebelum f. untuk mencegah
diagnosa dan bertambahnya
prospek anak rasa khawatiran
untuk bertahan keluarga
hidup
e. Diskusikan
bersama
keluarga
bagaimana
mereka
memberitahu
anak tentang
hasil tindakan
dan kebutuhan
terhadap
pengobatan
dan
kemungkinan
terapi
tambahan
f. Hindari untuk
menjelaskan
hal-hal yang
tidak sesuai
dengan
kenyataan
yang ada.

25
11 Antisipasi Tujuan : a. Kaji tahapan a. pengetahuan
berduka  pasien atau berduka tentang proses
berhubung keluarga terhadap anak berduka
an dengan menerima dan keluarga memperkuat
perasaan dan b. Berikan kontak normalitas
potensial mengatasi yang konsisten perasaan atau
kehilangan kemungkinan pada keluarga reaksi terhadap
anak kematian c. Bantu keluarga apa yang
anak merencanakan dialami dan
Criteria Hasil: perawatan dapat membantu
 Keluarga siap anak, terutama pasien dan
menerima pada tahap keluarga lebih
segala terminal efektif
kondisi d. Fasilitasi anak menghadapi
untuk kondisinya
mengespresika b. untuk
n perasaannya menetapkan
melalui hubungan saling
bermain percaya yang
mendorong
komunikasi
c. untuk
meyakinkan
bahwa harapan
mereka
diimplementasi
kan
d. memperkuat
normalitas
perasaan atau
reaksi terhadap
apa yang
dialami

3.5 Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan


keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam
pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan
pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang
diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah
ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).

26
3.6 Evaluasi

Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana


keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L,
(2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah :

1. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi


2. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan,
adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.
3. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
4. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan
muntah
5. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak
nyaman
6. Masukan nutrisi adekuat
7. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan
bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
8. Kulit tetap bersih dan utuh
9. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut,
anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan
rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan
berpakaian menarik.
10. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga
menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya.
Keluarga mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan
meluangkan waktu bersama anak.
11. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga
dan anak mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan
keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat
dukungan yang adekuat.

BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Leukemia adalah kanker anak yang paling sering. Mencapai lebih kurang
33% dari keganasan pediatrik. Leukemia limfoblasik akut (LLA) berjumlah kira-
kira 75% dari semua kasus. Dengan insidensi tertinggi pada umur 4 tahun.
Leukimia mieloid akut (LMA) berjumlah kira-kira 20% dari leukimia. Dengan
insidensi yang tetap dari lahir sampai umur 10 tahun. Meningkat sedikit pada
masa remaja. Leukimia sisanya adalah bentuk kronis: leukimia limfositik kronis
(LLK) jarang ditemukan pada anak. Insidensi tahunan keseluruhan dari leukimia
adalah 42,1 tiap juta anak kulit putih dan 24,3 tiap juta anak kulit hitam.

27
 Perbedaan itu terutama disebabkan oleh rendahnya kejadian LLA pada
kulit hitam. Gambaran klinis umum dari leukimia adalah serupa karena semuanya
melibatkan kerusakan hebat fungsi sumsum tulang. Tetapi, gambaran klinis dan
laboratorium spesifik berbeda dan ada perbedaan dalam respon terhadap terapi
dan perbedan dalam prognosis. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan
sebaik-baiknya, perlu mengetahui gejala-gejala dini penyebab serta permasalahan
yang terjadi pada klien dengan leukemia.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &


Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8.
Jakarta : EGC; 2001.

Doenges, Marilynn E. Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And


Documenting      Patient Care. Alih Bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;
1999

28
Sunar Trenggana, Dr. Leukemia ; Penuntun bagi orang tua Bagian Ilmu
Kesehatan Anak, FK UNHAS/SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo
Makassar.

Abdoerrachman MH, dkk, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, Buku I, penerbit


Fakultas             Kedokteran UI, Jakarta.

Anna Budi Keliat, SKp, MSc., 1994, Proses Keperawatan, EGC.

Marilynn E. Doenges, Mary Prances Moorhouse, Alice C. Beissler, 1993,


Rencana Asuhan            Keperawatan, EGC.

Rosa M Sacharin, 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik, edisi 2, Jakarta

Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, Balai
Penerbit FKUI,            Jakarta.

29

Anda mungkin juga menyukai