SpPD
Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Budhi Asih/ FK UPN V Jakarta
Ikterus :
Suatu keadaan dimana plasma, kulit dan sklera
menjadi kuning diakibatkan pewarnaan yang
berlebihan oleh bilirubin.
Ikterus timbul bila terjadi hyperbilirubinemia
serum, dan sebagai tanda dari penyakit-penyakit
hepar atau kelainan hemolitik.
Bilirubin :
Pigmen tetrapirol yang berasal dari pecahan
enzimatik gugus heme (ferroprotoporphyfin IX).
Sumber bilirubin :
70 % dari eritrosit tua
10 % dari eritropoesis yang tidak sempurna
20 % dari sumber sumber lain terutama dari hati
Reaksi pertama
dikatalisasi oleh enzim heme oxygenase, heme
dioksidasi menjadi biliverdin, karbon monoksida
dan iron.
Reaksi kedua
dikatalisasi
oleh
enzim
biliverdinreduktase
cytosolic, biliverdin direduksi menjadi bilirubin
unkonjugasi ini berikatan dengan albumin kemudian
dibawa ke dalam hati melalui aliran darah.
dipakai
untuk
Bilirubin indirect :
Beda antara kadar bilirubin total dan bilirubin
direct.
ditemukan
di
urin
adalah
yang
Perbedaan Bilirubin
Bilirubin I
- indirect
- terikat albumin
- non-polar
- dibawa ke hepar
- Hiperbilirubinemia;
> retensi
> bisa masuk ke SSP
> tidak ada dlm urine
Bilirubin II
- direct
- terikat glukuronat
- polar
- disekresikan dari hepar
- Hiperbilirubinemia;
> regurgitasi
> tidak bisa ke SSP
> bisa masuk ke urine
11
HYPERBILIRUBINEMIA TERISOLASI
Hyperbilirubinemia Unkonjugasi / Indirect
Faktor penyebab :
produksi yang berlebihan
gangguan pengambilan
gangguan konjugasi
terjadi
Sindroma Gilbert :
Ditandai dengan gangguan konjugasi bilirubin
yang disebabkan karena berkurangnya aktifitas
enzim bilirubin UDP glucuronosyltranferase.
Berkurangnya aktifitas enzim ini disebabkan oleh
pemanjangan box T A T A A dari A (TA)6 T A A
sampai A (TA)7 T A A dalam elemen promotor gen.
Hyperbilirubinemia unkonjugasi pada kasus ini
adalah ringan, bilirubin serum tidak lebih dari 6 mg
/ dL. Kadar bilirubin serum berfluktuasi dan dapat
terdeteksi pada saat puasa.
Hyperbilirubinemia terkonjugasi :
sindrom Dubin Johnson
sindrom Rotors
Anamnesa
riwayat konsumsi obat obatan, baik yang
diresepkan oleh dokter maupun herbal, vitamin.
riwayat transfusi darah, intravenous / intranasal drug
use, tattoo, dan sexual activity.
riwayat traveling, paparan dengan orang lain yang
ikterus,
paparan
dengan
makanan
yang
terkontaminasi, konsumsi alkohol, paparan dengan
zat zat yang bersifat hepatotoxin.
Anamnesa
zat zat yang bersifat hepatotoxin.
gejala yang menyertai : arthalgia, myalgia, rash,
anoreksia, penurunan berat badan, nyeri abdomen,
demam, gatal gatal, perubahan warna urin / feses.
Arthalgia dan myalgia yang terjadi sebelum jaundice
menjurus ke hepatitis baik oleh karena virus maupun
obat obatan.
Ikterus yang disertai dengan nyeri abdomen kanan
atas yang timbul yang timbul tiba tiba dan disertai
demam
/
menggigil
menandakan
adanya
koledokolitiasis dan kolangitis ascenden.
Pemeriksaan Fisik.
Menentukan status nutrisi pasien ; otot otot
proksimal yang mengecil menandakan adanya
penyakit kronis seperti sirosis atau kanker
pankreas.
Stigma penyakit hati kronik, seperti : spider nevi,
eritema palmaris, ginekomastia, kaput medusal,
atrofi testis, kontraktur dupuytren, pembesaran
kelenjar parotis, dan atrofi testis biasanya terjadi
pada sirosis hepatitis karena konsumsi alkohol.
Pembesaran
kelenjar
getah
bening
supraklavikula kiri (Virchows Node) dan nodul
periumbilikalis (Sister Mary Josephs Nodule)
menandakan keganasan abdomen.
Pemeriksaan Fisik.
Jugular venous pressure (JVP) yang meningkat
pada gagal jantung kanan menandakan kongesti
hepar.
Efusi pleura kanan tanpa disertai asites bisa
tampak sirosis lanjut.
Pada pemeriksaan abdomen harus ditentukan
ukuran dan konsistensi hati, pembesaran limpa
dan asites.
Pada pasien dengan sirosis akan didapatkan
pembesaran lobus kiri hepar yang teraba di
bawah Xiphoid dan Splenomegali Hepatomegali
disertai massa / nodul intra abdomen
menandakan adanya keganasan.
Pemeriksaan laboratorium :
Total bilirubin, Indirek, dan Direct Bilirubin
Alkaline Phosphatase
Albumin
Jenis Ikterus
Ikterus
Bil. I
Darah
Bil. II
Darah
Urobil. Bilirubin
Urine
Urine
Hemolitik
negatif
Hepatik
Obstruksi
negatif
negatif
27
contohnya
Hiperbilirubinemia Kolestasis
Anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan liver
function test tidak bisa membedakan antara kolestatis
intrahepatik dengan ekstrahepatik.
USG mampu mendeteksi dilatasi bilier ekstrahepatik
maupun intrahepatik.
USG sulit mendeteksi distal common bile duct karena
tertutup gas usus.
Hiperbilirubinemia Kolestasis
Pemeriksaan menggunakan CT Scan dan endoscopic
retrograde cholangiopankreatography (ERCP).
Cholestatis Intrahepatik
Hepatitis B dan C dapat menyebabkan Cholestatic
Hepatitis (Fibrosing Cholestatic Hepatitis) yang
gambaran histologinya seperti obstruksi bilier
hepatitis A, alkoholic hepatitis, EBV dan CMV dapat
juga menyebabkan cholestatic liver disease.
Obat obatan penyebab intrahepatic cholestatis
adalah anabolic dan kontrasepsi steroid (pure
cholestatis),
chlorpromazine,
imipramine,
tolbutamide, sulindac, cimetidine, dan erythromycin
estolate,
trimethoprim,
sulfamethoxazole
dan
ampicilin, dicloxacillin, clavulinic acid (cholestatic
hepatitis).
Cholestatis Intrahepatik
Cholestatis kronik bisa disebabkan oleh
chlorpromazine
prochlorperazine.
Primary Biliary Cirrhosis penyakit yang terutama
menyerang wanita muda dimana pada penyakit
ini terjadi destruksi progresif interlobar bile
ducts.
Vanishing bile duct syndrome dan adult bile
ductopenia merupakan kasus yang jarang
dimana pada biopsi hati ditemukan hanya sedikit
bile ducts.
Cholestatis Intrahepatik
Benign
recurrent
cholestasis
(autosomal
resessive) disebabkan karena mutasi P Type ATP
ase yang berfungsi sebagai transporter asam
empedu.
Cholestatis of pregnancy biasanya terjadi pada
trimester kedua dan ketiga kehamilan dan hilang
setelah melahirkan.
Cholestatis Intrahepatik
Penyebab Intrahepatic Cholestasis yang lain :
total parenteral nutrition
paraneoplastic syndrome
Venoocclusive disease atau graft versus host
disease merupakan penyebab jaundice
setelah transplantasi marrow.
Cholestasis Extrahepatik
Penyebab dibedakan menjadi dua yaitu
maligna
benigna.
Penyebab cholestasis yang maligna adalah termasuk
keganasan pada :
pankreas
kantung empedu
ampula
cholangiocarcinoma
Cholangiocarcinoma biasanya disertai PSC dan sukar
dibedakan dengan PSC. Keganasan pankreas,
kandung
empedu
dan
kolangiokarsinoma
prognosanya buruk, jarang yang respectable.
Cholestasis Extrahepatik
Ampulary carcinoma mempunyai surgical cure ratenya tertinggi dan gejala ikterus tidak disertai nyeri.
Hilar limphadenopathy akibat dari metastase kanker
lain
mungkin
bisa
menyebabkan
obstruksi
extrahepatic biliary tree.
Penyebab cholestasis ekstrahepatik benigna :
Choledocholithiasis
PSC
Cronic Pancreatitis
Aids Cholangiopathy
Cholestasis Extrahepatik
Choledocholithiasis merupakan penyebab yang
tersering, gambaran klinisnya mulai dari rasa tidak
nyaman di quadran kanan atas abdomen disertai
peningkatan minimal LFT sampai dengan ascending
cholangitis disertai ikterus, sepsis dan circulatory
collapse.
Pada PSC bisa terjadi stricture yang terbatas pada
extrahepatic biliary tree.
Cholestasis Extrahepatik
Pankreatitis kronis jarang menyebabkan striktur pada
common bile duct distal.
Inherited disorders
Gilberts syndrome
Crigler Najjar syndromes
Hemolytic disorders
Ineffective erythropoiesis
Cholestatic pattern :
Alkaline phosphatase out of
proportion ALT / AST
Ultrasound
Dilated Ducts
Extrahepatic cholestatsis
CT / ERCP
Ducts not dilated
Intrahepatic cholestatsis
Result negative
Additional virologic testing
CMV, DNA, EBV capsid antigen
Hepatitis D antibody (If indicated)
Hepatitis E IgM (If indicated)
Result negative
Liver Biopsy
Serologic Testing
AMA
Hepatitis serologies
Hepatitis A, CMV, EBV
Review drugs
Result negative
ERCP / Liver Biopsy
AMA Positive
Liver Biopsy