Contoh : hubungan antara malnutrisi (kekurangan gizi) pada anak balita dengan
perilaku pemberian makanan oleh ibu. Dilakukan dengan cara mengidentifikasi
variabael depende (efek) seperti malnutrisi dan variable independen (faktor resiko)
seperti perilaku ibu, pendidikan pendapatan keluarga, jumlah anak, dll. Kemudian
menetapkan objek penelitian yaitu pasangan ibu dan balita, yang dilanjutkan
mengidentifikasi kasus seperti anak balita yang menderita malnutrisi (berat per
umumnya kurang dari 75%). Selanjutnya melakukan pengukuran pengukuran
secara retrosektif yaitu anak balita yang malnutrisi diukur dan ditanyakan kepada
ibunya dengan menggunakan “recall” mengenai perilaku memberikan makanan
kepada anaknya, melakukan analisis data dilakukan dengan membandingkan
proporsi perilaku ibu yang baik dan kurang baik dalam pemberian makanan kepada
anaknya pada kelompok kasus dengan proporsi ibu yang sama pada kelompok
control yang ditentukan. Akan diperoleh bukti atau tidak adanya hubungan antara
perilaku pemberian makanan dengan malnutrisi pada anak balita.
Cross Sectional :
Dari hasil pemeriksaan pada 100 orang yang datang berobat ke bagian penyakit
dalam di sebuah rumah sakit A, didapatkan hasil pemeriksaan gula darah dan berat
badan sebagai berikut :
Penyakit DM
Obesitas Total
Positif Negatif
Positif 20 30 50
Negatif 5 45 50
Total 25 75 100
Jawab :
RP = 20/50 : 5/50
= 4
Kohort :
Dalam penelitian tentang hubungan antara alkohol dengan terjadinya hemorage
stroke diambil 2916 orang yang tidak minum alkohol dan 4960 orang peminum
alkohol yang diikuti selama 12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 197
orang peminum alkohol dan 93 orang bukan peminum alkohol mengalami stroke.
Hitunglah besar resiko relatifnya!
= 1,25
RR >1; Confident Interval (CI)> 1, faktor resiko menyebabkan sakit
Kontrol :
Hal:Halaman 207-213
Pembahasan Penelitian
1. Pendahuluan
2. Metode
4. Kesimpulan
Ekologi :
Judul : Pendapatan Daerah, Pembiayaan Kesehatan, dan Gizi Buruk pada Balita:
Studi Korelasi Tingkat Kabupaten/Kota
Seri Kasus :
Judul : HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN MALARIA DENGAN STATUS GIZI BALITA
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa sakit
malaria tidak berhubungan dengan status gizi balita di Kecamatan Kokap dan
Samigaluh Kabupaten Kulonprogo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk
itu, perlu dilakukan penyuluhan, pemantauan status gizi dan survei konsumsi gizi
balita, pemberian makanan tambahan (PMT) penyuluhan secara rutin setiap
harinya selama satu tahun dan PMT pemulihan minimal selama tiga bulan dan
disesuaikan dengan kondisi bahan makanan setempat sehingga balita dapat
mengkonsumsinya. Kegiatan yang sangat penting adalah sistem pencatatan dan
pelaporan yang baik dan tepat waktu agar monitoring dan intervensi yang
diperlukan terhadap kegiatan tersebut dapat segera dilakukan. Selain itu, perlu
dilakukan kajian ulang terhadap faktor-faktor risiko status gizi balita secara luas
dengan jumlah sampel yang lebih besar dengan rancangan studi kohort prospektif
agar urutan waktu antara faktor risiko dan status gizi dapat dibuktikan sehingga
berguna dalam merencanakan kegiatan penanggulangan secara efektif dan efisien
dimasa mendatang.
EPIDEMIOLOGI GIZI
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH :
ANGGOTA KELOMPOK :