Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DIARE

PADA USIA 0-2 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOHAR BARU
JAKARTA PUSAT TAHUN 2018

(Relationship of Personal Hygiene of the Family Against The Incident of Diarrhea in


Children aged 0-2 years in General Hospital Area of Johar Baru 2018)

Arini Dinni Fitri 1, ErniRita 2


1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Ilmu Keperawatan
Jln. Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat-10510
2. Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
E-Mail: arinidinnifitri@gmail.com
ABSTRAK
Kebersihan diri merupakan salah satu dari perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu penyakit yang dapat
terjadi akibat kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah adalah diare (Sodikin, 2011).
Penyakit diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak yang lebih besar. Cara penularan penyakit diare
adalah secara fekal-oral, melalui makanan ataupun minuman yang sudah tercemar (Sodikin, 2011).Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan personal hygiene keluarga terhadap kejadian diare pada anak umur 0-
2 tahun di RSUD Johar Baru. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei yang bersifat deskriptif dan
analitik. Peneliti menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini mencari hubungan variabel
independent yaitu perilaku cuci tangan menggunakan sabun (CTPS), perawatan botol susu, perawatan alat
makan, perilaku penggunaan toilet dengan variabel dependent yaitu kejadian diare pada anak usia 0-2 tahun.
Sampel yang digunakan sebanyak 30 responden orangtua yang memiliki anak umur 0-2 tahun. Peneliti
menggunakan 1 kuesioner dengan 28 pertanyaan dan 1 lembar observasional dengan 6 pertanyaan. Hasil
penelitian didapatkan dengan analisis menggunakan SPSS 16 mengenai hubungan perilaku cuci tangan
menggunakan sabun (p value = 0,033 ) dengan analisis faktor risiko nilai OR = 6,266 dengan 95 % CI (14 -
37,1), perawatan botol susu (p value = 0,011 ) dengan hasil analisis faktor risiko nilai OR = 10,833dengan 95 %
CI (1,9 – 59,8), perawatan alat makan (p value = 0,003 ) dengan hasil analisis faktor risiko nilai OR = 17,875
dengan 95 % CI (2,7 – 116,9), dan perilaku penggunaan toilet (p value = 0,027 ) dengan hasil analisis faktor
risiko nilai OR = 8,000 dengan 95 % CI (1,5 – 42,0) terhadap kejadian diare. Diperlukan adanya promosi
kesehatan tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian diare untuk mencegah terjadinya diare.

Kata Kunci : Diare, Keluarga, Personal Hygiene


Daftar Pustaka : 23 (2007 – 2016)

ABSTRACT

Personal hygiene is one of the clean and healthy behavior. One of the diseases that can occur due to the habit of
clean and healthy behavior is still low is diarrhea (sodikin, 2011). The disease diarrhea acutely more often
occur in the baby from the larger. The way contagion disease diarrhea is in fekal-oral, through the food or
drink that has been polluted ( Sodikin, 2011 ). The purpose of this research is to determine the relationship of
personal hygiene of the family against the incidence of diarrhea in children aged 0-2 years in General Hospital
Area of Johar Baru. This study using the kind of research survey are the descriptive and analitik. Researchers
using approach to cross sectional. The design of this research is looking for a relationship variable independent
namely behavior wash hands use soap, care bottles of milk, the care of eating, the behavior of the use of the
toilet with variable dependent the incident diarrhea at the age of 0-2 years. The sample used as many as 30
respondents were parents who have children age 0-2 years. Researchers use 1 of the questionnaire with 28
questions and 1 sheet observational study with 6 questions. The results obtained with the analysis using SPSS 16
on the relationship of the behavior of washing hands with soap (p value = 0,033 ) with the risk factors value OR
= 6,266 with 95 % CI ( 14 -37,1 ), care bottles of milk ( p value = 0,011 ) with analysis result risk factors value
OR = 10,833dengan 95 % CI ( 1.9 – 59,8 ), the care of eating ( p value = 0,003 ) with analysis result risk
factors value OR = 17,875 with 95 % CI ( 2,7 – 116,9 ), and the behavior of the use of toilet (p value of 0.027 )
with analysis result risk factors value OR = 8,000 dengan 95 % CI (1,5 – 42,0) on the incidence of diarrhea.
Required the health promotion about the factors associated with the incidence of diarrhea to prevent the
occurrence of diarrhea.
Keywords: Diarrhea, Family, Personal hygiene
Reference: 23 (2007 – 2016)

Jurnal Keperawatan Komunitas 1


Personal hygiene adalah perawatan diri dengan adanya peningkatan perilaku hidup
yang digunakan seseorang untuk bersih dan sehat, perilaku hygiene, seperti
melakukan fungsi seperti mandi, cuci tangan menggunakan sabun. Pada
kebutuhan toileting, dan perawatan tubuh lingkungan pemukiman yang padat dan
secara umum. Kebersihan adalah hal yang kumuh, kebiasaan mencuci tangan dengan
sangat pribadi yang di tentukan oleh nilai sabun dan benar dapat menurunkan
dan praktik individu. Ini melibatkan separuh dari penderita diare (IDAI, 2015).
perawatan kulit, kuku, gigi, rongga mulut
dan hidung, mata, telinga, dan area genital Proporsi terbesar penderita diare pada
perineum (Dr. Krishna, 2007). balita adalah kelompok umur 6-11 bulan
yaitu sebesar 21.66 %. Menurut WHO,
Memiliki tubuh yang bersih diharapkan 2018 diare adalah penyebab utama
meminimalkan resiko terhadap kematian kedua pada anak-anak di bawah
terjangkitnya suatu penyakit, terutama usia lima tahun, dan menyebabkan
penyakit yang berhubungan dengan kematian pada anak-anak sekitar 525.000
kebersihan diri yang buruk yang dapat setiap tahun. Secara global, ada hampir 1,7
mempengaruhi kesehatan seseorang miliar kasus penyakit diare pada anak
(Isro’in & Andarmoyo, 2012). setiap tahun. Sebagai gambaran 17 %
kematian anak di dunia disebabkan oleh
Kebersihan diri merupakan salah satu dari diare (WHO, 2018).
perilaku hidup bersih dan sehat. Kebiasaan
perilaku hidup bersih dan sehat yang Periode prevalensi diare berdasarkan
masih rendah dapat menyebabkan karakteristik penduduk, kelompok umur
seseorang terjangkit suatu penyakit. balita adalah kelompok yang paling tinggi
Rendahnya tingkat pegetahuan tentang menderita diare., insiden diare balita di
kesehatan, pendapatan yang rendah, Indonesia adalah 6,7 persen. Lima provinsi
merupakan berbagai keterbatasan yang ada dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh
hingga timbulnya suatu penyakit pada diri (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta
seseorang atau masyarakat. Salah satu (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan
penyakit yang dapat terjadi akibat Banten (8,0%) dengan karakteristik diare
kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat balita tertinggi terjadi pada kelompok
yang masih rendah adalah diare (Sodikin, umur 12-23 bulan (7,6%), laki-laki (5,5%),
2011). tinggal di daerah pedesaan (5,3%).
(Riskesdas, 2013).
Penyakit diare akut lebih sering terjadi
pada bayi dari pada anak yang lebih besar. Periode prevalensi diare berdasarkan
Cara penularan penyakit diare adalah karakteristik penduduk, kelompok umur
secara fekal-oral, melalui makanan balita adalah kelompok yang paling tinggi
ataupun minuman yang sudah tercemar menderita diare., insiden diare balita di
(Sodikin, 2011). Kejadian diare ini Indonesia adalah 6,7 persen. Lima provinsi
mempunyai faktor resiko yang dapat dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh
meningkatkan penularan enteropatogen (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta
antara lain : tidak memadai penyediaan air (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan
bersih, pencemaran air oleh tinja, Banten (8,0%) dengan karakteristik diare
kurangnya sarana kebersihan toilet, balita tertinggi terjadi pada kelompok
kebersihan lingkungan, dan pribadi yang umur 12-23 bulan (7,6%), laki-laki (5,5%),
buruk, penyiapan dan penyimpanan tinggal di daerah pedesaan (5,3%).
makanan yang tidak higienis dan cara (Riskesdas, 2013).
penyapihan yang tidak baik. Resiko
penularan penyakit dapat berkurang

Jurnal Keperawatan Komunitas 2


Handono faktur et al (2016) dalam yang akan dikumpulkan dalam waktu yang
penelitiannya dihasilkan bahwa hygiene bersamaan (Notoadmojo, 2012).
perorangan yang kurang sebesar 64,76% Rancangan penelitian ini mencari
dan hygiene perorangan yang baik sebesar hubungan variabel independent yaitu
35,24% dengan nilai p value 0,010 dengan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS),
alfa 0.05 yang menunjukkan sebagian perawatan botol susu, perawatan alat
besar hygiene perorangannya adalah makan, perilaku penggunaan toilet dengan
kurang dengan parameter pengukuran variabel dependent yaitu kejadian diare
yaitu perilaku mencuci tangan. Kemudian pada anak usia 0-2 tahun di Rumah Sakit
prilaku mencuci tangan yang tidak Umum Daerah Johar Baru Jakarta Pusat.
diterapkan saat buang air besar juga dapat
mempengaruhi seperti penelitian yang Tempat dan Waktu Penelitian
dilakukan oleh Mila Falsifa, (2015) Penelitian ini akan diakukan di Rumah
penelitiannya dihasilkan bahwa analisis Sakit Umum Daerah Johar Baru Jakarta
bivariat diperoleh p value 0,0001 Pusat pada Januari 2018.
(0,0001<0,05) yang menunjukkan adanya
hubungan antara perilaku BAB dengan Populasi dan Sampel
kejadian diare pada balita di wilayah kerja Populasi
Puskesmas Kepil 2. Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan ibu-ibu dan keluarga dengan
Melalui survey pendahuluan yang peneliti karakteristik memiliki anak usia 0-2 tahun
lakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit yang mengalami diare di Rumah Sakit
Umum Daerah Johar Baru Jakarta Pusat 3 Umum Daerah Johar Baru Jakarta Pusat
bulan terkahir ini, kasus terbanyak yang sebanyak 30 responden diambil dari
terjadi dirawat inap, yaitu data ini diambil perhitungan seluruh jumlah anak dengan
pada tahun 2018, bulan juli dari total 38 diagnosa medis diare.
pasien yang dirawat 23 pasien diantaranya
menderita diare (60,5%), bulan agustus Sampel
dari total 33 pasien yang dirawat 17 pasien
Sampel pada penelitian ini menggunakan
diantaranya menderita diare (51,5%),
bulan september agustus dari total 46 non random sampling (non probability),
pasien yang dirawat 11 pasien diantaranya pengambilan sampel tidak berdasarkan
menderita diare (23,9 %). acakan. Teknik yang digunakan adalah
purposive sampling sehingga jumah
Berdasarkan fenomena tersebut menjadi sampel yang peneliti gunakan adalah
dasar dalam mengajukan penelitian yang seluruh jumlah populasi yang ada saat
berjudul “Hubungan Personal Hygiene
penelitian dilakukan. Dengan rentang
Keluarga Terhadap Kejadian Diare Pada
Usia 0-2 Tahun Di Rumah Sakit Umum waktu 3 Januari 2018 sampai dengan 27
Daerah Johar Baru Jakarta Pusat Tahun Januari 2018 dengan kriteria ibu atau
2018”. keluarga yang memiliki anak usia 0-2
tahun yang mengalami diare didapatkan 30
Desain Penelitian sampel
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian survei yang bersifat deskriptif Kriteria inklusi pada sampel penelitian ini
dan analitik. Peneliti menggunakan adalah:
pendekatan cross sectional merupakan
penelitian yang digunakan untuk mencari 1. Ibu atau keluarga yang memiliki anak
hubungan antara variabel bebas (faktor dengan usia 0-2 tahun yang mengalami
resiko) dengan variabel tergantung (efek)

Jurnal Keperawatan Komunitas 3


BAB cair di Rumah Sakit Umum penjelasan tentang tujuan penelitian
Daerah Johar Baru Jakarta Pusat. dan memberikan inforn consent untuk
2. Ibu atau keluarga yang mengasuh ditandatangani sebagai persetujuan
(bapak, nenek) yang memiliki anak bagi yang bersedia menjadi responden.
dengan usia 0-2 tahun yang 4. Peneliti memberikan lembar
menggunakan botol susu. persetujuan (informed consent) kepada,
3. Memahami bahasa Indonesia. keluarga pasien yang sedang dirawat
4. Sehat jasmani dan rohani. inap dan instalasi gawat darurat
5. Bersedia menjadi responden dan mau sebagai responden sebelum melakukan
untuk di wawancarai pengisian kuesioner.
5. Peneliti memberikan penjelasan
mengenai tujuan pengambilan data
Prosedur Pengumpulan Data serta menjelaskan bahwa pengisian
kuesioner tidak akan memberikan efek
1. Setelah proposal penelitian disetujui apapun dan tidak dikenakan biaya.
dan disahkan maka peneliti 6. Peneliti memberikan kuesioner kepada
mengajukan permohonan izin kepada responden untuk diisi. Peneliti
pihak kampus UMJ Fakultas membimbing responden dalam
Keperawatan untuk membuatkan surat pengisian kuesioner dengan
penelitian. membacakan pertanyaan kuesioner dan
2. Peneliti mengajukan permohonan izin menjelaskan maksud pertanyaan
penelitian kepada pihak Rumah Sakit tersebut.
Umum Daerah Johar Baru Jakarta
Pusat.
3. Sebelum responden diberikan
kuesioner terlebih dahulu diberikan

HASIL PENELITIAN

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Pendidikan Responden di RSUD Johar Baru
Tahun 2018

Pendidikan Responden Frekuensi Persentase


SD 6 20 %
SMP 9 30 %
SMA 11 36,7 %
PT 4 13,3 %
TOTAL 30 100 %
Pada tabel 1 menunjukan bahwa responden sebanyak 11 orang dengan persentase 36,7
dengan pendidikan terbanyak yaitu SMA %.

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Angka Kejadian Penderita Diare di RSUD Johar Baru Tahun 2018
Umur Frekuensi Persentase

Diare 17 56,7%

Jurnal Keperawatan Komunitas 4


Tidak diare 13 43,3 %

Total 30 100 %
Dari Tabel 2 responden yang memiiki
anak menderita diare sebanyak 17 orang
dengan persentase 56,7 %.
Tabel 3
Analisa Korelasi Perilaku Cuci Tangan Menggunakan Sabun Terhadap Kejadian Diare di RSUD
Johar Baru Tahun 2018
Diare Tidak Diare Total OR P
Perilaku CTPS
N % n % N % (95% CI) Value

Kurang Baik 13 76,5 4 23,5 17 100 6,266


0,033
Baik 4 30,8 9 69,2 13 100 1,4 – 37,1

Total 17 56,7 13 43,3 30 100

Berdasarkan tabel 3 hasil analisis antara perilaku cuci tangan kurang baik
hubungan perilaku cuci tangan terhadap kejadian diare pada anak. Dari
menggunakan sabun dengan kejadian diare hasil analisis faktor risiko diperoleh nilai
diperoleh bahwa ada sebanyak 13 orang OR = 6,266 dengan 95 % CI (14 -37,1),
dengan persentase 76,5 % beprilaku cuci artinya keluarga yang beprilaku cuci
tangan menggunakan sabun kurang baik tangan kurang baik berisiko 6,26 kali
dan terjadinya diare. Hasil uji statistik di untuk terjadinya diare pada anak
peroleh p value sebesar 0.033. Maka dapat dibandingkan dengan keluarga yang
disimpulkan ada hubungan yang signifikan beperilaku cuci tangan dengan baik.
Tabel 4
Analisa Korelasi Perawatan Botol Susu Terhadap Kejadian Diare di RSUD Johar Baru Tahun2018

Diare Tidak Diare Total


Perawatan Botol OR P
Susu N % n % N % (95% CI) Value

Kurang Baik 13 81,2 3 18,8 16 100 10,833


0,011
1,9 – 59,8
Baik 4 28,6 10 71,4 14 100

Total 17 56,7 13 43,3 30 100

Berdasarkan tabel 4 hasil analisis susu kurang baik terhadap kejadian diare
hubungan perawatan botol susu dengan pada anak. Dari hasil analisis faktor risiko
kejadian diare diperoleh bahwa ada diperoleh nilai OR = 10,833 266 dengan
sebanyak 13 orang dengan persentase 81,2 95 % CI (1,9 – 59,8), artinya keluarga
% yang melakukan perawatan botol susu yang melakukan perawatan botol susu
kurang baik dan terjadinya diare. Hasil uji kurang baik berisiko 10,83 kali untuk
statistik di peroleh p value sebesar 0.011. terjadinya diare pada anak dibanding
Maka dapat disimpulkan ada hubungan dengan keluarga yang melakukan
yang signifikan antara perawatan botol perawatan botol susu baik.

Jurnal Keperawatan Komunitas 5


Tabel 5
Analisa Korelasi Perawatan Alat Makan Terhadap Kejadian Diare di RSUD Johar Baru Tahun 2018

Perawatan Diare Tidak Diare Total OR P


Alat Makan N % n % n % (95% CI) Value

Kurang Baik 13 86,7 2 13,3 15 100 17,875


0,003
Baik 4 26,7 11 73,3 15 100 2,7 – 116,9

Total 17 56,7 13 43,3 30 100

Berdasarkan tabel 5 hasil analisis terhadap kejadian diare pada anak. Dari
hubungan perawatan alat makan dengan hasil analisis faktor risiko diperoleh nilai
kejadian diare diperoleh bahwa ada OR = 17,875 dengan 95 % CI (2,7 –
sebanyak 13 orang dengan persentase 116,9), artinya keluarga yang melakukan
86,7 % yang melakukan perawatan alat perawatan alat makan kurang baik
makan kurang baik dan terjadinya diare. berisiko 17,87 kali untuk terjadinya diare
Hasil uji statistik di peroleh p value pada anak dibanding dengan keluarga
sebesar 0.003. Maka dapat disimpulkan yang melakukan perawatan alat makan
ada hubungan yang signifikan antara baik.
perawatan alat makan kurang baik
Tabel 6
Analisa Korelasi Penggunaan Toileting Terhadap Kejadian Diare di RSUD Johar Baru Tahun 2018

Diare Tidak Diare Total


Perilaku OR P
Toileting N % n % n % (95% CI) Value

Kurang Baik 12 80 3 20 15 100 8,000


0,027
Baik 5 33,3 10 66,7 15 100 1,5 – 42,0

Total 17 56,7 13 43,3 30 100

signifikan antara perilaku toileting kurang


Berdasarkan tabel 6 hasil analisis baik terhadap kejadian diare pada anak.
hubungan penggunaan toileting dengan Dari hasil analisis faktor risiko diperoleh
kejadian diare diperoleh bahwa ada nilai OR = 8,000 dengan 95 % CI (1,5 –
sebanyak 12 orang dengan persentase 80 42,0), artinya keluarga yang
% yang berperilaku toileting kurang baik menggunakan toileting kurang baik
dan terjadinya diare. Hasil uji statistik di berisiko 8,0 kali untuk terjadinya diare
peroleh p value sebesar 0.027. Maka pada anak dibanding dengan keluarga
dapat disimpulkan ada hubungan yang yang berperilaku toileting baik.

Berdasarkan analisis univariat frekuensi


PEMBAHASAN cuci tangan menggunakan sabun yang
Analisa Univariat kurang baik didapatkan jumlah 56,7 %
1. Distribusi Frekuensi Perilaku Cuci yaitu sebanyak 17 responden. Hal ini
Tangan Menggunkan Sabun sejalan dengan penelitian Maharani (2013)
didapatkan responden memiliki pola

Jurnal Keperawatan Komunitas 6


hygiene ibu yang tidak baik sejumlah 23 Rahman (2016) menunjukkan bahwa
responden (67,7%). sanitasi makanan kurang sebesar
62,86% dan sanitasi makanan baik
2. Distribusi Frekuensi Perawatan Botol sebesar 37,14%.
Susu.
Berdasarkan analisis univariat yang 4. Distribusi Frekuensi Penggunaan
melakukan perawatan botol susu Toileting
kurang baik sebanyak 16 orang dengan Berdasarkan analisis univariat yang
persentase 53,3 %. Hal ini sejalan menggunakan toileting kurang baik
dengan penelitian yang dilakukan oleh dan baik memiliki jumlah yang sama
Burhanudin (2014) terdapat 29,3% sebanyak 15 orang dengan persentase
atau 27 orang ibu mempunyai 50%.Hasil penelitian yang dilakukan
pengetahuan yang kurang tentang oleh Rahman (2016) bahwa terdapat 72
perawatan botol susu. responden (68,58%) diare dengan
perilaku buang tinja di sembarang
Hal ini disebabkan karena terdapat tempat, dan 21 responden (19,04%)
pendidikan responden yang masih SD tidak diare dengan perilaku buang tinja
dan SMP sebanyak 15 responden yaitu di jamban.
(50 %) serta umur responden yang
masih muda yaitu 15-24 tahun Tingginya kejadian diare disebabkan
sebanyak 15 responden (50 %). oleh beberapa faktor antara lain
Sehingga menerima informasi kesehatan lingkungan belum memadai,
kesehatan mengenai cara perawatan sosial ekonomi, pengetahuan
botol susu yang benar dinilai kurang. masyarakat, perilaku masyarakat dan
Sebagian responden belajar untuk sebagainya yang secara langsung
mencuci botol susu yang digunakan maupun tidak langsung mempengaruhi
oleh anaknya dari orangtuanya kejadian diare.
terdahulu, terkadang sebagian ibu yang
bekerja anak ada yang diasuh oleh Analisa Bivariat
nenek dan kakeknya, mereka yang 1. Analisa Korelasi Perilaku Cuci Tangan
mengasuh ini pun kurang paham Menggunakan Sabun Terhadap
mengenai perawatan botol susu. Botol Kejadian Diare.
susu yang sudah dicuci dengan sabun Dari hasil analisis faktor risiko
dinilai cukup bersih bagi pengasuh, diperoleh nilai OR = 6,266 dengan 95
karena dengan mensetrilkan atau % CI (14 -37,1), artinya keluarga yang
merebus dianggap lama dan anak beprilaku cuci tangan kurang baik
sudah rewel. berisiko 6,26 kali untuk terjadinya
diare pada anak dibandingkan dengan
3. Distribusi Frekuensi Perawatan Alat keluarga yang beperilaku cuci tangan
Makan dengan baik.
Berdasarkan analisis univariat yang 2. Analisa Korelasi Perawatan Botol Susu
melakukan perawatan alat makan Terhadap Kejadian Diare
kurang baik dan baik memiliki jumlah Ada hubungan yang signifikan antara
yang sama sebanyak 15 orang dengan perawatan botol susu kurang baik
persentase 50 %. Hal tersebut sejalan terhadap kejadian diare pada anak.
dengan penelitian sebelumnya, Dari hasil analisis faktor risiko
menunjukkan bahwa sebagian besar diperoleh nilai OR = 10,833 266
sanitasi makanannya adalah kurang dengan 95 % CI (1,9 – 59,8), artinya
baik dalam perawatan alat makan. keluarga yang melakukan perawatan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh botol susu kurang baik berisiko 10,83

Jurnal Keperawatan Komunitas 7


kali untuk terjadinya diare pada anak Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru
dibanding dengan keluarga yang sebanyak 17 orang dengan persentase 56,7
melakukan perawatan botol susu baik. %.
3. Analisa Korelasi Perawatan Alat
Makan Terhadap Kejadian Diare Perilaku cuci tangan menggunakan sabun
Ada hubungan yang signifikan antara dengan kejadian diare didapatkan hasil uji
perawatan alat makan kurang baik statistik di peroleh p value sebesar 0.033
terhadap kejadian diare pada anak. sehingga p value < 0,05. Perawatan botol
Dari hasil analisis faktor risiko susu dengan kejadian diare. Hasil uji
diperoleh nilai OR = 17,875 dengan 95 statistik di peroleh p value sebesar 0.011
% CI (2,7 – 116,9), artinya keluarga sehingga p value < 0,05. Perawatan alat
yang melakukan perawatan alat makan makan kurang baik dengan kejadian diare .
kurang baik berisiko 17,87 kali untuk Hasil uji statistik di peroleh p value
terjadinya diare pada anak dibanding sebesar 0.003 sehingga p value < 0,05.
dengan keluarga yang melakukan Perilaku toileting dengan kejadian diare
perawatan alat makan baik. dan didapatkan hasil uji statistik di peroleh
4. Analisa Korelasi Penggunaan Toileting p value sebesar 0.027 sehingga p value <
Terhadap Kejadian Diare 0,05.
Ada hubungan yang signifikan antara
perilaku toileting kurang baik terhadap
kejadian diare pada anak. Dari hasil Saran
analisis faktor risiko diperoleh nilai 1. Masyarakat
OR = 8,000 dengan 95 % CI (1,5 – Bagi masyarakat diharapkan secara
42,0), artinya keluarga yang umum pengguna botol susu pada Balita
menggunakan toileting kurang baik diharapkan untuk senantiasa
berisiko 8,0 kali untuk terjadinya diare memperhatikan kebersihan dan cara
pada anak dibanding dengan keluarga perawatan botol susu agar terjaga tetap
yang berperilaku toileting baik. higienis, selalu melakukan kebersihan
tangan mencucinya dengan sabun diatas
Menurut Kementerian Kesehatan RI air mengalir untuk memastikan tangan
(2011), perilaku sehat dengan bersih, membiasakan diri untuk
membersihkan tangan dan jari jemari membersihkan kemaluan anak tidak
menggunakan air dan sabun oleh manusia hanya dengan menggunakan tissu
untuk menjadi bersih dan memutuskan basah, tetapi harus menggunakan sabun.
mata rantai kuman yang telah terbukti 2. Rumah sakit
secara ilmiah dapat mencegah penyebaran Bagi rumah sakit sebaiknya pasien yang
penyakit-penyakit menular seperti diare, sedang di rawat inap diberikan edukasi
ISPA dan Flu Burung, bahkan disarankan bagaimana mencui tangan yang benar,
untuk mencegah penularan virus H1N1. serta perawatan botol susu dirumah
yang benar seperti apa.
KESIMPULAN 3. Puskesmas
Karakteristik responden berdasarkan umur Bagi puskesmas diharapkan mampu
terbanyak umur 28 tahun dengan jumlah 5 memberikan penyuluhan kesehatan
orang dan persentase 16,7 %, pendidikan mengenai diare, penyebab terjadinya,
terbanyak SMA 11 orang dengan pencegahan agar anak tidak terkena
persentase 36,7 %, responden berdasarkan diare serta pertolongan bila anak
pekerjaan bekerja dengan tidak bekerja terkena diare.
adalah memiliki jumlah yang sama yaitu 4. Peneliti selanjutnya
50 % atau 15 orang. Frekuensi angka Terhadap penelitian sejenis selanjutnya
penderita diare di rentang usia 0-2 tahun di diharapkan dapat melakukan penelitian

Jurnal Keperawatan Komunitas 8


lebih mendalam lagi kaitannya dengan Solor Kecamatan Cermee
kejadian diare seperti hubungan sanitasi Bondowos. NurseLineJournal
dan lingkungan yang juga merupakan
faktor penyebab terjadinya diare. Hastono, Sutanto Priyo. (2007). Analisis
Data Kesehatan. Depok : Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
DAFTAR PUSTAKA Indonesia
Ali, Zaidin H. (2010). Pengantar
Keperawatan Keluarga. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2015).
EGC Buku Ajar Gastroenterologi-
Hepatologi. Jakarta : Badan
Apriza. (2013). Hubungan Perilaku Cuci Penerbit Ikatan Dokter Anak
Tangan Ibu Menggunakan Sabun Indonesia
Dengan Kejadian Diare Pada
Balita Usia 12-23 Bulan Di Desa Isro’in, Laily & Andarmoyo,
Rumbio Wilayah Kerja Puskesmas Sulistyo.(2012). Personal hygiene;
Kampar Konsep, Proses, dan Aplikasi
dalam Praktik Keperawatan.
Burhanudin, Muhammad Afif. (2014). Yogyakarta: Graha Ilmu
Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Dan Perilaku Ibu Kampoengderet.(2014).https://kampungde
Tentang Cara Perawatan Botol retjoharbaru.wordpress.com/2014/0
Susu Dengan Kejadian Diare Pada 1/01/potret-kecamatan-johar-baru-
Batita Di Puskesmas Gatak jakarta-pusat/ di unduh pada
tanggal 23 februari 2017 jam 13.00
DR.Krishna. (2007). Personal Hygiene.
India : Online Book Publication Kementerian Kesehatan RI. (2011).
Buletin Data dan Informasi
Ekasari, Fatma et al., (2008). Keperawatan Kesehatan: Situasi Diare Di
Komunitas: Upaya memandirikan Indonesia. Jakarta : Kementerian
masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan RI
Jakarta : TIM
KesehatanAnakku.com. (2012). Cara
Elvayanti, Ni Ketut Elsi., I Nyoman Mencuci dan Mensterilisasi Botol
Purna., I Ketut Aryana. (2014). dan Dot Bayi di unduh pada
Faktor-Faktor Yang Berhubungan tanggal 6 Desember 2017 pukul
Dengan Kejadian Diare Pada 06.30 WIB
Balita Yang Berobat Ke Rumah <http://kesehatananakku.com/cara-
Sakit Umum Tabanan mencuci-dan-mensterilisasi-botol-
dan-khoiruddindot-bayi.html>
Falasifa, Mila. (2015). Hubungan Antara
Sanitasi Total Dengan Kejadian Maharani, Devita & Anita, Maria. (2013).
Diare Pada Balita Di Wilayah Personal Hygiene Ibu Yang
Kerja Puskesmas Kepil 2 Kurang Berhubunhandgan Dengan
Kecamatan Kepil Kabupaten Kejadian Diare Pada Balita Di
Wonosobo Tahun 2015 Ruang Anak. Jurnal STIKES

Handono, Fakhtur Rahman et al., (2016). Notoatmodjo, Soekidjo. (2012).


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Metodelogi Penelitian Kesehatan.
Dengan Kejadian Diare Di Desa Rineka Cipta : Jakarta

Jurnal Keperawatan Komunitas 9


Potter & Perry. (2009). Fundamental Of
Nursing. 7th Edition, terj. Elseiver
Inc. Jakarta : Salemba Medika

Susanto, Tantut. (2012). Buku ajar


Keperawatan Keluarga: Aplikasi
Pada Praktik Asuhan keperawatan
Keluarga. Jakarta : TIM

Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar.


Badan Penelitian Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI

Sodikin. (2011). Keperawatan Anak:


Gangguan Pencernaan. Jakarta:
EGC

WHO (2017), Diarrhoeal Disease,


diunduh pada tanggal 3 November
2017 jam 11.26 WIB,
http://www.who.int/mediacentre/fa
ctsheets/fs330/en/

Wong, donna. L. (2009). Buku Ajar


Keperawatan Pediatrik.
Jakarta:EGC

Yogierespati. (2017). Lima Tips Mencuci


Alat Makan Yang Benar di unduh
pada tanggal 6 Desember 2017
pukul 08.30 WIB
<https://nexchef.com/2017/11/15/li
ma-tips-mencuci-alat-makan-yang-
benar/>

Jurnal Keperawatan Komunitas 10

Anda mungkin juga menyukai