Pengalaman religius dirayakan atau dinyatakan secara tampak , dengan upacara .Dalam - upacara
ini , simbol - simbol menjadi sarana "mcnghidupkan" pengalaman religius . Dalam upacara -
upacara / kebaktian, Tuhan "dihadirkan" secara rohani. Misal: Dalam liturgi sabda , Ekaristi .
Sakramen- sakramen , pemberkatan . Contoh - contoh dimensi praktis & ritual : Air dipakai sebagai
simbol dalam ritual semua agama. Bunga, lilin , warna .dsb Dimensi pertama adalah dimensi
praktis-ritual yang sebagaimana tampak dalam upacara suci, perayaan hari besar, pantang dan
puasa untuk pertobatan, doa, kebaktian, dan sebagainya yang berkenaan dengan ritualiatas
agama Dimensi Ritual merupakan bagian dari keberagamaan yang berkaitan dengan perilaku yang
disebut ritual keagamaan seperti pemujaan, ketaatan dan hal-hal lain yang dilakukan untuk
menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Perilaku di sini bukan perilaku dalam
makna umum, melainkan menunjuk kepada perilaku-perilaku khusus yang ditetapkan oleh agama
seperti tata cara beribadah dan ritus-ritus khusus pada hari-hari suci atau hari-hari besar agama.
Dimensi ritual mencakup semua aktivitas, seperti upacara keagamaan, berdoa, dan berpartisipasi
dalam berbagai kewajiban agama.
3. Pengertian ibadah
Secara bahasa ibadah ialah taat, menurut, mengikut, tunduk. Dan mereka mengartikan juga
dengan: tunduk yang setinggi tingginya, dan dengan doa. Secara istilah pengertian ibadah itu
mempunyai dua pengertian yaitu: Khas (Mahdhah), menurut ahli ushul, ialah: segala hokum
yang tidak terang illatnya, tidak terang kemuslihatannya (yang tidak dipahamkan artinya) dan
urusan urusan yang semata mata dikerjakan berdasar kepada memperhambakan diri
kepada Allah SWT.
Allh menjadikan anak sebagai ujian atau cobaan karena Dia hendak melihat apa yang
diperbuat dan dilakukan seorang hamba terhadapnya. Apakah dia mau mensyukurinya dan
menunaikan nikmat yang diperolehnya itu? Ataukah, malah sibuk dengannya sehingga
melupakan hak-hak Allh (Quthb, 2003, hlm. 175).
Kedudukan anak sebagai fitnah maksudnya adalah orang tua yang mendapat kepercayaan
untuk membesarkan dan mendidik anak itu diuji seberapa jauh ia dapat sabar dan
bertanggung jawab dalam mengemban amanat dari Allah Maha Pencipta.
Pertanggungjawaban tersebut tidak sekedar menyangkut masa kini, melainkan melibatkan
juga masa depannya (Soelaeman, 1994, hlm. 139).
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa yang bunuh diri dengan benda
tajam, maka benda tajam itu akan dipegangnya untuk menikam perutnya di neraka Jahanam.
Hal itu akan berlangsung terus selamanya. Barang siapa yang minum racun sampai mati, maka
ia akan meminumnya pelan-pelan di neraka Jahanam selama-lamanya. Barang siapa yang
menjatuhkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka ia akan jatuh di neraka Jahanam selama-
lamanya.
Pemerataan ekonomi
Al-Baqarah(Q.S. : 2 : 233)
44. Menyebutkan hokum ber KB
Ber-KB bisa hukumnya makruh bagi pasangan suami istri tidak ada hambatan/kelainan
untuk mempunyai keturunan. Karena hal tersebut bertentangan dengan tujuan
perkawinan menurut agama. Yaitu untuk menciptakan rumah tangga yang bahagia
dan mendapat keturunan yang sah
Ber-KB bisa haram (berdosa) apabila yang melaksanakan kb melakukan cara yang
bertentangan dengan norma agama seperti vasektomi (sterilisasi suami) dan abortus
(pengguguran)
45. Menjelaskan hokum ber KB menjadi wajib
di Indonesia perkumpulan KB sudah ada sejak Tahun 1957 dan Tahun 1968 Presiden
mengintruksikan kepada Menteri Kesejahteraan Rakyat melalui SK Presiden No. 26 Tahun 1968
untuk membentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional
a. Sedekah Jariyah