Anda di halaman 1dari 13

STUDENT PROJECT

LAPORAN KELUARGA BINAAN


IPE 2: PROBLEM PRIORITY AND INTERVENTION

Oleh :

Ni Made Gani Pratiwi 1708551068


Ni Luh Putu Erika Putri Jayantini 1708551070
Raymond Timothy Elkurnia 1702511070
Natasha Lumongga Bernadette 1702511075
Clara Ratu Angela Christi 1702511077
Rizaldy Wahyudinata Danupoyo 1702511080
Cindy Gracia Trisina 1702511208
I Made Andika Tresnanda Putra 1702541036
Ni Made Diah Rumini Dewi 1702561046
Yubilia Natalie 1702531036
Ni Kadek Konik Damayanti Putri 1702521060
Daniel Harley Harsono 1702551037

Dusun : ​Panca Kertha


Keluarga Binaan : ​Keluarga Marulah Sihombing
Dosen Pembimbing : ​Ns. I Gusti Ayu Ary Antari, S.Kep., M.Kep., Sp.KMB

UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Pertama-tama, kami ingin memanjatkan puja-puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan ​Student Project
untuk tugas ​Inter-Professional Education (IPE) ini dengan lancar dan tepat waktu. ​Student
Project ini telah kami selesaikan tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang membantu
menyelesaikan dan melengkapi segala kekurangan dalam penyusunan ​Student Project ini.
Maka dari itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. I Gusti Ayu Ary Antari, S.Kep., M.Kep., Sp.KMB sebagai dosen pembimbing
Kelompok IPE 36 yang secara tidak langsung berperan dalam membantu penyusunan
Student Project​ ini.
2. Bapak Marulah Sihombing sebagai kepala keluarga dari keluarga binaan kami yang
secara tidak langsung juga berperan dalam membantu penyusunan ​Student Project​ ini.
3. Bapak A.A. Bagus Surya Artha sebagai Kepala Dusun Panca Kertha yang secara tidak
langsung berperan dalam membantu penyusunan ​Student Project​ ini.
4. Serta teman-teman dan berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
Student Project​ ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kami menyadari masih banyaknya kekurangan pada ​Student Project ini. Oleh karena
itu, kami berharap pada seluruh pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun agar ​Student Project ini lebih baik selanjutnya. Akhir kata kami berharap
Student Project​ ini dapat bermanfaat bagi khalayak luas.
Om Santih, Santih, Santih, Om.

Penulis
ABSTRAK

Interprofessional Education (​ IPE) merupakan suatu proses pembelajaran kolaborasi


dua atau lebih mahasiswa profesi kesehatan yang berbeda dengan tujuan dalam meningkatkan
​ ehingga dapat meningkatkan kualitas hidup klien. Proses
kolaborasi ​interprofessional. S
pembelajaran IPE di Universitas Udayana dilaksanakan di keluarga binaan masing-masing
yang telah diperoleh dari kepala lingkungan di daerah Denpasar. Kualitas hidup masyarakat
dapat ditingkatkan dengan menganalisis suatu permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan kesehatan. Dusun Panca Kertha Desa Tegal Kertha merupakan dusun yang tidak
begitu jauh dari kota Denpasar. tetapi masyarakat di dusun ini masih ada yang belum
mendapatkan kesehatan yang optimal, sehingga masih banyak ditemukan masyarakat yang
kurangnya kesadaran dan pengetahuan untuk pencegahan. Hal tersebut dapat memperburuk
kondisi kesehatan apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….…….…..i
ABSTRAK……………………………………………………………………………........ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….…....iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………....……………1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………...2
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….2
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………………………...2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Analisis Dari Segi Situasi, Kondisi Sosial Ekonomi, Dan Kondisi Lingkungan Tempat
Tinggal Keluarga Binaan……………………………………………………….…………..3
2.2 Analisis Faktor Risiko Berdasarkan Hasil Wawancara…………………...…………...4
2.3 Analisis Perencanaan Intervensi Lanjutan Kepada Keluarga Binaan……….………...4
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan…………………………..………………………………………………...6
DAFTAR PUSTAKA……………………………….………………………………………7
Lampiran 1. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan metabolik dengan etiologi multifactorial.
Penyakit ini ditandai dengan hiperglikemia kronis dan mempengaruhi metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Penyandang DM akan ditemukan dengan berbagai gejala
seperti poliuria (banyak berkemih), polydipsia (banyakminum) dan polifagia (banyak makan)
dengan penurunan berat badan. DM jangka waktu lama menimbulkan rangkaian jangguan
metabolik yang menyebabkan kelainan patologis makrovaskular dan mikrovaskular
(​Azrimaidaliza,2011)​.
Klasifikasi etiologi kelainan glikemia (DM) yaitu Tipe 1, ditandai dengan kegagalan
produksi insulin yang parsial atau total oleh sel-sel B pankreas. Faktor penyebab masih belum
dimengerti dengan jelas tetapi beberapa virus tertentu, penyakit autoimun dan faktor-faktor
genetik mungkin turut berperan. Tipe 2, ditandai dengan resistensi insulin ketika hormon
insulin diproduksi dengan jumlah yang tidak memadai atau dengan bentuk yang tidak efektif.
Ada korelasi genetik yang kuat pada tipe diabetes ini dan proses terjadinya berkaitan erat
dengan obesitas. Anak dengan diabetes tipe 2 dilaporkan memiliki riwayat penyakit
kardivaskular dalam keluarga dan atau sindrom metabolik. Diabetes Melitus tipe lainnya
berupa defek genetik pada fungsi sel-B, defek genetik pada kerja insulin, penyakit pada
kelenjar eksokrin pankreas, endokrinopati, ditimbulkanolehobat-obatanatauzat kimia,infeksi,
bentuk immune-mediated diabetes yang langka. Kadang-kadang sindrom genetik lain yang
disertai diabetes. Diabetes gestasional :bentuk diabetes yang terjadi selama kehamilan.
Kebanyakan, tapi tidak semuanya,akansembuhsetelahmelahirkan (​Azrimaidaliza,2011)​.
Faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan DM antara lain: Faktor tetap yaitu
umur, jenis kelamin, genetik, suku, riwayat keluarga. Faktor perilaku yaitu konsumsi zat gizi
(karbohidrat, protein, lemak, serat) dan aktivitas fisik. Faktor sosial-ekonomi, budaya, dan
lingkungan yaitu status kerja dan pendidikan. Faktor intermediet yaitu obesitas, hipertensi,
penyakit mental serius, kondisi psikologis (Garnita, 2012).
Saat ini diperkirakan terdapat 285 juta penduduk dunia yang menderita diabetes,
meningkat tahun dibandingkan 2008 ketika penderita diabetes mencapai 246 juta penduduk.
Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 380 juta pada tahun 2025, atau setara
dengan 7,1% dari total penduduk biasa pada tahun tersebut dan akan meningkat lagi menjadi
439 juta penduduk pada tahun 2030 (Garnita, 2012). DM di Indonesia telah menjadi masalah
kesehatan yang cukup penting. Berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2009, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia mencapai 21,3
juta orang.
Melalui program IPE di Universitas Udayana ini, kami sebagai calon tenaga kesehatan
yang terdiri dari pendidikan dokter, pendidikan dokter gigi, keperawatan, farmasi, fisioterapi,
psikologi dan kesehatanmasyarakat, ingin melakukan sebuah intervensi dan ingin
memberikan edukasi mengenai cara menangani, mongobati, dan mencegah penyakit DM.
Dimana tujuan kami melakukan intervensi dan edukasi ini yaitu untuk meningkatkan kualitas
hidup dari masyarakat. Oleh karena itu, kami sebagai calon tenaga kesehatan yang
professional ingin mencoba untuk membantu menangani kasus Diabetes Militus yang diderita
oleh Ibu Sureani Lumbangaol yang merupakan salah satu warga di Dusun Dusun Panca
Kertha, Desa Tegal Kertha, Denpasar.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam Student Project ini adalah:
1. Bagaimana analisis situasi, kondisi sosial-ekonomi dan lingkungan tempat tinggal
keluarga angkat?
2. Bagaimana analisis faktor risiko berdasarkan wawancara?
3. Bagaimana perancanaan intervensi lanjutan kepada keluarga angkat?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari Student Project ini adalah:
1. Untuk mengetahui situasi dan kondisi sosial-ekonomi dan lingkungan tempat tinggal
keluarga angkat.
2. Untuk mengetahui analisis faktor risiko berdasarkan hasil wawancara dengan
keluarga angkat.
3. Untuk mengetahui analisis perancanaan intervensi lanjutan kepada keluarga angkat.
1.4. Manfaat Penulisan
1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menentukan skala prioritas
permasalahan yang ada.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk merencanakan intervensi yang
diberikan.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Analisis Dari Segi Situasi, Kondisi Sosial Ekonomi, dan Kondisi Lingkungan
Tempat Tinggal Keluarga Binaan
Keluarga binaan yang kami pilih untuk diberikan intervensi adalah keluarga lansia
dengan 2 anggota keluarga. Kepala keluarga bernama Bapak Marulah Sihombing yang
berusia 75 tahun. Kepala keluarga memiliki seorang istri yang bernama Sureani Lumbangaol
yang berusia 73 tahun. Kedua suami istri ini bertempat tinggal Jl. Gunung Bromo, Banjar
Panca Kertha, Desa Tegal Kertha, Denpasar, Bali. Keluarga ini telah dikaruniai 2 orang anak
laki-laki dan 1 orang anak perempuan serta 7 orang cucu. Bapak Marulah selaku kepala
keluarga dan istri tidak bekerja sedangkan pemasukan sehari-hari berasal dari kiriman uang
anak-anak mereka yang sudah bekerja. Bapak Marullah mendapat tunjangan kira-kira
1.500.000 per bulan yang didapat dari ketiga anaknya. Keluarga Bapak Marulah nampak
sebagai keluarga dengan kondisi ekonomi menengah, kondisi ekonomi dapat dilihat dari
ukuran rumah yang cukup untuk menampung kedua suami istri, kebutuhan yang tercukupi
serta akses kesehatan yang memadai seperti keterpenuhan konsumsi obat rutin dan dapat
memeriksakan kesehatan ke dokter apabila sakit. Keluarga ini juga memiliki sebuah
kendaraan berupa sepeda motor matic.
Kerukunan dan keharmonisan sangat terlihat dalam keluarga ini, komunikasi antara
orang tua dan anak terjalin baik walaupun para anak-anak sudah tidak tinggal satu rumah
dengan orang tua. Setiap satu hingga dia minggu sekali anak-anak dari Bapak Marulah
menyempatkan untuk menjenguk orang tua mereka, anak-anak juga rutin mengantarkan
Bapak Marulah dan Istri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke Rumah Sakit. Aktifitas
sosial yang dilakukan oleh Bapak Marulah dan istrinya antara lain bercengkrama dengan
tetangga setiap berjalan pagi dan sore di lingkungan sekitar rumah. Bapak Marulah dan istri
juga tergabung dalam kegiatan arisan bulanan yang dilakukan di lingkungan rumah tetangga
sekitar.
Bapak Marulah Sihombing bertempat tinggal di Dusun Panca Kertha, Desa Tegal
Kertha. Rumah yang dimiliki bapak Marulah Sihombing seluas 60 meter​2​, yang terdiri dari 2
kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang tamu dan garasi. Berdasarkan indikator penilaian
rumah sehat yang dapat dilihat dari segi komponen rumah yaitu cukup baik, dimana lantai
yang terbuat dari keramik, dinding rumah yang bersih, di ruang tamu terdapat jendela dan
ventilasi namun di setiap kamar hanya terdapat ventilasi saja, sehingga kurangnya
pencahayaan, kelembaban udara dan pertukaran udara. Kondisi lingkungan tempat tinggal
bapak Marulah Sihombing cukup bersih, dan rapi di dalam bagian luar rumah serta bagian
ruang tamu. Selain itu, kondisi lingkungannya cukup luas dan nyaman ketika kami
melakukan wawancara.
2.2 Analisis Faktor Resiko Berdasarkan Wawancara
Pada semester ini penulis mengumpulkan informasi tentang keluarga binaan melalui
wawancara. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan dapat ditemukan beberapa faktor
resiko yang menyebabkan penyakit diabetes yaitu dari pola hidup dan faktor keturunan. Dari
dua faktor yang ditemukan faktor keturunan tidak terlalu berpengaruh karena berdasarkan
hasil wawancara dengan Bapak Marulah Sihombing dan Ibu Sureani Lumbangaol
mengatakan bahwa kakak dari Ibu Sureani yang mengidap penyakit diabetes dan dari
keluarga Ibu Sureani tidak ada lagi yang mengidap penyakit diabetes. Berdasarkan hal
tersebut faktor genetik hanya berpengaruh beberapa persen. Kemudian pola hidup sehat
merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus diingat. Salah satunya pola makan
yang merupakan suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan
maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau
membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari juga merupakan pola makan
seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya. Dari hasil
pemaparan Ibu Sureani faktor pola hidup sangat memengaruhi kondisi beliau saat ini karena
sebelum mengidap penyakit diabetes Ibu Sureani tidak mengontrol atau membatasi makanan
yang dikonsumsi. Dahulu Sejak 10 tahun terakhir Ibu Sureani sudah mengurangi konsumsi
makanan yang tinggi lemak, karbohidrat, dan kolesterol. Selain mengurangi konsumsi
makanan-makanan tersebut beliau juga sering berjalan di daerah kompleks rumahnya selama
lima menit setiap pagi dan sore untuk menggerakan otot-ototnya mengingat bukan hanya pola
makan yang sangat penting untuk diatur melainkan melakukan kegiatan olahraga sangat baik
dilakukan untuk kesehatan. Selain itu, kami juga mewawancarai mengenai kesehatan bapak
Marulah, dimana bapak Marulah mengatakan bahwa masih sehat untuk melalukan aktivitas
dan masih mampu merawat ibu Sureani. Namun pak Marulah juga mengidap penyakit hernia
yang masih bisa beliau atasi. Masalah yang kami temui adalah ibu Sureani kurang
mengontrol makanan yang dikonsumsi. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan
ibu Sureani. Ketika ibu Sureani melalukan kontrol ibu Sureani diantar oleh anaknya atau
sopir anaknya. Selain itu, bapak Marulah dan ibu Sureani rutin di jenguk olah anak-anaknya.

2.3. Analisis Perencanaan Intervensi Lanjutan Kepada Keluarga Binaan


Intervensi dalam ranah kesehatan merupakan rencana tindakan yang akan diambil
oleh tim tenaga kesehatan setelah dilakukannya penetapan diagnosa medis. Perencanaan
dapat dirumuskan setelah kelompok mengetahui faktor risiko yang merupakan prioritas
masalah dari keluarga yang akan dijadikan keluarga binaan. Setelah mengetahui faktor risiko
pada keluarga binaan, maka kami memutuskan untuk menggunakan diabetes melitus sebagai
skala prioritas permasalahan. Berdasarkan hal tersebut, kami memutuskan untuk
menggunakan upaya promotif dan preventif sebagai skala prioritas intervensi yang dapat
dilakukan oleh penulis sebagai mahasiswa. Sebagai rangkaian upaya preventif kami,
pertama-tama kami akan melakukan dietary recall untuk mengevaluasi kebiasaan makan dan
jenis makanan yang dikonsumsi oleh Ibu Sureani. Selanjutnya yang kami lakukan adalah
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) terhadap pasien mengenai pola hidup sehat seperti:
menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik di waktu senggang dan memberikan informasi
makanan dan minuman sehat yang baik untuk mencegah dan mengontrol gula darah agar
terkontrol sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia yaitu 3J (Jumlah, Jenis, dan Jadwal Makan).1 Kami menyarankan jumlah makanan
sesuai dengan kebutuhan kalori keluarga binaan. Jenis makanan untuk karbohidrat seperti
nasi putih yang digantikan dengan beras merah, untuk protein seperti daging merah
digantikan dengan mengonsumsi ikan, untuk lemaknya bisa mengonsumsi buah buahan yang
mengandung lemak tidak jenuh seperti alpukat dan bisa juga mengonsumsi susu rendah
lemak. Jadwal yang disarankan adalah 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan selingan
untuk menjaga gula darah tetap stabil. Kemudian kami juga tetap mengontrol tekanan darah
dan menyarankan agar setiap 3 bulan untuk mengecek gula darah secara rutin ke rumah sakit
atau puskesmas terdekat. Selain itu juga kami memberikan KIE tentang pencegahan kram
kaki yang diderita oleh ibu Sureani akibat dari penyakit diabetes melitusnya. Hal itu juga
dibarengi dengan pemberian olahraga kecil yang dapat dilakukan oleh ibu Sureani.
Pemberian intervensi KIE diharapkan dapat mengubah perilaku keluarga binaan, sehingga
dapat mencegah komplikasi akibat penyakit diabetes melitus yang diderita, diharapkan juga
agar keluarga angkat memiliki kesadaran untuk mengontrol gula darah secara rutin ke
pelayanan kesehatan secara berkala sebagai upaya preventif (pencegahan). Melalui intervensi
tersebut, diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup keluarga
binaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari ​Student Project​ ini adalah:
1. Keluarga angkat terdiri dari kepala keluarga, istri, tiga orang anak, dan tujuh

orang cucu, namun hanya kepala keluarga dan istrinya saja yang masih bertempat
tinggal di Jl. Gunung Bromo, Banjar Panca Kertha, Desa Tegal Kertha, Denpasar,
Bali. Oleh karena itu, kami hanya dapat mewawancarai suami istri tersebut. Dari
segi ekonomi, keluarga angkat termasuk dalam ekonomi menengah. Keluarga
angkat memiliki hubungan yang rukun dan harmonis meskipun anak-anak sudah
tinggal di rumah masing-masing. Rumah yang dihuni memiliki luas 60 meter​2 dan
terdiri dari 2 kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang tamu dan garasi. Rumah
termasuk kategori cukup baik dengan lantai dari keramik, dinding rumah bersih,
dan ventilasi berupa jendela di ruang tamu, namun di setiap kamar hanya terdapat
ventilasi saja tanpa jendela, sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan di dalam
kamar kurang. Keluarga angkat sering bersosialisasi dengan tetangga sekitar
dengan jalan pagi dan sore di sekitar rumah serta Ibu Suraeni kerap kali mengikuti
arisan bulanan di lingkungan rumah tetangga sekitar.

2. Faktor risiko yang dapat diketahui melalui wawancara yaitu faktor keturunan

(genetik) dan kebiasaan pola makan yang tidak baik dari Ibu Suraeni;

3. S
​ etelah mengetahui faktor risiko dari keluarga angkat, kami memutuskan diabetes

melitus sebagai skala prioritas permasalahan. Intervensi selanjutnya yang dapat


diberikan oleh mahasiswa kepada keluarga angkat adalah melakukan upaya
promotif dan preventif. Pertama-tama kami akan melakukan dietary recall untuk
mengevaluasi kebiasaan makan dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh Ibu
Sureani. Kemudian kami akan memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE) mengenai pola hidup sehat agar tingkat gula darah Ibu Sureani dapat terjaga
dengan baik dan kondisi kesehatannya tetap baik
DAFTAR PUSTAKA

Azrimaidaliza, A. (2011). Asupan Zat Gizi dan Penyakit Diabetes Mellitus. ​Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas​, ​6​(1), 36-41.
Garnita, D. (2012). Faktor Risiko Diabetes Melitus di Indonesia (Analisis Data Sakerti 2007).
Fakultas Kesehatan Masyarkat Universitas Indonesia Depok.​
Infodatin (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI)
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatindiabetes.pdfdiakses
tanggal 12 Juni 2019
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2009). ​Tahun 2030Prevalensi Diabetes Melitus
DiIndonesia Mencapai 21,3 Juta Orang.​ [Online] Available at:
http://www.depkes.go.id/index.php?vw​ =2&id=414
Lampiran 1. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai