Anda di halaman 1dari 87

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA

TENTANG PENGENDALIAN HIPERTENSI DENGAN


DIET RENDAH GARAM DI DESA HABEAHAN
KECAMATAN LINTONGNIHUTA
KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN
TAHUN 2022

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Oleh:
DESI BERKAT.M SIRINGORINGO
NIM: 1902002

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN BARU JALAN BUKIT INSPIRASI
SIPALAKKI KECAMATAN DOLOKSANGGUL
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN 2022

i
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA
TENTANG PENGENDALIAN HIPERTENSI DENGAN
DIET RENDAH GARAM DI DESA HABEAHAN
KECAMATAN LINTONGNIHUTA
KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN
TAHUN 2022

KARYA TULIS ILMIAH

DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

Diajukan Oleh:

DESI BERKAT.M SIRINGORINGO


NIM: 1902002

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN BARU JALAN BUKIT INSPIRASI
SIPALAKKI KECAMATAN DOLOKSANGGUL
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA
TENTANG PENGENDALIAN HIPERTENSI DENGAN
DIET RENDAH GARAM DI DESA HABEAHAN
KECAMATAN LINTONGNIHUTA
KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN
TAHUN 2022

Diajukan Oleh :

Desi Berkat.M Siringoringo


NIM : 1902002

Telah Disetujui Oleh :


Pembimbing

(Debora Simamora,SKM,MKM)
NIDN : 0127128402

Doloksanggul,
Ka. Prodi
D-III Keperawatan STIKES Kesehatan Baru

(Lidia E. Silaban, S. Kep, Ns.MKM)


NIDN: 0104068504
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
Nama : Desi Berkat.M Siringoringo
Tempat/ Tanggal Lahir : Lumban Sipinggan, 05 april 2001
Agama : Kristen Protestan
Anak Ke : 3 dari 6 Bersaudara

B. Nama Orang Tua


Nama Ayah : Hiras Siringoringo
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Riama Manurung
Pekerjaan : Petani
Alamat : Lumban Sipinggan

C. Riwayat Pendidikan
Tahun 2006-20012 : SD Swasta No.1 HKBP Sabungan
Lintongnihuta
Tahun 2012-2015 : SMP Negeri 2 Lintongnihuta
Tahun 2015-2018 : SMA Negeri 1 Lintongnihuta
Tahun 2018-2021 : D- III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kesehatan Baru
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA
TENTANG PENGENDALIAN HIPERTENSI DEGAN
DIET RENDAH GARAM DI DESA HABEAHAN
KECAMATAN LINTONGNIHUTA
KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN
TAHUN 2022

ABSTRAK

Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang


mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah,
terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkannya Diet rendah
garam mempengaruhi tekanan darah pada penderita hipertensi. Gaya
hidup melalui pendekatan diet untuk menangani hipertensi berfokus pada
menurunkan asupan natrium, mempertahankan asupan kalium yang cukup,
dan mengurangi asupan lemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia Tentang Pengendalian
Hipertensi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantatif dengan desain cross
Sectional. melihat hubungan antara variabel independen (Pengetahuan,
Sikap) dengan variabel dependen (Pengendalian Tekanan Darah Tinggi)
dan kemudian melakukan analisa data dengan menggunakan tabel
distribusi frekuensi yaitu pengukuran pada saat bersamaan untuk
mengetahui Dengan populasi sebanyak 35 orang dan sampel sebanyak 35
Total Sampling.
Dari hasil uji chi-square diperoleh uji chi-square hitung (6.629 >chi-
square tabel>df=2 (5,991)) maka ada Hubungan pengetahuan dengan
penngendalian hipertensi. Dengan menggunakan Uji Chi-Square tingkat
kepercayaan 95% (a=0,05) diperoleh square hitung (4.010>chi-square
tabel>df=1(3,841)) maka ada Hubungan antara sikap dengan pengendalian
hipertensi. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% (0,05).
Kesimpulan penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan
untuk melakukan penyuluhan/promosi tentang pengendalian hipertensi.
Supaya tidak terjadi masalah kesehatan yang berhubungan dengan
Hipertensi. Kepada Responden agar lebih aktif dalam mempelajari, melihat
informasi tentang pengendalian Hipertensi supaya lebih peduli dengan
kesehatan.

Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Pengendalian Hipertensi


Daftar Pustaka: 20 Sumber (2017-2022)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan atas kasih dan Rahmat-Nya yang
melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA
TENTANG PENGENDALIAN HIPERTENSI DENGAN DIET RENDAH
GARAM DI DESA HABEAHAN KECAMATAN LINTONGNIHUTA
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2022”.
Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak baik secara langsung. Oleh
karena itu, Penulis mengucapkan Terimakasih banyak Kepada Bapak/Ibu
yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Ini:
1. Dr. Drs. Pantas H Silaban, MBA, Selaku Ketua Yayasan Kesehatan
Baru yang telah menyediakan sarana dan prasarana di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kesehatan Baru, demi kelancaran penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
2. Adelima CR Simamora, SST, S. Kep, Ns, M. Kes, Selaku Koordinator
Pendidikan Prodi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kesehatan Baru yang telah memberi dukungan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Nova Sontry Node Siregar, SKM, M. Kes, Selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Baru yang telah memberi dukungan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Lidya E. Silaban, S. Kep. Ns, MKM, Selaku Ka. Prodi D III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesehatan Baru, sekaligus dosen
penguji I yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
5. Debora Natalia Simamora, SKM, MKM, Selaku Dosen Pembimbing
yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Mayes Felda Simamora, SKM, M. Kes Selaku Penguji II yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis untuk

i
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
7. Kepala Puskesmas Kecamatan Lintongnihuta, Bidan Desa Habeahan,
Kepala Desa, Aparat Desa yang bekerja di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis sebagai tempat penelitian
dan memberikan izin untuk meneliti pada saat penelitian Karya Tulis
Ilmiah.
8. Kepada seluruh responden yang sudah bersedia menjadi sampel
penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Dosen beserta seluruh Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesehatan
Baru yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis.
10. Teristimewa Kepada Orang Tua Penulis, Ayahanda H. Siringoringo dan
Ibunda R. Manurung dan saudara/i (Abang Saya Benget Siringoringo,
Kakak Saya Nurtetty Siringoringo, Junus Siringoringo, Mastauly
Siringoringo, Revan Siringoringo), yang telah memberikan bantuan
dana, materi, dan dorongan kepada penulis dalam mengerjakan
penelitian ini
11. Rekan seangkatan penulis angkatam XIX yang telah membantu dan
memberikan saya semangat kepada penulis terutama Kepada Teman
Satu Bimbingan Saya Feronika Lumban Gaol dan Tio Purba yang telah
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan Proposal Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.
12. Keluarga Asuh Penulis (Tio Purba, Aldoion Sirongoringo, Kezia
Napitupulu) yang telah memberikan dukungan dan semangat bagi
saya.

ii
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari teknik
penulisan, materi maupun bahasa. Dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik, saran yang membangun demi kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Doloksanggul, 2022
Penulis

Desi Berkat.M Siringoringo


NIM: 1902002

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR.................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................... v
DAFTAR SKEMA ...................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ................................................................. 1
1.2 RumusanMasalah ........................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 5
1.3.1 TujuanUmum ........................................................ 5
1.3.2 TujuanKhusus ....................................................... 5
1.4 ManfaatPenelitian ........................................................... 5
1.4.1 Bagi Peneliti .......................................................... 5
1.4.2 Bagi Responden ................................................... 5
1.4.3 Bagi Tempat Penelitian ......................................... 6
1.4.4 BagiIntitusi Pendidikan ........................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengetahuan ................................................................... 7
2.1.1 Pengertian ........................................................... 7
2.1.2 Tingkat Pengetahuan............................................ 7
2.1.3 Kriteria Tingkat Pengetahuan ............................... 8
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 8
2.2 Sikap ............................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Sikap .................................................. 10
2.2.2 Pengelompokan Sikap .......................................... 11
2.2.3 Fungsi Sikap ......................................................... 11
2.2.4 Pengukuran Sikap ................................................ 12
2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap ............. 13
2.3 Lansia.............................................................................. 14
2.3.1 Pengertian Lansia ................................................. 14
2.3.2 Klasifikasi Lansia .................................................. 14
2.3.3 Perubahan Yang Terjadi Lansia ........................... 14
2.3.4 Penyakit yang Sering Terjadi Pada Lanjut Usia .... 16
2.4 Hipertensi ........................................................................ 19
2.4.1 Defenisi Hipertensi ................................................. 19
2.4.2 Penyebab Hipertensi .............................................. 19

iv
2.4.3 Klasifikasi Hipertensi .............................................. 20
2.4.4 Pengendalian Hipertensi ........................................ 27
2.5 Kerangka Konsep ............................................................ 28
2.6 Hipotesa .......................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ............................................................... 30
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................... 30
3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................... 30
3.2.2 Waktu Penelitian ..................................................... 30
3.3 Populasi Dan Sampel....................................................... 30
3.3.1 Populasi ................................................................. 30
3.3.2 Sampel .................................................................... 31
3.4 Jenis Dan Metode Pengumpulan Penelitian ................... 31
3.4.1 Jenis Data ............................................................. 31
3.4.2 Pengumpulan Data ............................................... 31
3.5 DefinisiOperasional ......................................................... 32
3.5.1 Variabel Penelitian ............................................... 32
3.6 Aspek Pengukuran .......................................................... 33
3.6.1 Pengetahuan ........................................................ 33
3.6.2 Sikap..................................................................... 34
3.7 Pengolahan Data Dan Tehnik Analisa Data...................... 34
3.7.1 Pengolahan Data ....................................................... 34
3.7.2 Tenik Analisa Data ..................................................... 35
3.7.3 Uji Hipotesa ............................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian ........................ 37
4.2 Hasil Penelitian ............................................................... 37
4.2.1 Analisa Univariat ................................................... 37
4.2.2 Analisa Bivariat ..................................................... 39
4.3 Pembahasan ................................................................... 41
4.3.1 Distribusi Frekuensi Responden Mengenai Hubungan
Pengetahuan Lanjut Usia Tentang Pengendalian
Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam ............... 41
4.3.2 Distribusi Frekuensi Responden Mengenai Hubungan
Sikap Lanjut Usia Tentang Pengendalian
Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam………... 42
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................... 44
5.2 Saran ........................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KUESIONER

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.4 Variabel dan Definisi Operasional ..................................... 33

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan


Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia Tentang
Pengendalian Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam Di
Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2022 ................................... 38

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Lanjut


Usia Tentang Pengendalian Hipertensi Dengan Diet
Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun
2022 ................................................................................... 39

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hubungan Sikap Lanjut Usia


Tentang Pengendalian Hipertensi Dengan Diet Rendah
Garam DI Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022 ................. 40

vi
DAFTAR SKEMA

Skema 2.5 kerangka konsep “Hubugan Pengetahuan dan Sikap


Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi Dengan
Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun 2022” ......................................................................... 29

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Permohonan Penelitian


Lampiran II : Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran III : Surat Pengantar Kusioner Penelitian
Lampiran IV : Surat Pernyataan Menjadi Responden
Lampiran V : Kuesioner
Lampiran VI : Frekuensi Statistik Spss
Lampiran VII : Master Tabel
Lampiran VII : Master Data
Lampiran VIII : Lembar Dokumentasi

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja baik
muda maupun tua. Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling
mematikan di dunia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi
medis serius yang secara signifikan meningkatkan risiko jantung, otak,
ginjal, dan penyakit lainnya. Diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia
30-79 tahun diseluruh dunia menderita hipertensi, sebagian besar (Dua
pertiga) tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Diperkirakan 46% orang dewasa dengan hipertensi tidak menyadari bahwa
mereka memiliki kondisi tersebut. Kurang dari setengah orang dewasa
(21%) dengan hipertensi dapat mengontrolnya. Hipertensi merupakan
penyebab utama kematian dini diseluruh dunia. Salah satu target global
penyakit tidak menular adalah menurunkan prevalensi hipertensi sebesar
33% tahun 2010 dan 2030 (WHO, 2022).
Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah melebihi
nilai normal. Data yang diperoleh dari National Center of Health
Statistics (NCHC, 2017), prevalensi hipertensi pada penduduk umur ≥18
tahun di Amerika Serikat pada tahun 2015-2016 sebesar 29,0%, dengan
penyebab yang tidak diketahui sekitar 90-95% kasus. Suranti (2017)
memperkirakan kenaikan kasus hipertensi sekitar 80% terutama terjadi di
negara berkembang dan pada tahun 2025 menjadi 1,15 milyar jika
dibandingkan 639 juta kasus di tahun 2000 (Ardiansyah, 2012). Salah satu
upaya yang sudah dilakukan pemerintah yaitu melalui edukasi yang lebih
intensif tentang pentingnya perawatan hipertensi dengan pengobatan
tradisional melalui program, “Jamu Expo”.
Data dunia pada tahun 2016, prevalensi hipertensi pada kelompok
umur ≥ 18 tahun di Australia 19,0%, Inggris 20,3%, dan Afrika Selatan
25,2%. Berdasarkan data dunia Negara dengan prevalensi hipertensi

1
2

tertinggi pada Latvia 37,1% dan yang terendah pada republik Korea
12,8%, untuk prevalensi hipertensi pada 21,3%, Vietnam 21,0%, Malaysia
19,6%, Filipina 18,6%, Brunei Darussalam 17,9%, dan singapura 16,0%
(WHO, 2016).
Penderita hipertensi diperkirakan mencapai 1 milyar di dunia, dan dua
pertiga diantaranya berada di negara berkembang. Angka tersebut kian hari
kian menghawatirkan yaitu sebanyak 972 juta (26%) orang dewasa di dunia
menderita hipertensi. Angka ini terus meningkat tajam, dan diprediksi pada
tahun 2025 sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi
(WHO, 2019).
Hipertensi merupakan penyakit terbanyak pada usia lanjut di
Indonesia, dengan prevalensi 60,3% penderita. Hal ini, sangat
mengkhawatirkan mengingat penyakit jantung dan pembuluh darah
merupakan penyakit degeneratif yang menduduki tempat nomor satu
penyebab kematian di Indonesia (Kemenkes, 2017). Hipertensi banyak
terjadi pada kelompok usia 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun
(45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%), umur 65 tahun keatas (63,2%)
(Riskesdas, 2018). Estimasi jumlah kasus hipertensi yang ada di Indonesia
tahun 2018 sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di
Indonesia akibat hipertensi sebesar 477.218 kasus kematian (Riskesdas,
2018).
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal yang mendapat perhatian dari
semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik
jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan
penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu
(Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi masalah
utama di dunia. Hipertensi menjadi faktor risiko utama terjadinya penyakit
kardiovaskular yang mana menurut data WHO tahun 2015 menunjukkan
bahwa sekitar 1,13 Miliar orang yang ada di dunia menyandang penyakit
hipertensi dan Jumlah penyandang hipertensi ini akan terus meningkat
3

setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang
yang terkena penyakit hipertensi/menderita hipertensi, dan diperkirakan
juga setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat menderita hipertensi
dan komplikasi penyakit yang menyerang kesehatanya(P2PTM Kemenkes,
2020). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan jenis penyakit tidak
menular yang bersifat kronis dan dapat menyebabkan komplikasi pada
organ tubuh seperti jantung, ginjalotak, dan mata (Aprillia,2020).
Jumlah penderita Hipertensi di Indonesia sebanyak 70 juta orang
(28%), tetapi hanya 24% diantaranya merupakan Hipertensi terkontrol.
Prevalensi hipertensi pada populasi dewasa di Negara maju sebesar 35%
dan di Negara berkembang sebesar 40%. Prevalensi hipertensi pada orang
dewasa adalah 6-15% (Departemen Kesehatan RI, 2019).
Prevalensi hipertensi di Propinsi Sumatera Utara mencapai 6.7% dari
jumlah penduduk di Sumatera Utara, berdasarkan data Badan Litbangkes
Kementerian Kesehatan. Ini berarti bahwa jumlah penduduk Sumatera
Utara yang menderita hipertensi mencapai 12,42 juta jiwa tersebar di
beberapa Kabupaten (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut faktor-
faktor tersebut, hal yang dapat dilakukan oleh penderita dengan menjaga
pola makan, Salah satunya dengan diet rendah garam dan membatasi
konsumsi natrium di sesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam. Lanjut
usia pada umumnya mengalami Hipertensi sebagai salah satu masalah
kesehatan yang sampai saat ini masih dijuluki sebagai The Silent Killer,
merupakan suatu kondisi dimana tekanan pembuluh darah mengalami
peningkatan secara persisten ditandai dengan tekanan sistolik melebihi 140
mmHg dan diastolik >90 mmHg ketika dilakukan pemeriksaan berulang
dalam keadaan istirahat (WHO, 2019). Berdasarkan hasil dari beberapa
penelitian, hipertensi yang dialami oleh seseorang memiliki karakteristik
tertentu, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan tempat
tinggal (Riskesdas, 2018).
Berdasarkan jurnal Putu Ristyaning Ayu Sangging, Mia Rista Nila Sari,
4

2017 mengatakan bahwa pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan


cara farmakologis dan non-farmakologis. Pengobatan secara non-
farmakologis adalah dengan berolahraga dan menjaga pola makan seperti
diet rendah garam dan juga penggunaan bahan herbal. Sehingga dengan
dengan diet rendah garam akan sangat bermanfaat untuk penurunan
tekanan darah bagi penderita hipertensi (Ristyaning Ayu Sangging, Mia
Rista Nila Sari, 2017).
Di Provinsi Sumatera Utara, Hipertensi menjadi penyakit dengan
kasus tertinggi yaitu sebanyak 5.481 (64,29%), Gastritis dan Duodenitis
menjadi penyakit terendah yaitu sebanyak 3,59%. Salah satu wilayah
pesisir di Provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten Humbang
Hasundutan. Prevalensi hipertensi di Humbang Hasundutan mencapai
angka 33,78% (Dinkes Sumut, 2019).
Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2019
menyatakan prevalensi jumlah penderita hipertensi yang mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun 94.233
jiwa. Dan berdasarkan angka kesakitan di kabupaten humbang hasundutan
pada tahun 2016 adalah sebesar 46,2% dengan penyakit terbesar adalah
ISPA (30,30%), Hipertensi (10,30%), diare (10,24%), gastritis (9,26), dan
rematik (7,61%), dan pada tahun 2017 angka kesakitan untuk penderita
hipertensi sebesar 9281 jiwa (32,49%). (Dinkes, Humbang Hasundutan,
2019). Dari data yang didapatkan pada bulan mei tahun 2022, berdasarkan
hasil wawancara dengan perawat Puskesmas dan bidan setempat bahwa
lanjut usia yang menderita Hipertensi Di Desa Habeahan sebanyak 35
orang.
Berdasarkan survey diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia Tentang
Pengendlian Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan
Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2022”.
5

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana “hubungan pengetahuan dan sikap lanjut usia
tentang pengendlian hipertensi dengan diet rendah garam di Desa Habeahan
Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2022”.
1.3 Tujuan Penelitia
1.3.1 Tujuan umum
Untuk Mengetahui “hubungan pengetahuan dan sikap lanjut usia
tentang pengendlian hipertensi dengan diet rendah garam di Desa
Habeahan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022”.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui hubungan pengetahuan lanjut usia tentang
pengendalian hipertensi dengan diet rendah garam di Desa
Habeahan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan
2) Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap lanjut usia
tentang pengendlian hipertensi dengan diet rendah garam di Desa
Habeahan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan .
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adala:
1.4.1 Bagi Responden
Mengetahui manfaaat diet rendah ggaram terhadap pengendalian
hipertensi.
1.4.2 Bagi peneliti
Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh penulis selama
pendidikan di D-III Keperawatan dan sebagai persyaratan dalam
menyelesaikanPendidikan Ahli Madya Keperawatan di STIKes Kesehatan
Baru.
6

1.4.3 Bagi Tempat Peneliti


Sebagai informasi dan masukan bagi setiap individu dan keluarga
tentang diet rendah garam terhadap pengendalian hipertensi pada lansia.
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan
Pendidikan Sebagai referensi dalam memperkaya ilmu
pengetahuan para mahasiswa/mahasiswi dan dapat dijadikan salah satu
bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang
sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya Apa air, apa manusia,apa
alam dan sebagainya (Notoadmodjo 2017).
Pengetahuan adalah suatu hasil atau dari manusia atas
penggabugan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui.
Segenap apa yang diketahui tentang suatu objek tertentu (Suriasumantri
dalam Nurroh 2017).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Daryanto dalam Yunani (2017), pengetahuan seorang
terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda, dan
menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan yaitu sebagai
berikut:
1. Pemahaman (comprehension )
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat
menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpentasikan secara benar
tentang objek yang diketahui.
2. Penerapan (Aplikation)
Aplikasi diartikan apabila orang telah memahami objek tersebut
dapat menggunakkan dang mengaplikasikan prinsip yang diketahui
pada situasi yang lain.
3. Analisa (Analysis)
Analisis adalah kemampuan-kemampuan seseorang untuk
menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen- komponen pengetahuan yang terdapat dalam suatu
objek.
4. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

7
8

baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukkan


suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan
dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-kompenen
pengetahuan yang dimiliki.
5.Penilaian (evaluation)
Penilaian merupakan suatu kemampuan seseorang untuk
melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada
suatu kriteria atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
2.1.3 Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan menurut nursalam (2016) pengetahuan seseorang
dapat di interpretasikan dengan skala bersifat kualitatif,yaitu:
1. Pengetahuan baik : 76% - 100%
2. Pengetahuan cukup : 56% - 75%
3. Pengetahuan kurang : < 56%
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Fitriani dan Yuliana (2017), faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi
pengetahuan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk
menerima sebuah informasi. peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada
pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negative. Kedua
aspek ini menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu Semakin
banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap
positif terhadap objek tersebut. Pendidikan tinggi seseorang didapatkan
informasi baik maupun media massa.
2. Media massa / Sumber Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
nonformal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediatee
9

Impact), Sehingga menghasilkan menghasilkan perubahan dan


peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan bermacam-
macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang informasi baru. Sarana komunikasi seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain lain yang mempunyai
pengaruh besarterhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
3. Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tampa orang lain
maupun media massamelalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau
tidak. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan ketersidiaan
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang adadisekitar individu baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh ke
dalam individu yang berada pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi
karena adanya interaksi timbal balik yang akan direspon sebagai
pengetahuan.
5. Pengalaman
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun
pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.
6.Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap
seseorang sehungga pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak.
10

2.2 Sikap
2.2.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dari batasan-batasan diatas
dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Menurut Allport (1954, dalam Adventus MRL,2019) sikap
mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek .
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhdap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak.
Ketiga komponen itu secara bersama-sama membentuk suatu sikap
yang utuh (total attitude) dan dipengaruhi oleh pengetahuan, pikiran,
keyakinan dan emosi. Sikap mempunyai beberapa tindakan, diantaranya :
1. Menerima (valuing), pada tingkat individu, atau memperhatikan
stimulus yang diberika berupa objek atau informasi tertentu.
2. Merespon (respondin), pada tingkat ini individu akan memberikan
jawaban apabila ditanya mengenai objek tertentu dan menyelesaikan
tugas yang diberikan. Usaha individu menjawab dan menyelesaikan
tugas yang diberikan merupakan individu tersebut telah menerima idee
tersebut terlepas dari benar atau salah usaha yang dilakukan oleh
individu tersebut.
3. Menghargai (valuing), pada tingkat ini individu sudah mampu untuk
mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah, berarti individu sudah mempunyai sikap positif terhadap suatu
objek tertentu.
4. Bertanggung jawab (responsible), pada tingkat ini individu mampu
bertanggung jawab dan sikap menerima resiko dari sesuatu yang telah
dipilihnya. Tingkat ini merupakan sikap seseorang untuk menerika
suatu objek atau ide baru. (Adventus. MRL,2019).
11

2.2.2 Pengelompokan Sikap


Sikap dapat dikategorikan kedalam tiga orientasi pemikiran, yaitu
a. Berorientasi pada respon
Orientasi ini diwakili oleh para ahli seperti Louis Thurstone, Rensis
Likert dan Charles Osgood. Dalam pemandangan mereka, sikap adalah
suatu bentuk atau reaksi perasaan. Secara lebih operasional sikap
terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
(Favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(Unfavorable) terhadap objek tersebut.

b. Berorientasi pada skema triadic


Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan kostelasi
komponen-komponen kognitis, afektif yang saling berinteraksi dalam
memahami, mera akan dan berperilaku terhadap suatu sikap didifinisikan
sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (Afeksi), pemikiran
(kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu
askep suatu aspek lingkungan sekitarnya, (Adventus,MRL, 2019).
2.2.3 Fungsi Sikap
Pendekatan fungsional sikap berusaha menerangkan mengapa kita
mempertahankan sikap-sikap tertentu. Hal inii dilakukan dengan meneliti
dasar motivasi, yaitu kebutuhan apa yang terpenuhi bila sikap itu
dipertahankan. Mengemukakan lima fungsi dasar sikap yaitu :
a. Fungsi penyesuaian
Yaitu sikap yang dikaitkan dengan praktis atau manfaat dan
menggambarkan keadaan keinginannya atau tujuan.
b.Fungsi pembela ego
Yaitu sikap yang diambil untuk melindungi diri dari kecemasan atau
ancaman harga dirinya.
12

c. Fungsi expresi nilai


Yaitu sikap yang menunjukkan nilai yang diambil individu
bersangkutan.
d. Fungsi pengetahuan
Setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, ingin mengerti, ingin
banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan, yang mewujudkan
dalam kehidupan sehari-hari.
e. Fungsi penyesuaian emosi
Yaitu sikap yang diambil sebagai bentuk adaptasi dengan
lingkungannya.(Adventus.MRL, 2019).
2.2.4 Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap secara ilmiah dapat diukur, dimana sikap
terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode
pengukuran sikap adalah metode self report dan pengukuran
Involuntary Behavior:
a. Observasi perilaku
Untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu kita dapat
memperhatikan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu
indikator sikap manusia.
b. Penanyaan langsung
Individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya
sendiri, ia akan mengungkapkan secara terbuka apa yang dirasakannya.
c. Pengungkapan langsung
Pengungkapan secara tertulis yang dapat dilakukan dengan
menggunakan item tunggal yaitu memberi tanda setuju atau tidak
setuju, maupun menggungkapkan perasaan yang berkaitan dengan
suatu objek sikap.
d. Skala sikap
Skala sikap berupa kumpulan peryataan-pernyataan mengenai satu
objek sikap. Dari respon subjek pada setiap pernyataan kemudian
dapat disimpulkan mengenaii arah intensitas sikap seseorang.
13

2.2.5 Faktor-faktor yang memengaruhi sikap


a) Pengalaman pribadi
Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
b) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang
yang dianggap penting tersebut.
c) Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis
pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah
mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah
yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat
asuhnya.
d) Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan
secara objektif 14 cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,
akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
e) Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan
lembaga agama sangat menentukan system kepercayaan, tidaklah
mengherankan jika pada gilrannya konsep tersebut mempengaruhi
sikap.
f) Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan
yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran
frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
14

2.3 Lansia

2.3.1 Pengertian Lansia


Menurut World Health Organization (WHO), 2018, Lansia atau lanjut
usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan
mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu
ada yang menetapkan pada usia 60tahun, 65 tahun, dan ada juga yang
70 tahun. Lansia merupakan seseorang yang telah berusia >60 tahun dan
tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari (Ratnawati, 2017).

2.3.2 Klasifikasi Lansia


Klasifikasi lansia dibagi menjadi empat batasanberdasarkan usia
menurut WHO, antara lain:
a) Lanjut usia pertengahan (middle ege) dari usia45-59 tahun
b) Lanjut usia (elderly) dari usia60-74 tahun
c) Lanjut usia (old) dari usia75-90 tahun
d) Lanjut usia sangat tua (very old) ialah usia diatas 90 tahun.
2.3.3 Perubahan yang Terjadi pada Lansia
Perubahan yang terjadi pada lanjut usia menurut Utomo (2019) yaitu:
a. Perubahan Fisik

1. Sel Jumlah lebih sedikit, ukuran lebih besar, mekanismeperbaikan sel


terganggu.
2. Sistem genitorinuria Ginjal mengecil aliran darah ke ginjal menurun,
fungsi menururn, otot kandung kemih menurun, vesika urinaria susah
dikosongkan.
3. Sistem endokrin Produksi hormon menurun, menurunnya aktivitas
tiroid, menurunnya sekresi hormon kelamin.
4. Sistem integumen Kulit mengerut/ keriput, permukaan kulit kasar dan
bersisik, respon terhadap trauma menurun, kulit kepala dan rambut
15

menipis, elastisitas kulit berkurang, pertumbuhan kuku melambat,


kuku menjadi keras dan bertanduk, kelenjar keringat berkurang.
5. Sistem muskulokeletal Tulang kehilangan cairan dan semakin rapuh,
tafosis, tubuh menjadi lebih pendek, persendian membesar dan
menjadi kaku tendon mengerut dan menjadi sklerosis, atrofi serabut
otot. Sendi mengalami perubahan fisiologis yaitu penurunan kapasitas
gerakan, seperti: penurunan rentang gerak pada lengan atas, fleksi
punggung bawah, rotasi eksternal pinggul, fleksi lutut, dan dorsofleksi
kaki. Akibat dari gangguan fleksi dan ekstensi sehingga kegiatan
sehari-hari lansia menjadi terhambat.
b. Perubahan Psikologi
1 Pengamatan Memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyimak
keadaan sekeliling. Daya ingat Lansia cenderung masih mengingat
hal yang lama dibandingkan dengan hal yang baru penyakit yang
sering dialami lanjut usia.
2 Berpikir dan argumentasi Terjadi penurunan dalam pengambilan
keputusan/ kesimpulan.
3 Belajar Lebih berhati-hati dalam belajar, memerlukan waktu lebih
lama untuk dapat mengintegrasikan jawaban, kurang mampu
mempelajar hal-hal baru.
4 Perubahan sosial Lansia cenderung mengurangi bahkan berhenti
dari kegiatan sosial atau menarik diri dari pergaulan sosialnya.
membentuk alat reproduksi laki-laki terjadi, tapi defeminisasi tidak
terjadi dengan baik. Kesalahan-kesalahan dalam alam seperti ini
dapat terjadi di berbagai level, dari level genetis, level hormonal,
sampai dengan level morfologis. Karenanya, kelelakian atau
keperempuan mahluk hidup manusia kadang tidak sederhana yang
dibayangkan.
16

2.3.4 Penyakit yang sering dialami lanjut usia


Berikut penyakit yang sering dialami oleh lanjut usia:
1. Asma
Asma merupakan gangguan inflamasi kronis pada jalan nafas. Gejala
asma adalah gangguan pernapasan (sesak), batuk produktif terutama
pada malam hari, adanya allergen (debu, asap rokok), atau saat
menderita sakit seperti demam. Didefenisikan sebagai asma jika pernah
mengalami gejala sesak napas yang terjadi pada salah satu atau lebih
kondisi sebagai berikut: terpapar udara dingin dan/atau asap rokok
dan/atau stress dan/atau flu atau infeksi dan kelelahan atau alergi obat
dan makanan dengan disertai salah satu atau lebih gejala flu infeksi atau
sesak nafas lebih berat dirasakan pada malam hari atau menjelang pagi
dan jika pertama kali dirasakan sesak saat berumur <40 tahun (usia
serangan terbanyak) (Riskesdas, 2013). Asama merupakan sepuluh
besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia.
2. Diabetes miletus
Diabetes miletus (DM) adalah penyakit metabolisme yang merupakan
suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya
peningkatan kadar glukosa darah diatas nilai normal. Penyakit ini
disebabkan gangguan metabolism glukosa akibat kekurangan insulin
baik secara absolut maupun relatif. Ada 2 tipe diabetes miletus. Pertama,
diabetes tipe I/diabetes juvenile, yaitu diabetes yang umumnya didapat
sejak masa anak-anak, kedua, diabetes tipe II, yaitu diabetes yang
didapat setelah dewasa. Gejala diabetes antara lain rasa haus yang
berlebihan (polidipsi), sering kencing (poliuria) terutama malam hari,
sering merasa lapar (polifagi), berat badanyang turun dengan cepat,
keluhan lemah, kesemutan pada tangan dan kaki, gatal-gatal,
penglihatan jadi kabur, impotensi, luka sulit sembuh, keputihan, penyakit
kulit akibat jamur dibawah lipatan kulit, dan pada ibu-ibu sering
melahirkan bayi besar dengan berat badan <4 kg. Didefenisikan sebagai
DM jika pernah didiagnosa menderita kencing manis oleh dokter, tetapi
17

dalam satu bulan terakhir mengalami gejala sering lapar, sering haus,
sering buang air kecil dan dalam jumlah banyak, serta berat badan turun.
3. Hipertensi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah,
terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan
bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apabila tekanan darah diatas
140/100 itu menentukan bahwa tekanan darah naik atau hipertensi.
4. Osteoporosis
Osteoporosis terbagi menjadi 2 yaitu osteoporosis primer dan
sekunder. Osteoporosis primer pada lanjut usia biasanya terjadi pada
usia 70 tahun dan osteoporosis pascamenopause setelah wanita berusia
sekitar 50 tanun. Sedangkan osteoporosis sekunder, biasanya terjadi
akibat pemakaian obat-obatan jangka Panjang, mengidap penyakit
diabetes (kencing manis), penyakit gondok, rematik, dan penyakit
menahun lainnya.
Lanjut usia yang mengalami osteoporosis umumnya tidak
menunjukkan gejala apa-apa. Mereka juga tidak mengeluh. Biasanya
mereka baru menyadarinya setelah terjadi retak atau patah tulang akibat
terpeleset, tersandung, keseleo, atau hanya akibat benturan ringan.
5. Penyakit reumatik
Kemunduran fungsi motoric pada lanjut usia sering disebabkan oleh
penyakit rematik. Nyeri, kaku, dan rasa linu pada pergerakan, oleh orang
awam disebut reumatik. Penyakit reumatik telah dikenal sejak abad
kelima sebelum masehi. Istilah reumatik berasal dari kat rheumaticos
(Bahasa Yunani) atau rhematismos (Bahasa latin), cairan busuk yang
berasal dari otak menyebar ke sendi-sendi dan berbagai organ tubuh,
serta menimbulkan nyeri. Penyakit rematik memang ditandai dengan
keluhan utama rasa sakit atau pegal linu dan kaku. Dapat disertai
pembengkakan, kadang kadang terasa panas jika diraba, dan gangguan
18

gerak dan pelemahan otot.


6. Stroke
Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi saraf
local dan/global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan
fungsi saraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak nontraumatik. Gangguan saraf tersebut menimbulkan gejala,
kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak
jelas (pelo), mungkin perubahan kesadaran, gangguan penglihatan dan
lain-lain. Didefenisikan sebagai stroke jika pernah didiagnosis menderita
penyakit stoke oleh tenaga kesehatan, tetapi pernah mengalami secara
mendadak keluhan kelumpuhan pada satu sisi tubuh atau kelumpuhan
pada satu sisi tubuh atau yang disertai kesemutan atau ball satu sisi
tubuh atau mulut menjadi mencong tanpa kelumpuhan otot mata atau
bicara pelo atau sulit bicara/komunikasi dan/atau tidak mengerti
pembicaraan.
7. Tuberkolosis paru (TB paru)
Tuberkolosis adalah salah satu penyakit yang tertua yang pernah
diidentifikasi manusia. Tuberkolosis paru dapat ditularkan melalui
aerosol atau percikan dahak infeksius (droplet nuclei) yang terhirup
masuk saluran nafas. Penularan yang mudah inilah yang mendasari
hasil survey yang dilakukan WHO dibeberapa negara menghasilkan
estimatis bahwa sepertiga penduduk dunia telah terpapar oleh
tuberkolosis paru.
8. Asam urat
Asam urat adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh asam urat
yang masuk kedalam sendi. Jika kadar asam urat dalam darah
seseorang melebihi ambang normal maka asam urat ini akan masuk ke
organ organ tubuh khususnya ke dalam sendi. Sendi-sendi yang disukai
pada umumnya adalah sendi-sendi yang dingin seperti, jempol jari kaki,
pangkal jari jari kaki, pergelangan kaki. Tetapi kadang kadang juga
menyerang sendi lutut, tangan, siku, bahu, dan lain lain. Penyebab kadar
19

asam urat didalam darah menjadi tinggi bisa primer (ada faktor bawaan),
bisa sekunder, (faktor ddari luar, misalnya diet yang salah, penyait
tertentu). Bisa juga campuran antara primer dan sekunder.
2.4 Hipertensi
2.4.1. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau yang kita kenal dengan tekanan darah tinggi
merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkannya. Dengan demikian tubuh
menunjukkan reaksi lapar dan menyebabkan jantung harus bekerja lebih
keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apabila keadaan tersebut
berlangsung lama dan tidak segera diatasi, maka gejala penyakit tekanan
darah tinggi akan timbul. Adapula yang mengartikan bahwa hipertensi
adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai
dengan peningkatan tekanan darah (Adi Trisnawan, 2019).
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140
mmHg dan tekanan darh diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri,
2017). Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan
mortalitasnya (kematian) yang tinggi. Penyakit hipertensi merupakan
penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko yang
dimiliki seseorang (Oktaviarini et al, 2019).
2.4.2. Penyebab Hipertensi
Pernyataan Sutanto (2017) yang mengatakan sebagian besar
kasus hipertensi dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika kedua orang tua
memiliki riwayat penyakit hipertensi anaknya akan beresiko terkena
hipertensi, terutama pada hipertensi primer (essensial). Hal ini terjadi
karena adanya gen yang berhubungan dengan kejadian hipertensi yang
menurun pada dirinya. Meskipun secara statistik tidak ditemukan
hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga hipertensi dengan
kejadian hipertensi namun, dapat di lihat kecenderungan prevalensi
20

hipertensi yang ada riwayat keluarga hipertensi sebesar 40,0% yang


menderita hipertensi lebih besar dibandingkan yang tidak ada riwayat
keluarga hipertensi sebesar 19,3%. Penelitian yang dilakukan oleh
Adiningsih (2012) juga menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada
hubungan yang bermakna antara keturunan dengan hipertensi.
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mannan
dkk. (2012) mengatakan bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika kedua orang tuanya
menderita hipertensi. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga
hipertensi beresiko 4,36 kali.
2.4.3. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer
dan sekunder. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk ke dalam
kelompok hipertensi primer, sedangkan prevalensi hipertensi sekunder
hanya sekitar 5-8% dari seluruh penderita hipertensi (JNC 7).
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC* VII
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi Stage 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi Stage 2 >160 >100
*JNC- Joint National Commitee on the prevention, detection, evaluation
and
treatment of high blood pressure, yang berpusat di Amerika.
a) Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan
(Ardiansyah M.,2012):
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hipertensi yang
90% tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan
21

dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya:


a. Genetik
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi
mendapatkan penyakit hipertensi
b. Jenis kelamin dan usia
Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause
berisiko tinggi mengalami penyakit hipertensi.
c. Sedikit mengomsumsi tinggi garam atau kandungan lemak
Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan
kandungan lemak yang tinggi secara langsung berkaitan
berkembangnya penyakit hipertensi.
d. Berat badan obesitas
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan
dengan berkembangnya hipertensie Gaya hidup.
e. Merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang
terkandung dalam keduanya.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui
penyebabnya. Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit,
yaitu:
a. Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin
terjadi beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal.
Penyembitan pada aorta tersebut dapat menghambat aliran darah
sehingga terjadi peningkatan tekanan. Darah diatas area kontriksi.
b. Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan
penyakit utama penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi
renovaskuler berhubungan dengan penyempitan.
c. satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah
ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi
22

disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous dyplasia (pertumbuhan


abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan
infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur serta fungsi ginjal.
d. Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi
secara oral yang memiliki kandungan esterogen dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-mediate
volume expantion. Pada hipertensi ini, tekanan darah akan kembali
normal setelah beberapa bulan penghentian oral orang kontrasepsi
e. Gangguan endokrin, disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal
dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenalmediate
hypertension disebabkan kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan
katekolamin.
f. Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga
g. Stres juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah tinggi.
h. Kehamilan
i. Luka bakar
j. Peningkatan tekanan vaskuler

b) Patofisiologi
Hipertensi dapat disebabkan oleh penyebab spesifik (hipertensi
sekunder) atau dari etiologi yang tidak diketahui (hipertensi primer atau
esensial). Hipertensi sekunder (<10% kasus) biasanya disebabkan oleh
penyakit ginjal kronis (chronic kidnesy disease) atau penyakit renovascular.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hipertensi primer meliputi (Dipori,
et al.,2015):
a. Kelainan humoral yang melibatkan system renin angiotensin,
aldosteron, hormone natriuretic, atau resistensi insulin dan
hyperinsulinemia.
b. Gangguan pada susunan saraf, serabut saraf otonom, reseptor
adrenergic, atau baroreseptor.
c. Kelaimnan pada proses autoregulasi ginjal atau jaringan untuk
23

ekskresi natrium, volume plasma, dan penyempitan arteriolar.


d. Kekurangan sintesis zat yang menyebabkan vasiodilatasi dalam
endothelium vascular (prostasiklin, bradykinin, dsn nitrit oksida) atau
kelebihan zat yang menyebabkan vasokontriksi (angiotensin II,
endothelin I).
c) Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis Hipertensi Menurut Tambayong (dalam Nurarif
A.H., & Kusuma H., 2016), tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan
menjadi:
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan darah tidak teratur.
2.Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:
a. Mengeluh sakit kepala dan pusing
b. Mengeluh sakit kepala lemas dan kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. kesadaran menurun

d) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum melakukan
terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor lain atau
mencari penyebab hipertensi, biasanya diperiksa unaralis darah perifer
24

lengkap kemih darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa,


kolestrol total, kolestrol HDI, dan EKG). Sebagai tambahan dapat
dilakukan pemeriksaan lain seperti klirens kreatinin protein urine 24 jam,
asam urat, kolestrol LDL, TSH dan ekokardiografi. (Sutanto, 2010: 27).
e) Komplikasi
Beberapa komplikasi yang terjadi pada hipertensi adalah
a. Serangan jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan dan
penebalan arteri dinding pembuluh darah arteri. Ini disebut dengan
aterosklerosis. Aterosklerosis menyebabkan penyumbatan pembuluh
darah, sehingga jantung tidak mendapatkan cukup oksigen. Akibatnya,
Anda bisa terkena serangan jantung. Gejala peringatan serangan
jantung yang paling umum adalah nyeri dada dan sesak napas.
b. Gagal jantung
Saat tekanan darah tinggi, otot jantung memompa darah lebih keras
agar dapat memenuhi kebutuhan darah kesemua bagian tubuh. Hal ini
membuat otot jantung lama-lama menebal sehingga jangtung kesulitan
memompa cukup darah. konsekuensinya, gagal jantung bisa terjadi.
Gejala umum dari gagal jantung adalah sesak nafas, kekelahan,
bengkak dipergelangan, perut dan pembuluh darah dileher.
c. Stroke
Stroke bisa terjadi saat aliran darah kaya oksigen ke sebagian area otak
terganggu, misalnya karena ada sumbatan atau ada pembuluh darah yang
pecah. Penyumbatan ini terjadi karena adanya aterosklerosis dalam
pembuluh darah. Pada orang yang punyahipertensi, stroke mungkin terjadi
ketika tekanan darah terlalu tinggi sehingga pembuluh darah di salah satu
area otak pecah. Gejala stroke meliputi kelumpuhan atau mati rasa pada
wajah, tangan, dan kaki,kesulitan berbicara, dan kesulitan melihat.
d. Aneurisma
Tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan salah satu
bagian pembuluh darah melemah dan menonjol seperti balon, membentuk
25

aneurisma. Aneurisma biasanya tidak menyebabkan tanda atau gejala


selama bertahun-tahun. Namun, jika aneurisma terus membesar dan
akhirnya pecah, ini bisa mengancam nyawa.
e. Masalah ginjal
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan
pembuluh darah di ginjal menyempit dan melemah. Hal ini kemudian
dapat mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan penyakit ginjal
kronis.
f. Masalah mata
Tak hanya bisa memengaruhi pembuluh darah di ginjal, tekanan
darah tinggi juga bisa memengaruhi pembuluh darah di mata.
Pembuluh darah di mata juga bisa menyempit dan menebal akibat
tekanan darah tinggi. Pembuluh darah kemudian bisa pecah dan
mengakibatkan kerusakan mata, mulai dari penglihatan kabur sampai
kebutaan.
g. Sindrom metabolik
Sindrom metabolik merupakan kumpulan dari kelainan
metabolisme dalam tubuh. Salah satu faktor risikonya adalah tekanan
darah tinggi. Tekanan darah tinggi yang dibarengi dengan kondisi
kadar gula darah tinggi, kadar kolesterol tinggi (kadar kolesterol baik
rendah dan kadar trigliserida tinggi), dan lingkar pinggang besar
didiagnosis sebagai sindrom metabolik.
h. Kesulitan dalam mengingat dan fokus
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan
perubahan kognitif. Jika mengalami penyakit hipertensi akan mengalami
masalah dalam berpikir, mengingat, dan belajar. Tanda-tandanya seperti
kesulitan dalam menemukan kata-kata saat berbicara dan kehilangan fokus
saat dalam pembicaraan.
2.4.4. Pengendalian Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan
obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya
26

hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari
sendok teh (6 gr/hari), menurunkan berat badan, rokok, dan minuman
beralkohol. Olahraga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat
berupa jalan, lari, jongging, bersepeda selama 20-25 menit dengan
frekuensi 3-5x/hari.
Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan
stress. Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertesi
disarankan untuk berkonsultasi dengan doter.
Di indonesia terdapat pergeseran pola makan yang engarah pada
makanan cepat saji dan yang diawetkan yang kita ketahui mengandung
garam tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat mulai menjamu terutama
dikota-kta besar Indonesia.
Akhirnya dengan mencermati situasi diatas termasuk faktor resiko
terjadinya hipertensi diharapkan penderita dapat melakukan pencegahan
dan penatalaksanaan dengan modifikasi diet/gaya hidp atau obat-obatan
sehingga komplikasi yang terjadi dapat dihindarkan.
a. Diet rendah Garam
Gaya hidup melalui pendekatan diet untuk menangani hipertensi
berfokus pada menurunkan asupan natrium, mempertahankan asupan
kalium yang cukup, dan mengurangi asupan lemak. Pembatasan natrium
dapat menurunkandan memperkuat efek obat obatan anti hipertensi untuk
sebagian penderita hipertensi (LeMone, 2015). Tujuan dari diet hipertensi
untuk menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi (Almatsier, 2011). WHO
menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari
(ekuivalen dengan 2400 mg natrium).
Hasil penelitian Susanto (2010) konsumsi natrium yang berlebih
akan meningkatkan ekstraseluler dan cara untuk menormalkannya cairan
intraseluler ditarik keluar sehingga volume cairan ekstraseluler
meningkat dan akibat dari meningkatnya volume cairan ekstraseluler
tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah yang berdampak
27

pada timbulnya hipertensi. Penelitia ini sejalan dengan penelitian terkait


yang dilakukan oleh Mamoto dkk. (2012) hasilnya menunjukkan terdapat
hubungan yang bermakna antara asupan natrium dengan kejadian
hipertensi.
Diet rendah garam mempengaruhi tekanan darah pada penderita
hipertensi. Garam dapur mengandung natrium yang dibutuhkan tubuh
untuk mejalanlankan fungsi tubuh. Natrium berfungsi mengatur volume
darah, tekanan darah, kadar air, dan fungsi sel. Tetapi konsumsi garam
sebaiknya tidak berlebihan, asupan garam yang berlebihan terus menerus
akan memicu tekanan darah tinggi. Ginjal akan menahan natrium saat
tubuh kekurangan natrium. sebaliknya saat kadar natrium didalam tubuh
tinggi, ginjal akan mengeluarkan kelebihan tersebut melalui urin apabila
fungsi ginjal tidak optimal, kelebihan natrium tidak bisa dibuang dan
menumpuk didalam darah. Volume cairan tubuh akan meningkat dan
membuat jantung dan pembuluh darah bekerja lebih keras untuk
memompa darah dan mengalirkannya keseluruh tubuh. Tekanan darah
pun akan meningkat, Inilah yang terjadi pada hipertensi. Selama konsumsi
darah tidak berlebihan dan sesuai kebutuhan, kondisi pembuluh darah
akan baik, ginjal pun akan berfungsi baik, serta proses kimiawi dan faal
tubuh tetap berjalan normal tidak ada gangguan (Sutomo,2009).
Macam diet rendah garam yaitu:
1. Diet rendah garam I (200-400 mg)
Diet ini diberikan pada pasien dengan odema, asietas, dan
hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan
garam dapur, hindari makanan tinggi natrium.
2. Diet rendah garam II (600-800)
Diet ini berlaku kepada pasien odema, asietas, dan hipertensi tidak
terlalu berat. Dalam pengolahan makanannya boleh menggunakan
½ sendok teh garam dapur (2 gr).
3. Diet rendah garam IH (1000-1200 mg Na)
Diet ini diberikan pada pasien dengan odema atau hipertensi
28

ringan. Dalam pengolahan makanannya boleh menggunakan 1


sendok the (6 gr) garam dapur (Almatser).
b. Makanan yang harus dihindari
Ada beberapa makanan yang perlu dihindari atau setidaknya benar-
benar dibatasi oleh pengidap darah tinggi yaitu :
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru,
minyak kelapa dan gajih).
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
craker, keripik dan akanan kering yang asin).
c. Makanan dan minuman dala kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
d. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayuran/buah, abon,
ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai, kacang).
e. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta
sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(spi/kambing), kuning telur, kulit ayam.
f. Bumbu-bumbu seperti kecap, manggi, terasi, saus tomat, saus
sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya
mengandung garam natrium.
g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seprti durian dan
tape.
2.5 Kerangka konsep
Kerangka konsep pada penelitian “Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi Dengan Diet Rendah
Garam Di Desa Habeahan Kecamatan Humbang Hasundutan Tahun
2022”.
Skema 2.5 Kerangka Konsep “Hubugan Pengetahuan dan Sikap
Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi Dengan
Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan
Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun
2022”
29

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengendalian
1 Pengetahuan
Hipertensi Dengan
2 Sikap
zzz Diet Rendah
Garam

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel


dependen sedangkan variabel dependen atau terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah pengetahuan, sikap sedangkan variabel dependen
adalah pengendalian hipertensi.
2.6 Hipotesa
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ha: Ada Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia Tentang
Pengendalian Hipertensi Dengan Diet Rendah
Garam Di Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022.
Ho: Tidak ada Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia
Tentang pengendalian Hipertensi Dengan Diet
Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun 2022.
2. Ha: Ada Hubungan Sikap Lanjut Usia Tentang
Pengendalian Hipertensi Dengan Diet Rendah
Garam Di Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022
berdasarkan usia.
Ho: Tidak ada Hubungan Sikap Lanjut Usia Tentang
Pengendalian Hipertensi Dengan Diet Garam Di
Desa Habeahan Kecamatan Lintong nihuta
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022
berdasarkan usia.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif dengan desain
crossectional melihat hubungan antara variabel independen
(Pengetahuan, Sikap) dengan variabel dependen (Pengendalian Tekanan
Darah Tinggi) dan kemudian melakukan analisa data dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi yaitu pengukuran pada saat
bersamaan untuk mengetahui “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lanjut
Usia Tentang Pengendalian Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam Di
Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2022.”
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi peneltian ini dilakukan di Desa Habeahan Wilayah kerja di
Puskesmas Sigompul Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2022. Dimulai dari survey
awal, pengumpulan data, penelitian, pengelolahan data hingga
pembuatan laporan akhir penelitian.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1Populasi
Nursalam (2017) mendifinisikan Jumlah populai adalah keseluruhan
subjek yang diteliti dan menjadi sasaran generalisasi hasil-hasil penelitian,
baik anggota sampel maupun diluar sampel. Populasi dalam penelitian ini
adalah lanjut usia yang mengalami penyakit Hipertensi Di Desa Habeahan
Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022
sebanyak 35 orang.

30
31

3.3.2Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karak teristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel yang diambil dari poulasi tersebut harus betul-
betul representatif atau mewakili populasi yang diteliti (Sugiyono, 2018).
Pada penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling
dengan metode total sampling, yaitu keseluruhan lansia yang menderita
penyakit hipertensi di Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta
Humbang Hasundutan Tahun 2022 yaitu sebanyak 35 orang.
3.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
3.4.1Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan
wawancara menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti kepada
lanjut usia dengan riwayat Hipertensi Di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan
institudi yang secara rutin mengumpulkan data. Data sekunder dalah
penelitian ini adalah diperoleh dari Puskesmas Sigompul.
3. Data Tersier
Data tersier adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas atau diteliti. Data tersier
didapat melalui literasi internet, jurnal-jurnal penelitian selanjutnya.

3.4.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan survey lapangan untuk


pengumpulan data dari responden pada saat penelitian, dan dilakukan
observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner pada lanjut
usia.
32

3.5 Defenisi Operasional


3.5.1 Variabel Penelitian
Menurut Notoadmodjo, 2017 variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penelitian untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudia ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabel terbagi menjadi dua yaitu:
a. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel independen disebut juga dengan variabel bebas dan
merupakan variabel yang mempengaruhi, yang menjadi variabel bebas
dalam penelitian ini adalah Pengetahuan dan Sikap.
b. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena variabel diatas. Variabel dependen disebut juga variabel
terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah lansia
tentang Kontrol Diet Rendah Garam Terhadap Pengendalian Hipertensi.
33

3.4 Defenisi Operasional dan Variabel


Tabel 3.1 Defenisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil ukur
Operasional

Variabel Independen.
1 Pengetahuan Hasil tahu Kuesioner Ordinal 1. Baik (1)
responden 2.Cukup(2)
tentang 3.Kurang (3)
pengendalian
hipertensi
dengan diet
rendah garam
2. Sikap Respon atau atau Kuesioner Ordinal 1.Positif (1)
keyakinan 2.Negatif (2)
seseorang
tentang
pengendalian
hipertensi dengan
diet rendah garam
Variabel Dependen
3. Pengendalian cara yang Kuesioner Ordinal 1. Dilakukan
Hipertensi dilakukan untuk (1)
pengendalian 2. Tidak
hipertensi Dilakukan
dengan diet (2)
rendah garam

3.6 Aspek Pengukuran


Menurut Notoadmodjo, aspek pengukuran adalah semua variabel
yang diukur dalam penelitian. Aspek pengukuran dalam penelitian ini yaitu:
3.6.1 Pengetahuan
Variabel di ukur melalui kuesioner test pengetahuan dengan 20
pertanyaan dengan nilai tertinggi =20 kemudian dikategorikan atas baik,
cukup dan kurang baik .
1. Baik : Jika responden dapat menjawab dengan benar
15-20 dengan skor 75%-100 di beri (kode 1).
2. Cukup : Jika responden dapat menjawab dengan Benar
9-14dengan skor 45%74% di beri (kode2).
3. Kurang : Jika responden dapat menjawab dengan benar
≤8 atau ≤45% di beri (kode 3).
34

3.6.2 Sikap
Sikap diukur dengan skala likert (Sugiyono, 2013). Skala likret
digunakan untuk mengukur sikap, tindakan, pendapat atau persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Nilai tertinggi
tiap satu pertanyaan adalah 3, pertanyaan yang diberikan sebanyak 20,
maka nilai tertinggi untuk semua pertanyaan adalah 60. Bobot setiap
pertanyaan adalah sebagai berikut:
a. Setuju (S) : bobot 3
b. Kurang Setuju (KS) : bobot 2
c. Tidak Setuju (TS) : bobot 1
Nilai minimal 1x 20=20
Berdasarkan total skor yang diperoleh selanjutnya sikap dikategorikan
atas 2 kategori yaitu sebagai berikut:
a. Positif, apabila responden mendukung pernyataan dengan skor
31-60 (Kode 1)
b. Negatif apabila responden tidak mendukung pernyataan dengan
skor nilai ≤ 30 (Kode 2)
3.7 Pengolahan Data dan Tehnik Analisa Data
3.7.1 Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang telah dikumpulkan dan diolah dengan
menggunakan perangkat lunak komputer, data yang telah dikumpulkan
diolah melalui langkah sebagai berikut:
a. Editing
Dilakukan pengecekan kelengkapan pada data yang telah terkumpul,
editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data
terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap
data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting
bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanaya
dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku
35

(code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode
dari suatu variabel. Data yang telah diedit diubah ke dalam bentuk angka
(code) untuk mempermudahpengolahan data seperti:
Baik (kode 1)
Cukup (kode 2)
Kurang (kode 3)
c. Tabulating
Untuk memperoleh pengelolaan data-data dimasukkan ke dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi sederhana.

3.7.2 Tehnik Analisa Data


a. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap masing-masing variabel yang
diteliti. Tujuan dari analisa univariat adalah menjelaskan karakteristik
setiap variabel penelitian yaitu: Hubungan Hengetahuan dan Sikap
Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi Dengan Diet Rendah
Garam Di Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2022.
b. Analisa Bivariat
Untuk mengetahui Hubungan pengetahuan dan Sikap Lanjut
Usia Tentang Pengendaian Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam Di
Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2022.
Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisa bivariat.
Analisa ini digunakan untuk mengetahui adanya Hubungan antara
variabel independen (Pengetahuan dan Sikap) dengan Variabel
dependen (Pengendalian Hipertensi).
Data yang telah dikumpulkankemudian ditabulasi dalam bentuk tabel
sesuai dengan variabel yang akan diukur. Untuk pengambilan keputusan
dapatn dilakukan dengan menggunakan sofware SPSS, perbandingan
child squared dengan menggunakan uji hitung dan uji tabel sebagai
berikut :
36

1) Jika chi-square hitung lebih besar dari pada chi- square tabel maka
Ho di tolak, Ha diterima berarti ada Hubungan variabel independen
dengan variabel dependen. Dengan nilai p – Value < α = 0.05.
2) Jika Chi-square hitung kecil dari pada chi-square tabel maka Ho
diterima, Ha ditolak, berarti tidak ada Hubungan variabel
independen dengan variabel dependen. Dengan nilai p – Value > α
= 0.05.
3.8 Uji Hipotesa
Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
dengan varibel dependen maka dilakukan uji chi-square. Untuk
pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan perbandingan chi-square
dengan menggunakan uji hitung dan uji tabel sebagai berikut:
Data yang telah di kumpulkan kemudioan di tabulasi dalam
bentuk tabel sesuai dengan variabel yang akan di ukur. Untuk pengambilan
keputusan dapat di lakukan dengan menggunakan sofware SPSS,
perbandingan chi-squared dengan menggunakan uji hitung dan uji tabel
sebagai berikut;
1. Jika chi-square hitung lebih besar dari pada chi-square tabel maka
Ho di tolak, Ha diterima berarti ada hubungan variabel independen
dengan variabel dependen. Dengan nilai ᵖ - value < α = 0,05.
2. Jika chi-square hitung lebih kecil dari pada chi-square tabel maka
Ho diterima, Ha ditolak, berarti tidak ada variabel independen
dengan variabel dependen. Dengan nilai ᵖ-value>α = 0.05.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umun Tempat Penelitian


Lokasi penelitian dilakukan di Habeahan Kecamatan Lintongnihuta
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022. Adapun batas-batas wilayah
Desa Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai
berikut:
Sebelah timur : Desa Perbatasan Sibuntuon Parpea
Sebelah selatan : Desa Parulohan dan Sibuntuon Partur
Sebelah barat : Desa SiTolu Bahal dan Tapian Nauli
Sebelah utara : Perbatasaan dengan Kecamatan Bakti Raja
Jumlah lingkungan : Dusun I (Huta Bagasan, Huta Sinambela)
Dusun II (Huta Dame, Huta Pareme)
Dusun III (Huta Pea, Huta Sitinjak).
Jumlah KK : 145 Kepala Keluarga (KK)
Jumlah Penduduk : 615 Jiwa.
: laki-laki 340Jiwa.
: perempuan 275 Jiwa.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Analisa Univariat
Berdasarkan pengumpulan data tentang hubungan pengetahuan dan
sikap Lanjut Usia pengendalian hipertensi dengan diet rendah garam di Desa
Habeahan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan, di
peroleh hasil dan disajikan dalam bentuk tael dan distribusi frekuensi sebagai
berikut :

37
38

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan


Dan Sikap Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi
Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang HasundutanTahun 2022”.

No Variabel Jumlah Persentase


Pengetahuan (%)
1 Baik 8 22,9
Cukup 20 57,1
Kurang 7 20,0
Total 35 100,0
2 Sikap
Positif 11 31,4
Negatif 24 68,6
Total 35 100,0
3 Pengendalian
Hipertensi
Dilakukan 7 20,0
Tidak Dilakukan 28 80,0

Total 35 100,0

Berdasarkan tabel 4.2.1 diketahui bahwa berdasarkan kategori


pengetahuan dari 35 responden, Responden yang berpengetahuan baik
sebanyak 8 orang (22,9%), Responden yang berpengetahuan cukup
sebanyak 20 orang (57,1%), dan responden yang berpengetahuan
kurang sebanyak 7 orang (20,0%).
Berdasarkan tabel 4.1.2 Diketahui bahwa dari 35 responden
yang bersikap positif sebanyak 11 orang (31,4%), yang bersikap
negatife sebanyak 24 orang (68,6%)
Berdasarkan tabel 4.1.2 di ketahui bahwa Responden yang
pernah melakukan pengendalian hipertensi ada 7 orang (20,0%), yang
tidak pernah menggunakan sebanyak 28 orang (80,0%).
39

4.2.2. Analisa Bivariate

Analisa Bivariat merupakan analisa lebih lanjut yang digunakan untuk


menganalisa penyajian data dari dua variabel secara silang untuk melihat
distribusi frekuensi antara variabel independen (Hubungan Pengetahuan
dan sikap) Dengan Variabel Dependen (Pengendalian hipertensi Di Desa
Habeahan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun 2021). Adapun kolerasi yang di gunakan adalah Uji-Square.
a. Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia Tentang Pengendalian
Hipertensi Diet Rendah Garam Di Desa Habaeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang HasundutanTahun 2022

Hasil pengumpulan data pengetahuan dan hubungannya terhadap


pengendalian hipertensi dengan kontrol diet rendah garam melalui
kuesioner yang dibagikan kepada responden melalui penelitian dengan
menggunakan data primer dan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia Tentang Pengendalian


Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan
Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun 2022”.
Pengendalian Hipertensi Dengan Diet
Rendah Garam
Pengetahu d P
No Dilakukan Tidak Total
an f Value
dilakukan
n % n % N %
1 Baik 3 37.5 5 62.5% 8 100, 2
% %
2 Cukup 1 5.0% 19 95.0% 20 100
6.629
%
3 Kurang 3 42,9 4 57,1% 7 100
% %

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 8 Responden yang


berpengetahuan baik yang melakukan diet rendah garam pada
pengendalian hipertensi sebanyak 3 orang (37,5%) dan responden yang
40

tidak pernah melakukan kontrol diet rendah garam sebanyak 5 orang


(62.5%). Dari 20 Responden yang berpengetahuan cukup yang melakukan
diet rendah garam sebanyak 1 orang (5,0%), yang tidak melakukan
sebanyak 19 orang (95.0%), Dari 7 Responden yang berpengetahuan
kurang yang melakukan diet rendah garam sebanyak 3 orang (40,9%) dan
responden yang tidak melakukan diet rendah garam sebanyak 4(57,1%).
Dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan
95% dan df=2, diperoleh chi-square hitung 6.629>chi-square tabel 5,991,
maka Ha diterima Ho ditolak antara Pengetahuan Tentang Pengendalian
Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022.
b. Hubungan Sikap Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi Dengan
Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022

Hasil pengumpulan data sikap Tentang Pengendalian Hipertensi


Dengan Diet Rendah Garam dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan
kepada responden melalui penelitian dengan menggunakan data primer dan
dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hubungan Sikap Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi


Dengan Diet Rendah Garam DI Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022”.

No Sikap Pengendalian Hipertensi Dengan Diet


Rendah Garam
P
Dilakukan Tidak Total df
Value
dilakukan
n % n % N %
1 Positif 0 0% 11 100% 11 100%
2 4.010
2 Negative 7 29,2% 17 70,8% 24 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 11 responden yang


41

bersikap positif yang melakukan pengendalian Hipertensi dengan diet


rendah garam Tidak ada (0%) dan tidak melakukan sebanyak 11
Responden (100%). Dari 24 Responden yang bersikap negative yang
melakukan diet rendah garam terhadap pengendalian hipertensi sebanyak
7 orang (29,2%), dan yang tidak dilakukan sebanyak 17 Responden
(70,8%).
Dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%
dan df=1, diperoleh chi-square hitung 4.010 >chi-square tabel 3,841, maka
Ha diterima Ho ditolak antara Pengetahuan Tentang Pengendalian
Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habehan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022.
4.3. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang berjudul hubungan pengetahuan dan sikap
Lanjut Usia pengendalian hipertensi tentang diet rendah garam di Desa
Habeahan Kecamatan Humbang Hasundutan tahun 2022 maka di peroleh
pembahasan sebagai berikut.
4.3.1. Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia Tentang Pengendalian
Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan
Kecamatan Humbang Hasundutan Tahun 2022.

Berdasarkan uji chi-square, ada hubungan antara Pengetahuan Lanjut


Usia Tentang Pengendalian Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam Di
Desa Habehan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun 2022.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan lanjut usia tentang Diet
Rendah Garam berkaitan erat terhadap Pengendalian hipertensi. Akan
tetapi ada juga lanjut usia dengan pengetahuan cukup dalam pengendalian
hipertensi dengan kontrol diet rendah garam.
Menurut Notoatmojo (2019) pengetahuan adalah hasil pengidraan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
42

dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan adalah


berbagai macam hal yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.
4.3.2. Hubungan Sikap Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi
Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan
Humbang Hasundutan Tahun 2022.

Berdasarkan uji chi-square, ada hubungan antara Sikap Lanjut


Usia Tentang Pengendalian Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam Di
Desa Habehan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun 2022.
Sikap (attitude) adalah evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada
objek tersebut (Berkowitz dalam Azwar, 2013).
Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2015) Hal ini berarti
mayoritas responden memiliki sikap baik, sesuai dengan tingkat
pengetahuan responden mengatakan bahwa dalam membentuk penentuan
sikap yang utuh dan positif maka pengetahuan memegang peranan yang
sangat penting, dan seseorang yang tidak mengetahui stimulus atau objek
kesalahan, maka seseorang tersebut akan menilai atau bersikap negatif
terhadap stimulus atau objek tersebut. Oleh sebab itu, indikator untuk
membentuk sikap sejalan dengan pengetahuan yang dimilikiseseorang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukanoleh
Darmawan (2018) hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD Kota Makassar) menunjukkan bahwa sampel dengan
asupan natrium baik cenderung mengalami hipertensi ringan sebanyak 10
orang (83,3%) sedangkan sampel dengan asupan natrium lebih cenderung
mengalami hipertensi sedang sebanyak 12 orang (75%). Berdasarkan hasil
uji statistic yang diperoleh nilai p=0,003 (< 0.05) diketahui bahwa nilai p-
value < 0.05, sehingga Ha diterima H0 ditolak yang berarti ada hubungan
43

signifikan antara pola diet dengan riwayat hipertensi pada lansia di desa
tenggeles kabupaten kudus. Hasil analisis regresi logistic dari variable pola
diet menunjukkan nilai OR (odds ratio) sebesar 4,909 artinya lansia yang
memiliki diet yang kurang baik memiliki resiko ketidakstabilan tekanan darah
sebesar 4,9 kali dibandingkan lansia yang menjaga dietnya dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan dari Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi
Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022 maka diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Ada hubungan Pengetahuan Lanjut Usia Tentang Pengendalian
Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang HasundutanTahun 2022. Dari hasil
uji chi-square diperoleh uji chi-square hitung (6.629 >chi-square
tabel>df=2 (5,991)) maka ada Hubungan.
b. Ada hubungan Sikap Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi
Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang HasundutanTahun 2022. Dari hasil
uji chi-square diperoleh uji chi-square hitung (4.010>chi-square tabel>df
=1(3,841)) maka ada Hubungan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
a. Diharapkan bagi responden agar lebih aktif dalam mempelajari dan
dapat memanfaatkan kearifan lokal yang ada di sekitar dalam
pengendalian Hipertensi dan responden dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Diharapkan bagi pemerintah setempat dan juga petugas kesehatan
supaya melakukan sosialisasi dan promosi/penyuluhan tentang

44
45

Pengendalian Hipertensi sehingga masyarakat tahu khususnya


Lansia yang sudah menderita penyakit Hipertensi pada Lanjut Usia.
c. Bagi institusi pendidikan di harapkan hasil penelitian dapat
menambah wawasan dan wahana bacaan dan sebagai bahan
referensi di perpustakaan dan masukan bagi peneliti selanjutnya
dalam mengembangkan variabel.
d. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat di jadikan
sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan
melakukan penelitian dengan topik yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

Apryani Puji Hastuty,M.Kep.(2020),Hipertensi


Consumption suervey (SKM). Buletin Penelitian Kesehatan.44(3):205-218.
Depkes [Departemen Kesehatan RI].2019 Hipertensi penyakit Paling Banyak
Diidap Masyarakat.
Dewanti, L. A. D., Panda, A. L., Joseph, V. F. F., & Rotty, M. (2019). Hubungan
neutrophyl to lymphocyte ratio dengan derajat disfungsi
diastolikpadapasienhipertensi.E-CliniC,8(1)181–187.
https://doi.org/10.35790/ecl.8.1.2020.28607
Dinkes,Humbang Hasundutan,(2019). https://dinkes.humbang hasundutan
kab.go.id[ pada tanggal 7 agustus 2021].
Dinkes Sumut. (2019). Laporan Jumlah Kasus Hipertensi Sumatera Utara
Berasarkan Kabupaten/Kota. Medan.
Dinas, k.(2019). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
http://sumutpos.co//2016/11/15/penderita-hipertensi-di-sumut-
mencapai-50-ribu-lebih-[Diakses oleh pada tanggal 7 agustus 2021].
Irawan, D., Muhimmah, I., & Yuwono, T. (2019). Prototype Smart Instrument
Untuk Klasifikasi Penyakit Hipertensi Berdasarkan Jnc-7. Jurnal
Teknologi Informasi Dan Terapan, 4(2), 111–118.
https://doi.org/10.25047/jtit.v4i2.68
Lin Ernawati, Selly Septi Fandinata, Silfiana Nisa Permatasari. 2020.
Kepatuhan Konsumsi Obat Pasien Hipertensi.
NCHC, 2017. Hypertension Prevalence and Control Among Adults : United
States, 2015-2016. Diakses melalui : https://www.cdc.gov/nchs/
products/ databriefs.htm diakses pada tanggal 6 Februari 2019.
Notoatmodjo, S. (2017). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Mannan, H, Wahiduddin, Rismayanti 2012 ‘Faktor resiko kejadian
hipertensi di wilayah kerja puskesmas bangkala kabupaten jeneponto
tahun 2012’,
Pitati, A., & Priyoto. (2021) EDUKASI PERILAKU CERDIK DAN PATUH
DALAM PENGENDALIAN HIPERTENSI. jurnal Bhakti civitas
Akademika, 4 (2), 8. Retrievedfrom http:// ejournal. Lppm dian
husada.ac.id/indenx.php/jbca/article/view/162
Putu Ristyaning Ayu Sangging, M. R. (2017). Efektivitas Teh Daun Sirsak
(Annona Muricata Linn) Terhadap Hipetensi .Majority , Vol. 6 , No. 2
, 49-54.
Sutanto 2017 Cekal (cegah & tangkal) penyakit modern, ANDI,
Yogyakarta
Toto sudargo,Tira Aristasary, Aulia Afifah, Atika Anif Prameswari, Fitrian
Aninda, Sheila Rosmala Putri. 2021. Asuhan Gizi Pada Lanjut Usia.
WHO. 2019. Hypertension. Geneva.
WHO. HypertensionReport. Geneva ;2016.
WHO. (2022, Januari 20). Hypertension. Dipetik April 25, 2022, dari World
Healt Organization : https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/hypertension
PENGANTAR KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth,

Responden :

Di : Tempat

Dengan hormat, sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah


yang akan penulis lakukan dengan judul : “Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi Dengan Diet Rendah
Garam Di Desa Habeahan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022”
Penulis mengharapkan kesediaan saudara untuk menjawab pernyataan yang
ada di kuesioner dengan sukarela.
Demi kenyamanan saudara, maka identitas akan kami rahasiakan. Atas
kesediaannya , penulis mengucapkan terima kasih.

Doloksanggul, 27 Juni 2022


Hormat saya

(Desi Siringoringo)
SURAT PERNYATAAN RESPONDEN
Berdasarkan permintaan dan permohonan serta penjelasan peneliti
yang sudah dijelaskan kepada saya, maka saya yang bertanda tangan
dibawah ini:

Nama Reponden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :

Bersedia diwawancarai dan melakukan pengisian kuesioner untuk


menyelesaikan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam
Hipertensi Di Desa Habeahan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun
2022”.
Demikian surat keterangan ini saya sampaikan dengan sadar tanpa ada
unsur paksaan dari pihak manapun.

Doloksanggul, 27 Juni 2022

Peneliti Responden

(Desi Siringoringo) ( )
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA
TENTANG PENGENDALIAN HIPERTENSI DENGAN
DIET RENDAH GARAMDI DESA HABEAHAN
KECAMATAN LINTONGNIHUTA
KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN
TAHUN 2022

A. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


Bacalah pertanyaan dan pernyataan berikut dengan baik kemudian
pilih salah satu jawaban yang benar dengan memberikan checklist (√).
a. Isilah data identitas anda dengan benar.
b. Jawablah pertanyaan dengan baik untuk menentukan jawaban yang
akan dipilih.
c. Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda checklist (√). Pada
jawaban yang anda anggap benar.
d. Setelah selesai, kembalikan kuesioner ini kepada petugas yang
memberikan kepada anda.
B. Identitas

Isilah data berikut ini dengan benar


1. Tanggal pengisian kuersioner:
2. Nama :
3. Pendidikan :
4. Alamat :
C. Aspek pertanyaan pengetahuan
1. Pernyataan yang manakah dibawah ini yang tepat tanda dan gejala
hipertensi?
a. Pusing, sakit kepela dan tengkuk terasa tegang.
b. Mual dan muntah
c. Batuk-batuk
2. Buah–buahan dibawah ini yang tidak baik dikonsumsi bagi penderita
hipertensi yaitu?
a. Semangka
b. Durian
c. Pace/mengkudu
3. Mengapa tekanan darah bisa naik?
a. Banyak komsumsi garam
b. Banyak makan buah
c. Banyak makan sayur
4. Berikut ini makanan yang harus dibatasi bagi penderita hipertensi…
a. Makanan yang berserat
b. Makanan yang asin-asin
c. Makanan yang dikukus
5. Berikut ini merupakan perilaku mempengaruhi peningkatan tekanan
darah, kecuali….
a. Kebiasaan merokok
b. Kebiasaan minum jamu
c. Kebiasaan berolahraga
6. Berikut ini salah satu tanda tekanan darah meningkat yaitu…
a. Sulit buang air kecil
b. Sulit tidur
c. Badan pegal - pegal
7. Berapa nilai normal tekanan darah pada dewasa ?
a. 150/90 mmHg
b. 120/80 mmHg
c. 160/100 mmHg
8. Apa yang dimaksud dengan hipertensi /tekanan darah tinggi?
a. Gula darah yang tinggi
b. Tekanan darah yang tinggi
c. Kandungan darah yang tinggi
9. Berikut ini merupakan gejala yang sering timbul pada penderita
hipertensi?
a. Jantung berdebar-debar
b. Sesak nafas
c. Detak jantung lemah
10. Kebiasaan manakah yang dapat menyebabkan hipertensi?
a. Minum kopi
b. Minum air putih
c. Berolahraga yang rutin
11. Dibawaah ini adalah faktor resiko hipertensi adalah?
a. Merokok, obesitas, riwayat keluarga
b. Berolahraga
c. Banyak minum air putih
12. Komplikasi dibawah ini yang mungkin diakibatkan oleh hipertensi
adalah?
a. Serangan jantung
b. Asam urat
c. Rematik
13. Apa penyebab penyakit hipertensi?
a. Faktor usia
b. Olahraga yang teratur
c. Makan sayur-sayuran
14. Hal apa saja yang harus kita lakukan untuk mengontrol hipertensi?
a. Kurangi garam dan lemak
b. Merokok
c. Mengomsumsi alcohol
15. Apa saja yang kita lakukan untuk menjauhi penyakit hipertensi?
a. Berolahraga yang teratur
b. Merokok
c. Mengomsumsi makanan yang berlemak
16. Mengurangi konsumsi garam, apakah bisa terhindar dari hipertensi?
a. Ya, bisa mengurangi penyebab hipertensi
b. Menyebabkan komplikasi penyakit hipertensi
c. Meningkatkan tekanan darah naik
17. Makanan dibawah ini yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
adalah?
a. Buah-buahan dan sayur-sayuran.
b. Makanan yang asin -asin
c. Makanan berlemak
18. Jika orang tua mengalami hipertensi, bagaimanakah ada resiko pada
anaknya?
a. Resiko tinggi
b. Resiko rendah
c. Tidah beresiko
19. Berikut ini olahraga yang sesuai dengan lansia dengan penderita
hipertensi adalah?
a. Senam lansia
b. Lompat jauh
c. Lari jauh
20. Dikatakan hipertensi jika tekanan darah?
a. 140/100 mmHG - 200/140 mmHg
b. 60/50 mmHg-90/70 mmHg
c. 70/60 mmHg- 100/70 mmHg
D. Aspek pernyataan sikap
Petunjuk: jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menggunakan
check pada jawaban yang dianggap setuju (S), kurang setuju (KS), tidak
setuju (TS).
Pernyataan Setuju Kurang Tidak
Setuju Setuju
1.Mengurangi komsumsi garam perlu dilakukan
untuk menghindari tekanan darah tinggi.
2.Darah tinggi merupakan tahap awal penyakit
stroke.
3.Stress dapat menyebabkan tekanan darah
naik
4.Sering makan makanan yang asin beresiko
menderita tekanan darah tinggi.
5.Hipertensi dapat diturunkan orang tua ke
anak
6.Pola makan rendah lemak baik untuk
mengontrol tekanan darah
7.Kurang istirahat dan banyak beban pikiran
dapatmenyebabkan tekanan darah meningkat
8. Penyakit hipertensi adalah tekanan darah
tinggi.
9.Semakin tua usia, tekanan darah semakin
meningkat.
10. Jika merasa pusing dan tengkuk terasa
berat dalam jangka waktu yang lama.
11. Konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi
penderita hipertensi.
12.Mengomsumsi makanan yang mengandung
lemak seperti gorengan, dan makanan yang
bersantan perlu dilakukan oleh penderita
hipertensi.
13.Menambahkan berat badan dapat
mengurangi derita hipertensi
14.Merokok dan minuman alkohol dapat
mencegah hipertensi
15.Resiko naik tekanan daratinggi adalah
dengan mengomsumsi banyak buah buahan
dan sayur-sayuran
16.Kelebihan berat badan atau obesitas tidak
ada pengaruhnya dengan penderita
hipertensi
17.Memasak nasi goreng perlu memberikan
garam yangberlebihan
18.Setiap memasak sayur perlu diberikan
garam yang berlebihan.
19. Jika memasak ikan selalu diberikan garam
20.Minum air kelapa muda tidak bisa
menurunkan tekanan darah
E. Pengendalian hipertensi
1) Mengolah atau memasak makanan sehari–hari selalu mengurangi
pemakaian garam untuk menghindari hipertensi.
Dilakukan ( )
Tidak Dilakukan ( )

JAWABAN KUESIONER
A. PENGETAHUAN
1. A. Setiap sakit kepala merupakan tanda dan gejala hipertensi
2. B. Durian
3. B. Karena ada penyempitan pembuluh darah
4. B. Makanan yang asin-asin
5. C. Kebiasaan berolahraga
6. B. Sulit tidur
7. B. 120/80 mmHg
8. B. Tekanan darah yang tinggi
9. A. Jantung berdebar - debar
10. A. Minum kopi
11. A.140/100 mmHg-200/140 mmHg
12. A. Senam lansia
13. A. Resiko tinggi
14. A. Buah - buahan dan sayur-sayuran
15. A. Ya, bisa mengurangi penyebab hipertensi
16. A. Berolahraga yang teratur
17. A. Kurangi garam dan lemak
18. A. Faktor usia
19. A. Serangan jantung
20. A. Merokok, obesitas, riwayat keluarga
C.SIKAP
A. Pernyataan Positif
1. Setuju
2. Setuju
3. Setuju
4. Setuju
5. Setuju
6. Setuju
7. Setuju
8. Setuju
9. Setuju
10. Setuju
B. Pernyataan Negatif
11. Tidak setuju
12. Tidak setuju
13. Tidak setuju
14. Tidak setuju
15. Tidak setuju
16. Tidak setuju
17. Tidak setuju
18. Tidak setuju
19. Tidak setuju
20. Tidak setuju
MASTER DATA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA


TENTANG PENGENDALIAN HIPERTENSI DENGAN
DIET RENDAH GARAM DI DESA HABEAHAN
KECAMATAN LINTONGNIHUTA
TAKABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN
TAHUN 2022
No. Pengetahuan p.
Resp p1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 P20 total kategori
R1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 17 1
R2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 16 1
R3 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 1
R4 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 7 3
R5 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 8 3
R6 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 7 3
R7 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 1
R8 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8 3
R9 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 7 3
R10 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 1
R11 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 8 3
R12 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 13 2
R13 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 13 2
R14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 12 2
R15 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
R16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 13 2
R17 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 13 2
R18 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 12 2
R19 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 8 3
R20 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 2
R21 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 2
R22 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 12 2
R23 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 1
R24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 12 2
R25 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 13 2
R26 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1
R27 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 13 2
R28 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 12 2
R29 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 13 2
R30 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 13 2
R31 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 11 2
R32 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 11 2
R33 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 10 2
R34 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 13 2
R35 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 13 2

Keterangan : Baik = kode 1

Cukup = kode 2

Kurang = kode 3
No. Sikap p. kategor
Resp S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 total i
R1 0 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 26 2
R2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 2
R3 2 3 1 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 2
R4 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 28 2
R5 3 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 27 2
R6 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 27 2
R7 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 2
R8 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 28 2
R9 3 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 27 2
R10 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 27 2
R11 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 28 2
R12 3 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 2
R13 3 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 28 2
R14 3 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 27 2
R15 3 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 2
R16 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 26 2
R17 3 1 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 32 1
R18 3 1 1 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 3 1 32 1
R19 3 3 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 35 1
R20 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 31 1
R21 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 1 34 1
R22 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 3 3 3 1 35 1
R23 1 1 1 2 1 2 1 3 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 1 31 1
R24 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 3 1 2 2 2 3 1 37 1
R25 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 1 2 2 34 1
R26 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 38 1
R27 2 1 2 1 2 2 3 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 32 1
R28 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 29 2
R29 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 28 2
R30 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 2
R31 3 3 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 2
R32 2 2 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 29 2
R33 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 27 2
R34 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 28 2
R35 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 1 29 2
Keterangan : positif =1 (Nilai 31-60)

Negative =2 (Nilai ≤30)


MASTER DATA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA


TENTANG PENGENDALIAN HIPERTENSI DENGAN
DIET RENDAH GARAM DI DESA HABEAHAN
KECAMATAN LINTONGNIHUTA
TAKABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN
TAHUN 2022
NO PENGETAHUAN SIKAP PENGENDALIAN
HIPERTENSI

1
1 2 1
2
1 2 1
3
3 2 2
4
3 2 2
5
3 2 1
6
1 2 1
7
3 2 1
8
3 2 1
9
1 2 2
10
3 2 2
11
2 2 2
12
2 2 2
13
2 2 2
14
1 2 2
15
2 2 2
16
2 2 2
17
2 1 2
18
3 1 2
19
2 1 2
20
2 1 2
21
2 1 2
22
1 1 2
23
2 1 2
24
2 1 2
25
1 1 2
26
2 1 2
27
2 1 2
28
2 2 2
29
2 2 2
30
2 2 2
31
2 2 2
32
2 2 2
33
2 2 1
34
2 2 2
35
1 2 2
HASIL PENGOLAHAN SPSS

I. Analisa UnivariaT
Frequencies tabel

Statistics
Pengendalia
Pengetahuan Sikap nHipertensi
Responden Responden Responden
N Valid 35 35 35
Missing 0 0 0

Frequency Table
Pengetahuan Responden
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Baik 8 22.9 22.9 22.9
Cukup 20 57.1 57.1 80.0
Kurang 7 20.0 20.0 100.0
Total 35 100.0 100.0

Sikap Responden
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Positif 11 31.4 31.4 31.4
Negatif 24 68.6 68.6 100.0
Total 35 100.0 100.0

PengendalianHipertensi Responden
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Ya 7 20.0 20.0 20.0
Tidak 28 80.0 80.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
II. Analisa Bivariat
Crosstabs

Pengetahuan Responden * Pengendalian Hipertensi Responden

Crosstab
PengendalianHiperten
si Responden
Ya Tidak Total
Pengetahuan Baik Count 3 5 8
Responden % within 37.5% 62.5% 100.0
Pengetahuan %
Responden
% within 42.9% 17.9% 22.9%
PengendalianHipe
rtensi Responden
% of Total 8.6% 14.3% 22.9%
Cuku Count 1 19 20
p % within 5.0% 95.0% 100.0
Pengetahuan %
Responden
% within 14.3% 67.9% 57.1%
PengendalianHipe
rtensi Responden
% of Total 2.9% 54.3% 57.1%
Kuran Count 3 4 7
g % within 42.9% 57.1% 100.0
Pengetahuan %
Responden
% within 42.9% 14.3% 20.0%
PengendalianHipe
rtensi Responden
% of Total 8.6% 11.4% 20.0%
Total Count 7 28 35
% within 20.0% 80.0% 100.0
Pengetahuan %
Responden
% within 100.0% 100.0% 100.0
PengendalianHipe %
rtensi Responden
% of Total 20.0% 80.0% 100.0
%
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value Df (2-sided)
Pearson Chi-Square 6.629a 2 .036
Likelihood Ratio 6.942 2 .031
Linear-by-Linear .016 1 .899
Association
N of Valid Cases 35

Sikap Responden * Pengendalian Hipertensi Responden

Crosstab
PengendalianHipertensi
Responden
Ya Tidak Total
Sikap Positif Count 0 11 11
Responden % within Sikap .0% 100.0% 100.0%
Responden
% within .0% 39.3% 31.4%
PengendalianHiperte
nsi Responden
% of Total .0% 31.4% 31.4%
Negati Count 7 17 24
f % within Sikap 29.2% 70.8% 100.0%
Responden
% within 100.0% 60.7% 68.6%
PengendalianHiperte
nsi Responden
% of Total 20.0% 48.6% 68.6%
Total Count 7 28 35
% within Sikap 20.0% 80.0% 100.0%
Responden
% within Penge 100.0% 100.0% 100.0%
ndalianHipertensi
Responden
% of Total 20.0% 80.0% 100.0%
Chi-Square Tests

Exact
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 4.010a 1 .045


Continuity Correctionb 2.395 1 .122
Likelihood Ratio 6.054 1 .014
Fisher's Exact Test .072 .051
Linear-by-Linear 3.896 1 .048
Association
N of Valid Cases 35
DOKUMENTASI
`

Anda mungkin juga menyukai