Diajukan Oleh:
DESI BERKAT.M SIRINGORINGO
NIM: 1902002
i
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA
TENTANG PENGENDALIAN HIPERTENSI DENGAN
DIET RENDAH GARAM DI DESA HABEAHAN
KECAMATAN LINTONGNIHUTA
KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN
TAHUN 2022
Diajukan Oleh:
Diajukan Oleh :
(Debora Simamora,SKM,MKM)
NIDN : 0127128402
Doloksanggul,
Ka. Prodi
D-III Keperawatan STIKES Kesehatan Baru
A. Identitas
Nama : Desi Berkat.M Siringoringo
Tempat/ Tanggal Lahir : Lumban Sipinggan, 05 april 2001
Agama : Kristen Protestan
Anak Ke : 3 dari 6 Bersaudara
C. Riwayat Pendidikan
Tahun 2006-20012 : SD Swasta No.1 HKBP Sabungan
Lintongnihuta
Tahun 2012-2015 : SMP Negeri 2 Lintongnihuta
Tahun 2015-2018 : SMA Negeri 1 Lintongnihuta
Tahun 2018-2021 : D- III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kesehatan Baru
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA
TENTANG PENGENDALIAN HIPERTENSI DEGAN
DIET RENDAH GARAM DI DESA HABEAHAN
KECAMATAN LINTONGNIHUTA
KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN
TAHUN 2022
ABSTRAK
i
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
7. Kepala Puskesmas Kecamatan Lintongnihuta, Bidan Desa Habeahan,
Kepala Desa, Aparat Desa yang bekerja di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis sebagai tempat penelitian
dan memberikan izin untuk meneliti pada saat penelitian Karya Tulis
Ilmiah.
8. Kepada seluruh responden yang sudah bersedia menjadi sampel
penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Dosen beserta seluruh Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesehatan
Baru yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis.
10. Teristimewa Kepada Orang Tua Penulis, Ayahanda H. Siringoringo dan
Ibunda R. Manurung dan saudara/i (Abang Saya Benget Siringoringo,
Kakak Saya Nurtetty Siringoringo, Junus Siringoringo, Mastauly
Siringoringo, Revan Siringoringo), yang telah memberikan bantuan
dana, materi, dan dorongan kepada penulis dalam mengerjakan
penelitian ini
11. Rekan seangkatan penulis angkatam XIX yang telah membantu dan
memberikan saya semangat kepada penulis terutama Kepada Teman
Satu Bimbingan Saya Feronika Lumban Gaol dan Tio Purba yang telah
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan Proposal Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.
12. Keluarga Asuh Penulis (Tio Purba, Aldoion Sirongoringo, Kezia
Napitupulu) yang telah memberikan dukungan dan semangat bagi
saya.
ii
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari teknik
penulisan, materi maupun bahasa. Dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik, saran yang membangun demi kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Doloksanggul, 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR.................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................... v
DAFTAR SKEMA ...................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ................................................................. 1
1.2 RumusanMasalah ........................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 5
1.3.1 TujuanUmum ........................................................ 5
1.3.2 TujuanKhusus ....................................................... 5
1.4 ManfaatPenelitian ........................................................... 5
1.4.1 Bagi Peneliti .......................................................... 5
1.4.2 Bagi Responden ................................................... 5
1.4.3 Bagi Tempat Penelitian ......................................... 6
1.4.4 BagiIntitusi Pendidikan ........................................ 6
iv
2.4.3 Klasifikasi Hipertensi .............................................. 20
2.4.4 Pengendalian Hipertensi ........................................ 27
2.5 Kerangka Konsep ............................................................ 28
2.6 Hipotesa .......................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KUESIONER
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR SKEMA
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
tertinggi pada Latvia 37,1% dan yang terendah pada republik Korea
12,8%, untuk prevalensi hipertensi pada 21,3%, Vietnam 21,0%, Malaysia
19,6%, Filipina 18,6%, Brunei Darussalam 17,9%, dan singapura 16,0%
(WHO, 2016).
Penderita hipertensi diperkirakan mencapai 1 milyar di dunia, dan dua
pertiga diantaranya berada di negara berkembang. Angka tersebut kian hari
kian menghawatirkan yaitu sebanyak 972 juta (26%) orang dewasa di dunia
menderita hipertensi. Angka ini terus meningkat tajam, dan diprediksi pada
tahun 2025 sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi
(WHO, 2019).
Hipertensi merupakan penyakit terbanyak pada usia lanjut di
Indonesia, dengan prevalensi 60,3% penderita. Hal ini, sangat
mengkhawatirkan mengingat penyakit jantung dan pembuluh darah
merupakan penyakit degeneratif yang menduduki tempat nomor satu
penyebab kematian di Indonesia (Kemenkes, 2017). Hipertensi banyak
terjadi pada kelompok usia 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun
(45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%), umur 65 tahun keatas (63,2%)
(Riskesdas, 2018). Estimasi jumlah kasus hipertensi yang ada di Indonesia
tahun 2018 sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di
Indonesia akibat hipertensi sebesar 477.218 kasus kematian (Riskesdas,
2018).
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal yang mendapat perhatian dari
semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik
jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan
penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu
(Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi masalah
utama di dunia. Hipertensi menjadi faktor risiko utama terjadinya penyakit
kardiovaskular yang mana menurut data WHO tahun 2015 menunjukkan
bahwa sekitar 1,13 Miliar orang yang ada di dunia menyandang penyakit
hipertensi dan Jumlah penyandang hipertensi ini akan terus meningkat
3
setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang
yang terkena penyakit hipertensi/menderita hipertensi, dan diperkirakan
juga setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat menderita hipertensi
dan komplikasi penyakit yang menyerang kesehatanya(P2PTM Kemenkes,
2020). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan jenis penyakit tidak
menular yang bersifat kronis dan dapat menyebabkan komplikasi pada
organ tubuh seperti jantung, ginjalotak, dan mata (Aprillia,2020).
Jumlah penderita Hipertensi di Indonesia sebanyak 70 juta orang
(28%), tetapi hanya 24% diantaranya merupakan Hipertensi terkontrol.
Prevalensi hipertensi pada populasi dewasa di Negara maju sebesar 35%
dan di Negara berkembang sebesar 40%. Prevalensi hipertensi pada orang
dewasa adalah 6-15% (Departemen Kesehatan RI, 2019).
Prevalensi hipertensi di Propinsi Sumatera Utara mencapai 6.7% dari
jumlah penduduk di Sumatera Utara, berdasarkan data Badan Litbangkes
Kementerian Kesehatan. Ini berarti bahwa jumlah penduduk Sumatera
Utara yang menderita hipertensi mencapai 12,42 juta jiwa tersebar di
beberapa Kabupaten (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut faktor-
faktor tersebut, hal yang dapat dilakukan oleh penderita dengan menjaga
pola makan, Salah satunya dengan diet rendah garam dan membatasi
konsumsi natrium di sesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam. Lanjut
usia pada umumnya mengalami Hipertensi sebagai salah satu masalah
kesehatan yang sampai saat ini masih dijuluki sebagai The Silent Killer,
merupakan suatu kondisi dimana tekanan pembuluh darah mengalami
peningkatan secara persisten ditandai dengan tekanan sistolik melebihi 140
mmHg dan diastolik >90 mmHg ketika dilakukan pemeriksaan berulang
dalam keadaan istirahat (WHO, 2019). Berdasarkan hasil dari beberapa
penelitian, hipertensi yang dialami oleh seseorang memiliki karakteristik
tertentu, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan tempat
tinggal (Riskesdas, 2018).
Berdasarkan jurnal Putu Ristyaning Ayu Sangging, Mia Rista Nila Sari,
4
7
8
2.2 Sikap
2.2.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dari batasan-batasan diatas
dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Menurut Allport (1954, dalam Adventus MRL,2019) sikap
mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek .
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhdap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak.
Ketiga komponen itu secara bersama-sama membentuk suatu sikap
yang utuh (total attitude) dan dipengaruhi oleh pengetahuan, pikiran,
keyakinan dan emosi. Sikap mempunyai beberapa tindakan, diantaranya :
1. Menerima (valuing), pada tingkat individu, atau memperhatikan
stimulus yang diberika berupa objek atau informasi tertentu.
2. Merespon (respondin), pada tingkat ini individu akan memberikan
jawaban apabila ditanya mengenai objek tertentu dan menyelesaikan
tugas yang diberikan. Usaha individu menjawab dan menyelesaikan
tugas yang diberikan merupakan individu tersebut telah menerima idee
tersebut terlepas dari benar atau salah usaha yang dilakukan oleh
individu tersebut.
3. Menghargai (valuing), pada tingkat ini individu sudah mampu untuk
mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah, berarti individu sudah mempunyai sikap positif terhadap suatu
objek tertentu.
4. Bertanggung jawab (responsible), pada tingkat ini individu mampu
bertanggung jawab dan sikap menerima resiko dari sesuatu yang telah
dipilihnya. Tingkat ini merupakan sikap seseorang untuk menerika
suatu objek atau ide baru. (Adventus. MRL,2019).
11
2.3 Lansia
dalam satu bulan terakhir mengalami gejala sering lapar, sering haus,
sering buang air kecil dan dalam jumlah banyak, serta berat badan turun.
3. Hipertensi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah,
terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan
bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apabila tekanan darah diatas
140/100 itu menentukan bahwa tekanan darah naik atau hipertensi.
4. Osteoporosis
Osteoporosis terbagi menjadi 2 yaitu osteoporosis primer dan
sekunder. Osteoporosis primer pada lanjut usia biasanya terjadi pada
usia 70 tahun dan osteoporosis pascamenopause setelah wanita berusia
sekitar 50 tanun. Sedangkan osteoporosis sekunder, biasanya terjadi
akibat pemakaian obat-obatan jangka Panjang, mengidap penyakit
diabetes (kencing manis), penyakit gondok, rematik, dan penyakit
menahun lainnya.
Lanjut usia yang mengalami osteoporosis umumnya tidak
menunjukkan gejala apa-apa. Mereka juga tidak mengeluh. Biasanya
mereka baru menyadarinya setelah terjadi retak atau patah tulang akibat
terpeleset, tersandung, keseleo, atau hanya akibat benturan ringan.
5. Penyakit reumatik
Kemunduran fungsi motoric pada lanjut usia sering disebabkan oleh
penyakit rematik. Nyeri, kaku, dan rasa linu pada pergerakan, oleh orang
awam disebut reumatik. Penyakit reumatik telah dikenal sejak abad
kelima sebelum masehi. Istilah reumatik berasal dari kat rheumaticos
(Bahasa Yunani) atau rhematismos (Bahasa latin), cairan busuk yang
berasal dari otak menyebar ke sendi-sendi dan berbagai organ tubuh,
serta menimbulkan nyeri. Penyakit rematik memang ditandai dengan
keluhan utama rasa sakit atau pegal linu dan kaku. Dapat disertai
pembengkakan, kadang kadang terasa panas jika diraba, dan gangguan
18
asam urat didalam darah menjadi tinggi bisa primer (ada faktor bawaan),
bisa sekunder, (faktor ddari luar, misalnya diet yang salah, penyait
tertentu). Bisa juga campuran antara primer dan sekunder.
2.4 Hipertensi
2.4.1. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau yang kita kenal dengan tekanan darah tinggi
merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkannya. Dengan demikian tubuh
menunjukkan reaksi lapar dan menyebabkan jantung harus bekerja lebih
keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apabila keadaan tersebut
berlangsung lama dan tidak segera diatasi, maka gejala penyakit tekanan
darah tinggi akan timbul. Adapula yang mengartikan bahwa hipertensi
adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai
dengan peningkatan tekanan darah (Adi Trisnawan, 2019).
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140
mmHg dan tekanan darh diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri,
2017). Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan
mortalitasnya (kematian) yang tinggi. Penyakit hipertensi merupakan
penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko yang
dimiliki seseorang (Oktaviarini et al, 2019).
2.4.2. Penyebab Hipertensi
Pernyataan Sutanto (2017) yang mengatakan sebagian besar
kasus hipertensi dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika kedua orang tua
memiliki riwayat penyakit hipertensi anaknya akan beresiko terkena
hipertensi, terutama pada hipertensi primer (essensial). Hal ini terjadi
karena adanya gen yang berhubungan dengan kejadian hipertensi yang
menurun pada dirinya. Meskipun secara statistik tidak ditemukan
hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga hipertensi dengan
kejadian hipertensi namun, dapat di lihat kecenderungan prevalensi
20
b) Patofisiologi
Hipertensi dapat disebabkan oleh penyebab spesifik (hipertensi
sekunder) atau dari etiologi yang tidak diketahui (hipertensi primer atau
esensial). Hipertensi sekunder (<10% kasus) biasanya disebabkan oleh
penyakit ginjal kronis (chronic kidnesy disease) atau penyakit renovascular.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hipertensi primer meliputi (Dipori,
et al.,2015):
a. Kelainan humoral yang melibatkan system renin angiotensin,
aldosteron, hormone natriuretic, atau resistensi insulin dan
hyperinsulinemia.
b. Gangguan pada susunan saraf, serabut saraf otonom, reseptor
adrenergic, atau baroreseptor.
c. Kelaimnan pada proses autoregulasi ginjal atau jaringan untuk
23
d) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum melakukan
terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor lain atau
mencari penyebab hipertensi, biasanya diperiksa unaralis darah perifer
24
hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari
sendok teh (6 gr/hari), menurunkan berat badan, rokok, dan minuman
beralkohol. Olahraga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat
berupa jalan, lari, jongging, bersepeda selama 20-25 menit dengan
frekuensi 3-5x/hari.
Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan
stress. Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertesi
disarankan untuk berkonsultasi dengan doter.
Di indonesia terdapat pergeseran pola makan yang engarah pada
makanan cepat saji dan yang diawetkan yang kita ketahui mengandung
garam tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat mulai menjamu terutama
dikota-kta besar Indonesia.
Akhirnya dengan mencermati situasi diatas termasuk faktor resiko
terjadinya hipertensi diharapkan penderita dapat melakukan pencegahan
dan penatalaksanaan dengan modifikasi diet/gaya hidp atau obat-obatan
sehingga komplikasi yang terjadi dapat dihindarkan.
a. Diet rendah Garam
Gaya hidup melalui pendekatan diet untuk menangani hipertensi
berfokus pada menurunkan asupan natrium, mempertahankan asupan
kalium yang cukup, dan mengurangi asupan lemak. Pembatasan natrium
dapat menurunkandan memperkuat efek obat obatan anti hipertensi untuk
sebagian penderita hipertensi (LeMone, 2015). Tujuan dari diet hipertensi
untuk menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi (Almatsier, 2011). WHO
menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari
(ekuivalen dengan 2400 mg natrium).
Hasil penelitian Susanto (2010) konsumsi natrium yang berlebih
akan meningkatkan ekstraseluler dan cara untuk menormalkannya cairan
intraseluler ditarik keluar sehingga volume cairan ekstraseluler
meningkat dan akibat dari meningkatnya volume cairan ekstraseluler
tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah yang berdampak
27
Pengendalian
1 Pengetahuan
Hipertensi Dengan
2 Sikap
zzz Diet Rendah
Garam
30
31
3.3.2Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karak teristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel yang diambil dari poulasi tersebut harus betul-
betul representatif atau mewakili populasi yang diteliti (Sugiyono, 2018).
Pada penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling
dengan metode total sampling, yaitu keseluruhan lansia yang menderita
penyakit hipertensi di Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta
Humbang Hasundutan Tahun 2022 yaitu sebanyak 35 orang.
3.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
3.4.1Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan
wawancara menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti kepada
lanjut usia dengan riwayat Hipertensi Di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan
institudi yang secara rutin mengumpulkan data. Data sekunder dalah
penelitian ini adalah diperoleh dari Puskesmas Sigompul.
3. Data Tersier
Data tersier adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas atau diteliti. Data tersier
didapat melalui literasi internet, jurnal-jurnal penelitian selanjutnya.
Variabel Independen.
1 Pengetahuan Hasil tahu Kuesioner Ordinal 1. Baik (1)
responden 2.Cukup(2)
tentang 3.Kurang (3)
pengendalian
hipertensi
dengan diet
rendah garam
2. Sikap Respon atau atau Kuesioner Ordinal 1.Positif (1)
keyakinan 2.Negatif (2)
seseorang
tentang
pengendalian
hipertensi dengan
diet rendah garam
Variabel Dependen
3. Pengendalian cara yang Kuesioner Ordinal 1. Dilakukan
Hipertensi dilakukan untuk (1)
pengendalian 2. Tidak
hipertensi Dilakukan
dengan diet (2)
rendah garam
3.6.2 Sikap
Sikap diukur dengan skala likert (Sugiyono, 2013). Skala likret
digunakan untuk mengukur sikap, tindakan, pendapat atau persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Nilai tertinggi
tiap satu pertanyaan adalah 3, pertanyaan yang diberikan sebanyak 20,
maka nilai tertinggi untuk semua pertanyaan adalah 60. Bobot setiap
pertanyaan adalah sebagai berikut:
a. Setuju (S) : bobot 3
b. Kurang Setuju (KS) : bobot 2
c. Tidak Setuju (TS) : bobot 1
Nilai minimal 1x 20=20
Berdasarkan total skor yang diperoleh selanjutnya sikap dikategorikan
atas 2 kategori yaitu sebagai berikut:
a. Positif, apabila responden mendukung pernyataan dengan skor
31-60 (Kode 1)
b. Negatif apabila responden tidak mendukung pernyataan dengan
skor nilai ≤ 30 (Kode 2)
3.7 Pengolahan Data dan Tehnik Analisa Data
3.7.1 Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang telah dikumpulkan dan diolah dengan
menggunakan perangkat lunak komputer, data yang telah dikumpulkan
diolah melalui langkah sebagai berikut:
a. Editing
Dilakukan pengecekan kelengkapan pada data yang telah terkumpul,
editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data
terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap
data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting
bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanaya
dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku
35
(code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode
dari suatu variabel. Data yang telah diedit diubah ke dalam bentuk angka
(code) untuk mempermudahpengolahan data seperti:
Baik (kode 1)
Cukup (kode 2)
Kurang (kode 3)
c. Tabulating
Untuk memperoleh pengelolaan data-data dimasukkan ke dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi sederhana.
1) Jika chi-square hitung lebih besar dari pada chi- square tabel maka
Ho di tolak, Ha diterima berarti ada Hubungan variabel independen
dengan variabel dependen. Dengan nilai p – Value < α = 0.05.
2) Jika Chi-square hitung kecil dari pada chi-square tabel maka Ho
diterima, Ha ditolak, berarti tidak ada Hubungan variabel
independen dengan variabel dependen. Dengan nilai p – Value > α
= 0.05.
3.8 Uji Hipotesa
Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
dengan varibel dependen maka dilakukan uji chi-square. Untuk
pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan perbandingan chi-square
dengan menggunakan uji hitung dan uji tabel sebagai berikut:
Data yang telah di kumpulkan kemudioan di tabulasi dalam
bentuk tabel sesuai dengan variabel yang akan di ukur. Untuk pengambilan
keputusan dapat di lakukan dengan menggunakan sofware SPSS,
perbandingan chi-squared dengan menggunakan uji hitung dan uji tabel
sebagai berikut;
1. Jika chi-square hitung lebih besar dari pada chi-square tabel maka
Ho di tolak, Ha diterima berarti ada hubungan variabel independen
dengan variabel dependen. Dengan nilai ᵖ - value < α = 0,05.
2. Jika chi-square hitung lebih kecil dari pada chi-square tabel maka
Ho diterima, Ha ditolak, berarti tidak ada variabel independen
dengan variabel dependen. Dengan nilai ᵖ-value>α = 0.05.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
37
38
Total 35 100,0
signifikan antara pola diet dengan riwayat hipertensi pada lansia di desa
tenggeles kabupaten kudus. Hasil analisis regresi logistic dari variable pola
diet menunjukkan nilai OR (odds ratio) sebesar 4,909 artinya lansia yang
memiliki diet yang kurang baik memiliki resiko ketidakstabilan tekanan darah
sebesar 4,9 kali dibandingkan lansia yang menjaga dietnya dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan dari Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi
Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan Lintongnihuta
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2022 maka diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Ada hubungan Pengetahuan Lanjut Usia Tentang Pengendalian
Hipertensi Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang HasundutanTahun 2022. Dari hasil
uji chi-square diperoleh uji chi-square hitung (6.629 >chi-square
tabel>df=2 (5,991)) maka ada Hubungan.
b. Ada hubungan Sikap Lanjut Usia Tentang Pengendalian Hipertensi
Dengan Diet Rendah Garam Di Desa Habeahan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang HasundutanTahun 2022. Dari hasil
uji chi-square diperoleh uji chi-square hitung (4.010>chi-square tabel>df
=1(3,841)) maka ada Hubungan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
a. Diharapkan bagi responden agar lebih aktif dalam mempelajari dan
dapat memanfaatkan kearifan lokal yang ada di sekitar dalam
pengendalian Hipertensi dan responden dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Diharapkan bagi pemerintah setempat dan juga petugas kesehatan
supaya melakukan sosialisasi dan promosi/penyuluhan tentang
44
45
Responden :
Di : Tempat
(Desi Siringoringo)
SURAT PERNYATAAN RESPONDEN
Berdasarkan permintaan dan permohonan serta penjelasan peneliti
yang sudah dijelaskan kepada saya, maka saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama Reponden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Peneliti Responden
(Desi Siringoringo) ( )
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA
TENTANG PENGENDALIAN HIPERTENSI DENGAN
DIET RENDAH GARAMDI DESA HABEAHAN
KECAMATAN LINTONGNIHUTA
KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN
TAHUN 2022
JAWABAN KUESIONER
A. PENGETAHUAN
1. A. Setiap sakit kepala merupakan tanda dan gejala hipertensi
2. B. Durian
3. B. Karena ada penyempitan pembuluh darah
4. B. Makanan yang asin-asin
5. C. Kebiasaan berolahraga
6. B. Sulit tidur
7. B. 120/80 mmHg
8. B. Tekanan darah yang tinggi
9. A. Jantung berdebar - debar
10. A. Minum kopi
11. A.140/100 mmHg-200/140 mmHg
12. A. Senam lansia
13. A. Resiko tinggi
14. A. Buah - buahan dan sayur-sayuran
15. A. Ya, bisa mengurangi penyebab hipertensi
16. A. Berolahraga yang teratur
17. A. Kurangi garam dan lemak
18. A. Faktor usia
19. A. Serangan jantung
20. A. Merokok, obesitas, riwayat keluarga
C.SIKAP
A. Pernyataan Positif
1. Setuju
2. Setuju
3. Setuju
4. Setuju
5. Setuju
6. Setuju
7. Setuju
8. Setuju
9. Setuju
10. Setuju
B. Pernyataan Negatif
11. Tidak setuju
12. Tidak setuju
13. Tidak setuju
14. Tidak setuju
15. Tidak setuju
16. Tidak setuju
17. Tidak setuju
18. Tidak setuju
19. Tidak setuju
20. Tidak setuju
MASTER DATA
Cukup = kode 2
Kurang = kode 3
No. Sikap p. kategor
Resp S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 total i
R1 0 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 26 2
R2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 2
R3 2 3 1 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 2
R4 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 28 2
R5 3 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 27 2
R6 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 27 2
R7 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 2
R8 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 28 2
R9 3 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 27 2
R10 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 27 2
R11 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 28 2
R12 3 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 2
R13 3 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 28 2
R14 3 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 27 2
R15 3 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 2
R16 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 26 2
R17 3 1 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 32 1
R18 3 1 1 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 3 1 32 1
R19 3 3 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 35 1
R20 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 31 1
R21 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 1 34 1
R22 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 3 3 3 1 35 1
R23 1 1 1 2 1 2 1 3 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 1 31 1
R24 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 3 1 2 2 2 3 1 37 1
R25 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 1 2 2 34 1
R26 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 38 1
R27 2 1 2 1 2 2 3 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 32 1
R28 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 29 2
R29 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 28 2
R30 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 2
R31 3 3 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 2
R32 2 2 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 29 2
R33 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 27 2
R34 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 28 2
R35 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 1 29 2
Keterangan : positif =1 (Nilai 31-60)
1
1 2 1
2
1 2 1
3
3 2 2
4
3 2 2
5
3 2 1
6
1 2 1
7
3 2 1
8
3 2 1
9
1 2 2
10
3 2 2
11
2 2 2
12
2 2 2
13
2 2 2
14
1 2 2
15
2 2 2
16
2 2 2
17
2 1 2
18
3 1 2
19
2 1 2
20
2 1 2
21
2 1 2
22
1 1 2
23
2 1 2
24
2 1 2
25
1 1 2
26
2 1 2
27
2 1 2
28
2 2 2
29
2 2 2
30
2 2 2
31
2 2 2
32
2 2 2
33
2 2 1
34
2 2 2
35
1 2 2
HASIL PENGOLAHAN SPSS
I. Analisa UnivariaT
Frequencies tabel
Statistics
Pengendalia
Pengetahuan Sikap nHipertensi
Responden Responden Responden
N Valid 35 35 35
Missing 0 0 0
Frequency Table
Pengetahuan Responden
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Baik 8 22.9 22.9 22.9
Cukup 20 57.1 57.1 80.0
Kurang 7 20.0 20.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sikap Responden
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Positif 11 31.4 31.4 31.4
Negatif 24 68.6 68.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
PengendalianHipertensi Responden
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Ya 7 20.0 20.0 20.0
Tidak 28 80.0 80.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
II. Analisa Bivariat
Crosstabs
Crosstab
PengendalianHiperten
si Responden
Ya Tidak Total
Pengetahuan Baik Count 3 5 8
Responden % within 37.5% 62.5% 100.0
Pengetahuan %
Responden
% within 42.9% 17.9% 22.9%
PengendalianHipe
rtensi Responden
% of Total 8.6% 14.3% 22.9%
Cuku Count 1 19 20
p % within 5.0% 95.0% 100.0
Pengetahuan %
Responden
% within 14.3% 67.9% 57.1%
PengendalianHipe
rtensi Responden
% of Total 2.9% 54.3% 57.1%
Kuran Count 3 4 7
g % within 42.9% 57.1% 100.0
Pengetahuan %
Responden
% within 42.9% 14.3% 20.0%
PengendalianHipe
rtensi Responden
% of Total 8.6% 11.4% 20.0%
Total Count 7 28 35
% within 20.0% 80.0% 100.0
Pengetahuan %
Responden
% within 100.0% 100.0% 100.0
PengendalianHipe %
rtensi Responden
% of Total 20.0% 80.0% 100.0
%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value Df (2-sided)
Pearson Chi-Square 6.629a 2 .036
Likelihood Ratio 6.942 2 .031
Linear-by-Linear .016 1 .899
Association
N of Valid Cases 35
Crosstab
PengendalianHipertensi
Responden
Ya Tidak Total
Sikap Positif Count 0 11 11
Responden % within Sikap .0% 100.0% 100.0%
Responden
% within .0% 39.3% 31.4%
PengendalianHiperte
nsi Responden
% of Total .0% 31.4% 31.4%
Negati Count 7 17 24
f % within Sikap 29.2% 70.8% 100.0%
Responden
% within 100.0% 60.7% 68.6%
PengendalianHiperte
nsi Responden
% of Total 20.0% 48.6% 68.6%
Total Count 7 28 35
% within Sikap 20.0% 80.0% 100.0%
Responden
% within Penge 100.0% 100.0% 100.0%
ndalianHipertensi
Responden
% of Total 20.0% 80.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Exact
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)