Anda di halaman 1dari 3

A.

Kek
1. Apa itu kek

Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan suatu kondisi di mana remaja


putri atau perempuan mengalami kekurangan gizi (energi dan protein) yang terjadi
dalam waktu yang lama atau bahkan bertahun-tahun. Risiko KEK adalah suatu
kondisi di mana remaja putri atau perempuan memiliki kecenderungan untuk
menderita KEK. Seseorang didiagnosis memiliki risiko KEK adalah ketika lingkar
lengan tengah atas <23,5 cm. Remaja putri yang mengalami KEK banyak terjadi
disebabkan oleh asupan energi dan protein yang kurang. Rendahnya asupan energi
dan protein sebagai makronutrien dapat berkontribusi terhadap rendahnya asupan
makronutrien.

Pada remaja badan kurus atau disebut kurang. Energi kronis (KEK) pada
umumnya disebabkan karena makan terlalu sedikit. Penurunan berat badan secara
dratis pada remaja perempuan memiliki hubungan erat dengan faktor emosional
seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang kurang seksi oleh lawan jenis.
Maka-makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein
termasuk makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-
kacangan atau susu perlu dikonsumsi oleh para remaja tersebut sekurang-
kurangnya sehari sekali (Yesi kurniati, 2020).

Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi kurang diantaranya kurangnya


pengetahuan orang tua mengenai bahan makanan yang banyak mengandung gizi,
kebiasaan atau pantangan makanan yang masih terjadi dipedesaan, keterbatasan
penghasilan keluarga, penyakit, dan pola konsumsi makanan. Selain itu status gizi
remaja putri dipengaruhi oleh faktor keturunan, gaya hidup (life style) dan faktor
lingkungan. Kebiasaan makan dan gaya hidup seperti citra tubuh (body image)
dan aktivitas fisik akan mempengaruhi jumlah asupan konsumsi makanan dan zat
gizi.Asupan energi kurang dari kebutuhan dalam jangka waktu tertentu akan
menyebabkan terjadi penurunan status gizi. Gizi kurang yang dialami pada saat
remaja sebelum kehamilan sangat berisiko bagi pertumbuhan dan perkembangan
janin yang akan dilahirkan seperti terjadinya prematuritas dan kejadian berat
badan lahir rendah (BBLR).

2. Penanganan

Kebutuhan dapat mencegah risiko kejadian KEK pada remaja putri


khususnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan di dalam Pasal 141 ayat 2 yang menyebutkan bahwa peningkatan mutu
gizi dapat dilakukan melalui empat pilar yaitu:

a. Perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi seimbang


b. Perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan
c. Peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi; dan
d. Peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi

B. Pentingnya tablet FE pada remaja

Berdasarkan pendapat dari peneliti bahwa kebutuhan gizi remaja diperlukan,


dikarenakan remaja masih dalam proses pertumbuhan, dan remaja wanita mengalami
menstruasi ditiap bulannya, hal ini yang menjadi salah satu faktor terbesar remaja
anemia. Apabila remaja kekurangan zat besi atau anemia dapat menggangu proses
pertumbuhan dan konsentrasi belajar, remaja harus lebih peduli pada kesehatan diri
sendiri, untuk mengikuti pendidikan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dan anjuran untuk minum tablet fe (60 mg besi elemental) 1 tablet setiap minggu
sebagai upaya pencegahan anemia sesuai dengan ketetapan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 tahun 2014, karena remaja putri mengalami
menstruasi disetiap bulannya, yang menjadi sebab terbesar anemia pada remaja putri.
dalam hal ini petugas kesehatan dapat berperan untuk mengurangi kejadian anemia
remaja dengan memberikan penyuluhan berupa asupan nutrisi yang tepat bagi remaja
sehingga remaja tidak mengalami anemia, peningkatan pengetahuan remaja terhadap
makanan yang mengandung zat besi tinggi terutama jus tomat dikonsumsi dapat
meningkatkan Hb.

Penelitian yang dilakukan oleh Amanda (2020) menyatakan bahwa peer group
(teman sebaya) berpengaruh positif terhadap perilaku konsumsi tablet Fe pada remaja
putri. Penelitian yang dilakukan oleh Aisah (2010) juga mengatakan bahwa kelompok
teman sebaya mempengaruhi perubahan perilaku pada pencegahan anemia dengan
mengkonsumsi tablet Fe secara rutin sesuai anjuran. Peer group merupakan landasan
yang penting dalam kelompok pertemanan, mereka dapat saling memberikan
informasi tentang pentingnya konsumsi tablet Fe saat remaja sehingga dapat
membentuk perilaku sehat. Saling mengingatkan satu sama lain serta dapat
mendapatkan dukungan emosional dan sosial untuk lebih independen dalam
mengambil peran dan tanggung jawab terhadap perilaku sehat yang diadopsi.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin Dwi Arista,dkk, 2017 “Hubungan Pengetahuan,Sikap,Tingkat


Konsumsi Energi, Protein, dan Indeks Massa Tubuh/Umur dengan Kekurangan
Energi Kronik pada Remaja Putri (Studi diSekolah Menengah Kejuruan Islamic
Centre Baiturrahman Semarang pada Puasa Ramadhan Tahun 2017)”, JURNAL
KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 5, Nomor 4

Farichah Fa’ilal Chusna, dkk. 2021. “Hubungan Persepsi Hambatan dan


Kemampuan Diri dengan Intensitas Konsumsi Tablet Fe Pada remaja Putri”. J u r
nalKebidananVol.10No.2

Imelda Telisa, 2020. “ASUPAN ZAT GIZI MAKRO, ASUPAN ZAT BESI,
KADAR HAEMOGLOBIN DAN RISIKO KURANG ENERGI KRONIS PADA
REMAJA PUTRI (Intake of macro nutrition, iron intake, haemoglobin levels and
chronic energy deficiency risk in female adolescents)”. Jurnal AcTion: Aceh
Nutrition Journal

Jenny Anna Siauta, dkk. 2020. “Pengaruh Pemberian Tablet Fe Dan Jus
Tomat Untuk Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Remaja SMK N 1 Mesuji Oki
Sumatra Selatan”. Journal for Quality in Women's Health Vol. 3 No. 2

Yessy Kurniati, dkk, 2020. “ Perilaku dan Pendidikan Gizi pada Remaja
Obesitas”. Guepedia

Anda mungkin juga menyukai